Share

Tiga Puluh Enam

Menjelang siang saat sedang mempersiapkan perlengkaoan untuk Mas Dani berangkat ke Bogor, Kayla menangis terus. Sudah kususui, sudah diberi susu botol dan yang lainnya juga tapi tangisnya kunjung juga berhenti.

Sungguh kepalaku pusing mendengar tangisnya. Entah apa lagi yang harus aku lakukan agar ia berhenti menangis dan kembali tertidur. Tidak kah anak itu lelah, sudah hampir satu jam menangis terus?

"Salsa ..., biar Ibu lihat anakmu. Siapa tahu ia diam oleh Ibu. Jangan kau kunci terus kamarmu ini!" teriak Ibu sambil mengetuk-ngetuk pintu kamarku keras.

"Salsa ..., biar kubuka ya pintunya," ucap Mas Dani sambil berlalu menuju pintu yang sedari tadi kukunci. Tak ingin ditambah pusing lagi dengan ocehan orang-orang rumah yang mau ikut campur urusanku.

"Terserah, Mas, lah! Aku sudah pusing," ucapku ketus.

Mas Dani pun akhirnya membuka kunci kamar. Kulihat seketika Ibu merangsek masuk menghampiri Kayla, entah apa saja yang dilakukan Ibu ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status