Share

Mad Bad Woman

Musik berdentum keras di sebuah klub malam yang terkenal dan mewah. Sebuah perayaan ulang tahun sedang digelar di sana dan semuanya ikut berpesta dengan meriah suka cita. 

Sebenarnya Deva enggan untuk ikut tapi kedua sahabatnya Desta dan Willy memaksanya untuk ikut. Deva yang tidak suka dengan klub serta miras hanya duduk di sudut sambil menunggu Desta dan Willy yang sangat menikmati pesta.

“Hai, aku Keke, kamu gak ikut turun?” sapa seorang cewek cantik dan berpakaian terbuka yang menonjolkan bahu serta pahanya yang mulus. Deva mendengus melihat penampilan perempuan yang memakai baju kekurangan bahan.

“Aku gak tertarik," jawabnya pendek sambil menenggak cola yang dipegangnya. Desta yang melihatnya dari lantai dansa memberinya kode untuk ikut turun tapi Deva hanya menggeleng.

“Kalau begitu aku temani kamu di sini aja deeh… tampaknya kamu udah lupa yaa sama aku. Kita pernah sekampus lhoo dulu.”

Deva hanya ber “ooh” saja mendengar celoteh gadis itu. Kepalanya benar-benar pusing mendengar dentuman musik yang begitu keras. Desta dan Willy hanya tertawa melihat Deva.

“Aku tuh dari dulu suka sama kamu Deva tapi sayang kamu gak perhatian sama cewek”

Deva melihat sekilas ke arah Keke yang baru saja mengatakan suka padanya. Deva tersenyum sinis, dia semakin enggan meladeni gadis yang semakin terlihat agresif. Keke meletakkan tangannya di paha Deva, dengan gerakan halus Deva menolaknya.

“Aku tuangkan lagi yaa minumannya.” tawar Keke dengan senyumnya yang menggoda. Tanpa Deva sadari Keke memasukkan sebutir obat yang larut cepat di dalam minuman cola milik Deva.

“Apa kau tidak mau bersulang untukku yang sedang berulang tahun?”  tanya Keke dengan menyodorkan gelas minuman yang telah dicampurnya dengan sesuatu. Deva merasa tidak enak untuk menolaknya karena akhirnya dia tahu jika gadis ini lah yang sedang menyewa klub malam mewah ini untuk pestanya.

Deva menaikkan gelas colanya dan Keke mengambil gelas kecil yang berisi minuman keras import sambil tersenyum sangat manis. Laki-laki muda itu nyaris menghabiskan isi gelasnya.  Keke masih mengajaknya mengobrol dan semakin agresif mendekati Deva. Tangan gadis itu berani menyentuh tubuhnya hal yang tidak berani dilakukan perempuan manapun juga. 

Deva menepisnya tidak suka tetapi Keke yang sangat menyukai Deva sejak dulu semakin berani menempel padanya. Hanya butuh sekian menit Deva sudah mulai merasa oleng, Keke memberi kode pada kedua teman wanitanya agar membuat sibuk Desta dan Willy agar membawa kedua teman Deva itu menjauh dari Deva.

“Apa yang kau masukkan dalam minumanku tadi?” Deva memegang kepalanya yang terasa berat. Keke kemudian memberi kode lagi kedua bodyguardnya untuk memapah Deva pergi dan mengantar mereka ke hotel tempat Keke menginap malam itu.

Deva setengah sadar berada di atas tempat tidur Keke, gadis itu sudah berganti pakaian dengan baju lingerie yang seksi dan menggoda. Keke membuka kancing baju Deva dan mencumbu laki-laki itu. Kesadaran Deva masih tersisa untuk mendorong Keke menjauh.

“Jangan berbuat hal yang bodoh!” hardik Deva sambil berusaha mengancing kembali bajunya. Dia tidak peduli jika Keke semakin menggodanya .

“Deva, aku sudah lama menantikan momen ini bersamamu, aku cinta mati sama kamu Deva.” Keke mencoba mencium Deva tetapi lagi-lagi pemuda itu menolaknya dengan lebih kasar.

“Aku tidak sudi tidur dengan gadis murahan seperti kamu!”

“Jangan bilang kalau kamu itu gay!” hardik Keke tak kalah keras. Gadis anak konglomerat itu tak terima penolakan yang dilakukan Deva. Sudah lama dia merencanakan jebakan ini agar bisa membawa Deva sang dewa kampus ke tempat tidurnya. Memecahkan mitos jika dia tak tersentuh oleh wanita.

“Aku sudah punya tunangan dan kami tinggal bersama. Aku bukan penyuka sesama jenis, tunanganku pun lebih terhormat dari gadis sepertimu.”

“Terhormat? Gadis terhormat mana yang tinggal serumah dengan tunangannya hah? Toh jika kalian serumah kalian akan bercinta juga seperti kita sekarang.”

“Sebentar lagi kami akan menikah jadi kami sedang mempersiapkan pernikahan kami. Jangan ke ge er an kamu mengatakan kita saat ini bercinta karena aku tidak menyentuhmu sama sekali!”

“Iya, kita memang belum sempat bercinta tapi foto-foto kita ingin yang mengatakan sebaliknya.”

Keke menunjukkan fotonya bersama Deva yang sedang bertelanjang dada dan ada Keke di atasnya.

“Foto murahan itu tidak akan menunjukkan apa pun, percuma kamu cantik dan kaya raya jika kelakuanmu tak lebih dari sampah," desis Deva dengan geram.

Plaak! Satu tamparan mendarat di pipi Deva, Keke terlihat sangat marah dengan penghinaan Deva barusan. Baru kali ini ada laki-laki yang menolaknya terang-terangan selama ini laki-laki lah yang memohon di kaki Keke agar gadis itu mau berkencan dengannya. Ayah Keke yang seorang pengusaha kaya raya membuat Keke dengan mudah mendapatkan segalanya yang dia mau.

“Aku tidak akan membiarkan kamu dimiliki perempuan lain Deva, aku gak terima dan aku gak akan berhenti sebelum kamu jadi milikku!” ancam Keke sambil berteriak.

“Perempuan gila!” hardik Deva lagi sambil berusaha meninggalkan kamar hotel Keke. Satu hal yang disesalinya barusan adalah pernyataannya yang mengatakan jika dirinya sudah bertunangan dan akan segera menikah.

‘Lalu dengan siapa aku akan bertunangan dan menikah untuk membuktikan pada perempuan gila itu?’

Deva memesan taksi online, ponselnya sudah berkali-kali menerima panggilan tak terjawab dari Desta dan Willy. Rasanya gemas sekali Deva pada kedua sahabatnya yang karena ajakan mereka Deva nyaris celaka oleh perempuan gila itu.

‘Apa aku akan menikahi babu kumal Terryn itu? Aaahh … kenapa jadi begini sih?’ rutuk Deva dengan kesal. 

Deva duduk diam di depan ibunya setelah ibunya puas memarahi putra bungsunya itu. Ibu Imelda gemas dengan kebodohan yang dilakukan anaknya  yang nyaris masuk ke jebakan perempuan nakal.

“Sekarang kamu ngaku-ngaku punya tunangan dan akan menikah secepatnya, pacar aja kamu gak punya. Deva … Deva ….” Ibu Imelda geleng-geleng kepala. Deva memang sering dikejar perempuan yang menyukai putranya dan Keke benar-benar nyaris menghancurkan putra kesayangannya.

“Pak Juan, maaf mengganggu malam-malam begini, tolong kumpulkan semua informasi tentang gadis yang bernama Keke. Dia menyewa  The Hitz malam ini untuk perayaan ulang tahunnya. Jangan ada detil yang terlewat. Iya, secepatnya. Oohh bukan pak Juan, gadis ini ingin berbuat sesuatu pada Deva dan saya hanya ingin tahu latar belakang keluarganya. Iya pak Juan, terima kasih.” Ibu Imelda mematikan telponnya. Dia menelpon tangan kanannya untuk memastikan siapa sebenarnya gadis yang sudah berani berbuat hal yang tidak baik kepada putranya.

“Kamu mau diantar sopir atau nginap di sini?” tanya ibunya yang melirik jam, sudah menjelang dini hari rupanya.

“Aku mau nginap aja Bu, kepalaku masih berat,” jawab Deva dengan lesu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status