Aditama hanyalah seorang menantu yang dianggap tidak berguna oleh keluarga istrinya, padahal sebenarnya dia adalah putra dari Laksana Gandara, konglomerat kaya raya dan pemimpin kelompok mafia paling kuat dan berpengaruh di negara Ferandia. Saat Aditama memutuskan kembali dan meneruskan takhta kekayaan keluarga Gandara, dia diam-diam membantu istrinya untuk menjadi wanita terhormat. Dia juga membiarkan bawahannya mengikuti perintahnya untuk menampar wajah semua orang yang berusaha merendahkan, mencelakai, atau menghina dirinya dan sang istri.
Lihat lebih banyakDi tempat lain, Bastian dan Susan tampak duduk berdampingan, sedangkan Mario mondar mandir gelisah dekat kedua orang tuanya di ruang keluarga, kini mereka bertiga kompak tengah berpikir, mencari cara untuk menculik Vania. Tiba-tiba ...Perhatian semua orang yang ada di situ harus teralihkan oleh bunyi ponsel tanda ada panggilan masuk milik Bastian yang tergeletak di atas meja. Melihat nama Haryadi Bintoro yang menghubunginya, mata Bastian melebar. Begitu pula dengan Susan yang tak sengaja melihat nama seseorang yang tengah menghubungi sang suami. "Pak Haryadi tuh, Pa." ucap Susan sembari menunjuk ke arah ponsel. Bastian pun buru-buru menguasai diri, berusaha bersikap tetap tenang. Semenjak Haryadi memegang rahasia terbesarnya, ia selalu merasa was-was jika Haryadi menghubunginya saat sedang bersama anak dan istrinya. Takut jika dia akan menyinggung soal perselingkuhanya. Bisa tamat riwayatnya. Ia lalu meraih ponsel, kemudian beranjak berdiri, berkata kepada anak dan istrinya
"Apa yang bisa kalian berikan padaku?" tanya seorang pria bertampang garang kepada dua orang yang duduk di sebrangnya yang dibatasi oleh meja yang tak lain dan tak bukan adalah Haryadi dan Edward. Sementara pria itu sendiri bernama Delon—merupakan tuan muda dari salah satu keluarga mafia yang cukup disegani di kota Ferandia bernama keluarga Wijaya Kusuma. Maksud dan tujuan mereka berdua bertemu denganya karena mereka berencana ingin membuat Aditama cacat seumur hidup, maka, Delon adalah orang yang paling tepat untuk melakukan hal tersebut. Bagaimana dengan Bastian dan Mario? Bukan kah keduanya sudah diajak kerja sama? Haryadi dan Edward menganggap keduanya bodoh, tidak sungguh-sungguh akan mengajak bekerja sama. Tentu saja Haryadi dan Edward hanya ingin mempermainkan mereka berdua karena pada akhirnya mereka berdua akan dihancurkan juga, sekali pun Bastian dan Mario menjalankan tugas dengan benar nantinya. Di saat ini, Haryadi berujar. "Kami akan memberikan uang, emas atau
Terduduk di kursi ruangan kerjanya, Vania menggeleng-gelengkan kepala tak percaya dengan fakta terkuak yang baru saja ia temukan. Laporan keuangan palsu, serta dokumen lain, yang ia temukan di ruangan kerja sang Paman membawa dirinya memiliki dugaan jika sang paman telah menggelapkan dana perusahaan. Mendadak, ia merasa tidak keruan. Di sisi lain, ia menjadi marah dan kecewa dengan Pamanya. Kenapa sang paman melakukan hal demikian? Setelah berpikir agak lama, mencerna hal tersebut, Vania menarik punggung dari sandaran kursi. Aku harus memberitahu Aditama mengenai hal ini. Gumam Vania. Seketika ia meraih ponsel hendak menghubungi suaminya. "Hallo, sayang ... apakah kamu sudah pulang!?" ujar Vania dengan nada agak panik begitu panggilan tersambung. "Aku sudah akan pulang dari kantor, sayang ... hari ini agendaku cukup padat jadi selesai agak malam. Kamu sendiri bagaimana?" Dia kemudian menambahkan. "Seharusnya kamu sudah pulang sejak tadi." Belum sempat Vani
"Saya bisa melaporkan hal ini ke polisi ya, Pak Panji atas tindakan Anda ini yang telah menganggu privasi kami!" ancam Arumi sambil melipat tangan di depan dada. Ekspresi wajahnya serius. Kentara jelas tidak main-main. Mendengar hal tersebut, Panji balik badan menghadap wanita itu. Lalu, pandanganya memicing. Dia kemudian berkata, "Anda sedang mengancam saya, Nyonya Arumi? Tidak kah Anda tau ... sedang berhadapan dengan siapa?" Belum sempat Arumi menjawab, terdengar suara seseorang yang telah menyambar lebih dulu. "Kami tau ... kami sedang berhadapan dengan siapa ... dengan keluarga konglomerat hebat dan ... Anda adalah orang kepercayaan dari keluarga tersebut!" seru pria itu selagi berjalan menghampiri Panji dan Arumi, kemudian berdiri di hadapan keduanya. Mendengar ucapan pria itu, Panji beralih menatapnya. "Tapi tindakan Anda ini sudah kelewat batas. Menganggu privasi kami, Pak!" kata pria itu lagi dengan tegas. Terlihat tidak gentar. Siapa kah pria itu? Pria itu a
Setelah sekretaris Aditama melenggang pergi dari ruanganya menjelaskan agenda hari ini, muncul sosok Ricard dari balik pintu masuk ke dalam ruangan tak lama setelah itu, berjalan mendekat ke arahnya setengah bergegas. Melihat kedatangan asisten pribadinya, Aditama langsung mengalihkan pandangan dari layar laptop ke arah pria itu. Tiba di depan meja kerja Aditama, Ricard membungkukan badan di hadapan orang nomor satu di perusahaan tersebut terlebih dahulu sebelum kemudian berkata. "Ada hal yang hendak saya sampaikan terkait apa yang terjadi pada istri Anda tadi pagi, Tuan Muda."Aditama terdiam sebentar. "Duduk dulu, Chard." titah Aditama seraya menunjuk kursi di depanya. Mendengar hal itu, Ricard balas mengangguk dan langsung menjatuhkan diri di kursi. "Apa yang hendak kau laporkan mengenai apa yang terjadi dengan istriku tadi pagi, Chard?" Aditama menatap Ricard dengan serius. Rahang Ricard mengeras. Dia kemudian berkata, "Tadi pagi, mobilnya Nona Vania diikuti oleh ora
Di meja makan, beberapa anggota keluarga Hermanto tengah duduk di kursi masing-masing sambil menikmati hidangan makan malam di atas meja.Malam ini, Bastian sekeluarga kecuali Mario datang ke rumah Kakek Hermanto. Maksud dan tujuan mereka datang ke rumah itu adalah untuk memberitahu Kakek Hermanto dan Stephanie mengenai hal yang diceritakan Vania kepada Bella."Apakah ... Aditama dan Vania ada cerita sesuatu kepada kalian?" tanya Bastian, menatap Kakek Hermanto dan Stephanie bergantian. Mendengar hal itu, Kakek Hermanto balik menatap Bastian. Terdiam sebentar, seolah tengah mencoba mengingat-ngingat, sebelum kemudian menggeleng. "Tidak. Aditama dan Vania tidak ada cerita sesuatu kepada kami." Bastian manggut-manggut mendengarnya dikuti Susan. Sedangkan Bella tampak mempersipkan diri untuk menceritakanya kepada mereka setelah ini. Karena tak mendapatkan jawaban dari sang Ayah.Lalu, ia pindah menatap Stephanie. "Kalau kepadamu Step?" ucap Bastian lagi. Dia kemudian menambahk
"Bawa Vania ke hadapanku ... " pinta Edward dengan nada dingin, tatapanya lurus ke depan, tanpa menoleh ke arah seseorang yang duduk di sampingnya yang tak lain dan tak bukan adalah Mario. Setelah keluar dari rumah sakit, Edward mengajak Mario ke dalam mobilnya untuk bicara empat mata. Sedangkan Vanessa pulang. Akan tetapi, wajah Mario begitu masam. Kentara jelas masih kesal. Tengah menahan amarah setelah mengetahui fakta bahwa ia adalah Ayah dari bayi yang sedang Vanessa kandung. Jelas hal tersebut tak membuatnya senang. Di sisi lain, ia juga merasa jengkel bukan main karena itu artinya ia akan menjadi benar-benar tunduk pada Edward. Mendengar permintaan sekaligus perintah Edward, Mario memandangnya remeh. Ia pun tergelak dan berkata, "Itu sangat mudah kulakukan." "Oh ya?" Edward baru menoleh menatap Mario dengan sebelah alis terangkat. "Awas saja jika kau sampai gagal melakukan hal itu, Mario." Mario berdecih, "Tidak akan gagal. Aku pasti akan berhasil membawa Vania k
"Tapi ... baru saja orang suruhan Papa memberi kabar jika ibunya Aditama ternyata sudah pindah, Ma ... sudah tidak tinggal di rumah kontraknya yang dulu dan hal itu ... jadi agak susah bagi Papa untuk mencari tahu." Ucap Bastian sambil berdecak, sesekali menatap sang istri. "Tapi, Papa tidak akan menyerah, Ma. Papa akan cari cara lain." Kata Bastian lagi yang dibalas anggukan kepala oleh Susan. Namun tiba-tiba Bastian mengerjap kala teringat sesuatu. Ia pun menghadap Susan lagi dan berkata. "Kita bisa beritahu soal hal ini kepada Ayah, Ma. Pasti, Ayah akan bertanya kepada Aditama dan Vania setelahnya." Usai mengatakan hal itu, sudut bibir Bastian terangkat membentuk senyuman penuh arti.Mendengar hal itu, Susan melebarkan matanya. Terdiam sebentar, lantas mangguk-mangguk. "Iya. Kenapa kita tidak bertahu saja soal hal itu kepada Ayah, Pa." Dia kemudian menambahkan. "Pasti jika Ayah atau pun Stephanie yang bertanya kepada mereka ... pasti mereka akan mengatakanya dengan jujur dan
Kalau begini caranya ... akan agak sulit untuk mencari tahu tentang kedua orang tuanya Aditama. Gumam Bastian dengan rahang mengeras sehabis menurunkan ponsel dari telinga. Namun tiba-tiba ia mengerjap kala teringat sesuatu. Ia teringat akan perkataan Bella tentang Vania yang katanya sudah pindah dari apartemen ke rumah kedua orang tuanya Aditama. Kala memikirkan hal itu, sebuah ide mendadak terlintas di benak. Terdiam sebentar, sebelum kemudian manggut-manggut. Walau ia tahu jika akan agak sulit untuk mencari tahu tentang kedua orang tuanya Aditama, tapi ia harus berhasil menemukanya. Dengan begitu, ia juga bisa memastikan semuanya, termasuk identitas Aditama yang kata Bella tidak main-main.Teringat hal itu, ia jadi teringat akan perkataan Bella yang lain. "Mulai saat ini ... kita harus bersikap baik kepada Aditama dan Vania, jangan pernah menyinggung mereka berdua lagi dan jangan pernah mencari masalah dengan mereka berdua lagi." "Karena pada saat kita mengetahui iden
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.