Raihan adalah orang yang lumayan terobsesi dengan kebersihan, Dia baru saja disentuh oleh seorang wanita, jadi sekarang dia akan mengguyur tubuhnya lagi.
Di bawah guyuran air dingin, hasratnya mulai mereda, dia mulai tenang.
Namun saat hendak keluar kamar mandi, tiba-tiba ia melihat warna merah menyala di lantai, dan juga di dalam bak mandi. Matanya langsung menyipit. Apa wanita itu terluka? Tapi dia tidak terlihat seperti terluka. Apa dia sedang menstruasi?
Raihan mengetahui itu pada pelajaran biologi sekolah menengah pertama. Selama bertahun-tahun, hampir tidak ada wanita di sekitarnya.
Sejak, dirinya terlibat dalam persaingan bisnis dengan saudara kembarnya. Bisa dikatakan bahwa
Michelle mengerang pelan dan mengubah posisi tubuhnya lalu tertidur lagi, sekarang dia jauh lebih meringkuk dalam pelukan Raihan. Raihan sadar bahwa nafasnya mulai menjadi berat, dia tidak bisa menahan hawa panas yang menguar dari dalam tubuhnya. Seperti yang Raihan duga sebelumnya, sisi anehnya yang terobsesi pada kebersihan tidak berlaku pada wanita ini. Kemudian dia ingat bahwa setelah apa yang terjadi tujuh tahun yang lalu, dia tidak bisa mentolerir siapapunwanita yang mendekatinya, dia akan merasa jijik, bahkan walaupun itu adalah teman-teman wanita yang Dia kenal dari kecil, selama bertahun-tahun. Lambat laun, seluruh anggota keluarganya tahu bahwa dia eksentrik pada kebersihan dan merasa jijik jika tersentuh oleh wanita. Akhirnya, dia sepakat de
Jelas, Raihan tidak memiliki pengalaman seperti itu, awalnya Dia hanya merasa pahanya hangat, tidak memikirkan apapun. Tapi ketika dia melihatnya, wajahnya tiba-tiba berubah menjadi hijau. “Ah ...” Dia sangat terobsesi dengan kebersihan, meski bisa memangku Michelle, tapi hal semacam ini .... Dia segera bangun, dan melepas jubah mandi bernoda darah! Alhasil, dia memperlihatkan seluruh bagian tubuhnya di depan Michelle, ia hanya mengenakan celana dalam. Mata Michelle tertuju pada kaki Raihan. Begitu dia Melepas jubahnya, mata Michelle membuang pandangannya kesembarang arah. Tanpa diduga, dia malah melihat tonjolan besar di celana Raihan. Tiba-tiba, matanya membelalak. Ketika dia sadar,
Matanya bersyukur: "Terima kasih, Tuan Han!" "Saya tidak suka basa-basi." Raihan berkata, "Kalau Anda ingin berterima kasih kepada saya, tolong tunjukkan kesungguhan Anda di masa depan." “Baik, Tuan Han." Michelle mengangguk. Keesokan harinya, Teddy datang dan mendengarkan instruksi Raihan, Teddy menempatkan Michelle di bagian pemasaran. Bagaimanapun, kualifikasi dan latar belakang pendidikannya, tidak cocok untuk posisi yang lebih tinggi. Raihan menginap di hotel kali ini demi kenyamanan saat menggelar beberapa pertemuan di sana dan penandatanganan kontrak yang bernilai lebih dari satu miliar dolar. Sekarang kontrak telah ditandatangani, dia juga harus check out dan kembali ke vila tepi pantai yang dia beli di kepulauan serib
Michelle sedang duduk di meja kerjanya, lantai 17. Michelle merasa ling-lung saat melewati koridor kantor yang begitu panjang tadi, jendela-jendela kaca disana tampak begitu cerah mengkilat. Untuk pertama kalinya, Michelle memiliki kursi kantor eksklusif dan komputer dengan akses Internet. Dia menjadi apa yang disebut pekerja kantoran, dulu, ini semua baginya hanyalah sebuah impian tanpa tau bagaimana cara mewujudkannya. Begitu dia menyalakan komputer, David Mano, manajer pemasaran, datang dan berkata kepada semua orang, "Perhatian. Saya baru saja menerima pesan bahwa penyanyi Ami Monica akan datang minggu depan, Kami baru saja memutuskannya untuk menjadi salah satu juri di program pencarian bakat “world Idol”.
Begitu dia menatap wajah Michelle, tiba-tiba, seluruh orang itu tercengang! Raut wajah Michelle berubah seketika, dia membalikkan tubuhnya dengan cepat, "Tuan. Karena Anda tahu ada seseorang disini, bisakah Anda keluar dulu?" “Sepertinya tidak bisa." Pria itu berjalan mendekat dan berkata dengan sok akrab, “Apa Kamu salah satu peserta audisi?" “lya." Michelle mengambil tas kosmetiknya, bersiap untuk pergi keluar. Karena dia merasa tidak bisa menyuruh pergi laki-laki itu, dia berencana untuk menghindarinya saja. “Siapa namamu?" Laki-laki itu
Dalam sekejap, jantung Arga berdetak seperti genderang perang yang ditabuh dengan kerasnya, jauh di dalam benaknya, seolah ada sesuatu yang tiba-tiba terbelah, dan celahnya semakin besar, besar dan besar, gambar dan penggalan kejadian yang tak terhitung jumlahnya datang. Dia memegangi kepalanya, yang mulai terasa sangat sakit. Arga merasa bahwa pikirannya dibanjiri oleh gambar-gambar asing yang belum sepenuhnya dia mengerti, dan rasanya kepalanya akan segera meledak. Dalam salah satu penggalan ingatannya, ada anak laki-laki dan perempuan sedang duduk berdampingan, gadis itu membuat permohonan di bawah bintang jatuh di langit: "Aku berharap Kak Arga dan Aku akan bersama selamanya!" Dalam
David segera mengangkat kedua tangannya, "Ampun Bos! Tidak masalah bagiku” Kemudian dia berkata, "Lumayan. Paling tidak saudaraku memiliki selera yang unik!" Raihan mendengus penuh kemenangan, untuk sementara waktu merasa puas dengan sikap David. Michelle melihat ke arah bawah, betapa terkejutnya dia setelah menyadari bahwa dirinya masih menggunakan sepatu yang sama. Bagaimanapun David telah mengetahui wajah asli Michelle, ditambah lagi kenyataan bahwa ternyata David adalah sahabat Raihan. Untungnya, David tidak memperhatikan sepatu Michelle. “Jaga dia baik-baik!" Raihan memberi tahu David, "Namanya Fitriana Darmawan, jelas?"
"Berapa banyak uang yang kamu butuhkan?" Tanya Raihan. “Seratus juta." Michelle menunduk. Dia menggigit bibirnya, dia tidak pernah sebegitu malunya seperti saat ini. Seratus juta, mungkin bukanlah nominal yang banyak bagi Raihan, tapi... Orang-orang kaya justru selalu lebih waspada dari orang biasa. Raihan menyipitkan matanya, "Dia punya masalah dengan pengiriman, lalu dia meminta kamu untuk menyelesaikannya. Di masa depan, jika sesuatu yang lebih serius menimpamu, apa Dia mau menolongmu?" Michelle sangat cemas, "Tuan Han. Kakak laki-laki saya memperlakukan saya dengan sangat baik. Dia .."