Tanpa pikir panjang, Ethan segera berlari keluar.
Setelah beberapa saat, langkah Ethan terhenti. Ia menyadari bahwa ia tidak tahu di mana bisa menemukan Aelin. Terlebih, saat ia juga sadar bahwa ia sedang mengkhawatirkan orang yang sebelumnya ia benci.
Apa mungkin karena kini Ethan telah tahu, bahwa bukan Aelin yang menjadi penyebab di balik jatuhnya kedua orang tua Ethan di jembatan portal 15 tahun lalu, melainkan Demios?
Kota Trevin – 5 Jam Lalu Kayla dan Rovin berlari terengah-engah, bersembunyi di sebuah gua yang lembap dan gelap. Sementara beberapa orang yang mengejar mereka, memutuskan untuk menyerah dan kembali ke tempat asal setelah mendapat perintah dari pria di ujung telepon, Darren. “Apa lagi yang mereka rencanakan?” keluh Rovin setelah mengambil napas dan duduk di lantai berbatu. “Setidaknya berkat itu, kita akhirnya bisa kabur dari mereka..” Kayla ikut duduk di samping
“Tapi, apa yang akan kita lakukan di sana?” tanya Kayla bersama pandangan keempat orang lainnya yang menunggu jawaban Ethan.“Tentu untuk mencari tahu rencana Demios..” ujar Ethan, “..dengan mengawasi kegiatan mereka seperti yang mereka lakukan pada kita selama ini, misalnya..”Mereka mengangguk mengerti, meskipun masih tersirat keraguan yang tidak bisa Ethan baca.“Kita harus berhati-hati, karena mereka lebih banyak dari kita dan ada di mana-mana. Bisa jadi kita yang tertangkap lebih dulu oleh mereka sebelum kita tahu rencana mereka..” Profesor Elan mengingatkan dengan ekspresi khawatir, membuat semua orang kembali merenung.“Bagaimanapun, sepertinya Demios sudah berhenti mengincar kalung yang masih kita miliki. Jadi, kalian bisa pergi ke Kota Trevin dan bersembunyi dengan bantuan kalung spacetime yang ada padaku..” lanjut Profesor Elan, sambil membuka salah satu ubin lantai kayu dan mengeluarkan kalung spacetime, yang persis dengan kalung yang pernah dipegang
“Kau bercanda ya?!” Aelin masih terkejut dengan apa yang Darren katakan. Bagaimana bisa Aelin tiba-tiba menjadi sekretaris pribadi Darren, seorang Walikota Trevin yang baru saja diangkat? Aelin tidak bisa berhenti bingung. “Aku tidak bercanda,” timpal Darren, tanpa sadar membuat Aelin menoleh ke belakang, tempat Ethan, Kayla dan Rovin berdiri di balik jendela. “Kau sudah berpengalaman menjadi sekretaris Tuan Gustav, jadi tidak masalah untuk bekerja menjadi sekretarisku sekarang ‘kan?” Aelin tidak tahu harus berkata apa tentang situasi yang tiba-tiba ini, terutama di tengah proses untuk mengetahui rencana Demios dan kelompoknya. “Oh ya, apa kau sudah tahu bahwa aku menjadi Walikota Trevin sekarang?” tanya Darren, memastikan. “Ya..” Aelin mengalihkan pandangannya, meninggalkan Ethan, Kayla dan Rovin yang mengernyit heran tentang apa yang sebenarnya Aelin bicarakan dengan Darren. “Aku sudah berbicara dengan Tuan Gustav dan beliau tidak keberatan..” Da
“Mengapa kau bertanya begitu?” Aelin tidak mengerti maksud pertanyaan Ethan.Ethan dengan sedikit gugup, hanya menjawab. “Aku ingin tahu saja..”Aelin memiringkan kepalanya. Ingin tahu saja?“Kami hanya beberapa kali terlibat hubungan bisnis,” jawab Aelin setelah beberapa saat.Hub
Kota Trevin, Januari 2005 – 15 Tahun LaluEthan dan Aelin kecil harus berpisah dunia setelah pertemuan singkat mereka, karena mereka harus melindungi ketiga kalung yang diinginkan Demios untuk menghancurkan dunia. Ethan kecil yang saat itu tidak tahu apapun, merasa semakin kehilangan setelah perasaan nyaman dan aman yang diberikan Aelin kecil ketika ia berkabung. Di perjalanan menuju portal, saat Ethan terpaksa pergi bersama Profesor Elan, Leane dan Layra kecil meninggalkan Aelin dan ayahnya Derin di Kota Trevin, anak buah Demios menemukan mereka berempat. Mereka pun harus berlarian di tenga
“Bagaimana kau tahu tentang bekas luka ini?” Aelin mulai curiga bahwa Darren sudah bekerjasama dengan Demios jauh lebih lama dari yang ia pikir.Mereka saat ini berada di sebuah restoran mewah yang memiliki ruangan privat khusus untuk tamu VIP, terutama karena Darren sudah menjadi Walikota Trevin yang dikenali semua orang.“Sepertinya aku melihat itu beberapa kali saat kita bertemu dengan Tuan Gustav..” Darren mengalihkan pandangan pada makanan yang sedang disajikan di depan mereka. “Restoran ini benar-benar bagus bukan?”
Kota Baylee, Seminggu KemudianPuluhan orang sedang sibuk di sebuah pabrik biskuit, bersama suara-suara teriakan yang memerintahkan semua orang untuk bekerja dengan cepat guna memenuhi tenggat waktu produksi. “Semua harus selesai malam ini!” teriak salah seorang pria bertubuh tinggi dan besar yang menjabat sebagai manajer umum di sana.Saat semua orang bergerak semakin cepat atas perintah atasan mereka, telepon sang atasan berdering dan ia segera keluar d
Kota Baylee, Beberapa Hari Lalu“Apa kalian masih belum menemukan pria itu?” tanya Demios pada beberapa anak buah yang berdiri di depannya dengan wajah ketakutan dan membungkuk bersama kedua tangan yang ditempatkan di depan.“Maafkan kami Tuan..” ujar salah seorang dari mereka, membuat Demios mendengus kesal dan beranjak dari tempatnya duduk untuk menampar mereka satu persatu.“Waktunya tinggal sebentar lagi dan kita harus mendapatkan pri