Share

17. Distrik Seni

[POV Adrian]

-----

Bagus, malam ini mobilku berubah jadi peti mati saking sepinya.

Bersandar pintu mobil, Fany diam seperti patung. Entah apa asiknya memandang layar handphone, hingga dia betah.

Walau pintu mobil sudah aku kunci, tapi sesekali aku mengawasinya supaya tidak jatuh.

Aku mencoba membuka obrolan. "Bagaimana reunimu dengan setan--maksudku dengan ibu tercinta?"

Tiada gerak di bibirnya, seperti terjahit rapat. Sialan. Aku lebih suka Fany yang cerewet seperti bebek. Sudah kuduga pertemuan dengan setan tua akan berakhir seperti ini. 

Aku menyetel musik country kesukaannya dengan volume sedang untuk memberi warna dala

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status