Saya kembali menulis cerita lebih menarik di P*ijo dan laba-laba novel. support saya ya
“Bukankah dia si wanita angkuh?” “Benar, kabarnya dia tidak suka dengan laki-laki.” “Ibunya seorang pelacur yang hidup di kalangan saudagar kaya akhirnya dinikahi.” “Bagaimana kau bisa tahu?” “Temanku bercerita dan temanku mengenalnya. Dia pernah diajak tidur oleh teman sekelas dan foto-foto vulgarnya sudah tersebar banyak di internet.” “Bukannya itu editan? Semua orang tahu kalau itu editan.” “Memang siapa yang peduli, itu editan atau bukan. Kalau benar berarti...” ucap yang lain namun, kata-katanya berhenti ketika Claretta mendatangi mereka. Claretta yang mendengarkan pembicaraan segerombolan laki-laki di sana dan memukul meja dengan berkas yang dia bawa. “Masuk di perusahaan sehebat ini adalah mimpi bagi semua orang. Kalian masuk dan bekerja di sini karena mulut busuk kalian hanya bermodalkan orang yang sama busuk seperti kalian. Jika masih ingin bekerja lama di sini, maka lakukan tugas kalian karena jika tidak, berarti otak kalian sudah diedit.” tukas Claretta dengan lantan
“Tuan, anda mau pergi kemana?” sahut seseorang kepadanya. Claretta mencari asal suara dan menemukan seorang pelayan wanita membawa troli berisikan makanan. Memakai pakaian seragam dengan aksen renda putih dan gaun hitam dengan potongan rambut pendek berwarna merah. Claretta mendatanginya dengan terburu-buru. Memegang kedua bahu pelayan tersebut. Pelayan yang melihat tampak kaget dan ketakutan. Namun, Claretta tidak menghiraukan. Yang ada dipikirannya sekarang adalah dimana dia sekarang, dan kenapa bentuk rumah sakit terlihat berbeda dari yang pernah ada. “Dimana ruang resepsionis rumah sakit?” tanya Claretta sembari tetap memegangi pelayan tersebut dengan erat. “Rumah sakit? Apa itu tuan?” tanya balik pelayan tersebut. “Tuan? Apa maksud ‘tuan’ yang pelayan itu sebut?” tanya Claretta dalam hati. Claretta sangat mengkhawatirkan keadaan ibunya dan ingin pergi menemui, terutama jika ayah atau saudara-saudara berkunjung ke rumah. Keinginan terkuat sekarang adalah membawa ibu per
Altair duduk di ruang makan bersama keluarganya mereka seperti yang dia lihat di lukisan tadi pagi dan sibuk dengan makanan di atas meja masing-masing. Ayah Altair duduk di meja utama kepala keluarga, di sebelah kanan duduk seorang wanita yang juga dipanggil ibu oleh anak-anak gadis saudari Altair. Mereka semua memiliki paras wajah yang rupawan. Banyak orang yang berdiri melayani keluarga yang sedang makan itu ada memegang botol minuman anggur dan troli berisi makanan. Altair duduk di sebelah kiri ayahnya dengan tenang memakan apa yang ada di depannya. Masih berusaha berfikir dengan keras apa yang sedang menimpa dirinya (Claretta) sekarang dan memikirkan bagaimana keadaan ibunya sekarang? Sehingga membuat makanan enak di hadapan Altair terasa hambar. “Ibu lihat! Kak Altair menangis.” ucap seorang gadis paling kecil yang tengah meme
Altair merasa suara itu berasal dari pasukan ksatria yang tengah berlatih menoleh. Altair yang melihat ke arah bendera dengan lambang keluarga Duke Onder de sedang berkibar di atas benteng yang tinggi terlihat sama dengan yang dia lihat sebelumnya di kamar mandi. Di atas benteng terdapat pos penjaga yang dijaga oleh beberapa orang, lengkap dengan baju zirah dan senjata yang mereka bawa seperti pedang, serta busur dan tombak. Mary dan Altair berusaha tidak mendengarkan teriakan tersebut dan mulai berjalan kembali meninggalkan mereka, lalu terdengar kembali suara itu dari sana. “Setidaknya status seorang anak haram sangat cocok berpasangan dengan seorang pelayan.” ucap seseorang dengan tubuh besar dan kepala plontos terlihat dia komandan pasukan di sana. Orang-orang mulai tertawa terbahak-bahak mendengar komandan mereka berbicara seperti itu. “Tidak disangka s
Pertarungan yang sengit itu berhenti setelah komandan menjatuhkan pedang. Altair menahan luka di leher dengan tangan darah segar mulai mengalir di sela-sela tangan. Altair terduduk tersungkur dengan kedua lututnya menandakan bahwa dirinya sudah kalah dalam pertarungan. Komandan pergi ke pasukan dan mereka meneriaki kedatangannya. Mary lari menghampiri dan melihat luka di leher Altair. “Aku tidak apa-apa. Lukaku hanya tergores.” jawab Altair sebelum Mary menanyakan kondisinya. Mary mengeluarkan sapu tangan miliknya dan memoleskan obat cair di atasnya memberikan sapu tangan itu kepadanya. Altair menerima dan mengikat sapu tangan di lehernya. Altair tau mengapa dirinya sampai jatuh terduduk karena lingkaran sihir Mana menyerap tenaga lebih banyak sehingga membuatnya lemas. Tangan Altair mulai bergetar untuk menghilangkan gemetar diseluruh
Di tanah kerajaan Rhodes sebelum terbentuk, terlihat orang-orang berkumpul untuk berkemah dari beberapa penjuru negara. Mereka beristirahat di tanah itu. Pemimpin pasukan dari masing-masing rombongan juga tengah mempersiapkan kebutuhan untuk menginap. Ada yang sudah menginap dan berkemah di sana, sebelum rombongan yang lain tiba. Salah satunya adalah keluarga Onder de. Dia bersama keluarga dan saudara-saudaranya tengah melakukan persiapan untuk berburu.
Onder de mulai memegang dua belati di tangannya dan sisa belati miliknya melayang menyerang salah satu kepala naga. Belatih yang berterbangan menyerang salah satu kepala naga membuat naga kelelahan dan kebingungan. Belati-belati yang terbang dikendalikan Mana Onder de seperti tali berwarna hijau muda keemasan jika terkena sinar bulan di malam hari. Salah satu belatih yang melayang tergigit oleh naga sisanya berusaha berputar kembali berusaha menusuk kepala naga dan Onder de berusaha lari mendekati sayap naga. Kepakan sayap dari naga mengeluarkan hembusan angin besar membuat pergerakan mereka sedikit terhambat. Setelah diam-diam menyusup di belakang naga terlihat dua sayap yang sibuk mengepakkan untuk membuat hembusan angin yang kuat. Belati yang dipegang dengan kedua tangannya dicengkram dengan kuat. Onder de memusatkan kembali Mana kepada semua belati miliknya. Mana yang melapisi belati-belati membuat ukuran mereka 3x lebih besar dari sebelum
Setelah Altair membaca buku sejarah berdirinya kekaisaran Rhodes dan bagaimana kerajaan ini muncul. Altair merasa takjub dan terpesona dengan kisah heroik, Altair adalah salah satu keturunan dari lima pahlawan yang sangat berjasa. Dalam buku sejarah yang lain 500 tahun yang lalu setelah keluarga Onder de menyegel Mana karena Mana harus disegel setiap 100 tahun sekali sesuai setelah anak laki-laki keturunan sampai puncak kedewasaan. Mereka akan mengembara dan melakukan tugas tersebut. Keturunan Onder de kembali dari misi penyegelan. Ayahnya yang sebagai penerus mutlak membantu penyegelan di altar khusus yang disaksikan oleh Raja mereka dan beberapa orang lainnya. Setelah selesai penyegelan mereka mendengar bahwa pamannya dihukum gantung oleh pihak istana, karena memiliki tanda-tanda akan melakukan kudeta dengan beberapa pengikutnya. Pemuda tersebut lari menemui pamannya dia tidak tahu masalah yang terjadi selama dia meninggalkan kampung halaman dan apa