Yasmin bertelepon sambil berjalan ke toilet. Dia terdiam ketika dia mendengar suara mahyong."Dengan siapa kamu bermain mahyong?" tanyanya."Kebetulan hotel ada ruangan bermain. Saat aku mengelilinginya, ada yang kekurangan satu anggota. Jadi, aku bermain bersama mereka.""Kamu nggak mengenal mereka. Apa kamu nggak takut kamu akan ditipu lagi seperti sebelumnya?""Nggak. Nggak apa-apa .... Eh, eh! Yasmin, Ibu akan meneleponmu setelah Ibu selesai bermain. Dadah." Tanpa menunggu Yasmin menjawabnya, Klara langsung menutup telepon.Yasmin melihat ponselnya dengan tak berdaya.Ini termasuk hal baik, 'kan?Setidaknya Klara bisa bersenang-senang daripada dia merajuk di Kota Cantem.Itu hanya akan membuat Klara makin khawatir.Seseorang merangkul bahunya dari belakang.Lengannya berat sekali. Sepertinya bukan milik wanita.Martin mendekatkan wajahnya dan bertanya, "Dengan siapa kamu bertelepon?"Ketika Yasmin melihat ternyata itu Martin, dia menyadari kalau ada kamera CCTV di sudut kanan atas.
Yasmin memberi tahu Bibi.Dia juga bersiap-siap memberi Bibi gaji. Bagaimanapun juga, Klara pasti tidak akan kembali lagi.Klara menyuruh Yasmin pindah keluar dari kompleks kecilnya, lalu tinggal di vila. Lagi pula, tempatnya kosong.Yasmin tahu, tapi dia masih mempunyai tiga anak dan mereka bisa membingungkan para tetangga.Jadi, Yasmin tidak bisa tinggal di vila.Dia bahkan merasa apartemen yang dibelikan Andy padanya tidak aman.Terdengar suara deru mobil di luar.Yasmin pun heran. Siapa itu?Tak lama kemudian, Dahlia dan Irene masuk dengan arogan.Yasmin mengernyit dan ekspresinya tampak masam. "Ngapain kalian kemari?""Masukkan barang-barangnya!" perintah Dahlia kepada supirnya yang sedang mengangkat berbagai barang. Kemudian, dia berkata, "Mulai hari ini, tempat ini menjadi milik kami. Ketika kamu punya waktu luang, kami bisa menginap di sini."Yasmin berdiri, lalu menatap mereka dengan sinis. "Ini adalah rumah ibuku.""Bukankah ibumu sudah pergi dari Kota Imperial? Dia sudah ngg
Yasmin bersabar. Setelah dia menenangkan dirinya, dia berkata, "Aku pergi mengambil beberapa pakaian dulu.""Siapa yang menyuruhmu mengambilnya?" Mata Irene berkilat kejam. "Mulai sekarang, semua barang di rumah ini adalah milikku meskipun itu udara! Seret mereka ke luar!"Perinta terakhir ditujukan kepada sopir.Sopir itu maju untuk menyentuh Yasmin."Jangan menyentuhku! Aku bisa berjalan sendiri!" Yasmin menepis tangan sopir itu.Kemudian, dia keluar bersama Bibi.Dia mendengar suara Dahlia yang sengaja dibesarkan, "Kami punya Daniel sebagai pendukung dan menantu kami!"Bibi khawatir. "Apa kamu benar-benar nggak mau lapor polisi? Apa bedanya mereka dengan sebelumnya?""Nggak perlu. Cepat atau lambat mereka akan pergi ..." kata Yasmin sambil menoleh ke vila.Bibi tidak mengerti. Apa mereka benar-benar akan pergi sendiri?Tampaknya mereka sengaja menyulitkan Yasmin.Setelah Yasmin memberi gaji kepada Bibi, dia pulang ke kompleksnya.Dia merasa sangat dilema ketika dia duduk di kereta b
Resepsionis hotel segera pergi mengecek kamar.Andy mendesak resepsionis sambil menenangkan Klara di telepon.Ketika resepsionisnya sampai, dia melihat pintunya terbuka sedikit, tapi rantai pengamannya masih tersambung. Bisa dilihat kalau memang ada yang mencoba membuka pintu.Setelah Klara yang sedang bersembunyi di kamar mandi yakin dia aman, dia baru keluar.Staf melihat sekeliling, kemudian dia meminta maaf pada Klara. Staf itu berkata seharusnya ada tamu yang salah kamar.Alasan itu benar-benar lemah.Andy yang dari tadi tidak menutup telepon berkata kepada Klara, "Berikan ponselmu kepada mereka."Klara menurutinya.Dia membiarkan Andy dan staf hotel berbicara.Entah apa yang dikatakan Andy, tapi wajah staf itu terlihat lebih rendah hati. Mereka terus meminta maaf di telepon dan membungkuk.Klara merasa Andy tampak cukup keren saat ini.Tak lama kemudian, staf itu mengembalikan ponselnya pada Klara. Lalu, dia meminta maaf lagi kepada Klara sebelum pergi.Setelah Klara mengunci pin
"Apa kamu nggak sibuk?" tanya Klara."Belum mulai," jawab Andy.Klara membalikkan kameranya dan mengarahkannya ke kamar. "Apa kamu bisa melihatnya? Kamar ini jauh lebih besar daripada kamarku.""Ya, aku sudah melihatnya.""Aku tinggal sendirian. Aku nggak perlu kamar sebesar ini.""Kamar besar lebih nyaman."Klara memutar kameranya lagi dan kini menangkap mukanya. "Bagaimana aku berterima kasih padamu? Dan yang ingin kukatakan adalah aku nggak tahu berapa lama aku akan tinggal di sini. Aku juga nggak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya ....""Tenang. Kamu boleh tinggal selama yang kamu mau. Kamu juga nggak usah berterima kasih padaku. Aku melakukan ini untuk Yasmin," jawab Andy.Klara tidak mengatakan apa-apa lagi. Setelah mereka membahas tentang pelayanan hotel, mereka pun mengakhiri panggilan.Klara tidak akan seperti gadis yang memakan waktu Andy. Pria itu perlu bekerja.Bukankah perasaan pelan-pelan seperti ini lebih bisa ada perkembangan?Setelah itu, Klara keluar untuk meng
"Ketika Yasmin lahir, mukanya keriput. Bagaimana aku bisa melahirkan anak yang begitu jelek? Ketika dia bertambah dewasa, dia makin cantik. Untung aku nggak membuangnya," kata Klara sambil tertawa. Ketika dia mengenang masa lalu, dia terlihat bahagia.Andy yang berdiri di sebelah juga mendengarnya dengan saksama."Tapi, setelah aku melahirkannya, aku nggak berani membesarkannya. Aku menyerahkannya kepada kakak dan kakak iparku. Dan aku diam-diam memberikan mereka uang." Klara sangat jarang menceritakan masa lalunya kepada orang. "Kemudian, aku menyadari kalau kakakku bukan ayah yang baik. Kakak iparku juga nggak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa memberi mereka lebih banyak uang agar mereka memperlakukan Yasmin dengan lebih baik ....""Kamu punya kesulitanmu sendiri.""Aku sering bertanya pada diri sendiri. Kalau aku memberitahumu tentang Yasmin, apa kehidupanku akan berbeda?" Klara menertawakan dirinya sendiri. "Dia sangat menggemaskan, sayangnya dia nggak punya ayah yang mencintain
Angin berembus dan Klara menuju ke hotel.Tubuh Andy yang tegang perlahan-lahan menjadi rileks.Bulan yang menggantung dan langit yang dipenuhi dengan bintang menunjukkan cuaca besok akan cerah.Akan tetapi, suasana hati Andy tidak akan secerah besok.Dia merasa gelisah, berat dan kesal ....Dia tidak bisa memberi tahu Klara kalau setelah mereka berpisah, dia tidak bisa keluar untuk waktu yang sangat lama. Dia harus memaksa diri untuk ke luar.Andy merasa tersiksa karena dia harus menikahi kembali mantan istrinya yang sudah dia tidak suka. Dia hanya bisa merasa agak baik ketika dia melihat putrinya.Ketika putrinya tidak ada, semua kekuatan dan tenaganya dihabiskan ke berbisnis.Waktu pun berlalu seperti itu.Rasa rindunya juga sudah memudar.Hanya saja, ketika dia bertemu dengan orang yang pernah dia cintai, dia merasa lebih bertanggung jawab dan hatinya terasa berat.Klara tidak tahu ketika Andy tahu dia dan Klara punya anak, betapa senangnya Andy.Dia tidak akan memberi tahu Klara.
Sedangkan Yasmin berada di lantai enam. Tentu saja dia tidak berada di rumahnya."Apa Ayah di lantai lima? Aku sedang berjalan-jalan di kompleks." Yasmin mengakhiri panggilan, kemudian dia buru-buru berpamitan dengan anak-anak.Dia menutup pintu dengan keras.Tangan Julian sedang memegang gelas. Dia menghela napas seperti orang dewasa, kemudian dia meminum air tersebut.Yasmin pelan-pelan turun ke bawah. Di sudut tangga berdiri Andy.Mereka berdua saling bertatapan.Andy bertanya dengan kaget, "Bukankah kamu berkeliling di kompleks? Kenapa kamu turun dari atas?"Kalau Yasmin tahu ayahnya menunggunya di tangga, dia pasti tidak akan mengatakan itu.Yasmin segera menenangkan diri, lalu dia berkata, "Awalnya aku berkeliling di kompleks, kemudian aku bertemu dengan anak-anak yang tinggal di lantai enam. Jadi, aku mengantar mereka ke atas. Kebetulan Ayah meneleponku."Andy sama sekali tidak mencurigainya. Kata "anak-anak" bahkan membuat hatinya berdebar.Dia pun mengingat Yasmin kehilangan a
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati
Sayangnya, Lauren mengkhianati Gilbert.Sekarang Evan bisa mengabaikan semuanya karena anaknya.Layar ponselnya yang diletakkan di meja samping tempat tidur menyala. Ia bahkan tidak bergetar sedikit pun.Evan mengambil ponselnya. Ketika dia melihat siapa yang meneleponnya, dia keluar dari kamar."Datang ke sini untuk makan malam," kata Juan dari ujung telepon.Evan mematikan telepon. Dia tahu kalau ini bukan "makan malam" yang sederhana.Sebelum dia keluar, dia memesankan pembantu untuk mengawasi Lauren dengan baik. Kalau terjadi apa-apa pada Lauren, mereka akan mati.Para pembantu tentu harus bekerja keras.Mobil Bentley hitam berhenti di depan pintu rumah utama. Pengurus rumah melangkah maju untuk membukakan pintu.Dia berkata dengan hormat, "Tuan Muda sudah kembali. Tuan Besar sedang di ruang kerja.Setelah Evan masuk ke ruang kerja, dia melemparkan jasnya di atas sofa sebelum duduk. "Ada apa kamu mencariku?""Apa aku nggak boleh mencarimu kalau nggak ada apa-apa?" Juan mengambil te
Selama Evan memikirkannya, dia akan membawanya ke rumah. Dia seperti sedang memenuhi tanggung jawabnya sebagai "ayah" dengan serius.Evan mempunyai rapat sore ini, jadi dia pergi ke Grup Samson.Kebetulan James mencari Evan karena ada urusan pekerjaan. Dia menjepit dokumen di bawah ketiaknya sambil berjalan dengan santai.Dia baru ingin mengetuk pintu ketika Ricky datang. "Tuan James, Tuan Evan sudah keluar.""Kemarin aku datang, kamu juga bilang dia sudah keluar. Sepertinya Tuan Evan sangat sibuk akhir-akhir ini?" James mengerutkan alisnya.Ricky hanya menjawab, "Iya, dia agak sibuk."James mengangkat alisnya, lalu pergi.Dia baru saja memasuki kantornya, lalu dia melihat ada seorang wanita sedang duduk di sofanya. "Ada angin apa tiba-tiba Nona Sofia datang ke sini?""Aku ini kakakmu. Kurang ajar sekali," tegur Sofia."Aku sangat sibuk. Aku nggak punya waktu menemanimu minum teh." James duduk di sofa, kemudian kedua kakinya yang panjang mengenai meja kopi.Sofia merasa jijik dengan si
"Jangan terlalu banyak berpikir. Serahkan semuanya kepadaku. Aku akan mengaturnya." Evan mendekat untuk menggendong Lauren."Aku bisa jalan sendiri," tolak Lauren.Setelah mereka turun, mobil di luar sudah menunggu.Lauren menggendong Miumiu dan ingin pergi mengambil makanannya, tapi Evan menyuruh pembantu yang melakukannya.Setelah mengambil makanan anjing, mereka naik mobil.Rumahnya berbentuk vila dan tidak jauh dari pusat kota. Ia mempunyai pemandangan yang indah serta halaman yang asri. Tempat ini cocok menjadi tempat istirahat orang.Lauren keluar dari mobil, kemudian melihat sekeliling rumah tersebut.Evan berkata, "Rumah ini penuh dengan orangku. Tempat ini termasuk kawasan perkotaan, tapi lingkungannya tenang dan suhunya normal sepanjang tahun. Aku cuman mengatur dua pembantu dan mereka bukan orang sembarangan."Dua pembantu berdiri di depan pintu dan menunggu dengan sopan.Lauren bertanya, "Kamu ingin mengurungku di sini?""Apa kamu nggak suka tinggal di sini? Kamu ingin ting
Ketika saatnya makan siang, Evan secara pribadi mengantar makanan.Lauren masih memeluk Miumiu dan bersandar di papan tempat tidur dengan pasrah."Makanlah." Evan duduk di tepi tempat tidur.Lauren tidak menjawab, seolah-olah dia tidak mendengar Evan. Pupilnya bahkan tidak bergerak sedikit."Lauren, aku sudah bilang aku akan berubah setelah anak kita lahir. Apa begitu pun belum cukup?" tanya Evan.Lauren masih bergeming."Selesai makan, aku akan membawamu pergi dari sini. Aku akan membawamu ke rumahku yang lebih tersembunyi dan melindungimu sampai anak kita lahir," ujar Evan.Melihat Lauren tidak bereaksi, Evan langsung mencekik leher Miumiu, lalu mengangkatnya.Miumiu terkejut dan menggonggong."Ngapain kamu?" Akhirnya Lauren bereaksi dan ingin pergi merebut Miumiu. "Kembalikan Miumiu!"Evan menghalangi Lauren dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain mencekik Miumiu. Anjing ini sangat kecil dan lemah. Selama Evan mengepalkan tangannya, dia bisa mencekiknya sampai mati."Makan
Evan mendekat dan memegang bahu Lauren. Mereka saling bertatapan mata, lalu Evan berkata, "Lauren, ini anak kita. Aku harus mempunyai anak ini. Kalau kamu berani menggugurkannya, aku akan membunuh Yasmin!""A ... apa katamu?" Lauren menatap Evan dengan terkejut. "Yasmin itu ... keponakanmu. Bagaimana kamu bisa ....""Menurutmu, apa aku peduli?"Lauren menatap Evan yang sinting ini dan terdiam.Setelah itu, dia ditarik keluar dari toilet oleh Evan.Mereka pergi ke rumah sakit. Selama perjalanan, Lauren merasa kedua kakinya lemas.Dia masih berharap tes kehamilan itu salah dan sebenarnya dia tidak hamil.Namun, ketika dokter memegang hasil tes darah dan berkata, "Kamu sudah hamil selama 15 hari. Gejalanya cukup awal. Sulit untuk melakukan USG sekarang, jadi aku menyarankan menunggu satu bulan lagi agar nggak terjadi apa-apa pada kandungan."Lauren sangat terkejut sehingga dia langsung terjatuh dari kursi.Evan di sebelah segera memeluknya agar Lauren tidak terjatuh ke lantai."Eh, apa ka
Lauren berhenti bernapas. Dia merasa jantungnya berhenti berdetak.Garis merah kedua itu membuat mukanya menjadi pucat pasi.Dia hamil. Pikirannya berantakan ....Kenapa dia bisa hamil? Apa tidak ada gunanya setelah dia memakan begitu banyak pil KB?Tidak mungkin. Dia tidak boleh hamil anak Evan. Dia tidak boleh melahirkannya!Dia mau menggugurkan kandungannya. Dia harus menggugurkannya ....Ada yang membuka pintu dan tubuh Lauren pun langsung mematung.Karena pintunya tidak bisa dibuka, terdengar suara ketukan."Si ... siapa?" tanya Lauren."Apa kamu sakit perut?" Itu suara Evan!Lauren terkejut. "I ... ini toilet wanita. Bagaimana kamu bisa masuk?"Dia bertanya sambil menyembunyikan tes kehamilannya."Grup Samson adalah milikku. Apa aku perlu persetujuan orang ke mana pun aku mau pergi?" kata Evan dengan sombong. "Buka pintunya.""A ... aku belum selesai." Lauren memasukkannya ke dalam bajunya, tapi dia merasa itu tidak aman. Dia pasti tidak bisa menceburkan tes kehamilan yang keras
Lauren duduk di dalam mobil. Rasa mualnya sudah menghilang.Namun, itu tidak membuatnya tenang.Ini tidak mungkin radang tenggorokan.Radang tenggorokan tidak mungkin membuatnya ingin muntah setelah minum susu.Lebih tepatnya, dia sudah tidak enak badan sebelum dia meminum susu.Kalau bukan karena Evan memaksanya minum susu, dia tidak akan muntah.Namun, meskipun begitu, muntah terlalu tidak normal.Dia tahu kalau dia tidak masuk angin.Jangan-jangan dia sudah hamil?Tebakan Lauren sendiri membuatnya ketakutan sehingga mukanya memucat. Bagaimana mungkin? Dia tidak pernah melewatkan minum obatnya. Bagaimana dia bisa hamil?Akan tetapi, reaksinya sangat mirip dengan hamil. Bagaimanapun juga, dulu dia sudah pernah hamil dan sudah berpengalaman.Lauren mengeluarkan ponselnya untuk melihat tanggal menstruasinya. Seharusnya dia sudah datang bulan kemarin, tapi dia sama sekali tidak mempunyai perasaan itu.Tangan Lauren yang sedang memegang ponsel menjadi dingin. Dirinya mulai berkeringat din