Pesan Rindu Dari Ma'had

Pesan Rindu Dari Ma'had

Oleh:  Aryani15  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
20 Peringkat
43Bab
19.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Apa yang pertama kali terpikir ketika mendengar kata pesantren? Ngaji terus? Nggak bebas? Nggak gaul? Ketinggalan jaman? Jelas!! Salah besar. Dalam cerita ini kamu akan menemukan banyak cerita rahasia di dalam pesantren, juga banyak cerita tentang kenikmatan hidup di pesantren. Pesantren itu tidak semenakutkan dan semenyedihkan yang sebagian orang bayangkan. Justru didalam pesantren akan mudah menemukan yang namanya kebahagiaan.. Nggak percaya? Coba aja mondok! Kalau belum yakin, ya sudah baca cerita ini dulu siapa tahu hidayah Allah turun lewat cerita ini.. CERITA INI SUDAH TAMAT Y #baniahmad_story

Lihat lebih banyak
Pesan Rindu Dari Ma'had Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Aty
ini cerita yang saya cari, sangat menarik. mkasi sudah mempersembahkan cerita sebagus ini
2024-04-01 20:30:41
0
user avatar
zahra
sukaaaaa,,karyanya kak,,ini udah yg kedua kali baca,,ceritanya bagus,,, semangat berkarya kak
2023-06-30 21:54:54
0
user avatar
Eka Defy
banyak plajaran yg bs diambil dlm menghadapi masalah,dr Gus Nazril smpe Gus Alfa ini serta yg terbaru dr gus rayshaka bnr2 crt bgus yg bnyak manfaatnya. makasih kak Aryani smua kryamu bgus
2023-03-28 13:45:17
0
user avatar
miss calla
Cerita ini udah tamat atau masih on going ya? Males baca kalau gak ada up lalu ceritanya gantung..
2022-11-28 17:25:43
1
user avatar
silfina wati
Bagus ceritanya, banyak cerita lucunya juga. Tidak membosankan, alur ceritanya berkembang. Berharap anakku hafiz 30 juz juga seperti kinan.
2022-11-07 07:24:43
1
user avatar
dwi agus
ahhh bagus bgt ...suami impian gus alfa
2022-10-14 17:46:15
1
user avatar
Sanih Saraswati
ceritanya bagus...kapan mulai up lgi yg Gus Nazril aja sampai tamat masa ini berenti di tengah jalan
2022-10-05 16:01:51
0
user avatar
Sanih Saraswati
kapan up kelanjutannya
2022-09-20 00:34:23
0
user avatar
Nurma Maulinda
bagus bgt ceritanya...
2022-09-13 12:40:03
0
user avatar
Yuyun Yunita
bagus sih ceritanya
2022-09-13 08:20:01
0
user avatar
Handyz Irawan
bagus banget ceritanya
2022-09-12 23:22:21
0
user avatar
Handyz Irawan
bagus,bahas nya g belibet
2022-09-08 18:11:59
0
user avatar
Wahyu Chrisna
aku suka sama novelnya
2022-08-24 18:51:17
0
user avatar
cheepychan
wah ketemu mas Alfa disini.. Abi burhannya gak diajak kesini juga mbak?...
2022-08-22 06:12:58
2
user avatar
Blade Armore
Keren, suka banget...
2022-08-17 14:12:29
0
  • 1
  • 2
43 Bab
Bab 1 : Santri Baru
_Kinan_"Hiks..hiks..mau pulang ikut Mama!!""Sayang, kan sudah janji sama Mama! Nanti di sini senang banyak teman, belajar ngaji, belajar nulis arab, banyak lagi. Ya kan Mbak?"Aku mengangguk sopan menanggapi salah seorang wali santri yang masih sibuk menenangkan anaknya. Yah seperti tahun-tahun sebelumnya, disaat tahun ajaran baru seperti ini, aku dan beberapa teman yang sudah diamanahi jadi pengurus pondok mulai sibuk menyambut santri baru.Melihat adik-adik santri baru yang menangis seperti ini membuat aku ingat kenangan beberapa tahun lalu disaat aku juga menjadi santri baru di pesantren Al- Anwar ini. Aku yang waktu itu baru lulus SD diantar ibu dan ayah sowan kesini dan mendaftar sebagai santri untuk menimba ilmu dan mengharap barakah kyai.Aku saja yang waktu itu memang sudah niat untuk mondok masih merasa sangat berat ketika ditinggal pulang, apalagi adik-adik ini yang mungkin saja masih setengah hati masuk ke pesantren ini. Tapi percayalah nyantri itu pasti akan terasa bera
Baca selengkapnya
Bab 2 : Roker Sejati
"Kotak yang ini Ibuk pasrahkan ke kamu ya, nanti begitu sampai kamu kasih ke tuan rumahnya!""Nggih!""Bunda, udah dong! Kasihan Mbak Kinannya belum mandi!" ujar Ning Alea yang sudah wangi dan rapi. Minggu pagi ini kita sedang disibukkan dengan persiapan menghadiri pernikahan salah satu alumni."Ya sudah, kamu siap-siap sana! Maaf ya jadi telat mandinya!" ujar Ibuk Syifa sambil tertawa pelan."Nggak apa-apa Ibuk, kalau begitu saya permisi ke pondok dulu!"Setelah mendapat persetujuan, aku langsung meluncur keluar. Kalau tadi di dalam rumah Ibuk aku masih cukup santai karena Ibu Syifa juga belum siap-siap bahkan mandi aja belum. Ibuk lebih memilih sibuk mempersiapkan barang bawaan yang akan diberikan pada sohibul hajat. Ibuk selalu seperti ini jika ada acara, pokoknya nggak bisa kalau nggak bawain bingkisan. Kalau kata Ning Alea, ribetnya ibuk melebihi ribetnya yang punya acara.Sejenak melupakan kehebohan ibuk, aku malah gantian jadi heboh sendiri karena melihat hampir semua teman-tem
Baca selengkapnya
Bab 3 : Santri Multitalenta
Menjalani hari di pesantren memang tidak sebebas di rumah. Di pesantren itu penuh dengan aturan tapi tidak untuk mengekang, melainkan mengendalikan. Namanya juga kita sedang belajar mendalami ilmu agama, tentunya sebisa mungkin meminimalisir hal-hal yang sekiranya bisa berpengaruh dalam proses belajar kita.Belajar tentu untuk mencari ilmu dan ilmu tak jauh dari adab. Di pesantren dua hal itu sangat ditekankan, berilmu tapi tidak beradab akan terasa percuma karena dari ilmunya tidak akan bisa menghasilkan kebaikan, bahkan tak sedikit orang yang berilmu tapi kelihatan arogan dan merasa paling benar karena minimnya adab.Sebaliknya, orang yang beradab atau berakhlak mulia walaupun ilmunya sedikit tetap akan terpancar kebaikan dari dirinya, tetap akan dikenal sebagai pribadi yang mulia maka dari itu banyak sekali anjuran dari ulama-ulama untuk mendahulukan adab daripada ilmu. Karena orang beradab akan lebih mudah menerima ilmu."Kamu lagi menghafal buat setoran besok pagi atau lagi mengh
Baca selengkapnya
Bab 4 : Santri Harus Bijak
"Mbak Kinan lagi sibuk nggak?""Enggak sih Ning, gimana?""Anterin ke minimarket ya! Mau belanja!""Boleh.."Ning Alea langsung masuk pamit sama ibuk dan Aku langsung memakai jilbabku dengan benar, lumayan bisa refreshing keluar."Seneng ya punya alasan keluar!""Wah iya dong Din, alhamdulilah! Nggak usah capek-capek mikir alasan apalagi sampai bohong sama ibuk!"Diniyah langsung melempar tatapan tajam padaku. Ada yang salah dengan ucapanku?"Kamu jangan banyak gaya di sini Kinan! Ingat siapa kita ini!" bisiknya sebelum keluar dari kamarku.Sepeninggal Diniyah, Via langsung mendekat dari ekspresinya pasti mau ghibah ini anak. Untung Rifah masih kuliah, kalau nggak bisa heboh dia ada Dini disini. "Mbak, kenapa sih Mbak Diniyah kayaknya nggak suka banget sama kamu?"Aku memegang dua pipinya yang tembeb. "Anak manis belajar saja ya, nggak usah memikirkan hal yang kurang penting!""Ah Mbak Kinan, iya deh! Mbak aku nitip ya!""Boleh!"Selagi aku masih bersiap, Via dan yang lainnya sibuk me
Baca selengkapnya
Bab 5 : Menantu Idaman
Jumat pagi ini seluruh penjuru komplek khodijah sedang disibukkan dengan kegiatan bersih-bersih lingkungan atau biasa disebut roan.Roan adalah hal yang melekat pada jati diri pesantren. Setiap santri dibebani untuk roan, minimal membersihkan kamarnya sendiri.Disamping kebersihan juga dianjurkan di agama kita, menjaga kebersihan juga merupakan anjuran dokter dan tentunya manfaat dari kebersihan untuk diri masing-masing.Di komplek ini, roan sebenarnya dilaksanakan setiap hari, tapi ada satu hari dalam sebulan diadakan roan akbar. Biasanya pada hari jum'at membersihkan taman-taman, lingkungan, kamar mandi, dan seluruh lokasi Pesantren. Saat-saat seperti ini sih para santri pasti semangat, taulah kenapa!Santri putra biasanya semangat berbondong-bondong ketika diutus roan di Pondok Putri. Sebenarnya begitu juga dengan santri putri sih.Tujuan roan akbar kali ini khusus untuk menyambut wali santri yang akan datang siang nanti, khususnya santri baru karena tanpa terasa 40 hari berlalu da
Baca selengkapnya
Bab 6 : Ngaji, Ngabdi, Rabi
"Kinan! Bude kesini!"Aku mematikan kompor dan mendekat ke pintu dimana Rifah berdiri."Ibuku kesini?""Iya, cepetan minta izin dulu!"Segera saja aku menghampiri ibuk syifa untuk minta izin menemui orangtua ku. Dan setelah mendapat izin, aku segera menuju aula. Rasanya sudah tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia, ayah sama ibu selalu sukses membuat kejutan.Begitu sampai aku masih harus celingukan mencari keberadaan kedua orangtuaku karena banyaknya orang di sini. Karena memang ini sambangan pertama untuk santri baru jadi tidak ada batasan jumlah keluarga yang boleh masuk."Mbak Kinan!"Aku menoleh ke arah suara dan ternyata Nisa yang memanggil, dia sedang bercengkrama dengan keluarganya. Demi kesopanan aku mendekat dan salim ke mamanya."Terimakasih ya Mbak Kinan, tadi Nisa banyak cerita kalau selama ini banyak dibantu Mbak Kinan." ujar mamanya Nisa."Sama-sama Ibu, sudah kewajiban kita saling membantu.""Oh iya ini buat Mbak Kinan." ucap mamanya lagi, beliau mengulurkan satu kotak
Baca selengkapnya
Bab 7 : Rumus Mencari Jodoh
"Mak, aku pengen cerita sama kamu tapi ini rahasia!""Sudah kuduga! Tumben-tumbenan kamu ngajak aku belanja ke pasar, biasanya ogah kalau sama aku katanya aku ribet, mau ke pasar aja dandannya lama---"Aku membungkam mulut gadis manis ini, kalau soal pidato memang paling jago."Mau cerita apa?"Pertanyaan Rifah tidak langsung aku jawab, masih konsentrasi memilih wortel yang segar. Baru setelah mendapatkan semua bahan sesuai catatan dari ibuk, aku cerita pada Rifah mengenai surat dari Gus Zein, ngomong-ngomong dia orang pertama yang aku pilih untuk tahu. Aku sudah siap lahir batin untuk menerima reaksinya.Tapi diluar dugaan dia malah memegang keningku. "Nggak terlalu panas sih, tapi tetap harus ke dokter karena tingkat kehaluan kamu sudah sangat parah, stadium akhir!""Kamu nggak percaya, Mak?""Kinanku sayang, aku tahu kamu begitu mengidolakan om-om itu, maaf ya kalau aku kadang ikut dukung kehaluan kamu. Tapi aku prihatin sama keadaan kamu sekarang. Mana masih muda..!""Nih, aku tah
Baca selengkapnya
Bab 8 : Otw Nikah
وَمَرۡيَمَ ابۡنَتَ عِمۡرٰنَ الَّتِىۡۤ اَحۡصَنَتۡ فَرۡجَهَا فَنَفَخۡنَا فِيۡهِ مِنۡ رُّوۡحِنَا وَصَدَّقَتۡ بِكَلِمٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهٖ وَكَانَتۡ مِنَ الۡقٰنِتِيۡنَصَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُAku menutup quranku dan maju untuk mencium tangan ibuk."Alhamdulillah Kinan, juz 28 sudah selesai. Yakin ini mau pulang? Nggak sekalian dikhatamkan? Dua juz lagi lho!""Saya pulang dulu Buk, insyaallah nggak lama. Kangen sama ayah dan ibu.""kemarin juga sudah ketemu kan? Nggak usah pulang aja ya?"Aku hanya bisa tersenyum sambil menggeleng, sebenarnya yang dikatakan ibuk syifa benar sih, tapi niat hati untuk pulang sudah bulat. Mumpung liburan ini juga, kalau pas libur lebaran malah nggak bisa pulang. Bukannya nggak bisa tapi nggak boleh sama ayah."Ya sudah, tapi nanti ya kamu pamitnya. Paling akhir-akhir pokoknya!" ujar Ibuk lalu keluar mushola karena aku yang ngaji terakhir.Hampir 8 tahunan aku mondok mungkin hanya dua kali aku bisa lebaran di rumah, selebihnya di sini. Kata ayah lebaran har
Baca selengkapnya
Bab 9 : Datang Melamarmu
"Apa yang bisa Kinan bantu nih Bu?""Udah hampir selesai kok!"Aku ikut membantu ibu mengemasi nasi kuning ke plastik mika.Selama ini ibu, menjual makanan di pasar untuk membantu keuangan keluarga. Ada nasi kuning, bubur sumsum dan gorengan. Ibu biasanya menyiapkan bahan-bahannya sejak malam sebelum tidur, baru nanti jam 1 malam bangun lagi untuk masak baru paginya setelah sholat shubuh ibu berangkat ke pasar.Aku mengusap ujung mataku, kalau ngomongin ibu dan ayah rasanya nggk bisa kalau nggak nangis. Semoga aku segera bisa membantu mereka, agar mereka bisa istirahat dan gantian aku yang akan kerja."Kamu tidur lagi sana, nanti shubuh ibu bangunin lagi. Katanya mau ikut ke pasar!""Nggak apa-apa Bu, Kinan tadi udah cukup tidurnya. Kebetulan lagi nggak sholat juga.!"Dengan senang hati ibu menerima bantuanku, Alhamdulillah selesai lebih cepat dari biasanya jadi ibu bisa istirahat sebentar sambil menunggu sholat shubuh.Sementara ayah dan ibu sholat, aku menikmati mandi di rumah. Samp
Baca selengkapnya
Bab 10 : Pengorbanan Kinan
"Kamu kok bisa ditelepon Ning Sean?""Aku juga nggak tau Din, udah ayo ke sana!"Dini diam walaupun wajah juteknya masih terlihat jelas. Pagi menjelang siang ini aku masih dalam suasana liburan pondok dan tanpa disangka semalam Ning Sean telepon ke nomor ayah. Beliau bilang sedang di salah satu tempat wisata daerah sini dan meminta aku kesana, katanya dipanggil Ibuk. Dan aku langsung berinisiatif ngajak Dini."Kamu yakin ibuk syifa nyuruh kita kesini?"Aku melirik Dini yang sejak tadi tidak berhenti kepo. "Insyaallah." jawabku singkat.Aku selesai memarkirkan motor dan langsung masuk mencari Ning Sean. Semalam sewaktu ayah tau Ning Sean menelponku kar
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status