Jangan lupa kasih like dan bintang lima ya, kalau klian suka ceritanya.
maksud kamu apa mas!” ujar Ammara yang segera meletakkan Claire ke dalam stroller.“Safa udah panik nyariin kamu, ternyata kamu enak-enakan di sini main gila sama laki-laki lain” teriak Fandi sambil menunjuk Andra dengan penuh perasaan iri hatiAndra yang dari tadi diam mulai terpancing emosinya “maksud anda apa nuduh saya sama Ammara main gila? Ha!” teriak Andra sambil mendorong dada Fandi“Lo nggak usah ikut campur ya! Lu tu bukan siapa-siapa Ammara, gua suaminya, wajar kalau gue marahin dia!” teriak Fandi kembali seraya ikut-ikutan mendorong dada Andra yang kekar“Suami anda bilang? Suami macam apa anda! Di saat istri anda kehilangan bayi kalian anda ada di mana! Itu yang Anda bilang suami?”“Anda nggak ada hak untuk ngejudge suami saya seperti itu ya? Emang dasar dia nya perempuan nggak bener! ” timpal Tasya yang berada di situ ikut-ikutan membela suaminya dan menjelek-jelekan AmmaraAmmara yang dari tadi emosi berusaha untuk tidak meluapkan semua emosinya, dia menarik napas dala
Setelah menghempaskan badan Ammara ke atas tempat tidur, Fandi pun dengan leluasa menguasai tubuh istrinya tersebut, Ammara hanya bisa mendesah, sekarang mereka berdua sudah tak berbusana, yang ada hanya kulit bertemu kulit, sudah tidak ada debar-debar di dada, hanya perasaan yang tak ingin berpisah satu sama lainnya, peluh keringat kini menghujani tubuh Fandi dan Ammara yang dipenuhi gairah nafsu. Hingga tibalah di ujung klimaks.Fandi yang kelelahan berusaha memeluk tubuh istrinya tersebut, dan menciumi seluruh wajah cantik Ammara.“Terima kasih ya sayang, semoga kita akan seperti ini selamanya. Aamiin” ucap Fandi sembari menatap mata Ammara yang berada di dalam pelukannya.Ammara yang juga puas terhadap gairah Fandi, tersenyum dan mengangguk bahagia di pelukan Fandi dan di bawah selimut yang menutup tubuh mereka.***Kembali ke masa sekarang.Ammara yang sedang berjalan pergi meninggalkan taman seketika tersadar ketika ada suara klakson mobil, dan Andra menarik tangan Ammara ke dal
Fandi yang tidak peduli terhadap ucapan Tasya menghempaskantangan Tasya yang memegangnya, lalu mengejar Ammara yang pergi berlalumeninggalkannya dan Tasya, dia tak peduli orang-orang yang melihatnya, diahanya tak ingin bercerai dari Ammara.Waktu yang ditentukan sudah tiba, Ammara yang sudah adadi ruang tunggu pengadilan agama bersama pengacaranya duduk di bangku yangsudah di persiapkan. Hari ini adalah agenda mediasi. Hatinya hancur, dia tidakpernah membayangkan pernikahan akan berakhir dengan cara seperti ini.Fandi yang datang sendirian duduk di sebelah Ammara,hingga pegawai pengadilan agama memanggil nomor antrian yang Ammara pegang, danmeminta mereka masuk ke ruangan mediasi.Fandi dan Ammara yang sama-sama tertunduk lesu kali inimasuk ke ruangan mediasi, secara bersamaan hingga pegawai pengadilan agama memulaiacara mediasi.Fandi yang semenjak tadi terdiam kali ini memohon danberlutu di depan kaki Ammara.“Aku mohon Ammara, aku nggak mau pisah dari kamu. Akumasih cinta sama kamu
Jantung Andra berdebar kencang, ia tak menyangka akan bisa sedekat itu dengan Ammara. Dulu dia hanya bisa mengagumi kecantikan Ammara dari jauh, tanpa berani mendekat dan memperkenalkan diri.“Udah rapi nih” ujar Ammara, kemudian duduk ke kursi lagi.“Ah, hm, terima kasih ya Ra?”“Ya, sama-sama”“Jadi gimana lanjut nggak nih, interviewnya?” ujar Ammara berseloroh“Nggak usah pakai interview deh, kamu langsung aja kerja hari ini jadi sekretaris pribadi saya”“Beneran ndra? Kamu nggak bohong kan?”“Iya, saya serius, buat apa saya bohong”“Makasih banyak ya ndra?”Andra pun mengangguk, lalu kemudian menelpon seseorang lewat telepon kantornya“Kamu ke ruangan saya sekarang” ucap Andra kepada seseorang di balik telponHingga tak berapa lama datanglah seorang perempuan muda, perutnya besar, mungkin sedang hamil.“Tania, perkenalkan ini Ammara yang nanti akan menggantikan kamu, selama cuti” ujar Andra kepada Tania sang sekretaris lama“Hai, saya Ammara” ujar Ammara sembari mengulurkan tangan
Namanya adalah Ammara Nandini Kusdiantoro, Orang-orang biasa memanggilnya Ammara, dia adalah seorang atlet silat pemegang medali emas Asian Games tahun 2020, dan saat ini dia sudah menikah dengan seorang manajer bank bernama Ahmad Affandi, yang sangat mencintainya, walaupun sudah menikah selama lima tahun, mereka belum dikaruniai anak, tetapi cinta di hati Fandi tidak pernah berubah terhadap Ammara. Tepat hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke lima, Ammara yang sudah menyiapkan kejutan untuk suaminya, dengan memboking sebuah meja di restoran sebuah mall di bilangan kuningan mencoba menelpon suaminya. Menyuruh supaya datang ke restoran di dekat tempat kerjanya. Ammara memang memilih restoran yang dekat dengan tempat kerja suaminya, supaya suaminya tidak terlalu jauh menghampiri nya ketika nanti dia menyuruhnya untuk datang ke restoran tersebut. Ammara yang sedang menelpon suaminya, hanya mendengar nada sambung dari panggilan telpon suaminya. Dan tidak ada jawaban
Ammara yang sudah tidak tahan akhirnya, menjambak rambut si wanita dan menariknya hingga terjatuh ke bawah tempat tidur, Fandi yang tahu kekuatan istrinya mencoba melerai sang istri.Ammara yang sudah dipuncak emosinya melihat sang suami melerainya dan mencoba melindungi selingkuhannya, langsung membanting sang suami ke lantai. Hingga sang suami meringis kesakitan karena kuatnya bantingan sang istri,“Lari Vira, kamu nggak akan kuat ngelawan dia” ujar Fandi menyuruh selingkuhannya untuk pergi“tapi mas, kamu gimana?” tanya selingkuhannya yang hanya memakai pakaian haram.“yang penting sekarang kamu lari dulu jangan hiraukan aku” ucapnya sambil terus meringis kesakitan.Sedangkan OB yang dari mengikuti Ammar terpelongo melihat kekuatan Ammara dan kepandaian bela dirinya.Dia ingin membantu tapi dia juga takut kalau dibanting seperti suaminya. OB itu akhirnya memilih menonton dan merekam kejadian tersebut. Sambil tersenyum melihat keberanian dan kekuatan Ammara.Melihat selingkuhan suam
Setelah memberikan uang tersebut kepada kasir, Ammara pun langsung pulang menuju apartemennya.Di dalam kamar mandi, Ammara merasa deg-degan menunggu hasil testpack nya. Dan taraaaaa,Ternyata hasil testpacknya garis dua. Ammara yang sudah lama menantikan kehadiran buah hati, menangis haru, karena pada akhirnya, dia akan memiliki anak kandungnya sendiri, selama ini dia selalu di pandang perempuan mandul oleh keluarga suaminya. Tapi dia tidak peduli, selama sang suami Fandi bersamanya, dia selalu berfikir bahwa itu semua hanya omong belakang, toh kata dokter spog, rahim Ammara baik-baik saja, begitu pun sperma suami tidak ada masalah.Tapi kali ini keadaan sangat berbeda, sang suami yang dianggapnya setia, telah selingkuh di belakangnya. Entah apa yang ada di dalam pikiran suaminya, sehingga dia mau selingkuh dengan perempuan itu.Apakah dia harus memberitahu suaminya? Atau dia sembunyikan saja kehamilannya dari sang suami? Sedangkan setelah kejadian itu dia tidak pulang ke apartemen.
Sekarang apa yang harus dia lakukan?Dia memang masih sangat mencintai Ammara, dan sekarang di tambah lagi Ammara hamil buah cintanya yang selama ini diimpikannya.Ataukah dia harus memilih putri sang direktur utama perusahaan yang juga sedang hamil anaknya. Kalau dia tidak memilihnya, maka karir nya akan hancur.Setelah mendengar apa yang dikatakan adiknya, kaki Fandi terasa lemas, bahkan untuk berdiri saja tidak kakinya tidak mampu, dia terduduk di lantai rumah, memandangi wajah sang istri yang sedang kecewa atas kelakuan suaminya.Ammara yang dari tadi duduk di sofa tidak mempedulikan suaminya, dan berpindah tempat duduk. Karena masih kecewa terhadap Fandi.Tak berapa lama, dering telpon Fandi pun berbunyi, Fandi yang menaruh HP nya di dalam saku celana membiarkan HP nya terus berbunyi tanpa mengangkatnya. Hingga HP tersebut berbunyi untuk yang ketiga kalinya[Kamu kenapa belum pulang sih mas? Udah tiga jam lo kamu di sana?] ujar seseorang dari balik telpon dan ternyata orang itu a