Menjadi wanita karier dan seorang istri di saat yang bersamaan tidak pernah mudah. Jessica sadar statusnya sudah tidak lagi sendiri, ada sosok lain yang harus dia pikirkan selain dirinya sendiri. Namun terlepas dari itu semua Jessica mencoba untuk tetap bersikap rasional tentang apa yang mesti dan harus dia lakukan. Ada beberapa hal pribadi yang seharusnya disimpan sendiri, sebagai contoh dalam hal pekerjaan. Memiliki Jhonny sebagai pasangan bukan hal yang buruk, terlebih pemikiran lelaki itu tidak kolot mengenai pernikahan dengan pihak wanita yang hanya harus berdiam diri di rumah menjadi ibu rumah tangga.
Mencampuradukkan masalah pekerjaan dengan urusan pribadi bukan hal baik, karena itu Jessica memilih bersikap abai mengenai ranah pekerjaan sang suami, termasuk urusan sang polisi dengan artis tidak tahu diri.
"Bisa nggak...." seorang wanita yang berdiri tepat tak jauh dari meja kebesaran seorang General manager menggerutu tak habis pikir akan tingkah atasann
Maaf banget yang udah nunggu, dan maaf saya menghilang beberapa waktu ke belakang. Ada sedikit masalah, lalu kesibukan saya yang cukup padat, juga di susul kesehatan yang drop. Maka dari itu saya memilih beristirahat sejenak dari rutinitas, termasuk mengupdate cerita ini. Sekali lagi minta maaf yang sebesar-besarnya T_T. Semoga part ini bisa menebus minggu-minggu yang kemarin.
Helaan napas lelah yang entah untuk ke berapa kalinya terdengar beriringan dari tiga orang yang duduk berderet di satu kursi panjang. Waktu jam makan siang yang biasanya terasa menyenangkan entah kenapa tiba-tiba bisa terasa menyebalkan. Piring makanan di hadapan yang biasanya bisa membangkitkan selera sudah terabaikan. Namun lain lagi dengan seorang pria yang asik menyantap lahap makanan di piringnya tanpa menghiraukan kefrustrasian tiga kawan karibnya. "Nggak mau di makan, nih?" Ajun yang selesai dengan piringnya buka suara untuk bertanya. Bukan tidak tahu apa yang membuat ketiganya bertingkah demikian, bahkan Fajar sekalipun yang tidak akan tahan menolak makanan sanggup mengabaikan piringnya, baru setelah Ajun menyelesaikan makannya dan menegur ketiga orang itu, Fajar seolah mendapat kembali kewarasan dan nafsu makannya. Lain lagi dengan Sandy dan Tio yang masih setia dengan bertingkah menjadi orang paling menyedihkan di dunia. Melirik ke belakang punggung
Wanita selalu identik dengan kata lemah, tidak mengherankan banyak sekali kasus penganiayaan dan bahkan pelecehan yang terjadi pada perempuan. Nyatanya dari sudut pandang lain, pelaku yang memang bersalah tidak sepenuhnya bertanggung jawab, sebagiannya lagi hanya tergantung pada korban yang kebetulan saja didominasi mayoritas wanita karena mungkin mereka hanya bisa berpangku tangan menerima begitu saja kodratnya sebagai makhluk lemah yang penuh kasih sayang. Kenyataan bila tidak ada sedikit pun usaha dari mereka -para korban- dengan sekedar melindungi diri sebagai bentuk pertahanan atau perlawanan membuat Jessica -sebagai salah satu perempuan- kerap kali merasa geram. Bukan sekali dua kali dia melihat bagaimana kaumnya direndahkan oleh lelaki hanya karena tidak memiliki keberanian untuk melawan. Jessica sadar dia bukan hakim yang bisa menentukan sesuatu yang benar dan salah, terlebih dari sudut pandang orang asing mengenai permasalahan di antara lelaki dan perempuan yang tidak ada kai
Entah kenapa suasana di satuan tim Aligator saat ini terasa begitu kelam, tidak ada yang berani buka suara mengenai hal tersebut terlebih sekedar bersenda gurau seperti halnya yang biasa mereka lakukan. Dalam sekali lihat pun tak sulit untuk menyimpulkan bila sumber dari suasana yang terasa tidak nyaman itu berasal dari sang kepala tim, entah apa yang menyebabkan suasana hati sang atasan mendadak buruk di hari yang cerah ini. Mereka sadar ini bermula dari kesalahan mereka sendiri sehingga semuanya menjadi kacau."Wah, hari yang indah." seru Tio dengan mata memandangi langit pagi di atas motor yang telah dia parkirkan dengan segelas kopi instan di tangan. "Pas banget buat pergi kencan sama Vina, Evely, juga Laras.""Berhubung suasana hati gue lagi bagus secerah pagi ini, jadi no-comment." balas Ajun yang juga tengah menikmati pagi dengan segelas kopi.Tio tersenyum tipis. Mendengar reaksi sang rekan yang bahkan tidak mengatainya gila akan ide berkencan dengan tiga wanita saja sudah cuk
Air yang tenang sering kali disalah artikan membawa kedamaian, terkadang tanpa diketahui orang mungkin tersimpan bahaya yang mengintai dibalik air yang tenang tanpa adanya gelombang. Jhonny pikir rumah tangganya seperti air danau yang tenang, begitu damai hingga dia lengah dengan terus meyakini bila semuanya akan baik-baik saja.Sesuatu yang aman belum tentu akan terus membuat nyaman. Sedari awal sinyal itu tidak pernah ada, atau sebenarnya tidak pernah dia hiraukan keberadaannya. Dia yang hanya sibuk menutup mata, menolak melihat getaran dari ketenangan yang coba sekuat tenaga dia pertahankan. Terlalu takut, Jhonny takut bila getaran itu akan jadi gelombang yang tidak terkendali saat dia mencoba memperbaiki. Terakhir kali rumah tangganya hampir hancur hanya karena gelombang kecil yang berubah menjadi besar karena krisis kepercayaan.Jessica itu wanita mandiri, bukan sifat yang buruk untuk seorang wanita bersuami. Hanya saja kemandirian sang istri membuatnya tidak mau bergantung pada
Di suatu malam di musim hujan tepatnya dua tahun yang lalu, terdapat kasus pencurian besar yang membuat sebuah perusahaan dibuat kelimpungan. Perusahaan yang mengembangkan teknologi uang digital itu diserang perangkat pemeras tidak dikenal sehingga algoritma yang mereka buat terancam dihancurkan. Sebelum tengah malam uang sebesar setengah miliar harus diserahkan atau jika tidak, uang tebusan akan terus bertambah secara tidak masuk akal. Merasa tidak punya pilihan terlebih batas waktu penghancuran sistem perusahaan tidak lebih sampai fajar besok pagi, pihak perusahaan dengan terpaksa menyerahkan sejumlah uang yang diminta. Meskipun mengalami kerugian, setidaknya masih banyak yang harus mereka pertimbangkan mengenai bagaimana nasib para karyawan atau tanggapan para investor mengenai peretasan sehingga membuat mereka menarik investasi yang telah ditanam. Setidaknya pihak perusahaan masih bisa menutupi hal tersebut untuk sementara waktu hingga investigasi diam-diam yang dilakukan membuah
Sebagai salah seorang yang hidup di era modern dan juga berpendidikan, Alice yang selalu logis mulai mempertanyakan akal sehatnya saat melihat seseorang yang empat belas tahun lalu sudah dikabarkan meninggal kini tengah berdiri di depan mata. Ia bahkan sangat yakin masih sering mengunjungi makam Jessica dan tidak menemukan tanda-tanda bila temannya itu bangkit dari kubur. "Sampai kapan?" tanya Jessica dengan nada tinggi. Sadar bila dia sudah terlaku emosi, gadis itu mencoba menarik napas pelan guna memperpanjang kesabaran. "Mau sampai kapan elo lihat gue kayak lihat setan?" Jessica sadar keberadaannya yang muncul secara mendadak pasti sangat mengejutkan, namun ini sudah berlangsung selama hampir setengah jam semenjak gadis itu mulai bertingkah seperti melihat hantu jadi-jadian. Sudah terhitung lima kali gadis itu melirik ke bawah meja untuk memastikan kakinya masih menapak di tanah atau melayang. "Ini bukan mimpi, kan?" "Bukan." Sementara Jessica yang akhirnya bisa tenang menikmat
Saat remaja adalah saat di mana setiap orang sibuk mencari jati diri, saat di mana mereka sibuk bekerja keras untuk berusaha mewujudkan mimpi. Impian, sesuatu seperti itu yang membuat hidup jadi lebih berarti. Dalam setiap perjalanan kehidupan, setiap orang selalu memiliki lebih dari satu mimpi yang seiring waktu berlalu mimpi tersebut kerap kali menjadi samar dan tidak pasti."Kok makin dewasa gue makin bingung ya sama impian gue sendiri?" gumam Alan sendiri saat mereka tengah bersantai di taman belakang sekolah. "Jhonny elo mau jadi apa?" lanjut Alan bertanya."Nggak tahu."Tidak seperti orang lain yang mempunyai mimpi, Jhonny remaja tidak memiliki waktu untuk bermimpi di saat ada adik dan ibunya yang harus dia utamakan. Impian terkesan terlalu mahal untuk dirinya yang bahkan harus bertahan di tengah gempuran realita yang menyakitkan."Jangan terlalu serius, kita masih SMA jadi dinikmati saja prosesnya." sela Fariz buka suara. "Masa muda terlalu berharga untuk disia-siakan. Berteman
Pintu ruangan yang sebelumnya tertutup diketuk dari luar. Setelah mendapat persetujuan dari sang pemilik ruangan, sosok yang berdiri di balik pintu segera menunjukkan diri dengan informasi yang hendak di sampaikan. "Pak, ruang meeting sudah siap." ujar Ajun menyampaikan informasi. Mendengar hal tersebut Jhonny yang sebelumnya sibuk berjibaku dengan berkas kasus yang hendak dia presentasikan mengangguk paham sebagai jawaban. Namun pria itu tidak segera meninggalkan ruangan dan bergegas menuju ruang meeting seperti yang Ajun informasikan, Jhonny termenung sejenak memandangi foto pernikahannya yang terpajang di atas meja. Di sana mereka terlihat bahagia, baik Jessica maupun dirinya saat pertama kali mengikat janji suci pernikahan untuk setia sehidup semati bersama. Malam itu, setelah resepsi pesta pernikahan mereka selesai dilaksanakan, Jhonny sengaja meminta untuk menyetir sendiri dan menikmati waktu berkendara berdua menuju hotel tempat mereka beristirahat. Saat itu Jessica benar-ben