Nera pun akhirnya berjalan menemani Vanesa menuju tempat dimana mobilnya diparkir.“Sudah sampai sini saja, tidak perlu repot.” Ucap Vanesa.“Ya memang sampai disini saja lah! Orang mobilmu juga disini parkirnya, dasar!.” Nera pun jengkel karena di Vanesa bersikap jahil padanya.“Oke kalau begitu aku pulang dulu, bye.” Vanesa pun menutup kaca mobil dan berjalan meninggalkan Nera.Setelah melihat mobil Vanesa sudah jauh dan tak lagi tampak, ia pun berjalan kembali menuju kerumahnya. Ia rasanya seperti sudah lelah dan ingin terlelap saja dan benar saja saat ia sampai dirumah, ia pun segera menuju kamar dan tak butuh waktu lama Nera pun tetidur.Hari demi hari pun seperti biasa, hanya begitu-begitu saja dan tidak ada yang istimewa sama sekali. dan hingga duaminggu sudah berlalu tanpa terasa, namun kali ini lagi-lagi sepertinya Kezia tidak bisa hadir di janjian kencan mereka. Namun seperti biasa Nera masih tetap memakluminya karena ia merasa kalau Kezia sangat sibuk belakangan ini dan itu
“Iyakan? Dia memang sehebat itu, yah tapi juga mulai sekarang aku akan terus berusaha agar bisa setara dengannya secepat mungkin.” “Baiklah, kami hanya bisa membantu denan doa. Ibu, ayah dan adikmu, kami semua selalu mendoakan yang tebaik untukmu, nak. Berusahalah, ibu yakin kau pasti akan menjadi orang yang besar dan hebat.” “Amin, teimakasih ibu dan ayah serta Sandy juga. Aku akan selalu mengingat doa kalian. Yasudah kalau begitu aku pulang dulu. bye.” Nera pun menyalakan motornya dan beranjak pergi. “Hati-hati! jangan kebut-kebutaan!..” sang ibu berteriak dengan cukup keras dan Nera yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum karena ibunya sejak dulu sedikitpun sama sekali tidak berubah.. ....”segala sesuatu terkadang akan datang dan pergi silih berganti, setiap hal dan insan selalu membawa perubahan bagi segala yang ada disekitarnya. Namun diantara itu semua hanya ada satu yang sama sekali tidak berubah, yaitu besar cinta kasih seorang ibu yang tak ternilai harganya”..- .. Kel
Mereka berdua terlihat asyik sendiri dan tampak wajah mereka berdua berseri-seri, pemandangan yang sudah jarang terlihat antara mereka berdua. Terutama Nera yang saat ini tampak sangat bahagia sekali, ia pun ingin sekali mengatakannya pada Kezia tentang kebahagiaannya itu yang karena sudah lama tak berjumpa tetapi entah kenapa kali ini Nera seperti ingin menahannya dan tak mengungkapkannya. Seolah ia merasa kali ini ia tidak ingin mengatakan hal yang membahagiakan, karena Nera tahu dari tatapan mata Kezia yang seolah berkata “Aku sangat lelah”.“Kemarin Vanesa datang kesini” ucap Nera saat mereka baru saja selesai makan.“Oh ya? Lalu bagaimana? Jam berapa dia datang?” tanya Kezia sambil membuka botol minuman sari jeruk nya.“Yah anehnya kalian datang di jam dan keadaan yang sama. Vanesa datang kira-kira jam segini juga dan secara tiba-tiba setelah sekian lama tiada kabar. Mirip dengan yang kau lakukan hari ini kan?”“Emmm aneh ya. Tapi kenapa dia sampai sekarang belum membalas pesank
Mereka pun akhirnya menyudahi adegan itu dan Nera mengantar Kezia pulang dengan sepeda motornya. Udara malam yang dingin menamban kesan romantis seolah mereka sedang menghirup wanginya harmoni berdua, tentu saja dengan posisi Kezia yang memeluk erat Nera diboncengan. Seperti biasa setelah sampai di depan pintu gerbang komplek megah Aerial, Kezia pun turun dan berpamitan dengan kekasihnya itu. Begitu pun sebaliknya.(7 hari kemudian)Seminggu telah berlalu, Nera yang kini disibukkan dengan rutinitas dan tugas kuliahnya sedang berusaha untuk tetap menyempatkan waktu untuk belajar tentang dunia bisnis. Ia terus memantau sahamnya di Aerial yang mungkin itu hanya bagian yang sangat kecil dari perusahaan raksasa yang memiliki nilai saham yang sangatlah besar dan termasuk dalam 10 besar perusahaan terbesar di Negeri ini. Saat sedang duduk sendirian di bangku taman yang terletak di halaman kampus, datanglah wanita berwajah manis dengan rambut model Bob (potongan rambut sebahu) yang tak lain a
Sampailah dimana malam pertama mereka, Nera yang dengan sengaja mengajak Kezia minum bir dan alkohol bersama hingga Kezia mabuk dan akhirnya Nera melakukan hubungan intim dengan istrinya Kezia yang sedang dalam keadaan setengah mabuk, meskipun sudah Sah tapi Nera tahu bahwa jika dalam keadaan sadar, belum tentu Istrinya itu akan sudi langsung berhubungan intim dengannya. Lalu tiba di hari pertama pasca pernikahan mereka, Nera tidak menyentuh Kezia sedikitpun, dia hanya menatap kezia sesekali dan tersenyum sinis layaknya iblis yang puas telah leluasa untuk mulai melaksanakan rencana balas dendamnya perlahan-lahan.Pagi itu Kezia pun terbangun dan sadar dia sudah tanpa busana, namun dia tak melihat suaminya diranjang pagi itu. Kezia segera memakai pakaian rumah dan menuju ke ruang tamu, dia melihat suaminya sedang berolahraga. Sebagai seorang istri yang baru saja berumah tangga, Kezia mencoba untuk menyiapkan sarapan, meskipun
“Maaf, anda mencari siapa ya ?” Ucap seorang Pria yang berumur sekita 45tahun dengan bernada Tegas..“Maaf sebelumnya , perkenalkan nama saya Nera. Sebelumnya saya mohon maaf jika kedatangan saya yang mendadak dan sangat tiba-tiba. Maksud dan tujuan saya datang kesini adalah ingin melamar anak Bapak, Kezia.”“Ha ? Melamar ? Tunggu, anda siapa ? Mengapa datang tiba-tiba dengan mengatakan hal yang sangat konyol begitu ? Anda sadar kah dengan apa yang barusan anda katakan?”..“Tentu saja Pak, saya sangat sadar. Mungkin Kezia tidak pernah bercerita tentang saya, tapi sebenarnya Saya dan Kezia dulu pernah menjalin hubungan Pak. Kami berpacaran selama hampir 2 tahun. Namun karena beberapa hal kami harus berpisah, dan saya sudah berjanji saat saya sudah cukup pantas dan mapan saya akan datang kembali untuk melamarnya. Kami sudah 2tahun tidak pernah bertemu lagi dan saya juga tidak pernah lagi komun
“Engg.. hampir dua tahun Bu” sambut Nera dengan eskpresi yang agak grogi dan malu.“Ah, maaf kalau boleh tahu apa kegiatan anda sekarang ? masih kuliah atau sudah Kerja?” sambung Nathan yang bertanya dengan wajah tanpa dosa namun sebenarnya punya niat tersembunyi.Suasana pun mendadak berubah karena keluarga dan kolega yang lain melihat ke arah Nera dengan tatapan yang dipenuhi rasa penasaran.“(Ini ? Apakah ini sebuah pertanyaan yang waras atau mereka seperti sengaja menyinggungku? Tapi , sudahlah, aku jawab saja apa adanya.)” ucap Nera dalam hati.“Ah, saya sedang tidak ada kegiatan, beberapa bulan lalu saya berhenti kerja dan memang ada rencana untuk melanjutkan kuliah, saya hanya tamatan D3 informatika.” Tutur Nera dengan ucapan yang agak ragu dengan jawabannya. Dia berfikir bahwa mungkin saja setelah ini hubungannya denga Kezia tidak akan lagi berjalan mulus seperti biasa. Karena secara kasta jelas Nera
Sampailah akhirnya di cafe, disana mereka duduk di tempat biasa mereka duduk dan memesan makanan kesukaan mereka berdua yaitu Mie Goreng dengan telur setengah matang dan dua paha ayam goreng. Itu adalah menu favorit mereka sejak awal mereka berdua pacaran.“Sudah lama sekali tidak kesini. Hihii.” Ucap nera dengan ekspresi bahagia. Dia pun terus menatap wajah kekasihnya itu tanpa sedikitpun berpaling.“Lo natap gue segitunya, gue jadi malu loh.”“Eh? Kok malu ? kayak yang baru pacaran aja.”\“Ya malu lah, kita kan udah lama banget ga ketemu, jadi seolah rasanya ini kayak pertemuan pertama, entah kenapa jadi canggung. Tapi gue seneng banget.”“Ahahaha, tentu, kau emang harusnya senang. Tidak melihat wajah pangeranmu yang tampan ini selama sebulan lebih rasanya gelisah kan? Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Haha.” ..“Alah, mulai deh. Kumat lagi penyakit Lo, pede gila.. ahahaha.