Share

Nayya Jauh Lebih Bagus

Tangannya membentang di depan kipas angin, dia sedang menikmati sekaligus menunggu angin menerpa tubuhnya guna menghilangkan keringat dan rasa kegerahan yang dia rasakan kini. 

"Masa Nayyara Chalista Jahriz udah jadi bini orang sih dari hari ini? Cepat banget ya kehidupan, rasanya baru kemarin gue kelayapan sama Arthan, tapi itu seru loh," gumamnya sendirian menyebutkan nama lengkapnya sendirian, karena memang hanya ada dia di kamar yang dihias dengan begitu indahnya ini karena dikatakan sebagai kamar pengantin. 

"Semantara Ya'qub ini kayaknya kebanyakan aturan, ya kali gue terkekang sampai mati? Gak banget! Eh tapi bagus juga kayaknya peraturan-peraturan agama kalau semakin didalami? Hemm."

Tetiba saja memori otaknya memutar segala momen kebersamaannya dengan sang mantan kekasih, yakni Arthan. Pria yang dia cintai dengan segala perlakuan manisnya kepada Nayyara, sekaligus juga pria yang menyakitinya karena mengorbankan nya sebagai bayaran ganti rugi, seolah-olah harga diri Nayyara semurah itu. 

Untung saja Ya'qub orang yang menerima Nayyara, bukan pria hidung belang yang teramat nafsuan di luaran sana. Karena teringat momen indah sekaligus teganya Arthan kepada dirinya, tanpa Nayyara sangka ternyata air mata membendung di pelupuk kedua matanya. 

Semenit setelah itu Nayyara mengabaikan rasa gerah yang tadi dia rasakan, gadis itu menaikkan kedua kakinya ke atas sofa dan memeluknya di sana. Lalu, Nayyara menumpahkan tangisnya di sana. 

Sakit hati? Tentu! Patah? Pastilah! 

Rasa tidak menyangka, menggolongkan ini begitu tiba-tiba, setega itu ternyata Arthan kepada dirinya. Apa hanya Nayyara yang mencintai Arthan? Sehingga rasanya sungguh sakit ketika Arthan membuangnya. Sebaliknya Arthan sepertinya baik-baik saja dan sangat mudah melepaskannya kepada pria asal karena tidak mau mengganti rugi kesalahannya dengan uang. Rupanya uang lebih berarti bagi Arthan ketimbang Nayyara. 

"Assalamu'alaikum."

Suara salam terdengar di ruangan itu, bersamaan dengan itu terdengar pula suara pintu yang dibuka dan langkah orang yang memasuki kamar, lalu pintu ditutup kembali. 

"Salam itu wajib dijawab," ujar Ya'qub pria berpeci putih Malaysia itu mendekat ke arah Nayyara. 

"Waalaikum salam."

"Waalaikumussalam." Ya'qub membetulkan. 

"Gue tidur di sofa, lo aja di ranjang, minggir lo!" usir Ya'qub menepuk-nepuk pundak Nayyara. 

"Nanti dulu."

"Ah elah lama," kesal Ya'qub. 

"Yaudah gue aja yang tidur di sini," jutek Nayyara tidak mood. 

"Yaudah kalau itu mau lo." Ya'qub pun akhirnya menjauh dari Nayyara dan bersiap duduk di ranjang yang dihias bunga-bunga itu. Mungkin niat para penghias tentunya agar pasangan pengantin merasa hati mereka semakin berbunga-bunga melihat bunga ini, nyatanya bagi Ya'qub dan Nayyara itu tidak berlaku, bukannya berbunga-bunga mereka saja tidak saling suka, juga cukup bisa dikatakan saling membenci. 

"Buset, bukannya dibujuk dulu malah langsung diiyain, dingin dan datar banget lo jadi manusia, Ya'qub!" Nayyara berkata sembari menghentakkan kakinya ke lantai beberapa kali, gadis itu sudah menurunkan kakinya dari atas sofa. 

"Kan lo sendiri yang bilang, gimana sih?"

"Bodo ah!" 

Ekspresi Nayyara seakan-akan ngambek, membuat Ya'qub keheranan apa juga yang harus di ambekin? Bukankah dia sendiri yang bilang mau tidur di sofa? Aneh! 

Tetapi, ternyata ada fokus lain yang membuat Ya'qub harus membuka mulut lagi guna menanyakannya dan mengetahui sesuatu, "Lo nangis, Nay?" tanyanya. 

Nayyara terlebih dahulu terpaku mendengar panggilan dari Ya'qub, dia pun membeo, "Nay?"

"Gue gak suka manggil lo Yara seperti kebanyakan orang. Nayya, itu jauh lebih bagus."

Omegat gue kok meledak-ledak? heran Nayyara mengenai hatinya yang tidak karuan. 

"Jawab yang tadi."

"Iya, gue nangis."

"Lemah!" 

Reflek Nayyara berdiri dari duduknya dan berjalan menghentak kepada Ya'qub, lalu memukul cukup keras lengan atasnya pria itu. "Istri sendiri loh lo katain begitu!" omelnya. 

Ya'qub membalas tindakan Nayyara dengan tatapan setajam mungkin tepat di manik mata gadis itu yang ternyata berwarna blue sapphire. "Lo sudah merasa menjadi istri?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status