Share

SPILLED MILK

Malam,pukul 23.00 .

Aruna sedang lembur sendirian hari ini. Tapi,ia merasa aneh dengan mobil hitam yang terus terparkir di depan studionya dari tadi pagi. Sesaat ia berfikir untuk menghampirinya tetapi ia urungkan.

"Orang yang penasaran dalam film horor,selalu mati duluan" begitu fikirnya.

Ia menyarter motornya,lalu pulang ke kost-an nya. 

Akhir-akhir ini ia merasa aneh dengan tubuhnya. Ia menjadi merasa sangat lelah,dan mudah mual. Bahkan ia merasa mau muntah dengan bau durian yang saat ia sukai dulu. Wajahnya selalu pucat di pagi hari.

Seperti gejala orang hamil. Tidak mungkin Ia hamil kan? Fikirnya. Tetapi daripada menduga duga terus.

Jadi ia memberanikan diri untuk membeli alat tes kehamilan.

Garis biru dua muncul,Ia positif hamil.

"shittt,ini pasti salah" guman Aruna tidak percaya.

"Lebih baik aku memeriksa kannya ke dokter"

Aruna,mengambil tasnya dan kunci motornya,bergegas ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit,ia menuju resepsionis untuk mendaftar periksa. Lalu menunggu nomor antrian nya di panggil.

Ia melihat,semua di ruang tunggu datang bersama pasangannya,moment yang begitu menghangatkan untuknya. Ia jadi berfikir,jika ia hamil anak siapa ini? terakhir kali ia berhubungan dengan lelaki di bar itu. Tapi ia tk ingat wajah dan namanya. Aruna memang selalu pelupa dengan wajah dan nama orang yang baru ia kenal.

Lelaki bodoh itu kenapa ia tak menggunakan pengaman.

"Shitt," keluhnya

Setelah beberapa lama,akhirnya Aruna masuk ke ruang dokter. Dokter mulai memeriksa perutnya dan meng usg perut Aruna.

Dari hasil periksa dokter,Aruna telah hamil 3 bulan.

Bagai tersambar petir di siang bolong,Ia mengendarai motornya dengan linglung.

Bagaimana ia akan membesarkan bayi ini?

Akankah bayi ini akan bernasib sama denganya jika lahir?

Apakah lebih baik ia menggugurkannya agar ia tidaak merasakan kejamnya dunia ini?

Semua pertanyaan berkecamuk di fikirannya. 

Ia menjadi marah ,karena lelaki itu bisa-bisanya tak memakai pengaman saat berhubungan,lebih parahnya lagi ia tak ingat wajah dan namanya. 

Sekarang kepalanya hampir meledak.

Dia tak tahu harus cerita ke siapa tetang situsi yang ia alami sekarang. Satu satunya yang terfikir di fikirannya sekarang,tentang siapa yang harus ia mintai tolong.

Bu ratih,Ia dulu pengasuh Aruna. Ia sudah anggap Aruna  sebagai anaknya sendiri membesarkannya dengan kasih sayang. Begitu juga Aruna,telah menganggapnya bagai ibu kandungnya sendiri.

"Nak Nana,!" Seru bu Ratih menyambut kedatangan Aruna. Ia terlihat begitu bahagia. Aruna memang jarang mengunjunginya. Karena ia tak merasa enak selalu merepotkan bu Ratih.

"Ibu merindukanmu" Bu Ratih memeluk Aruna. 

"Sama bu," Aruna balas memeluk. Ia menyukai pelukan hangat ini.

"Bu,Nana ada masalah" Ujar Aruna

"Masalah apa nak? cerita ke ibu,tapi lebih baik kita masuk dulu,agar lebih leluasa bercerita" Ajak bu Ratih masuk ke rumahnya yang sederhana tapi rapi dan nyaman.

"Iya bu,"

Mereka masuk ke rumah, lalu Aruna duduk di sofa depan tv. Dan dari dapur bu Ratih membawa susu hangat untuk Aruna. Ini mengingatkannya dulu. Bu ratih selalu memberikannya susu hangat saat dia menangis dulu. 

Ia terdiam sejenak,menunduk. Mengumpulkan keberanian untuk berkata.

"Bu,Aku hamil" Ucap Aruna mengagetkan bu Ratih yang duduk si sampingnya.

"Dan aku tidak tahu siapa ayahnya" Jelas Aruna. Bu Ratih tak mengatakan apapun. Ia lalu memeluk Aruna yang dari tadi menundukkan kepalanya. Hanya memeluknya,beberapa saat kemudian Aruna menangis di pundaknya.

Nasi sudah jadi bubur. Tak ada yang bisa di lakukan lagi. Fikir bu Ratih. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status