Happy Reading😘
Gerald duduk disamping ranjang Evelyn yang tengah terbaring setelah mendapat transfusi darah dari dunia manusia, gadis itu kehilangan darah cukup banyak.
Tangannya menggenggam jemari lentik Evelyn erat, kemudian mengecup punggung tangannya berulang kali sembari mengucap permintaan maaf.
Sesekali dahi Evelyn mengernyit dalam dan menggeliat tak nyaman, sepertinya ia mengalami mimpi buruk. Gerald langsung mengelus dahi Evelyn pelan, beberapa saat kemudian kerutan pada dahi Evelyn menghilang, wajahnya kembali rileks.
Suara ketika pintu dari luar mengalihkan atensinya kearah pintu, siapa gerangan yang mengganggunya?
"Boleh aku masuk, Alpha?" tanya seseorang dari luar meminta ijin.
"Masuklah," jawab Gerald, dan pintu itu terbuka menunjukkan sosok pria berambut hitam legam dengan kulit putih pucat membungkuk hormat pada sang Alpha, kemudian kembali berdiri untuk menyampaikan maksud kedatangannya.
"Ada apa, Vernon?" tanya Gerald, pada pria yang bernama Vernon itu.
"Alpha, kami mendapat laporan dari perbatasan, vampir menyusup dan menyerang salah satu rakyat kita, beruntung kami dapat menyelamatkannya tepat waktu," lapor Vernon, Gerald mengetatkan rahang, kentara ia sangat marah saat ini.
"Bagaimana bisa?! Lalu dimana Vampir itu sekarang?" tanya Gerald.
"Vampir itu,.. melarikan diri dengan teleportasi, Alpha" jawab Vernon seraya menunduk dalam, ia benci mengecewakan Alpha-nya.
Gerald memijat pelipisnya pelan, saraf diotaknya berpikir keras bagaimana bisa Vampir itu dapat masuk kedalam bluemoon? Apa karena Evelyn dapat menembus pelindung yang dibuat perkamen speranta, membuka gerbang lebar untuk makhluk immortal lain masuk?
"Baiklah, kabari aku nanti, dan jangan lupa perketat keamanan perbatasan, kita tak tau kapan Vampir itu akan kembali menyerang!" perintah Gerald.
"Baik, Alpha," ucap Vernon membungkuk hormat, kemudian ia berdiri kembali dan akan berbalik tetapi dihentikan Gerald.
"Sebentar,.."
"Apa ada yang lain, Alpha?" tanya Vernon.
"Tidak, kau mau minum malam ini? Sebagai sahabat, tanpa embel-embel Alpha dan Beta" tawar Gerald.
"Baiklah Gerald, Bar Kakek Rivera, jam 9 malam, aku merindukan orang tua cerewet itu," ucap Vernon seraya tersenyum tipis.
"Bilang saja kau ingin menyewa jalang untuk menghangatkan ranjangmu, eh," goda Gerald.
"Apa kau tak berniat menyewa juga? Jalang disana sangat menggoda untuk dijamah," canda Vernon.
"Aku tak sepertimu, aku setia pada Mate-ku," ejek Gerald. "Mungkin jika kau bertemu Mate-mu, kau akan berhenti bermain dengan jalang-jalang itu," lanjutnya.
"Yah.. maybe" ujar Vernon ragu, kemudian ia keluar dari kamar, membiarkan sang Alpha berdua bersama Mate-nya.
🍃🍃🍃
"Dimana aku?" ujar Evelyn bertanya-tanya, ia memegangi kepala yang pusing mendadak karena bangun dengan paksa.
"Minumlah," ucap wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik seraya menyodorkan segelas air pada Evelyn.
"Kau.. siapa?" tanya Evelyn bingung.
"Minum dulu, sebentar lagi Vernon akan membawakan bubur kacang hijau-nya," ungkapnya tanpa membalas pertanyaan Evelyn. Mau tak mau, Evelyn menurutinya.
"Sudah baikan?" tanya wanita paruh baya tersebut.
"Sudah, terima kasih, nyonya," ujar Evelyn sopan.
"Don't call me, Mrs. Just call me mom, cause you're mate of my son," ucap wanita itu tersenyum.
"M.. Mom.. Mate? Ta.. tapi.. kau siapa?" Evelyn semakin pusing, kenapa segala hal yang ada disini selalu mengatakan hal aneh?
"Kau adalah Mate putraku, yang ditakdirkan oleh moongoddes, calon luna bluemoon pack," jelas Ibu Gerald yang bernama Mellisa.
"Kenapa kalian mengatakan hal sama? Aku tak mengerti! Kumohon, biarkan aku pulang, nyonya," mohon Evelyn.
"Karena itu takdirmu, sayang. Dan maaf aku tak bisa membiarkanmu pulang. Tempatmu sekarang disini," ucap Ibu Gerald.
"Aku ingin pulang, kumohon, nyonya," ucap Evelyn memohon, berharap wanita paruh baya itu akan luluh dan membebaskannya.
"Tak usah memohon, bitch! Aku tau kau jijik dengan bangsa kami! Kau memohon pada ibuku agar dibebaskan? Ck.. Mimpi!" ucapan sarkas dari seorang gadis muda yang bersandar tepat di bahu pintu kamar.
Gadis kecil bangsat! Dia membaca pikiranku? Batin Evelyn kesal, hancur sudah rencana kabur secara baik-baik.
"Aku membaca pikiranmu? Kenapa? Kau pikir aku tak tau jika kau berencana menusuk ibuku? Jalang menyedihkan!" sarkas gadis itu.
"Alexi! Jaga bicaramu, dia mate kakakmu," peringat Mellisa.
"Mother.." Alexi merajuk, "apa kau akan membela gadis yang berniat menusukmu?" geram Alexi.
"Dia mate kakakmu, Alexi. Setidaknya bersikap sopan pada calon luna" ucap Mellisa penuh pengertian.
Alexi mendesah keras, hanya karena gadis psikopat itu Mate kakaknya, semua orang disini menghormati manusia itu layaknya seorang Ratu. Ck.. bahkan manusia macam Evelyn akan mati hanya karena geraman Werewolf, pikir Alexi.
"Terserah! Aku pergi" ucap Alexi, kemudian ia meninggalkan pintu kamar Evelyn, tapi saat ia berjalan ia berpapasan dengan Vernon. Pria menunjukkan senyum ramahnya, sedangkan Alexi menatap Vernon benci kemudian membuang muka dan berjalan tanpa menatapnya lagi.
Setelah me-reject ku, ia bahkan masih bisa tersenyum ramah? Bangsat! Aku benar-benar membenci manusia! Batin Alexi.
🍃🍃🍃
"Terima kasih, Vernon. Aku tadi melupakannya dimeja makan" ucap Mellisa dengan senyum yang tak pudar dari wajah awet muda walau usianya yang menginjak satu abad.
"Sama-sama Luna, saya harus pergi, masih banyak yang harus saya kerjakan," ijin Vernon pamit undur diri, kemudian ia membungkuk sopan, setalah itu meninggalkan kamar Evelyn.
"Minum obatnya, setelah itu tidurlah," bujuk Mellisa penuh kelembutan.
"Apa kau tak marah padaku? Membunuhku? Jika kau mengetahui isi otakku penuh umpatan dan rencana pembunuhan untukmu?" tanya Evelyn frontal.
"Marah? Untuk apa? Bagiku kau hanya gadis muda yang kesepian, dan butuh kasih sayang," jeda, "juga, untuk apa membunuhmu? Kami tak membunuh manusia, hanya Rogue yang membunuh manusia, Aku tau dari Gerald yang berkata kedua orang tuamu terbunuh oleh kaun kami. Maaf, karena mencari latar belakangmu dan maaf karena kami tak dapat mengendalikan para serigala pemberontak itu," jelas Mellisa, "Dan untuk membaca pikiran, kami tidak memiliki kemampuan seperti itu, tolong maafkan sikap Alexi. Dan.. terima kasih atas kejujuranmu," lanjut perkataannya.
Bukannya ia luluh akan perkataan Mellisa, Evelyn semakin marah mendengar penjelasan wanita paruh baya itu, "Kasih sayang? Kasih sayang hanya untuk orang lemah. Dan bagiku kalian sama saja!"
"Kau salah, sayang. Kasih sayang membuat orang menjadi kuat. Kami serupa, tapi tak sama, Kau akan segera mengerti tentang kami setelah tinggal disini," jelas Mellisa, Evelyn lantas tak peduli, ia bahkan beranjak dari atas ranjang.
"Biarkan aku pergi! Aku tau aku tak akan bisa lolos walau merencanakan pembunuhan sebaik apapun," ucap Evelyn.
"Maaf, aku tak bisa, ini adalah takdir moongoddes. Ini rumahmu sekarang, Evelyn."
"Ini bukan rumahku! Aku memiliki orang tua angkat yang pasti mencariku sekarang. Aku juga tak bisa serumah dengan makhluk yang membunuh orang tuaku!" bentak Evelyn, tak peduli jika didepannya orang tua, kesopanannya telah hilang kala mereka terus menahannya disini.
Mellisa menghela napas berat, ia kembali memasang senyumannya seraya berdiri, kemudian menghampiri gadis itu dan mengelus puncak kepala Evelyn dengan lembut, penuh kasih sayang.
Evelyn yang mendapat serangan tiba-tiba seperti itu hanya dapat mematung, menikmati setiap gerakan tangan Ibu Gerald yang membelai surai cokelatnya.
"Kau akan terbiasa disini, sayang. Aku harus menyiapkan makan malam, jangan lupa minum obatnya," saran Mellisa, ia mengecup puncak rambut Evelyn. Lagi-lagi Evelyn tak bergeming dari tempatnya, tak lama kemudian, ia pergi dari kamar.
Evelyn menyentuh surai coklat yang dielus dan dikecup oleh ibu Gerald.
"Mom.." gumam Evelyn.
Tubikontinyu uwo uwo..
Salam sprinkle tayo😘
Salam generasi heuheu😘
Miladia😘
Happy Reading😘Evelyn sekarang tengah duduk di atas ranjang dengan tangan kanan memegang remote TV, menekan-nekan asal, berharap ada channel yang bagus untuk ditonton. Tapi kenyataannya, ia sama sekali tak menemukan satupun acara yang bagus, hanya ada kartun pagi. Hell, ia sangat bosan!Sudah satu minggu ia disini, dan beragam cara pula Evelyn berusaha kabur dari sini. Dari rencana membunuh seluruh keluarga Gerald yang akhirnya diketahui Alexi sampai percobaan bom otak. Hal itu membuat jantungnya tak berdetak, tapi Raizel sang dokter gila yang mengerti siasat Evelyn, langsung menyalakan alat kejut listrik yang sengaja dipasang dibalik gaunnya yang akan menyala pada waktu yang ditentukan. Tentu Evelyn akan sadar, dan ia kembali terbangun dirumah sakit.Tetapi pada akhirnya, Gerald mengurung Evelyn di dalam kamar dengan pintu besi dan tepat pada j
Happy Reading😘🍃🍃🍃Vernon menatap gadis keras kepala disampingnya agak kesal, ia tadi berkata jika dirinya tidak akan kabur, tapi nyatanya ia hampir lolos keluar dari gerbang mansion, beruntung beberapa penjaga melihat Evelyn, dengan sigap mereka langsung menangkap dan membawanya pada Vernon.Ingin sekali Vernon melemparkan Evelyn ke kandang Naga Firestorm, tapi ia masih memiliki otak yang sehat untuk tidak melakukan itu.Lagi pula, tak ada yang dapat mengendalikan naga tersebut kecuali Keluarga Anderson. Vernon masih waras untuk tidak bunuh diri dengan mengumpankan dirinya sendiri.Dan sekarang, gadis itu mengeluh lelah setelah mengelilingi mansion yang besarnya 6 kal
Prechap :"Jangan pernah tanyakan apapun tentang diriku, aku membencinya." ucap Vernon dengan tatapan dingin.Happy Reading😘Gerald menghadang Vernon dan Evelyn yang kembali dari perpustakaan, raut wajahnya nampak tak bersahabat, ia menatap penuh intimidasi pada mereka berdua.Yang ditatap menjadi salah tingkah, seakan mereka ketahuan berselingkuh dibelakangnya."Apa yang kalian lakukan?" tanya Gerald dingin."Maaf Alpha, saya melanggar peraturan anda, Nona Lishon berkata jika ia bosan dikamar, jadi saya mengajak nona mengelilingi mansion," jelas Vernon."Benar seperti itu, Eve?" Tanya Ger
Happy Reading😘Semilir angin membelai lembut wajah Evelyn, untaian helai rambut sesekali mengusik wajah cantiknya hingga sang empu yang tengah tertidur lelap terganggu dan membuka kedua kelopak matanya pelan. Aroma harum bunga menelusuri tanpa permisi melewati celah indera penciuman, hingga dirinya pun terhipnotis oleh aroma wangi tersebut.Evelyn merasakan tempat permukaan yang ditidurinya sangat lembut, bukan kasur atau karpet lembut, namun,.. rumput?Evelyn mengalihkan atensi ke sekitarnya, ia baru menyadari, dirinya tidak berada di dalam kamar dengan langit-langit putih, namun sebuah padang rumput selembut sutra dengan beragam jenis bunga dihinggapi oleh kupu-kupu bercahaya, serta bias langit berwarna-warni sebagai penyejuk mata."Evelyn," panggilan tersebut membuat gadis itu reflek memali
Happy Reading😘Evelyn membuka kedua kelopak matanya pelan, pandangan yang semula berupa titik hitam dan putih perlahan nampak semakin jelas, indera penglihatannya dimanjakan oleh pemandangan cantik langit hitam kelam bertabur bintang.Ia mengucek kedua matanya, memastikan apabila yang dilihatnya adalah nyata.Apa ia dibuang keluar mansion? Dalam alam hatinya bersorak girang, namun saat ia duduk dari posisi terbaring dan menyisiri keadaan sekitar, ia melihat dinding putih dan furniture kamar masih tertata apik pada tempatnya.Evelyn menatap bingung pada langit-langit kamar.Dia berada di dimensi lain begitu? Masuk mesin waktu? Atau atap kamarnya dijebol? Hell, masalah bodoh apa lagi ini?!Tiba-tiba suara ketukan—pukulan lembut—pintu besi membuat atensi Evelyn teralih, ia mendapati selembar kertas sengaja diseli
Happy Reading 😘Persediaan tanaman obat langka di rumah sakit telah habis. Raizel menghela napas sejenak, jika persediaan yang habis adalah tanaman obat yang mudah ditemukan, Raizel akan dengan senang hati mengambilnya.Tapi ini tanaman Coelogyne Pandurata, yang keberadaannya sangat langka pada habitat aslinya. Untuk mendapatkan tanaman itu, Raizel harus pergi ke salah satu daerah di daratan Asia, lebih tepatnya Kalimantan, Indonesia.Ia bahkan masih ingat dirinya dulu hampir dimakan anaconda raksasa, belum lagi makhluk mitologi asing pemakan daging. Cuaca panas ekstrim yang membakar kulit semakin menambah kesengsaraan-nya, Gerald bahkan menertawakan Raizel selama berhari-hari karena kulit gosongnya seperti arang itu tak kunjung hilang.
Happy Reading😘보라해💜💜💜Di balik cahaya lampu baca perpustakaan, Gerald menatap Evelyn tajam, seolah lupa jika kemarin dirinya sudah bermaafan dengan Evelyn dibawah antariksa. Evelyn yang ditatap seperti itu hanya dapat membisu, terkejut akan kenyataan yang didengarnya, Demon? Ia berasal dari keluarga mafia yang bahkan tak pernah percaya pada mitos atau takhayul."Apa yang kau inginkan dari kami?" tanya Gerald lagi."Kau gila?! Kau sendiri yang membawaku, lalu kau mencurigai ku begitu?! Aku tidak mengerti apapun, Gerald!" Evelyn naik pitam, ia tidak terima tuduhan tak berdasar seperti itu.Tangan Gerald terkepal kuat, mati-matian pria itu menahan amarah, "Aku tidak akan menyakitimu jika kau
Happy Reading😘🍃🍃🍃"Adýnami."Tongkat dengan ujung berpendar cahaya hitam terayun, pelindung perkamen speranta seketika retak dan melemah. Penjaga perbatasan Bluemoon terkejut karena gempa yang lumayan kuat mendadak.Para warga Bluemoon juga merasakan akibatnya, seluruh pencahayaan mati, termasuk obor yang dipasang disepanjang jalan dihembus oleh angin kencang menyisakan udara kosong yang dingin nan mencekam.Gerald, Evelyn, dan seluruh penghuni mansion keluar untuk mengecek keadaan.Sedangkan sang penyihir yang melakukan magisnya menyeringai kejam, kemudian tubuhnya berubah wujud menjadi burung gagak."Aku dan Vernon akan periksa perbatasan, sebaiknya kalian tetap didalam mansion," perintah Gerald pada Sang Ibu, Evelyn,