Share

75

Pemakaman berlangsung dengan tertib, Tikta mencoba menguatkan dirinya untuk tidak jatuh menangis ketika peti mati ayahnya masuk ke liang lahat. Dari ujung matanya dia bisa melihat saudara-saudara ayahnya menangis namun dia tahu ini adalah perkara waktu mereka menginginkan jabatan yang kini sedang dia jabat.

Bagaimanapun, dia belum secara resmi ditetapkan sebagai penerus perusahaan. Akan banyak sekali rapat yang akan dilakukan untuk menggulingkannya dari kursi yang sekarang tengah dia duduki.

Tikta bertemu dengan beberapa petinggi perusahaannya, mereka mengucapkan belasungkawa padanya. Beberapa menyemangatinya, beberapa acuh dan lebih memilih menyapa om atau bibinya.

Dari sana sudah terlihat jelas bagaimana dia akan berakhir.

Tikta menatap foto ayahnya yang terpasang begitu besar di ruang keluarga. Foto keluarga ketika dia masih SMP sedangkan di sudut kanan ada foto keluarga mereka.

Sebulan lalu ketika dia terakhir datang ke rumah ini, ayahnya meminta ibunya menyewa fotografer. Dia ing
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status