CYRUS POV
Aku ingin bertanya mengenai keadaan Valerie, tapi aku tidak mau ia berpikir aneh dan menyangka jika aku memberikan perhatian lebih kepadanya. Lagipula aku tidak peduli juga apa dia sehat maupun sakit. Yang terpenting dia tidak menimbulkan gosip tidak baik tentang castle.
"Kau sudah makan?" tanya Rayden yang masuk ke dalam ruangan kerja ku tanpa permisi.
"Jika ada yang melihat kau melakukan itu, mereka akan mulai tidak hormat kepadaku karena kau memberikan contoh tidak baik"
"Bagaimana mungkin aku memberikan contoh yang tidak baik? Memangnya apa yang ku lakukan?"
Ku lepas kacamata bacaku. "Kau masuk begitu saja ke ruangan ku, apa menurut mu itu tindakan sopan?"
"Enak saja. Aku sudah mengetuk pintu mu sejak tadi, bahkan jariku ini sampai terasa sakit karena ketukan ku semakin lama semakin kencang"
Ku kerutkan dahiku. "Benarkah? Aku tidak mendengarnya"
Rayden, anak tidak sopan. Berani-beraninya i
Bagaimana sejauh ini? Jangan lupa berikan tanggapan kalian pada ceritaku yaaa... happy reading...
CYRUS POV Mataku terbelalak melihat orang yang kini di hadapanku. Hampir saja aku membunuhnya jika aku tidak segera melihat ke wajahnya. "Sedang apa kau disini?!" "Emperor?" Kudekatkan belati ku di tenggorokannya ketika ia hendak berdiri. "Jelaskan dengan posisimu" "Aku kemari karena penasaran dengan pelaku jahat itu, jadi aku pikir bisa menangkapnya sebelum emperor sendiri yang kemari dan membahayakan diri" "Kau mencari pelakunya atau kaulah pelaku itu?" matanya terbelalak menatapku. "Ba-bagaimana bisa emperor berkata seperti itu? Apa emperor sudah tidak mempercayaiku?" "Apa yang akan kau pikirkan jika kau menemukan ku disini, disaat para pemuda itu bilang tempat ini adalah rumah si penjahat? Lagipula lihat sekeliling mu.. Rumah ini sepi dan gelap" Tiba-tiba saja Rayden menggenggam kuat belati yang ku pegang. Darah segar keluar dari telapak tangannya yang terluka. "Silahkan bunuh
VALERIE POV Cyrus begitu penasaran dengan alasan ku mengenal si korban. Sebenarnya aku tidak mengenalnya secara pribadi, atau bisa di bilang kami tidak begitu dekat. Tapi.... FLASHBACK "Kau bertemunya dimana?" "Kami tidak sengaja bertemu di pasar, lalu kami sering bertemu hingga akhirnya selama beberapa hari ini kami sering bertemu di dekat danau di tengah hutan" ujar salah satu pelayan castle diantara 5 pelayan lain yang berdiri melingkar dengannya. "Kenapa kau menemuinya disana?" "Dia bilang orang tuanya sangat religius, jadi dia tidak boleh memiliki hubungan dengan lawan jenis sampai dia berumur 30 tahun" Bukan maksudku untuk menguping, tapi pembicaraan mereka dapat terdengar dengan jelas meski aku berdiri di seberang meja mereka sembari memotong beberapa wortel untuk hindangan makan siang emperor. "Apa ia begitu tampan?" "Tentu saja. Dia setiap bertemu denganku menggunakan jubah, dan itu menambah kesan kerennya dimataku" "Kapan kalian akan bertemu kembali?" "Malam ini di
VALERIE POV Dengan cepat dia mendorong penjahat itu dan menghunuskan pedang yang ia bawa untuk melawan. Dia berdiri membelakangiku, tapi... Aku tahu tubuhnya. Seseorang yang ahli dalam berpedang. Memiliki suara berat dan langkah yang panjang. "Alessio.." gumamku saat melihat wajahnya ketika ia melangkah memutar untuk menghindari pedang tajam musuhnya. Sedang apa dia disini? Kenapa dia disini? Untuk apa dia kemari? "Valerie.." Cyrus datang dengan tergesa-gesa bersama beberapa prajurit yang langsung membantu Alessio. "Kau tidak apa-apa?" wajahnya penuh ke khawatiran. Wajah dingin yang tak pernah sudi menatapku.. Kini menatapku dengan mata bergetar khawatir. "Valerie.." lirihnya yang tidak mendapatkan respon dariku. Ingin ku tatap lama wajah yang kini berdiri di hadapanku, tapi.. Tatapanku tidak dapat teralihkan dari tangan Alessio yang terus mengalirkan darah segar. Kini sang penjahat terbarik diatas tanah yang dingin dengan nafas terengah-engah. Para prajurit segera mengikat k
CYRUS POV Aku duduk di samping tempat tidurku seraya berdoa kepada tuhan agar ia menyelamatkan sahabatku, Rayden. Lukanya sangat parah, bahkan ia kehabisan banyak darah saat terakhir dokter mengobatinya. Ku topang kepalaku pada kedua tanganku. Sudah dua hari Rayden tidak ada perubahan, dan sudah dua hari juga aku diam disini tanpa tidur, tanpa makan, bahkan tanpa minum. "Emperor" Suara Valerie mengagetkanku. "Ya?" jawabku seraya menoleh ke arahnya. Ku lihat troli makanan yang ia bawa di sampingku. "Sarapan emperor sudah siap" "Sarapan?" tanyaku bingung. Apa ini sudah pagi? Ku menoleh kebelakang dan melihat langit yang berwarna biru terang telah dihiasi dengan awan cantik. "Aku.. Sudah berapa hari ini?" tanyaku kepada Valerie. "Sudah 3 hari" "Bukan 2 hari? Sudah 3 hari tapi.. Tapi kenapa Rayden masih belum sadar?" aku bangkit dari duduk ku. "Kau segera panggil dokter terhebat di negeri ini. Dokter yang kemarin pasti tidak bekerja dengan benar makanya Cyrus masih dalam kondisi
CYRUS POVTerjadi kekacauan di hari eksekusi. Beberapa prajurit terlatih membentuk 2 barisan di depan dan belakangku. Dengan insting yang kuat dan sikap terlatih, mereka melindungiku dari hal-hal mengejutkan yang baru saja terjadi. Langkahku berhenti ketika wakil Rayden menghampiri. "Ada apa?" tanyaku."Kami tidak dapat menemukan tuan Aether dan penculik itu di sekitar castle. Mohon izin untuk melakukan pencarian lebih luas""Ya, lakukan apapun yang terbaik untuk mengurangi kecemasan masyarakat" ujarku sebelum akhirnya aku masuk ke dalam castle, tepat setelah memberikan kedua sarung tangan hitamku ke salah satu pelayan yang berdiri di dekat pintu masuk. "Tinggalkan aku" perintahku langsung dituruti oleh para prajurit yang mengikuti ku sejak tadi. Aku dengan cepat membuka pintu kamar dan.. Mataku terbelalak melihatnya."Sepertinya ada kekacauan di luar" pria tangguh yang penuh perban di tubuhnya, berjalan mendekat ke arahku meski langkahnya tertatih."Rayden.." aku melangkah dengan
CYRUS POVKepalaku rasanya akan meledak setelah bekerja beberapa jam. "Ya tuhan, kenapa kau menghukum ku seperti ini" gumamku seraya mengaduk kopi panas yang ada di tanganku."Mau sampai kapan emperor disini?""Ada masalah?" ku seruput kopi yang berubah menjadi hangat karena cuaca yang dingin."Tidakkah hari ini sangat dingin? Bahkan jaket ditambah sweater tidak mampu menahan dinginnya pagi ini""Rayden.. Sudah berapa hari kau berada di kamar mu sejak kau sadar?" keluar uap disetiap kata yang ku ucapkan."Dua minggu kurang lebih"Aku menoleh ke arahnya. "Tidakkah menurutmu itu terlalu lama untuk seorang panglima hebat seperti mu?"Rayden hanya tersenyum lebar seraya tertunduk. "Ck, pemalas""Ey, jangan bicara seperti itu. Menjadi panglima pribadi mu adalah pekerjaan yang sulit. Aku harus bekerja dengan waktu, belum lagi kau selalu keluar diam-diam ditengah malam. Apa kau tau perasaanku saat masuk ke dalam kamar mu, dan kau tidak ada di atas tempat tidur?""Kau sedang mengeluh?" ku te
CYRUS POV Musim semi sudah di depan mata. Langit begitu cerah dengan hiasan awan putih yang seperti permen kapas. Bahkan anginpun berhembus secara lembut diantara pepohonan yang menjulang tinggi. "Saya sungguh senang karena kalian begitu antusias mengikuti lomba hari ini. Seperti yang kalian dengar, untuk menyambut musim semi, saya membuat acara berburu dengan peraturan tidak boleh memburu binatang langka yang muncul di tengah acara. Saya menempatkan beberapa prajurit di titik-titik tertentu, jadi jangan berpikir untuk melanggar peraturan yang satu ini" Aku mengeluarkan pita kuning dari kantung mantel yang ku kenakan. "Jika kalian bisa menemukan 5 pita kuning di tanduk rusa, maka saya akan mengabulkan satu permintaan kalian" Gemuruh suara peserta yang begitu antusias mendengar ucapanku. "Waktu kalian hanya 3 jam untuk menemukannya. Semoga berhasil" Mereka pergi secara berkelompok memasuki hutan. Mereka berpencar ke arah mata angin. Bermodal insting berburu yang mereka punya, lan
AUTHOR POV"Valerie, tolong berikan camilan ini ke ruangan emperor sebelum kau pulang" ujar kepala pelayan seraya memberikan satu troli berisikan biskuit, teh hangat dan beberapa kue kering lainnya. Sudah 3 kali mengetuk pintu, tidak ada sedikitpun jawaban dari emperor. Valerie memutuskan untuk masuk ke dalam. Dari balik pintu ia melihat Cyrus yang melamun hingga tidak sadar akan jendela yang terbuka akibat angin yang behembus kencang."Saya datang untuk memberikan camilan malam" Valerie meletakkan troli camilan itu di samping meja, tapi Cyrus masih tidak sadar akan kehadirannya. Khawatir sang emperor merasa kedinginan, Valerie menutup kedua jendela dan menguncinya. "Haruskah aku berpamitan kepadanya? Dia seperti sedang berada di dunianya sendiri"Meski berniat untuk langsung pergi, tapi Valerie yang memiliki sikap 'tidak enak' akhirnya memutuskan untuk berpamitan. "Emperor?"Tiba-tiba salah satu jendela kembali terbuka hanya dengan satu hentakan angin kencang diluar. Dan itu cuk