Iblis dalam dunia immortal, sering disebut demon, kekuatan mereka sangat besar dan beruntung Aralt dapat mengalahkannya ketika musuh tersebut sedang lengah karena menyombongkan diri.
"Kenapa kalian bisa bertarung?"
"Aku sedang berburu, dan dia menginginkan buruanku, tentu aku tidak mau, kebetulan pula dia bersama dengan temannya yang merupakan penyihir dan aku pun beruntung jika Reinard pun menemaniku di saat itu, lalu ... terjadilah sebuah pertengkaran yang hampir berakibat fatal pada diriku dan juga Reinard," jawab Aralt.
Emely pun mengangguk, tangannya yang masih setia meraba perut Aralt, kini beralih ke dagu pria tersebut sembari mengusap-usapnya. "Hm, di dagumu ada sedikit rambut, ini menggelikan, tapi aku suka," kikiknya kemudian. Aralt terkekeh pelan, memejamkan mata sambil menikmati usapan mate-nya yang sangat lembut.
"Aralt, aku ingin tidur bersamamu," ucap Emely. Mata Aralt terbuka dan menatap wanitanya dengan lekat. "Benarkah?"
"Benar, kalau kau tidak mau, ya sudahlah, aku kembali ke kamarku," jawab Emely dan dirinya langsung ditahan oleh pria tersebut dan didekap erat agar ia tidak berpindah kamar.
"Tidurlah di kamarku, aku mengharapkan ini, semenjak dirimu kubawa ke pack."
Emely mengangguk, kemudian terbenam dalam dekapan Aralt yang begitu nyaman dan menghangatkan.
Ke esokan harinya, Emely terbangun lebih dahulu, ia membangunkan Aralt dengan mengguncangkan sedikit lengan pria tersebut.
"Sebentar saja, mataku terasa berat, Bibi, lagipula masih pagi sekali," ucapnya, kemudian menguap sebentar lalu melanjutkan tidur. Emely hanya menggelengkan diri saja, dia menuju kamar mandi dan membersihkan badannya lalu menuju kamar untuk mengganti pakaian, yang telah diberikan oleh Fasha.
Aralt, ia membuka matanya dan tak mendapatkan Emely yang berada di sampingnya, segera ia beranjak dari ranjang lalu membasuh muka kemudian mencari keberadaan mate-nya, tanpa peduli dengan dia yang tidak memakai baju.
"Emely?" Aralt membuka pintu kamarnya, tanpa mengetuk terlebih dahulu, sehingga ia melihat Emely yang sedang berganti pakaian.
Sial, Jason bangunlah! Kau tidak lihat, apa yang aku lihat sekarang?
Jason pun terbangun, melihat apa yang Aralt lihat. Kemudian, serigala itu mengumpati Aralt.
Brengsek kau, dia Emely bukan? Jangan pancing diriku untuk mengambil alih tubuhmu Aralt!
Ck, aku langsung menyesal memberitahumu.
Emely, merasa ada yang aneh di belakangnya, tetap dengan pakaian atasnya yang terbuka, ia langsung berbalik dan ... "Aralt, keluar!" pekik Emely dengan kencang, membuat Aralt terdiam di tempat dengan sesuatu yang bangkit di bawah sana, dan Emely begitu malu karena melihat benda itu yang sedang tegak di balik celana.
"Aralt, kalau kau tidak keluar, aku akan menendangmu dan takkan mau tidur denganmu lagi!"
"Ma-maaf, aku segera keluar sayang."
Pikiran Aralt liar sekarang, terutama Jason yang memaki-maki pria itu karena tidak sengaja melihat gundukan kembar yang begitu menggoda mereka, walau Emely sempat menutupnya tadi.
"Sabar Aralt, belum waktunya. Tenangkan dirimu, dan buat ia kembali ke wujud semulanya, dengan lemasan secara perlahan."
Jantung Emely hampir copot, wanita tersebut benar-benar kaget ketika Aralt berada di belakangnya, yang menatap kemolekan tubuh Emely. Ia pun merasa lega karena kedua gundukan miliknya tak dilihat oleh pria itu.
Emely cepat-cepat berpakaian, lalu keluar dari kamar dan mencari Aralt. Saat ia menemukan pria tersebut, ia memicingkan mata dan menatap Aralt dengan garang. "Aralt, kenapa kau masuk tanpa mengetuk pintu?"
"Maafkan aku, aku lupa," balas Aralt santai.
"Lain kali, jika kau mengulanginya, takkan kumaafkan!"
Alpha tersebut mengangguk pelan, sementara omega yang sedang bekerja di ruang tamu, agak terpukau melihat alpha mereka sedang tertunduk tidak berdaya di hadapan Emely yang notabennya seorang wanita baru di pack ini.
Selanjutnya, Aralt langsung bertanya ke Emely. "Berapa umurmu?"
"Eum, 22 tahun, memangnya kenapa?"
"Aku 24 tahun, yang artinya, kita berbeda dua tahun saja," jawab Aralt, dan Emely mengangguk saja, kemudian menatap para omega yang sedang bekerja.
Memandang aktifitas mereka, mengundang keinginan Emely untuk turut membantu.
"Hei, boleh aku membantu?" tanya Emely pada salah satu omega yang bekerja, omega itu langsung menolak keinginannya, membuat Emely sedikit kecewa. Namun, tak lama kemudian, sebuah perintah melayang dari bibir Aralt agar omega itu tak menolak bantuan mate-nya.
"Aku tak suka jika kau menolak bantuannya."
"Ma-maaf alpha, saya tidak ingin membuat Nona Emely repot dan harus mengerjakan tugas omega, karena ka-"
"Turuti saja!"
Emely menepuk pundak omega itu, kemudian mengatakan, "Maaf, karena aku, kau dimarahi oleh pria itu. Aku hanya ingin membantu dan tak merasakan repot sama sekali, karena aku senang melakukan banyak pekerjaan," ujarnya dan omega itu mengangguk tersenyum.
"Tidak perlu meminta maaf, Nona. Terima kasih."
"Sama-sama." Sebelum melakukan pekerjaan, Emely menatap Aralt yang juga menatapnya, pria yang ditatap menaikkan alis sebelah kemudian bertanya, "Ada apa mate?"
"Kau terlalu kasar kepada mereka, walau dalam bentuk perkataan, aku pun akan takut jika diriku berada di posisi mereka, tidakkah kau memikirkan perasaannya? Bukan berarti dia seorang omega, dia wajar mendapatkan perlakuan itu, Aralt," tegurnya.
"Aku tidak kasar sayang, tapi tegas. Ada kalanya diriku harus tegas karena pernah suatu hari, mereka bermalas-malasan dan itu membuatku langsung marah, agar tidak terjadi hal yang kedua kalinya, aku menerapkan ketegasan ini, seharunya kau bisa lihat, betapa baiknya aku ini," balas Aralt dan Emely mendengus sebal ketika dirinya dipeluk oleh pria yang kini mengecup lehernya dengan lembut.
"Aralt, hentikan, aku harus bekerja."
"Baiklah. Tapi, Mate, aku akan bekerja setelah ini, jadi ... jangan mencariku seperti kemarin, karena aku akan sangat khawatir, mengerti?"
"Memangnya, pekerjaanmu itu seperti apa?" tanyanya.
"Canavaro Pack, bekerja sama dengan Blue Moon Pack, bukan hanya itu, sebagian besar makhluk immortal seperti vampire juga turut bekerja sama dengan kami, jadi ... kami sepakat hari ini untuk mengadakan pertemuan besar-besaran di Blue Moon Pack."
"Berhati-hatilah, sekuat apa pun dirimu, jika kau lengah sedikit pun, akan tembus juga pertahananmu, Aralt."
"Aku mengerti, sayang. Sampai jumpa, aku selalu merindukanmu."
"Aku pun."
Omega yang melihat itu, sangat iri dengan Emely yang merupakan mate alpha mereka ternyata.
"Hei, kenapa melamun? Mari aku bantu, sepertinya pekerjaan di istana sedikit berat karena ruangan ini saja begitu luas, apalagi banyak benda yang harus dibersihkan," ujar Emely, menegur omega tersebut yang sedang berpikir.
"Tentu Nona, dan inilah yang kami kerjakan setiap hari."
Sedikit rasa kasihan terdapat di hati Emely ketika mendengar balasan tersebut. Namun apa yang bisa mereka lakukan? Menuntut? Tidak mungkin, mereka telah ditakdirkan menjadi seorang omega, bahkan ... banyak yang mengatakan, jika omega memiliki mate, dia sangat beruntung, karena hal itu terjadi berada pada kisaran 10% yang sangat mengandalkan keberuntungan.
Aralt ditemani oleh beta dan beberapa warrior lainnya, sudah siap berangkat ke Blue Moon Pack. Ketika mereka sampai di sana, sambutan begitu meriah, terutama para rakyat yang bersorak gembira atas kedatangan orang-orang Canavaro Pack.
"Alpha Aralt, selamat datang di Blue Moon Pack, kami senang Anda tiba di sini, silakan masuk dan nikmati jamuan dari kami," ucap Hadley, yang merupakan alpha di pack itu. Sementara Aralt menyambut uluran tangan pria itu kemudian mengikuti langkahnya masuk ke istananya.
Ketika dirinya masuk di sana, ternyata kaum berdarah dingin itu telah datang terlebih dahulu sebelum mereka. Sang raja vampire pun tersenyum hangat dan itu merupakan kejadian langka karena kaum vampire rata-rata sulit tersenyum. Namun, pria yang bernama Sean sangat berbeda, mungkin hal inilah yang membuat para kaum serigala menerimanya menjalin suatu hubungan, yaitu teman kerja sama, sekaligus sekutu dalam peperangan.
"Halo Alpha Canavaro, aku begitu penasaran denganmu, mari berkenalan. Sean Octopetra."
"Aralt Canavaro."
"Menarik sekali, berarti, nama pack-mu berasal dari namamu sendiri, alpha?"
"Tentu King, sebenarnya Canavaro merupakan marga keluarga saya, dan nama ini merupakan kiblat dari pack yang saya pimpin," jawab Aralt ramah.
Tangan mereka saling bertautan, nampak jelas keduanya merasakan perbedaan yang menyolok, Aralt merasakan dingin membeku, sementara Sean merasakan hangat menenangkan.
"Baiklah, cukup pembicaraannya Alpha Aralt dan King Sean. Silakan duduk."Setelah keduanya duduk. Hadley pun mengumumkan, "Kerja sama antara kedua pack dengan wilyah red blood dari kerajaan vampire, telah diresmikan."Berbagai jamuan telah disiapkan secara khusus, terutama kepada King Hadley bersama anggotanya yang disediakan darah sebagai pelega mereka."Bagaimana King Sean?""Terima kasih, Alpha Hadley, darah ini sangat segar, kami menyukainya," jawab pria itu, menjilat sisa-sisa darah yang masih melekat pada bibirnya. Reinard yang melihat moment tersebut, berusaha menahan kerutan dari keningnya agar kaum mereka tidak tersinggung.Berbicara mengenai perbincangan mereka, semuanya membahas mengenai belahan jiwa, tentu Aralt hanya terkekeh saja apalagi mengingat mate-nya yang begitu menggemaskan di pack."Bagaimana dengan Anda Alpha Aralt? Anda sudah menemukan
"Eum, kenapa mereka terus melihatku?""Kau tak sadar jika pakaianmu mengundang tatapan mereka yang siap menjelajahi keseksianmu sayang, lain kali, tidak usah memakai pakaian Bibi Fasha karena aku sendiri yang akan membelikanmu pakaian dan memasanginya.""Hei, enak saja. Lakukan jika kau ingin sesuatu yang buruk terjadi.""Sesuatu yang buruk? Ayolah sayang, jangan terlalu jahat kepada pria tampanmu ini, karena aku tak ingin tahu bahwa dirimu harus ke istana sekarang dan mengganti pakaian, mengerti?""Aralt, aku nyaman dengan pakaian ini, aku bebas bergerak dan selalu merasa dingin," balas Emely."Pakai saja jika kau berada di kamarku, tapi untuk keluar, aku jelas melarangmu sayang.""Ish, pokoknya tidak mau!""Harus, kalau tidak maka aku akan mengganti pakaianmu langsung, mau?""Tentu tidak.""Maka dari itu, menurutlah."
Di sisi lain, Emely menemui mate-nya yang sedang berbicara dengan Reinard di taman pack, mereka nampak santai dengan minuman hangat yang menemani percakapan kedua pria itu.Kehadiran Emely disadari oleh sang beta, lalu mengode sang alpha untuk melihat, siapa di belakangnya."Emely?""Eum, aku hanya ingin memberitahu, bahwa omega yang baru tiba itu ternyata mengasyikkan juga, aku baru saja berbincang dengannya, serta membantunya membereskan beberapa piring yang telah dicuci," jawab Emely, mengutarakan kesan pengalamannya terhadap Aralt."Sayang, bukannya aku melarangmu, akan tetapi ... biarkan mereka yang bekerja, jika seperti ini terus, kau sama saja dengan seorang omega, lebih baik dirimu selalu berada di sampingku, bagaimana?" tawar Aralt tapi Emely menolak permintaan pasangannya karena Emely rasa, perkataan Aralt sungguh berlebihan."Tidak, kau selalu menggodaku, jadi ... aku
"Apa maksudmu? Asupan vitamin apa?"Emely melototkan matanya, kemudian menggerutu pelan, "Ish ... tentu dengan para warrior yang latihan, menunjukkan otot tubuh mereka yang benar-benar menawan, dan aw, sangat seksi, jadi setiap hari aku tak boleh melewatkan sesi latihan ini," ujarnya kemudian tersenyam senyum, membuat Aralt melongo juga semakin cemburu karena wanitanya tergoda oleh para warrior yang sedang latihan."Mate, kau membuatku cemburu!""Kenapa harus cemburu, kan aku hanya melihat mereka tanpa berkeinginan untuk menyentuh otot-otot yang perkasa itu, kecuali kau mengizinkanku untuk menyentuhnya dan aku akan sangat berterima kasih Araltku sayang," balas Emely sembari menyentuh rahang mate-nya dengan lembut."Baiklah, sayangku. Aku takkan menahannya lagi, sekarang kita ke istana, dan kalian semua!" Tunjuknya kepada warrior. "Aku harus mengurusi mate-ku terlebih dahulu, baru ka
"Kalau begitu, sampai jumpa Fall, aku ingin kembali ke mate-ku, nikmati malammu dengan pandangan yang begitu menakjubkan di sana," pamit Emely, meninggalkan Fall yang memutar bola matanya, dan tidak peduli dengan perkataan wanita itu.Aralt memandang Emely yang kini duduk di samping dan bersandar di bahunya. "Dari mana?""Menghampiri Fall, ternyata dia menonton juga di tempat ini.""Fall?""Yah, omega yang bekerja di sini."Wanita itu menjadi perbincangannya bersama Reinard di siang tadi dan ia harus mempercayai perkataan betanya dengan cara, tidak mendekatkan Emely dengan Fall, beserta dirinya yang akan bertanya langsung ke omega itu, apakah dia benar-benar menyukai dirinya atau tidak.Latihan warrior pun telah selesai, beberapa omega lainnya dipanggil oleh Aralt untuk menemani Emely sampai di istana, karena ia ada sesuatu yang harus diselesaikan, sesuai perkata
Tak lama kemudian, Emely pun menyusul dengan memakai pakaian Fasha sembari menunggu mate-nya yang sedang mandi. Aralt pun selesai dan mendapati Emely yang sedang menatap arah luar melalui jendela kamar, ia memeluk mate-nya kemudian bertanya, "Apa yang kau perhatikan di luar sana?""Hanya memandangi orang-orang yang tengah bekerja, rasanya damai sekali di sini dan membuatku dengan pack-ku yang dulu. Oh iya, aku ingin kembali ke sana, menyampaikan hal ini kepara Glourius karena aku telah mendapatkan kebahagiaanku," jawabnya membuat Aralt mengerutkan kening dan sedikit takut jika mate-nya ini ingin pergi."Benarkah kau ingin kembali ke sana?""Benar, Aralt. Aku mendapatkan kebahagiaanku, dan aku telah berjanji pula dengan Glourius jika aku akan kembali," jawabnya lagi."Siapa itu Glourious?""Dia alpha di red moon pack yang sebelumnya seorang beta karena telah kuangkat
"Glourius, terima kasih telah mengurus pack ini, aku akan tinggal dalam beberapa waktu lama. Namun, aku pun harus kembali pula di sana, karena diriku telah memiliki mate, jadi ... otomatis aku selalu mengikutinya pula.""Saya mengerti, Luna. Namun, jika luna tak memercayakan pack ini kepada saya, saya tidak akan pernah tahu bahwa saya biss mencapai hal ini, terima kasih, terima kasih banyak," balas Glourius menunduk hormat."Sama-sama, Glourius."Glourious atau pun Glourius tentu berbeda, tapi, Glourious memilih yang simple saja jadi dirinya menyuruh orang-orang untuk memanggilnya dengan nama kedua, dan lunanya pun seperti itu, karena dialah yang merekomendasikan nama Glourius, dan satu hal yang ingin ia katakan. Saya suka nama itu.Memandang Emely, Glourius sedikit terpana dengan kecantikan lunanya yang begitu natural, apalagi dengan pakaian yang ia pakai sekarang, menampakkan kemolekan t
"Ampun, Bi!" Aralt pun berlari menuju kamarnya, banyak orang yang mengetahui ini. Tapi, tak banyak pula yang tidak tahu jika Jason pun takut kepada bibinya itu.Jika Fasha sudah membentak, dia akan menghukum Aralt mau pun Jason menjadi melayang di udara dan takkan mau menurunkannya sebelum mereka menyerah atau mengakui kesalahan. Mengapa Fasha dapat melakukan hal tersebut? Karena dia merupakan blasteran dari werewolf dan wizard, yang kekuatannya tidak diketahui orang-orang kecuali Aralt seorang.Dan kapan itu terjadi? Ketika Aralt berani berbohong kepada bibinya karena telah mencuri makanan sewaktu kecil, sehingga Aralt mau pun wolf-nya tidak akan berani berbohong dan sangat benci jika menemukan orang yang suka berbohong. Bukan Aralt saja yang takut, tapi Reinard pun juga, karena pria sering dicubit oleh Fasha yang cubitannya sangat sakit ketika Reinard remaja dan melakukan kenakalan saat ia membuat anak kecil mena