“Sepertinya keputusanmu untuk meninggalkan Candra memang benar Latifa, aku tidak menyangka kamu mendapatkan perlakuan Suami dan Mertuamu sendiri seperti itu” ucap Haidah dengan geram. “Iya Bu, Bapak sepemikiran, kalau tau begitu sudah Bapak cincang si Candra” celetuk Herman membuat Haidah spontan memukul paha Herman dengan keras. “Bapak ini, apa tidak lihat ada cucumu di sana?” ucap Haidah sembari menunjukkan Tiara yang kini sedang dipangku oleh Erlando. “Ah iya Bapak lupa” gumam Herman sembari salah tingkah. “Aku lupa Cucuku sendiri” ucap Herman lalu bangkit dan mendekati Tiara. Ia merendahkan tubuhnya mendekat ke arah Tiara. “Tiara, apa Tiara tau aku ini siapa?” tanya Herman dengan pelan. Tiara menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang kebingungan. ‘Ya Allah, dosaku pasti sangat besar, Anak ini tidak tau apa-apa tapi ikut mendapatkan hukuman karena ulahku’Ucap pilu Herman dalam hati. “Aku adalah Kakekmu dan yang di belakang adalah Nenekmu, jadi sekarang tau kan?” tany
“Nak, jadi… Sejak kapan kamu bertemu dengan Erlando? Dan bagaimana bisa kalian saling kenal seperti ini?” tanya Haidah dengan penasaran mengenai awal kedekatan antara Latifa dan Candra. “I-itu, semenjak Erlando membantuku dalam kasus Tiara yang terkena tuduhan membully Siswa lain Bu” jawab Latifa dengan dusta. ‘Sebenarnya semenjak Latifa kuliah dulu Ibu, dan sebenarnya Erlando adalah Ayah biologis Tiara, entah bagaimana aku harus terus menerus menutupi kenyataan ini?’Ucap Latifa dalam hati dengan memberi reaksi agak cemas. “Bagaimana bisa Tiara sampai terkena tuduhan seperti itu Latifa?” tanya Haidah dengan raut wajah yang terkejut. “Ah itu, ada salah satu wali murid yang anaknya membully Tiara Bu, dia merasa memiliki kuasa jadi Ibu paham sendiri bagaimana watak dari orang-orang seperti itu, semuanya ia putar balikkan fakta yang ada” jelas Latifa membuat Haidah merasa geram. “Begitu? Kenapa gak kamu jambak saja orang seperti itu, orang-orang yang seperti inilah yang mengotori du
Candra mengerjapkan kedua matanya dengan pelan, ia mencoba menggeliat karena merasa jika badannya sakit semua. Candra kemudian melihat sekeliling, ia langsung bangkit karena baru menyadari jika saat ini bukan berada di rumahnya. “Bagaimana bisa aku di sini?” guman Candra sembari menguap lalu menggaruk bagian tubuhnya yang gatal. “Kamu sudah bangun?” tanya Linda yang sedang bersandar di kepala ranjang sembari bersedekap di dada. “Eh sayang, jadi dari tadi aku di apartemen mu?” tanya Candra sembari menoleh ke arah Linda. ‘Apa maksudnya itu? Padahal dia belum lama menginap di apartemen ku, bisa-bisanya dia lupa dengan interior apartemen ku gitu?’Ucap Linda dalam hati sembari menunjukkan raut wajah yang kesal kepada Candra. “Kenapa mukanya malah ditekuk seperti itu?” tanya Candra sembari mencubit pelan pipi Linda. “Kenapa kamu gak ngehubungin aku akhir-akhir ini? Tau-tau ke sini pas mabuk aja” gerutu Linda membuat Candra terkekeh pelan. “Maaf yah sayang, aku banyak kerjaan jadi t
“Kalau rumah Ibu kayak gini, Ibu gak akan ngeluh deh, masak ada dapur perlengkapannya selengkap ini, mana serasa ada di tokoh tau!” ucap Haidah sembari mengiris tomat di talenan. Latifa hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, ia juga sedang menggoreng adonan bakwan diatas api yang panas. Saat ini Haidah maupun Latifa memutuskan untuk memasak bersama setelah sekian lama, beberapa pelayan juga ikut membantu di dapur tersebut. Sedangkan Herman sibuk memancing di kolam ikan yang terletak di halaman belakang mansion Erlando. Setelah selang beberapa waktu akhirnya masakan mereka matang secara keseluruhan. Dengan segera Haidah mengambil sebuah kotak bekal lalu ia memasukkan nasi dan beberapa lauk ke dalam wadah tersebut. Latifa sendiri merasa heran dengan tindakan Haidah. “Ibu, untuk siapa bekal itu?” tanya Latifa dengan heran. “Untuk siapa lagi kalau bukan Erlando, Tiara kan sudah pagi tadi” jawab Haidah membuat Latifa bertambah heran. “Tapi Erlando sudah berangkat ke kant
“Apa yang mau kamu ungkapkan Linda? Aku tidak akan membunuh orang, kamu tenang saja” ucap Latifa dengan riang namun Linda masih berekspresi sedang cemas. “Sebenarnya penyebab Candra meninggalkan Nona adalah karena saya” ucap Linda dengan satu tarikan napas, membuat Latifa yang awalnya tersebut secara perlahan memudar. Bahkan Erlando juga terkejut mendengar pernyataan dari Linda tersebut. “Apa maksud-”Linda segera berjongkok di hadapan Latifa sembari menggenggam kedua tangan Latifa. “Sumpah demi apapun Nona, aku tidak tau jika saat itu Candra sedang bersama dengan Nona, karena waktu itu aku sedang berada dalam teror mantan klien ku, bahkan aku terancam terbunuh waktu itu, tapi entah mengapa aku malah menghubungi Candra karena aku merasa jika dia yang paling pantas aku hubungi, a-aku benar-benar minta maaf Nona, aku pantas dihukum” ucap Linda memohon seraya menangis. Latifa tidak menjawab ucapan dari Linda, ia langsung membantu Linda untuk duduk disampingnya kembali. Setelah itu
Hari malam yang sunyi di sebuah kota Los Angeles, namun tidak di sebuah Club malam yang dipenuhi lautan manusia dengan berbagai macam kesenangannya. Terlihat Erlando yang tengah di ajak oleh beberapa temannya semasa kuliah kedalam Club tersebut. “Santai saja lah Bro! Gak usah terlalu tegang seperti itu” tegur Salah satu teman Erlando sembari menepuk bahu Erlando cukup kuat. “Ah iya, aku aku tidak apa-apa” ucap Erlando sembari menyingkirkan tangan temannya tersebut lalu berjalan duluan memasuki Club. “Dia sepertinya Pria yang kuat dari pada kita-kita”“Iya, Casing nya saja yang kaku, aslinya pasti Pro player”“Kalian apa tidak ingat? Dia itu CEO perusahaan terkenal, pasti memiliki gairah yang besar sebagaimana bentuk lelahnya mengerjakan tugas-tugas kantor”Ucap para teman-teman Erlando yang tidak Erlando perdulikan karena ia ingin segera duduk dan memenuhi janjinya saja untuk berkumpul dengan teman lamanya. “Jadi, kita mau membahas apa?” tanya Erlando to the point yang langsung m
Erlando menyangga dahinya menggunakan satu tangannya di meja, ia merasa pasrah karena Linda tidak mampu untuk mengontrol mulutnya tersebut. ‘Apa yang harus aku lakukan, apa yang akan Latifa pikirkan nanti’Ucap Erlando dalam hati seraya melirik-lirik Latifa yang terlihat syok sembari menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Ka-kamu serius Linda?” tanya Latifa dengan terbatah. Linda yang sadar akan ucapannya yang sudah kelewatan membuatnya merutuki dirinya sendiri dalam hati. “I-itu sudah lama Nona, dan Tuan Erlando terbukti jika sangat setia sama Nona, bahkan dia tidak pernah melirik wanita lain karena hanya Nona yang ada di dalam hatinya” ucap Linda dengan cepat. “Tapi Linda, apakah mantan klien yang pernah meneror mu itu benar-benar sudah diamankan?” tanya Latifa dengan hatu-hati. “Sudah Nona, sudah diamankan oleh polisi, dia juga sudah diberikan pelajaran oleh… Candra, jadi aku sudah puas melihatnya menderita” jawab Linda dengan agak merendahkan nada saat mengatakan kata ‘Candr
“Latifah, jujurlah padaku, apakah Erlando adalah… Ayah biologis Tiara?” tanya Haidah dengan tatapan yang tajam, hingga terasa menembus dada Latifa yang kini juga terasa nyeri. Latifa diam terpaku di tempat, ia terlalu syok karena kebenaran yang dirinya tutup rapat-rapat akhirnya terungkapkan juga. Dan kebenaran tersebut harus terungkapkan dengan tidak sengaja, yang akan berpotensi sebuah permasalahan yang serius. “Ibu aku-”“Iya atau tidak Latifa!” bentak Haidah membuat Latifa terjangkit karena kaget. Badan Latifa bergetar karena ia merasa ketakutan, bahkan ketika dirinya menelan saliva saja susah. “A-aku tidak tau Ibu” ucap Latifa sembari menundukkan kepalanya. “Oh Ya Tuhan! Bagaimana ini semua bisa terjadi!” keluh Haidah sembari duduk sofa kamar Erlando seraya memijit pelipisnya. “Entah aku membesarkan anak seperti apa, bisa-bisanya dia diam saja ketika Ayah biologis Anaknya di dekatnya, bahkan dia menyembunyikan semua itu dengan rapat, dia ini bodoh atau idiot?” ucap Haidah