Share

Tak Diharapkan

Keadaan Araz sudah lebih baik.

Panasnya sudah turun dan anak itu juga mau makan, akan tetapi tetap saja sebagai ibu Tiara sangat khawatir dan belum mengijinkan anaknya untuk pergi ke sekolah, jadilah dia meminta tolong mbak Sri menjaga dua anak sekaligus dan berjanji akan pulang sekolah secepat yang dia bisa.

Andai saja hari ini tidak ada rapat untuk akreditasi yang akan diselenggarakan bulan depan tentu Tiara akan memilih mengambil cuti.

“Bu Tiara belum sarapan? Ayo makan bareng.”

Tiara menoleh dan melihat bu Lilis yang entah sejak kapan sudah duduk di sofa di tengan ruangan, hari memang masih pagi, dan bel masuk keas masih akan berbunyi sepuluh menit lagi.

“Eh saya sudah sarapan, Bu, terima kasih,” kata Tiara dengan senyum di bibirnya.

“Oh saya kira ibu belum sarapan, ibu selalu terlihat lesu kalau belum sarapan.”

Tiara hanya tersenyum sekilas, mana bisa dia menelan makanan saat anaknya sedang sakit, apalagi pesan suaminya yang begitu menusuk hati.

Farhan memang sering abai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nurli Eriza
makan tuh perikemanusiaan mu alena.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status