Share

16. Rusak Sudah

Tiada nafsu bagi Laisa untuk menyentuh makanan. Ia enggan beranjak dari pembaringan. Mengabaikan ketukan demi ketukan pintu yang tak ada hentinya. Sampai belasan panggilan tidak terjawab dari Gazza.

Sekalipun sesekali suara Kim Sarang muncul diikuti teriakan Nada. Laisa tidak tergugah. Dunia Laisa terasa runtuh tiap kali mengingat kejadian semalam.

Ya. Aktifitas yang ia lakukan sepanjang hari hanyalah berendam. Menggosok tanda kemerahan yang Avram tinggalkan di sebujur tubuhnya kemudian kembali terisak. Dia semakin merasa kotor dan tidak berharga.

Rasa jijik Laisa terhadap dirinya jauh lebih besar dibanding kedinginan. Ia tidak peduli meski ujung-ujung jarinya keriput memucat. Bahkan ia cenderung ikhlas jika Tuhan merenggut nyawanya detik itu juga.

Lambat laun, Laisa mulai rindu pada kehidupan lamanya. Mengurus toko dan pelanggan. Mungkin sesekali ia akan mendapat kritik pedas dari Tuan Lesmana. Tapi sungguh itu bukan masalah, ia lebih rela menghabiskan sisa hidupnya dikerjar rent
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status