Di sepanjang malam, Viyone hanya duduk menatap Vic dengan pikiran yang kusut. Tanpa disadari ia sangat menyukai dan dekat dengan anak itu. Begitu juga dengan Vic yang menyukai dan akrab dengannya. Viyone mengingat kembali kejadian di malam yang di mana ia sedang diperkos4 oleh seorang pria asing. Flash Back on.Malam itu, langit mendung seolah menjadi pertanda buruk bagi Viyone. Ia baru saja keluar dari tempat kerja dan ingin segera pulang ke rumahnya. Namun, takdir berkata lain. Di tengah perjalanan, Viyone dihadang oleh seorang pria tinggi yang menatapnya dengan tatapan mengancam. Sebelum Viyone sempat bereaksi, ia langsung ditarik paksa oleh pria tersebut ke dalam mobil hitam yang diparkir di pinggir jalan. Mobil itu melaju kencang menuju sebuah hotel di pinggiran kota. Ketakutan Viyone semakin menjadi-jadi, namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Tangan dan kakinya terikat erat oleh pria itu, membuatnya tak berdaya. Begitu tiba di hotel, Viyone diseret ke salah satu kamar yang sunyi
Wilson meremas kertas tersebut dan melemparnya ke sembarangan arah," Untuk apa kamu ikut campur?" tanya Wilson.Ramos tersenyum dan berkata," Dia adalah satu-satunya wanita yang ingin kamu nikahi di saat itu. Kalau bukan kejadian itu mana mungkin kamu putuskan dia. Setelah putus kamu hanya fokus pada urusan dunia mafia. Kalau bukan karena ingin melupakan dia mana mungkin kamu tidak mencari pengantinya. Viyone Florencia bukan wanita yang kamu cintai. Kamu hanya merasa bersalah atas kejadian itu. Sekarang kamu semakin merasa bersalah karena perpisahan dia dengan suaminya," ujar Ramos.Wilson menatap tajam pada temannya itu yang bicara tanpa berhenti."Apa kamu sudah selesai bicara?" tanya Wilson.Ramos terdiam dan menatap curiga pada temannya," Jangan mengatakan kalau kamu sudah melupakan Sasa?" tanya Ramos yang penasaran."Aku hanya akan menikah dengan wanita yang telah memberiku anak," jawab Wilson."Demi menebus kesalahan?" tanya Ramos yang kurang setuju.Wilson menggenggam erat gela
Viyone berusaha mengungkap informasi lebih jauh dari dokter Anita."Dokter, Apakah saya melahirkan anak kembar saat itu? Saya mohon beritahu saya! Karena ini sangat penting bagi saya!" pinta Viyone sambil memohon.Dokter itu terdiam dan menunduk sejenak. Terlihat raut wajah dokter itu menyembunyikan sesuatu dari Viyone."Saat proses pembedahan dilakukan, Apakah salah satu anak saya dibawa pergi oleh seseorang?" tanya Viyone.Setelah diam sejenak, Anita menatap Viyone dengan perasaan bersalah," Nyonya Hamilton, Apakah bisa memberitahu saya alasannya. Mengapa tiba-tiba saja Anda bertanya seperti itu?" tanyanya.Viyone dengan berat menjawab," Saya bertemu dengan seorang anak yang sangat mirip dengan saya. Selain itu, saya juga menemukan hal lain yang membuat saya semakin yakin kalau ayah dari anak itu adalah orang yang aku kenal."Dokter Anita menghela nafas dan mengatakan," Nyonya Hamilton, kalau begitu saya juga tidak bisa menyembunyikan kebenarannya lagi. Saya juga tidak tahu apakah a
Vic yang terbangun, keluar dari kamarnya. Ia menuju ke kamar Wilson dan membuka pintunya, Klek!" suara buka pintu dilakukan oleh Vic. Ia kemudian melangkah masuk ke kamar mewah dan luas itu.melihat sekeliling dan tidak mendapati Wilson di sana."Pasti belum pulang," gerutu Vic sambil mengucek matanya. Anak itu kemudian berjalan menuju ke lantai bawah."Papa selalu saja menghabiskan waktu bersama paman-paman itu, dan membiarkan anaknya yang imut ini sendirian dan kesepian. Lebih baik aku mencari mama," gumamnya yang tidak puas. Vic berjalan ke koridor dan melihat Viyone berdiri di ujung koridor sambil menatap ke arah jendela.Vic yang penasaran melangkah menghampiri Viyone sambil bergumam," Kenapa malam-malam begini mama tidak tidur. Malah memandang jendela. Apa yang istimewa dengan jendela rumah kami!""Mama, kenapa tidak tidur?" tanya Vic yang berjalan menghampiri Viyone. Viyone menatap anak itu dengan mata berkaca-kaca, ia baru menyadari ternyata dirinya melahirkan anak kembar. "An
Viyone dengan sedikit gugup ia bertanya," Gelang ini milik Anda, bukan?" Viyone menatap pria itu yang terdkam sejenak.Wilson mengambil gelang itu dan menatapnya sambil berkata," Kamu sudah menyadarinya, sejak kapan?" tanya Wilson yang bangkit dan berhadapan dengan Viyone.Mata Viyone berkaca-kaca dan menatap tajam ke arah Wilson. Ia merasa berat dan hampir tak mampu menahan rasa penasaran yang memburu pikirannya, namun ia harus tahu. Dengan suara bergetar, ia bertanya, "Kamu...adalah pria di malam itu, kan?" Wilson merasa tertusuk dengan tatapan mata Viyone yang penuh air mata. Ia menunduk dan menghela nafas panjang, seakan mencoba mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dengan suara yang berat dan penuh penyesalan, ia akhirnya menjawab, "Benar! Aku adalah pria malam itu!" Dalam seketika, suasana di ruangan tersebut menjadi hening dan tegang. Viyone tak mampu menahan air mata yang membanjiri wajahnya, membuat pipinya basah oleh kesedihan yang tak terkira. Tangan
Viyone terdiam sejenak dan menatap Wilson yang sedang menunggu jawabannya. Beberapa saat kemudian ia menepis tangan pria itu mundur beberapa langkah."Aku akan mengakui Vic, Aku tidak akan melarang kalau kamu ingin mengakui Chris. Tapi jangan pernah memisahkan aku dan anak-anakku!" kata Viyone dengan tegas dan terpaksa.Wilson mengangguk mantap, tatapannya penuh keyakinan. "Aku berjanji padamu, Viyone. Tidak akan memisahkan mereka denganmu. Kamu yang melahirkan mereka. Hanya kamu yang paling berhak menjaga dan merawatnya!" ucap Wilson dengan tegas. Di tengah percakapan serius antara Wilson dan Viyone, tiba-tiba pintu terbuka perlahan. Chris dan Vic, anak kembar mereka, ternyata sudah masuk dan mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya sejak tadi. Mereka berdiri di ambang pintu dengan ekspresi terkejut dan bingung. "Ma," seru Vic yang hampir tidak percaya, suaranya gemetar. "Apakah ini benar? Apakah mama Viyone sebenarnya adalah mama kandungku?" tanya Vic yang hampir menangis. "Ma
Keesokan harinya. Vic yang baru bangun berteriak pada ibunya dan bersikap manja," Mama, Mama, Aku ingin mandi, Tolong mandikan aku dan suapi aku saat sarapan nanti!" Viyone tersenyum dan mengendong putranya berjalan menuju ke kamar mandi," Apakah kamu selalu manja seperti ini?" tanya Viyone melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Ia melepaskan pakaian anaknya itu."Setelah aku 4 tahun, Papa tidak pernah memandikan aku lagi, Kata papa anak laki-laki tidak boleh terlalu manja dan harus bisa jaga diri," jawab Vic."Bagaimana dengan kehidupanmuc selama ini?" tanya Viyone.Vic mengeluh dan sedikit kesal," Banyak bibi yang datang mendekati papa, Aku sebagai anak laki-laki harus mengusir mereka satu- persatu. Mama, kelak kalau masih ada bibi yang menyukai papa. Mama harus mengusir mereka. Papa sangat tidak suka dengan mereka. dan aku yang harus berhadapan dengan mereka!" ujar Vic dengan nada tegas.Viyone sedikit tertawa lucu melihat reaksi anaknya itu," Vic, kamu mengatakan papa tidak suka
Viyone baru saja pulang dari berbelanja, dengan kedua tangannya penuh membawa kantong plastik berisi bahan makanan dan perlengkapan rumah tangga. Begitu memasuki rumah, ia terkejut melihat seorang wanita asing tengah berdiri di ruang tamu bersama Wilson. "Mama!" seru Vic, anak bungsunya, yang langsung berlari mendekati Viyone. Wajah kelelahan Viyone seketika membaik saat melihat putranya. "Vic, kamu sedang menunggu mama?" tanya Viyone sambil tersenyum pada Vic"Iya, Mama. Aku tidak sabar ingin makan masakan Mama, aku juga ingin disuap!" jawab Vic dengan manja, membuat Viyone semakin senang mendengarnya. "Baiklah, mama akan ke dapur dan siapkan makanan dulu ya," ujar Viyone sambil menepuk lembut punggung Vic.Chris menghampiri Viyone dan berkata," Mama, aku akan membantumu!" katanya."Tidak perlu! Kamu temani adikmu saja!" jawab Viyone dengan senyum.Pandangan Viyone tak lepas dari wanita asing yang ada di ruang tamu. Ia merasa penasaran dan ingin tahu siapa wanita tersebut. Lidya