Luna terkejut karena mendapatkan pesan dari Dave. Ia tidak menyangka Dave memberikan kabar buruk tentang perusahaan. Luna menatap wajah Mia.
Merasa ditatap, Mia mencium aroma yang tidak mengenakan. Mia mendekati Luna sambil bertanya, “Ada apa kak?”“Perusahaan semakin gawat. Tuan besar meminta kita kembali ke Jakarta. Nenek Sani ingin menghapus nama Davey dari ahli waris. Nenek Sani berencana menggantikan dengan Andika maupun Marlina.” Luna menjawab dengan hati gelisah.“Mana bisa Kak? Kakak tahu sendiri, kalau mereka bukan cucu sebenarnya. Mereka adalah cucu angkat. Kenapa mereka ingin duduk di kursi direktur Torres Group?” Mia sengaja membuka tabir rahasia yang selama ini ditutup rapat dari Davey.“Maksud Kak Luna apa? Bukankah Kak Andika dan Kak Marlina memang pantas duduk disana?” Davey tidak mengetahui masalah sebenarnya.Dari dulu Davey dan Alina sengaja menyembunyikan rahasia ini dari Davey. Pasalnya mereka sengaja memb“Kenapa kamu berpikiran seperti itu?” Tanya Luna membalikkan badannya. “Kenapa juga harus berkamuflase?”“Tapi, di luar sana banyak orang jahat,” jawab Davey.“Nggak usah takut seperti itu. Kalau sudah berhubungan dengan orang banyak, para musuh tidak berani menyerang. Jika masih menyerang, kemungkinan besar mereka dikeroyok sama masyarakat,” jelas Luna.“Kenapa Kakak tidak melakukan itu?” Davey membuka pintu kamarnya.“Tidak semudah itu. Mereka sudah memiliki perhitungan yang matang. Mereka tidak bodoh seperti penjahat amatiran. Mereka tahu kapan masyarakat disini pada waktu sibuk melakukan pekerjaannya. Saat sibuk mereka bisa menyerang dengan seenaknya,” tambah Luna. “sebaiknya kamu nggak usah mikirin hal-hal berat dulu. Lebih baik kamu istirahat.”Sebelum mereka masuk, Mia datang dengan wajah sumringah. Pasalnya Mia mendapatkan kabar baik dari internet. Mobil yang ditumpangi oleh Bruno menabrak mobil box. Mia memberikan ponselnya ke arah Luna.“Akak,” seru Mia menyodorkan ponselnya
Dave menatap wajah Alina dan berpikir sejenak. Kejadian tadi siang membuatnya shock. Seharusnya sang ibu mendukungnya. Tapi, sang ibu berbelok arah mendukung Bruno. Hal yang membuatnya sangat terkejut saat sang Ibu mencoret nama Sang putra dari ahli waris. Ia tidak menyangka kalau sang Ibu melakukannya.“Sebenarnya aku nggak jadi masalah, jika Ibu mencoret putra kita dari ahli waris. Tapi, sebelum kepergian ayah ketika aku kuliah, Ayah meminta aku dan keturunanku meneruskan perusahaan ini. Ayah tidak mau perusahaan ini jatuh ke tangan Bruno atau lainnya. Bisa dikatakan mereka memiliki sifat serakah. Inilah yang membuat aku menjadi beban.” Dave bingung harus mengambil keputusan yang tepat. “Apakah kita harus menyuruh Luna untuk menyelidikinya?” tanya Alina.“Luna sudah memiliki beban hidup cukup besar. Pertama-tama dia harus melindungi putra kita. Kedua dia harus mencari tempat persembunyian setelah Bruno mengetahuinya. Ketiga dia sudah mengajark
Wajah Davey memerah karena malu. Jujur Davey ingin cerita tentang raja naga, namun permintaannya ditolak oleh Luna. Luna paham jika Davey menceritakannya. Mereka tidak akan bisa menerima memakai akal yang sehat. “Tidak Bu. Aku hanya berhalusinasi saja. Gara-gara keseringan membaca novel yang menceritakan tentang kehidupan naga,” kilah Davey dengan cepat. Luna menyuruh Cheng pindah melalui hatinya. Cheng berdiri sambil membawa piring itu lalu masuk ke dalam kamar. Luna sangat geram atas kelakuan Cheng. Padahal tadi dirinya melihat Cheng sedang duduk santai. Kok tiba-tiba saja, ada ayam pengemis itu.Ayam pengemis memiliki filosofi tersendiri. Ayam itu sengaja ditemukan oleh seorang pengemis Cina sedang kelaparan. Melihat ayam berkeliaran di depannya, sang pengemis itu mengambilnya. Ia sadar kalau tidak memiliki peralatan memasak. Jadinya sang pengemis itu sengaja membungkusnya dengan daun teratai dan lumpur. Seketika sang pengemis tersebut membakarnya. Se
“Seharusnya ibu mengirimkan uang sebesar sepuluh juta. Biaya rumah sakit ini tidak terlalu mahal. Ini rumah sakit biasa ibu. Kalau sepuluh juta cukuplah buat pengobatan Paman Bruno. Kalau ibu mengirimkan uang seratus juta ke Tante Dira, ujung-ujungnya uang itu akan dibuat berfoya-foya. Pergi ke klub malam, belanja barang-barang yang tidak digunakan. Terus pamer kepada geng sosialitanya.” Cheng tersenyum mengejek Dira.Luna menatap ke arah Davey. Luna bergidik ngeri ketika Cheng mengatakan sebenarnya di hadapan Alina. Ia berharap Cheng tidak mengatakan seperti itu. Namun semuanya sudah terlanjur. Luna tidak bisa menghalangi Cheng membuka kartu as Dira di hadapan Alina. “Kamu!” bentak Dira.“Memang kenyataannya seperti itu toh.” Cheng berkata santai dan masuk ke dalam.Luna dan Mia menyusul Davey. Namun Davey berhenti dan menoleh ke belakang. Ia tidak sengaja melihat Andika geram. Davey melangkah maju ke arah Andika. “Sebaiknya kamu nggak
Entah apa yang dilakukan oleh sang raja naga saat ini? Hingga membuat Alina sadar dalam waktu sekejap. Alina yang merasakan kasihan kepada Dira sekarang sudah berubah drastis. Mata Alina sekarang tidak buta. Melainkan Alina sadar diri kalau Dira akhir-akhir ini memanfaatkannya. Cheng tersenyum mengejek ke arah Dira. Ia akan selalu membuat Dira sial tujuh turunan. Baginya, Dira adalah tersangka paling empuk jika dibuat celaka. “Tante Dira, sebenarnya aku tidak mempengaruhi Nyonya Alina. Saya tidak mengetahui kalau Nyonya Alina mengirim uang sebanyak itu ke rekening anda. Kalau soal kirim mengirim uang, itu bukan ranah saya. Maaf, Anda telah menyakiti saya. Jangan sampai saya berbuat kasar kepada anda!” Luna sengaja mengancam Dira yang membuat Tuan besarnya tersenyum. Keadaan di dalam kamar pasien semakin panas. Bruno bersama keluarganya menyerang keluarga Davey secara terus-menerus. Tak pernah terbayangkan, Davey yang masih patuh kepada Cheng sangat mara
“Tentunya. Kita tidak akan terpisah lagi seperti dulu. Ayah dan ibu akan menobatkan kamu sebagai ahli waris. Tidak akan ada lagi ucapan-ucapan yang tidak mengenakkan tentangmu,” jawab Dave. “Luna!”Luna yang sedang bertukar pesan bersama Rio mengangkat wajahnya. Gadis berambut pirang itu menunggu perintah dari ayah angkatnya. Namun Alina berharap, tugas ini jangan terlalu rumit buat kedua putrinya.“iya Ayah,” sahut Luna.“Aku akan menambahkan liburan kalian selama tiga bulan.” Dave sengaja menambahkan jadwal liburan. “Ayah?” pekik Alina. Alina tidak setuju jika liburan Sang putra ditambah. Ia sudah tidak sabar ingin hidup bersama Sang putra dalam satu rumah. Mengingat kejadian beberapa hari terakhir, Dave sangat gelisah. Kegelisahannya jarang sekali diceritakan kepada Alina. “Aku berharap Davey dapat mempelajari ilmu bisnis. Dalam jangka waktu selama itu, kedua Putri angkat kita bisa membuat Davey mempelajari semuanya,” jelas
“Belum saatnya aku menjelaskan apapun itu kepada kamu. Jika aku menjelaskan tentang semuanya, kamu tidak akan bisa menerimanya dengan logika. Intinya dendam masa lalu kami harus dilaksanakan,” jelas Cheng yang mengangkat pentol memakai pedang. Davey tidak berhasil mengorek keterangan dari Cheng. Davey harus bersabar dengan kedua kakak asuhnya. Davey mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut.“Ada apa sih sebenarnya? Setiap bertanya selalu saja mereka diam. Apakah aku harus meminta Kak Rio mencari informasi tentang keluargaku?” Davey merenung sambil keluar dari dapur. Setelah itu Davey melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu.Luna melihat wajah Davey yang penuh dengan kekecewaan. Sebenarnya ia tidak tega kepada Davey dan ingin membuka rahasia keluarga Torres. Luna hanya bisa bersabar menunggu hari tersebut. Hari dimana ia bisa mengatakan dengan jujur.“Ayah, apakah ayah menginap disini?” tanya Davey membungkuk sambil meraih kue brownies di meja. “Tidak. Kami harus kembali la
Ketika Bao sedang menangis, naga dewasa sedang berjaga di depan rumah terkejut. Ia segera merubah dirinya menjadi manusia. Naga itu mendekati Bao dan berlutut di hadapannya. Supaya sang naga itu bisa mengimbangi tinggi badan Bao. “Pangeran,” seru sang naga itu. “Paman Zhang, dimana ayah? Huaha,” tanya Bao menangis dengan kencang. “Pangeran dari mana? Kami mencarimu,” ucap Zhang nama naga itu tiba-tiba saja panik.Bao belum bisa menghentikan tangisannya. Ia menangis bukan karena sedih. Melainkan Bao sangat marah. Zhang berusaha merayu Bao agar tidak menangis. Ia membaca mantra lalu tak lama ada es krim satu mangkuk berada di depannya. Ia memegang es krim itu dan menyodorkan ke Bao. “Anak manis jangan menangis. Ini paman kasih es krim,” rayu Zhang sambil tersenyum. Bao yang melihat es krim itu matanya berbinar seketika. Ia segera meraih es krim tersebut dan memakannya. Bao tersenyum sambil menghabiskan es krim tersebut. “Ada apa?” tanya Zhang. Bao mulai menceritakan apa yang dide