Terlempar ke masa lalu, Wira menemukan dirinya di sebuah rumah kumuh tanpa harta. Ternyata, dia masuk ke tubuh sarjana tidak berguna yang hanya tahu berfoya-foya dan menyakiti istri.Tidak bisa! Wira yang di dunianya seorang sarjana genius tidak terima nasib ini! Dia akan mengubahnya!Dengan seribu satu cara yang dia ketahui dari masa depan, Wira akan membuat dirinya orang terkaya di kerajaan!
View More"Jangan lewatkan petunjuk apa pun. Kita harus memberi Nona Leli sebuah penjelasan!" perintah Wira. Nafis mengangguk. Ini adalah hal yang dinantikannya sejak tadi.Hingga dini hari, dokter baru keluar. Untungnya, mereka mendapat kabar baik. Meskipun Leli belum siuman, kondisinya sudah stabil sekarang. Selain itu, tidak ada gejala sisa akibat insiden ini.Setelah mendapat kabar ini, Wira dan lainnya baru pulang. Akan tetapi, penjagaan di rumah sakit ini tetap sangat ketat, bahkan dipimpin oleh Nafis.Hanya dalam semalam, ada begitu banyak masalah yang terjadi. Mereka harus berwaspada supaya situasi tidak memburuk.Keesokan pagi, Wira masih tidur karena bergadang semalam. Dia akhirnya terbangun karena ketukan pintu yang tergesa-gesa di luar. Dia mengucek matanya sambil berseru, "Masuk saja!"Nafis masuk. Ketika melihat ada noda darah di zirah Nafis, Wira langsung turun dari ranjang. Dengan ekspresi serius, dia bertanya, "Ada yang ingin membunuh Nona Leli?"Tidak boleh ada masalah yang ter
"Kalau begitu, kita lawan saja! Memangnya kita harus takut pada mereka?" Nafis mendengus. Dia sama sekali tidak takut pada Kerajaan Beluana. Nafis bahkan ingin kembali ke medan perang untuk memberikan kontribusi. Dia tidak ingin terus menahan amarahnya seperti ini."Sekarang belum waktunya," ujar Wira sambil tersenyum. Setelah menenangkan Nafis, dia menatap Doly dan bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba ingin memeriksa luka Harraz tadi?"Perselisihan tadi disebabkan oleh Doly. Jika Doly tidak bersikeras ingin memeriksa luka Harraz, mana mungkin terjadi masalah seperti itu?Setelah ragu-ragu sesaat, Doly akhirnya mengutarakan isi pikirannya. "Aku merasa ada yang janggal dengan Harraz. Perut bawahnya terluka, tapi jalannya terlihat stabil. Dia nggak seperti orang yang mengalami cedera.""Jadi, aku curiga itu cuma luka luar dan nggak separah yang kita bayangkan. Masalahnya terletak di sini. Harraz tidak menguasai ilmu bela diri, sementara yang menyerangku dan Nona Leli adalah ahli bela diri. K
Begitu mendengarnya, amarah Nafis berkecamuk. Ketika dia hampir kehilangan kendali, Wira akhirnya maju dan menampar prajurit yang berbicara itu.Prajurit itu hendak membalas. Namun, begitu melihat orang di hadapannya adalah Wira, dia hanya bisa menahan diri dan tidak berani berkata-kata lagi.Bagaimanapun, tempat ini adalah Kota Limaran, wilayah kekuasaan Wira. Ciputra sekalipun harus menghormati Wira, mana mungkin dia berani memperbesar masalah. Akibatnya pasti sangat fatal, bahkan mereka mungkin tidak bisa meninggalkan Kota Limaran."Nafis adalah jenderalku sekaligus saudaraku. Kami sering duduk dan makan bersama. Siapa kamu? Atas dasar apa kamu bersanding dengannya dan berbicara lancang di sini?" bentak Wira yang murka.Wira seharusnya menjaga harga diri Harraz, tetapi prajurit ini benar-benar tidak tahu malu. Karena tidak tahan lagi, Wira baru turun tangan memberinya pelajaran."Ehem, ehem. Tuan Wira, maaf kalau para bawahanku ini sudah lancang." Harraz ingin mencairkan suasana. "S
"Nggak perlu, ini cuma luka luar." Harraz melambaikan tangannya, lalu menunjuk para prajurit di sampingnya dan menjelaskan, "Insiden itu terlalu mendadak. Aku nggak menguasai ilmu bela diri. Kalau bukan karena para prajurit ini, mungkin aku sudah terluka parah seperti Nona Leli. Sungguh menakutkan. Kenapa bisa terjadi insiden seperti ini?"Semua orang menatap Harraz tanpa berbicara. Jelas sekali, Harraz menyalahkan Wira atas peristiwa ini. Tidak peduli siapa biang keroknya, Wira tidak ingin melihat hasil seperti ini."Ehem, ehem." Doly berdeham, lalu menatap Harraz dan menghampirinya. Dia berkata, "Tuan, aku menguasai ilmu medis. Karena semua dokter sibuk mengobati Nona Leli, gimana kalau aku yang memeriksa kondisimu?"Ketika berbicara, Doly sudah menjulurkan tangannya. Akan tetapi, kedua prajurit di belakang Harraz sontak maju untuk mengadang Doly."Memangnya siapa kamu? Atas dasar apa kamu mengobati tuan kami? Sana, jangan ikut campur!" tegur kedua prajurit itu dengan galak. Harraz p
Hanya saja, itu berarti semua rencana yang disusun mereka akan menjadi sia-sia. Proyek hidrolik terpaksa dihentikan dan para rakyat akan sengsara. Wira tidak ingin hal seperti ini terjadi."Aku merasa semua ini terlalu kebetulan," ujar Kusmanto yang menghampiri dengan ekspresi serius. Dia terus mengikuti Wira sejak tadi, tetapi masih belum mengutarakan pendapatnya. Bagaimanapun, semua sudah diatur dengan baik. Mereka hanya perlu menunggu hasil. Meskipun begitu, Kusmanto terus memikirkan proses penyerangan ini."Tuan Kusmanto, apa pendapatmu tentang masalah ini? Katakan saja langsung," ucap Wira. Mereka hanya bisa bertukar pikiran untuk sekarang. Dengan begini, mereka mungkin bisa segera menemukan petunjuk dan menangkap biang keroknya untuk terlepas dari kecurigaan."Semua orang yang berada di penginapan adalah bawahan kita. Yang bisa masuk dengan mudah dan menyerang utusan sudah pasti bukan orang biasa. Meskipun begitu, mereka nggak mungkin bisa menyelinap masuk tanpa ketahuan. Aku cur
"Aku dengar, ada banyak pembunuh yang muncul di Kota Limaran. Apa itu benar?""Itu bukan urusan kita!""Katanya, target para pembunuh itu adalah utusan dari beberapa kerajaan!""Ya iya, mana mungkin mereka menargetkan rakyat jelata seperti kita!"Semua orang sibuk membahas kejadian ini. Tidak ada yang perlu diherankan karena keributan yang terjadi memang cukup besar. Wajar jika para penduduk ini mengetahui ada insiden yang terjadi.Wira yang sudah memasuki rumah sakit segera bertanya, "Gimana kondisi Nona Leli?"Para staf di rumah sakit benar-benar sibuk. Semua dokter terkenal berkumpul di sini demi mengobati Leli. Salah satunya menghampiri Wira, lalu menyeka keringat di dahi dan berkata, "Kondisi Nona Leli masih belum termasuk stabil. Tikaman itu mengenai ginjalnya, jadi harus segera dijahit. Dia bisa bertahan atau nggak, semua tergantung hasil jahitannya."Wira mengangguk dan merasa makin cemas. Dia datang dari zaman modern sehingga tahu betapa pentingnya dokter di dunia ini. Operasi
Untuk sekarang, Wira hanya bisa menunggu hari esok untuk menyelidiki semua ini."Mana mungkin aku bisa tidur setelah mengalami kejadian seperti itu?" ujar Doly yang menggeleng dengan pasrah.Setelah ragu-ragu sesaat, Wira berkata, "Kalau begitu, kamu boleh mengikuti kami ke rumah sakit."....Di kamar penginapan, Harraz duduk di depan meja dengan beberapa kain kasa berdarah di atasnya. Perutnya terluka, tetapi tidak fatal karena hanya luka luar. Meskipun begitu, wajahnya tetap pucat karena mengalami cedera."Apa katamu? Wira nggak datang untuk melihatku? Apa kamu nggak memberitahunya aku terluka?" tanya Harraz sambil melirik pengawal di depannya dengan dingin."Aku sudah memberitahunya, bahkan sikapku sangat tegas. Tapi, Nafis yang mengikutinya itu malah ingin menyerangku. Jadi, aku hanya bisa kembali. Aku dengar Leli terluka. Mereka semua pergi ke rumah sakit. Mungkin masalah ini yang membuat mereka nggak punya waktu untuk kemari," jelas pengawal itu.Begitu mendengarnya, Harraz langs
"Harraz! Kenapa aku lupa padanya!" Semua orang seketika tersadar. Jika Doly dan Leli diserang pembunuh, Harraz pasti akan mengalami kejadian yang sama.Ketika orang-orang hendak mengambil tindakan, mereka melihat beberapa pengawal Harraz berlari menghampiri."Gimana situasi Tuan Harraz? Apa dia terluka?" tanya Wira segera. Meskipun lebih mencemaskan cedera Leli, dia tetap harus memastikan Harraz baik-baik saja. Jika tidak, Kerajaan Beluana akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari masalah."Tuan Harraz baik-baik saja. Ada pembunuh yang menyerang, tapi untung jumlah kami banyak. Tuan Wira, kamu seharusnya bertanggung jawab atas masalah ini, 'kan? Kalau bukan karena masalah keamanan wilayahmu, mana mungkin ada insiden seperti ini?" balas pengawal itu sambil menatap Wira dengan tatapan tajam.Semua orang Kerajaan Beluana ini tidak takut pada Wira, apalagi yang dibawa Harraz kali ini adalah pasukan elite. Mereka tidak takut mati dan percaya pada pengaturan Harraz. Itu sebabnya, mereka
"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Nona Leli, kalian semua akan menanggung konsekuensinya!" seru Nafis.Para prajurit segera mengiakan, lalu mulai menyibukkan diri. Malam ini, semua orang ditakdirkan untuk tidak tidur.Ketika Nafis hendak pergi ke kamar Doly, dia kebetulan melihat Doly menghampirinya. Ada banyak noda darah di tubuh Doly, tetapi penampilannya masih gagah seperti tidak terluka sedikit pun.Doly yang memperhatikan tatapan Nafis pun berkata, "Ini bukan darahku, tapi darah pembunuh itu. Aku sudah menghabisinya. Aku awalnya ingin menangkapnya hidup-hidup, tapi serangannya benar-benar kejam. Meskipun sudah sekarat, dia masih mencoba membunuhku."Nafis mengangguk sambil menyahut, "Biarkan saja dia kalau memang sudah mati. Kami tetap bisa menyelidiki masalah ini hingga tuntas nanti. Kami akan membalaskan dendammu dan Leli."Ekspresi Doly sontak berubah. Dia bertanya, "Di mana Leli? Leli terluka? Apa lukanya sangat parah? Gimana keadaannya sekarang?"Nafis menuruni tangga sambil
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.