Kupu-Kupu Kertas

Kupu-Kupu Kertas

Oleh:  Suzy Wiryanty  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
18 Peringkat
46Bab
22.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mayang Kania Putri, kehilangan masa depannya pada usia 17 tahun. Ia hamil dan ditinggalkan Mahesa Heryanto, mahasiswa yang tengah magang di kampungnya. Di hari yang sama, Nawasena Sudirja, pemuda sederhana yang telah lama menyukainya, melamarnya. Dengan terpaksa, Mayang menolak lamaran sang pemuda dengan kata-kata yang menyakitkan. Mayang belia yang kebingungan, menyusul Mahesa ke ibukota untuk meminta tanggung jawab. Alih-alih dinikahi, ternyata Mahesa telah lebih dulu menikahi anak atasan ayahnya. Mayang belia yang terlunta-lunta di ibukota, dijual oleh seorang mucikari ke rumah pelacuran. Sembilan tahun kemudian, Mayang kembali bertemu dengan Sena yang kini telah sukses menjadi seorang pengusaha. Sementara Mayang tengah berjuang kembali ke jalan yang benar. "Sudah, kamu tidak usah pura-pura memprospek nasabah kalau ujung-ujung kamu cuma ingin menjual aset bawah tubuhmu. Kelamaan. Berapa tarifmu perjam? Akan saya bayar sepuluh kali lipat akibat prospekanmu yang saya gagalkan. Saya sekarang sudah kaya. Saya bukan saja sanggup membayarmu sekarang. Membeli harga dirimu pun saja mampu!" -Nawasena Sudirja- "Di dunia ini tidak ada seorang perempuan pun yang bercita-cita ingin menjadi seorang lont*. Jadi simpan saja penghakiman Anda atas diri saya. Anda bukan Tuhan. Satu hal yang harus Anda tau, bahwa seorang lonte* pun punya hak untuk bertobat bukan?" -Mayang Kania Putri-

Lihat lebih banyak
Kupu-Kupu Kertas Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
H n H
mulai baca, ini. 5/10/23
2023-10-05 23:42:07
0
user avatar
Alvin Subeki
Bagus banget ceritanya
2022-11-16 18:38:18
0
user avatar
Yen Lamour
Ceritanya bagus banget, semangat terus ya kak thor ^^ izin numpang promo ya, ada yg suka mafia romance? Yuk mampir juga ke tempatku. Siapa tahu ada yg suka. Terima kasih ya kak thor & kakak semuanya ^_^
2022-08-02 21:45:54
0
user avatar
Endro Sinabutar
suka, duka, bahagia, sedih semua ada porsinya. good story
2022-03-07 11:38:00
0
user avatar
rabbit
bagus pemuda yang tidak terduga
2022-02-28 02:38:43
0
user avatar
T.Bob
............bagus
2022-02-25 18:17:58
0
user avatar
indras
good stories...semoga bs menjadi inspirasi perempuan2 lainnya...
2022-02-21 18:39:25
0
user avatar
Bruce Stelle lee
pria tampan terdahsyat yang legendaris
2022-02-20 13:25:40
0
user avatar
yenyen
Istimewa. Sama seperti kata kata yang sering saya temuka. di novelnya. Bagus banget pesan morilnya
2022-02-14 11:53:33
1
user avatar
MARETTA
..... pemuda yang tidak terduga
2022-02-13 16:40:14
0
user avatar
Kalisha Humaira
bagus, menceritakan bagaimana kesabaran & keteguhan hati dlm menghadapi cobaan hidup, serta sikap yg sllu memaafkan & meminta maaf
2022-01-01 22:09:22
0
default avatar
Heny Naladhipa
Suka banget sama novel2nya mba suzy , semangat berkarya ya mba ...
2021-12-28 04:14:52
0
user avatar
Aho Lim
Selalu memukau. Tidak bisa berhenti membacanya ...
2021-12-22 01:27:55
0
user avatar
ms huang
smangattt kk...aku dukung y 5* buat kmu... yukkk intip cerita aku juga kk..judulnya KEKASIH BRENGSEKKU ...crt ttg hubungan toxic...dijamin bikin baper... makasiii y ...
2021-12-18 00:41:48
0
user avatar
RF Riani
Mari nyambung ke sini setelah dari kisah Seruni dan Antonio ............... Karya author emang selalu The Best ...............
2021-12-09 15:24:58
1
  • 1
  • 2
46 Bab
Chapter 1
Banjarnegara, 10 Januari 2012 Tangan Mayang gemetar saat mencelupkan alat uji kehamilan pada wadah urinenya. Sesaat setelah stick penguji kehamilan diangkat dari wadah, Mayang mulai merapal doa. Jantungnya berdebar kencang sementara mulutnya tidak berhenti komat-kamit berdoa. Ia sangat berharap kalau hasilnya hanya garis satu, sesuai petunjuk yang tadi ia baca di kemasan.  Tidak siap dengan hasil yang akan segera ia dapatkan, Mayang memejamkan mata. Ia berusaha mengatur napas terlebih dahulu, agar tidak pingsan saat hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Setelah merasa lebih baik, Mayang pun membuka mata. Mayang berkali-kali mengucapkan kata Alhamdullilah dalam hati, saat mendapati garis satu pada stick. Syukurlah, ternyata ketakutannya tidak terbukti. Ia tidak hamil! Mayang berkali-kali mengelus dada. Berusaha untuk menenangkan perasaannya sendiri.  Saat ini ia berada di toilet pabrik. Jikalau ia pingsan di sin
Baca selengkapnya
Chapter 2
Mayang yang sedang tidur-tidur ayam, terbangun saat bus Sinar Jaya memasuki terminal bus Kampung Rambutan. Sejenak Mayang termangu. Jakarta. Inilah tempat yang ia tuju. Masa depannya seperti apa, akan ditentukan di sini. Sebenarnya ia gentar. Sewaktu di kampung dulu, ia belum pernah ke kota sendirian. Ia takut dijahati orang. Dan kini, hanya karena seorang laki-laki, ia bahkan berani keluar kota sendirian. Betapa menakjubkan. Ketika para penumpang lainnya turun dari bus, Mayang pun bergegas membuntuti. Ia berusaha  mengingat-ingat cerita Tanti dulu tentang kota Jakarta. Menurut Tanti, pertama sekali ia ke Jakarta dulu, ia juga tidak tahu jalan. Ia hanya memberikan secarik alamat pada supir taksi, dan langsung diantarkan hingga ke depan pintu rumah yang dituju. Menurut Tanti, di Jakarta transportasi itu mudah. Asalkan kita punya uang untuk membayar taksi, pasti kita akan diantarkan sampai alamat yang dituju. Satu hal yang penting. Pilihlah taksi yang berargo
Baca selengkapnya
Chapter 3
Mayang memandang nanar Bu Fatma. Ada pengertian samar yang perlahan masuk dalam benaknya. Hal pertama yang ingin ia lakukannya segera adalah kabur! Mayang berlari ke arah pintu. Herannya tidak ada seorang pun yang menahannya. Mereka semua malah tertawa. Padahal tidak ada hal lucu yang perlu mereka tertawakan. Dengan tangan gemetaran, Mayang memutar gagang pintu. Terkunci! Pantas saja mereka semua tertawa. Karena mereka sudah tau kalau perbuatannya itu sia-sia belaka. "Sudahlah, Mayang. Terima saja takdirmu. Mulai hari ini, pintar-pintarlah kamu membawa diri. Bahagia atau sengsaramu di sini, kamulah yang menentukannya. Ibu pergi dulu." Bu Fatma melenggang pergi begitu saja, setelah salah seorang pengawal si ibu menor mengeluarkan serenceng kunci. Saat pintu dibuka dan Bu Fatma keluar, Mayang ikut menghambur ke arah pintu. Namun usahanya sia-sia. Secepat pintu dibuka, secepat itu pula pintu ditutup. Kini hanya tinggal lima orang saja di dalam ruangan. Si ibu menor
Baca selengkapnya
Chapter 4
"Terima kasih, Pak. Bapak sangat baik karena telah menolong saya," Mayang memandang laki-laki gagah tattoan yang berdiri acuh tak acuh di sampingnya. "Saya bukan orang baik. Saya hanya tidak suka melihat penindasan emosional di depan mata saya."  "Apapun, terima kasih." Mayang menundukkan kepalanya sekali lagi. Air muka penuh hormat ia tunjukkan pada laki-laki baik yang tidak mau dibilang baik ini. Laki-laki itu hanya menaikkan bahunya acuh. Gayanya begitu cuek hingga terkesan angkuh. "Sekarang kamu mau ke mana? Pulang kampung? Kamu punya uang untuk pegangan?" Mayang terdiam. Tidak! Ia tidak bisa kembali ke sana. Selain ia malu karena merasa telah begitu kotor, ia juga harus menghasilkan uang. Ayahnya sekarang sudah tidak bekerja karena sakit-sakitan. Kedua adiknya juga membutuhkan biaya besar karena masih sekolah. Sementara ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Keluarganya di kampung
Baca selengkapnya
Chapter 5
"Wah Pak Sena sudah sampai ya? Mengapa Bapak tidak menghubungi saya?"  Danu bangkit dari kursi. Ia segera menyalami boss besar yang digadang-gadang sebagai pengganti Candra Dananjaya. Konglomerat paling tersohor negeri ini. Nawasena Dananjaya ini adalah putra tunggal Pak Candra yang baru diperkenalkan pada publik sekitar delapan tahun lalu. Sebelumnya Pak Candra diketahui hanya memiliki dua orang putri. Yaitu Amaya Dananjaya almarhum dan Amanda Dananjaya. Kedua putrinya itu selalu bergaya sosialita. Mereka berdua juga diketahui enggan membantu Pak Candra dalam berbisnis. Amaya dan Amanda tidak suka memikirkan hal yang susah-susah. Untungnya almarhumah Amaya, mempunyai suami yang cerdas dan pekerja keras. Suami almarhumah Amayalah yang membantu Pak Candra, sebelum putra tunggalnya ini muncul. Dan di tangan putra tunggalnya inilah, usaha-usaha Pak Candra kian meroket. Siapa yang tidak mengenal Tri Dananjaya Group saat ini? Semua bidang usaha, telah mereka kua
Baca selengkapnya
Chapter 6
Mayang melongo saat Xander benar-benar membeli asuransi jiwa seumur hidup, atau whole life insurance yang ia tawarkan. Jujur tadinya Mayang mengira kalau Xander hanya berpura-pura ingin ia prospek, untuk memberi pelajaran pada ketiga laki-laki tidak beretika di depannya itu. Khususnya Sena. Siapa yang mengira kalau Xander ternyata benar-benar mendengarkan hingga selesai apa yang ia jelaskan tentang produk-produk asuransinya. Xander bahkan meminta bantuannya untuk memilihkan asuransi jenis apa yang paling cocok untuk dirinya. Hebatnya lagi, Xander langsung meminta closing saat itu juga. Dengan mata berkaca-kaca, Mayang berkali-kali mengucapkan kata terima kasih dengan bibir bergetar."Kamu tidak perlu terus menerus mengucapkan terima kasih setiap bertemu dengan saya, Mayang. Kita berdua memang sama-sama membutuhkan. Kamu butuh menjual produk, dan saya butuh proteksi dari asuransi. Kedudukan kita equal."L
Baca selengkapnya
Chapter 7
Mayang berusaha merapatkan pintu begitu ia mengetahui siapa tamunya. Sungguh, setitik debu pun ia tidak menduga kalau Mahesa bisa muncul di depan pintu rumahnya. Namun Mahesa lebih gesit. Ia mengganjal pintu dengan kaki kirinya.  "Jangan menutup pintu dulu, Mayang. Mari kita bicara baik-baik. Mas mohon." "Saya tidak tertarik mendengar puisi pembelaanmu, Mas. Karena apapun yang Mas ucapkan, tidak akan membawa pengaruh lagi dalam kehidupan saya sekarang. Pulanglah, Mas." Mayang bersikeras mendorong pintu. Tetapi ia kalah tenaga. Mahesa dengan mudah melebarkan daun pintu. Pintu akhirnya terbuka, dan Mahesa melangkah masuk.  Menyadari kalau penampilannya tidak pantas dalam menerima tamu, Mayang bergegas ke kamar. Mayang melepas daster pudarnya. Menggantinya dengan kemeja bercorak polkadot dan bawahan kulot lebar. Tidak lupa, Mayang juga mengenakan penutup dadanya. Mayang menatap cermin di meja rias. Pantulan di cer
Baca selengkapnya
Chapter 8
Sena berkali-kali memindai jam di pergelangan tangannya. Waktu telah menunjukkan pukul delapan pagi kurang lima belas menit. Syukurlah. Ia bisa tiba tepat waktu. Kalau ia terlambat lima menit saja dari waktu yang biasa, bisa dipastikan ibunya pasti mengamuk. Sembari berkendara, lamunan Sena mengembara. Dimulai dari kedatangan ayah kandungnya, sampai betapa marahnya ibunya saat dirinya memutuskan menjadi bagian dari keluarga Dananjaya. Ibunya merasa ia tinggalkan karena miskin. Padahal ia memutuskan untuk menerima nama belakang Dananjaya, justru untuk membahagiakan ibunya. Seumur hidupnya, ibunya tidak pernah senang.  Saat pandangan Sena membentur gedung Rumah Sakit Jiwa yang lima tahun belakangan ini rutin ia kunjungi, ia segera membelokkan mobilnya. Setelah memarkirkan mobil, ia bergegas turun. Dengan langkah tergesa ia melintasi koridor rumah sakit. Beberapa petugas rumah sakit yang berpapasan dengannya menyapa ramah. Seluruh dokter, petugas
Baca selengkapnya
Chapter 9
"Eh Mbak, jangan. Ini, ambil saja jam tangan saya sebagai jaminan. Saya akan pulang sekarang untuk mengambil sisa uangnya. Bisa?" Mayang membuka kaitan jam tangan bermereknya. Meletakkan jam yang dulunya juga hadiah dari Miguel di meja kasir. Dengan raut wajah menyesal, sang kasir menggeleng. "Maaf ya, Mbak. Tidak bisa. Semua transaksi di sini harus dalam bentuk uang. Tidak boleh dalam bentuk barang," ucap sang kasir tegas. "Begitu? Semua transaksi di sini harus dalam bentuk uang. Tapi pengembalian untuk konsumen, boleh dalam bentuk permen sebagai pengganti uang kecil? Mengapa kalian tidak adil sekali?" sembur Mayang. Terlalu ditekan ternyata bisa membuatnya meledak. Pertanyaan Mayang tidak bisa dijawab oleh sang kasir. Ia hanya diam, karena bukan dirinyalah yang membuat peraturan. Ia hanya seorang pekerja di supermaket ini. "Eh, Mbak. Yang mau membayar bukan Mbak seorang saja ya
Baca selengkapnya
Chapter 10
Mayang duduk termangu di kursi dapur. Secangkir teh hangat berada di tangannya. Gerombolan ibu-ibu di depan rumahnya telah dibubarkan oleh Sena. Mayang tidak ingat persis kejadiannya seperti apa. Karena waktu itu ia nyaris kehilangan kesadarannya. Yang ia ingat, dadanya sangat sesak saat para ibu-ibu itu mencaci makinya. Sena membawanya masuk ke dalam rumah dan meminta nomor RT di lingkungannya.  Selanjutnya Sena yang menghadapi kericuhan di luar sana. Mayang sudah tidak mampu lagi menjawab tuduhan-tuduhan para ibu-ibu muda itu. Lagi pula, apa yang harus ia jawab? Mayang yakin, apapun jawaban yang akan ia berikan, tidak akan dipercaya oleh mereka. Karena mereka telah mempunyai asumsi sendiri.  "Mbak Mayang, tehnya diminum dong. 'Kan mubazir kalau cuma dipegang aja." "Eh iya. Ini Mbak minum kok." Teguran Nia membuat lamunan Mayang terhenti. Mayang dengan cepat meneguk minumannya. Karena terburu-buru, Mayang ters
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status