Share

8. Misi Baru

"Tuan Antonio." Angelina segera mendorong tubuh Alex dan bangkit, beruntung Alex tidak berulah lagi.

"Hei, kau bilang akan berbicara dengan Angelina tapi kau? Astaga! Aku tidak mengerti, semalam kau mengajak Angelina berkelahi lalu sekarang kau mau mengajaknya berkelahi di atas tempat tidur? Luar biasa!" Max yang muncul di belakang Antonio mencibir sinis.

Angelina langsung gugup dan salah tingkah. Meski sebenarnya mereka tidak berbuat apapun namun posisi mereka tadi benar-benar membuat salah paham siapapun yang melihatnya, sedangkan Alex hanya memutar bola matanya malas mendengar ocehan Max karena menurutnya tidak penting menanggapi ucapan seseorang yang menilainya buruk padahal tidak tahu kejadian yang sebenarnya.

"Maaf, Tuan Antonio, kami tidak sedang melakukan apapun, kami tadi--"

"Aku hanya mengerjai Angelina saja, aku ingin tahu reaksi dia ketika berada begitu dekat dengan seorang pria namun sepertinya dia tidak terpengaruh." Alex memotong ucapan Angelina dengan cepat.

Antonio berjalan mendekat, di bibirnya terukir senyum miring. "Apakah ada yang ingin kau buktikan dari seorang Angelina, Alex? Aku sangat penasaran mengapa semalam kau mengajak Angelina berkelahi lalu pagi ini kau terkesan ingin mengencaninya. Kau menyukainya, huh?" perkataan Antonio cukup membuat Angelina tak percaya, membuat Max menganga, namun Alex justru biasa saja, masih tetap mempertahankan ekspresi datarnya.

"Aku? Menyukainya?" tanya Alex dengan nada sombongnya.

"Mungkin saja! Tapi maaf, jika kau benar-benar menyukai Angelina maka aku akan mengeluarkan Angelina dari timmu, Alex," kata Antoni dengan santainya.

"Apa? Kenapa?" Angelina terpancing untuk bertanya.

"Ya! Karena aku tidak suka ada ikatan cinta dalam pekerjaan. Kau tahu? Cinta itu dapat menjadi sumber kekuatan seseorang, namun cinta juga dapat menjadi kelemahan seseorang. Orang tidak akan bisa berpikir logis untuk hal-hal mendesak jika sudah diliputi perasaan cinta. Jadi, aku tidak akan membiarkan sepasang kekasih berada dalam satu tim yang sama, itu akan menghambat kinerja kalian!" jelas Antonio panjang.

"Yang benar saja! Hanya karena dia satu-satunya gadis di agensi ini bukan berarti bisa membuat aku jatuh cinta, bukan?" ujar Alex sinis.

Sialan kau, Alex! Kau dengan sengaja merendahkan aku di depan Tuan Antonio. Kau pikir kau siapa? Jelas-jelas kau tadi memeluk pinggangku begitu erat. Awas saja, aku akan mematahkan tangan kurang ajarmu itu! Angelina mengomel panjang di dalam hati, mengumpati Alex yang selalu seenaknya dengan sifat sombongnya itu.

"Baguslah kalau begitu, aku harap kau jujur dengan perkataanmu, Alexander!" ujar Antonio—bos di agensi tersebut.

Alex membalasnya dengan memutar bola mata, enggan menjawab.

"Tuan Antonio, apa yang membawamu kemari?" tanya Angelina berusaha mengalihkan pembahasan.

"Aku hanya ingin memastikan keadaan Alex saja, sekaligus aku ingin mengungkapkan kekagumanku padamu karena telah berhasil melumpuhkan Alex sampai dia terbaring lemah di sini sekarang," balas Antonio.

Angelina tersenyum penuh kemenangan dalam hati, ia senang bosnya itu membantu menjatuhkan harga diri Alex setelah Alex menginjak harga dirinya tadi.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Antonio yang tentu saja ditujukan pada Alex.

"Tidak terlalu buruk, aku yakin besok sudah pulih."

"Bagus, memang sebaiknya begitu, karena Tuan Wilson sudah mengirimkan misi baru untuk kalian."

"Apa misinya?"

"Sebelum itu, apa kalian tahu alasan dibalik penyerangan tuan Gerald pada Tuan Wilson kala itu?" tanya Antonio dan ketiganya menggeleng.

"Kami hanya diizinkan di luar, dan klien tidak menjabarkan detailnya pada kami," jelas Angelina.

Antonio mengangguk paham. "Taun Wilson ingin menukarkan sebagian kekayaannya yang berbentuk berlian menjadi mata uang kepada Tuan Gerald. Sebelumnya mereka rekan bisnis yang baik, namun hari itu permusuhan mereka dimulai. Tuan Wilson ternyata membawa berlian palsu dan Tuan Gerald murka karena merasa Tuan Wilson telah merusak kepercayaannya," jelas Antonio sesuai penyelidikan yang ia dapat tentang kliennya itu.

"Mustahil! Mana mungkin Tuan Wilson menyimpan barang palsu? Jika harta benda milik Tuan Wilson palsu, apakah ia akan sekaya ini?" Alex tak habis pikir.

"Ada yang sengaja ingin menghancurkan Tuan Wilson, itu sebabnya berlian itu ditukar dengan yang palsu."

"Masuk akal. Tapi siapa yang melakukan itu?" tanya Alex lagi.

"Itulah misi kalian. Cari tahu siapa dalang di balik itu. Hidup atau mati kalian harus mendapatkan orang itu. Satu hal yang bisa aku beritahu pada kalian, kemungkinan besar pelakunya adalah orang terdekatnya, karena Tuan Wilson selalu bertindak hati-hati dan misterius pada orang luar, namun ia akan berbagi segalanya pada orang terdekatnya," tutur Antonio.

"Begitu, baiklah aku mengerti. Aku yakin lusa kami sudah bisa mulai melaksanakan misi itu," kata Alex yakin.

"Ya, jika kau tak berulah seperti yang kau lakukan semalam," cibir Max, dan Alex hanya menanggapinya dengan decakan sinis.

Karena sudah tidak ada yang dibicarakan lagi, Antonio pun pergi.

"Ini sarapanmu, cepat makan dan cepat pulih. Aku bosan terlalu lama di sini tanpa melakukan misi." Max menyerahkan nampan berisi sarapan yang tadi ia bawa dari dapur.

"Biar aku bantu menyuapinya," kata Angelina mengambil alih nampan yang diberikan Max, namun Alex merebutnya.

"Berikan padaku! Kau pikir aku anak kecil yang perlu kau suapi? Aku bisa melakukannya sendiri!" ucap Alex ketus.

"Aku tidak mengatakan kau seorang anak kecil, hanya saja kau sedang sakit," balas Angelina.

"Aku tidak sedang sakit, hanya sedikit terluka, bedakan itu! Aku masih bisa melakukan semuanya sendiri, aku bukan pria manja yang baru begini saja sudah harus merepotkan banyak orang!" kata Alex sengaja menyindir Max, dan Max langsung melotot ke arahnya.

"Ya sudah, ambil ini! Aku hanya berniat baik, tapi kau malah marah-marah. Aku pergi!" Angelina mendengus kesal dan tanpa ba bi bu ia langsung pergi.

Alex menerima nampan yang diberikan Angelina dengan kasar, lalu memandangi punggung Angelina yang menjauh pergi dan berakhir di telan pintu.

Max memperhatikan ekspresi Alex yang tengah memandangi kepergian Angelina, ekspresi yang sangat jarang ia lihat, bahkan tidak pernah.

Senyum miring terbit di bibir Max dan bersiap menggoda Alex.

"Kau menyukainya, bukan? Akui saja!"

Mendengar pertanyaan Max, Alex sedikit terkejut, ia lupa Max masih ada di sana namun bukan Alex namanya jika tidak pintar mengendalikan ekspresi.

"Ck! Jangan mengada-ada! Dan aku sarankan untuk tidak mencampuri urusan orang lain!" balas Alex datar.

"Aku tidak mengada-ada, Tuan Alexander, aku bisa melihat tatapanmu yang seolah tidak rela Angelina pergi. Jangan sampai kau menyesal."

"Sudah kubilang jangan sok tahu! Pergilah! Keberadaanmu di sini menggangguku!"

"Hei, siapa yang menyuruhku kembali ke sini tadi? Kau! Kau bilang ada yang ingin kau bicarakan, tapi ternyata kau hanya ingin aku melihat adegan layak sensor yang kau lakukan bersama Angelina."

"Tutup mulutmu, Max! Kami tidak melakukan apapun jadi jangan menyebar fitnah! Apa yang ingin aku bicarakan sudah dibicarakan oleh Tuan Antonio, jadi sekarang pergilah!"

"Ya ya, aku pergi. Ingat, kau harus segera pulih!" tak ingin melanjutkan perdebatan, Max akhirnya mengalah untuk pergi.

Kini hanya Alex sendiri di ruangan itu.

"Kau gadis yang sulit didekati, tapi bukan berarti aku tidak bisa melakukannya. Bagaimanapun caranya, aku akan membuat kau buka mulut, Angelina."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status