Selepas pulang dari warung, Tini langsung menemui Lutfhi yang baru saja menyelesaikan sebuah ritual. Tini membuatkan Lutfhi segelas kopi untuk Lutfhi. Di mana dia juga mengajak Lutfhi untuk mengobrol perihal Baim yang di percaya oleh Lutfhi untuk menjadi mandor di proyek perumahan yang akan di buatnya.Tini yang lebih dulu berada di sofa, sudah tidak sabar menunggu kedatangan seorang Lutfhi. Tentu kedatangan dari seorang Lutfhi akan membuat suasana ruang keluarga semakin hangat lagi. Apalagi Tini ingin menanyakan beberapa hal yang mungkin di ketahui oleh seorang Lutfhi perihal Baim.Begitu Lutfhi datang ke sofa, Tini langsung meminta Lutfhi untuk duduk di sampingnya. Lutfhi yang terlihat lelah, langsung duduk di samping seorang Tini. Dia menyenderkan kepalanya di sofa tersebut. Kemudian dia mulai bertanya, apa yang membuat Tini ingin mengobrol serius dengan seorang Lutfhi."Apa kamu tidak melihat sesuatu pada diri si Baim itu?" tanya Tini dengan wajah penuh kecurigaan.Lutfhi mengambi
Sandi adalah anak sulung dari Firman, saat ini Sandi duduk di kelas 1 SMP. Sejak berita Firman sebagai seorang yang melakukan pesugihan tersebar ke segala penjuru di kampungnya. Tidak ada satu pun orang yang mau berteman dengan Sandi. Sehingga Sandi malu untuk pergi ke sekolah.Ima sempat menawarkan Sandi untuk pindah sekolah. Mungkin dengan cara itu, Sandi akan kembali mau bersekolah. Namun di sekolah baru, Sandi tetap menjadi bahan bulian teman-temannya. Sehingga Sandi tetap menolak untuk sekolah kembali.Sandi pun kini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game online di handphone-nya. Padahal remaja seperti Sandi seharusnya lebih banyak melakukan interaksi dengan rekan sebayanya. Bukan berada di dalam rumah seharian.Sejak rahasia ayahnya terbongkar itu pula, Sandi menjadi seorang pemalu. Dia tak berani keluar rumah, dia takut orang-orang akan mengatakan hal buruk pada dirinya. Sehingga Sandi butuh untuk sendiri. Di mana tidak ada orang yang akan melakukan umpatan jahat
Lutfhi dan Tini belum puas, jika mereka masih melihat dua anak Firman masih berada di rumah Darwis. Mereka berdua berharap kedua anak Firman yang akan menanggung semua kebejatan yang selama ini di lakukan oleh Firman kepada dirinya. Sehingga Lutfhi berharap kedua anak Firman tersebut akan semakin menderita di buat oleh keduanya.Tini dan Lutfhi mulai melakukan hal yang mungkin akan membuat kedua anak Firman itu akan segera di usir dari kampung. Cara yang paling ampuh tentu adalah melakukan teror baru untuk membuat warga ketakutan. Jika teror yang datang pak RT masih belum bisa membuat kedua anak Firman di usir dari kampung. Mungkin teror pada seluruh warga kampung akan jauh lebih efektif. Sehingga para warga akan semakin yakin untuk mengusir dua anak Firman dari kampung mereka.Ritual pemanggilan Genderuwo di lakukan oleh seorang Lutfhi. Tini pun turut berada dalam ritual yang ada di salah satu kamar di rumah Lutfhi. Dia terlihat begitu menghayati setiap ajian yang di bacakan oleh Lut
Nina yang merupakan salah seorang yang sering mendengar gosip dari Tini akan Firman, tidak percaya sepenuhnya dengan ucapan dari Nina. Hingga Nina menjadi incaran pertama dari Genderuwo Lutfhi untuk di teror dengan sosok Kuntilanak yang seram. Mungkin ini akan menjadi teror yang sangat menakutkan bagi seorang Nina yang di kenal pemberani.Nina terlihat asyik melewati sebuah jalanan sepi yang di penuhi oleh pepohonan besar. Dia tak takut untuk berjalan di jalanan sepi tersebut. Sebab selain orang yang kurang percaya dengan mahluk halus. Nina juga merupakan seorang atlet bela diri. Tak heran jika dua hari yang lalu, Nina membuat patah tulang dua orang preman yang hendak melakukan tindakan kurang pantas pada dirinya.Awalnya semua berjalan biasa saja. Sampai Nina mulai mendengarkan suara yang cukup aneh di salah satu pohon besar. Dia yang berjalan dengan lambat, semakin melambatkan jalannya tersebut. Hingga akhirnya dia yang penasaran mulai menghentikan langkahnya.Nina mendengar seperti
Malam yang mencekam, telah membuat para warga sadar akan bahaya yang akan terjadi pada mereka. Mungkin benar apa yang di sampaikan oleh Tini akan sosok kuntilanak yang akan menghantui mereka. Sehingga mereka harus segera mengusir kedua anak Firman dari kampung mereka. Sebab jika mereka tidak segera melakukan hal tersebut, bukan tidak mungkin kuntilanak dari Firman itu akan terus meneror warga dengan ulah usilnya.Di komandoi oleh seorang Nining yang merupakan ibu dari Galih. Para warga yang berjumlah puluhan itu siap mengepung rumah Ima yang menjadi tempat bagi kedua anak Firman berada. Mereka sudah tidak bisa menerima keberadaan dari kedua anak Firman lagi di kampung mereka. Sehingga solusi satu-satunya untuk membuat mereka aman adalah dengan mengusir kedua anak Firman dari kampung mereka.Ini akan menjadi pekerjaan yang sulit bagi Nining dan warga lainnya. Tentu Darwis tidak akan membiarkan keponakannya tersebut di usir dari rumahnya. Mengingat kedua anak Firman itu sudah tidak memi
Ima terus memeluk dua anak Firman yang nampak masih cukup ketakutan dengan kedatangan dari warga. Dia mencoba menenangkan Sandra dan Sandi. Sehingga keduanya bisa lebih tenang dengan situasi yang ada. Ima meyakinkan Sandra dan Sandi untuk tidak takut dengan apapun. Semuanya akan baik-baik saja.Pak RT memulai perundingan itu dengan meminta alasan logis dari para warga yang ingin meminta kedua anak Firman untuk pergi dari kampung. Pak RT akan mengabulkan semua permintaan warga, jika semuanya membuat alasan yang logis untuk dirinya.Beberapa warga mulai bersaksi di hadapan pak RT dan pak Kiayi. Mereka semalam melihat sosok kuntilanak yang benar-benar meneror mereka. Tak hanya itu, para warga juga mulai di serang oleh kuntilanak yang mereka yakini berasal dari Firman..Kesaksian itu semakin di pertegas oleh Tini dan Lutfhi. Dia sebagai saudara dari Firman mengatakan jika memang kakaknya tersebut melakukan pesugihan terhadap kuntilanak. Itu bisa di buktikan dengan beberapa benda yang ada
Hasil perundingan tetap mengharuskan dua anak Firman untuk tetap pergi dari kampung. Keduanya harus segera meninggalkan kampung untuk memenuhi tuntutan warga yang khawatir akan teror Kuntilanak di kampung mereka.Berat bagi kedua anak Firman untuk pergi dari rumah Darwis dan Ima. Mereka harus berpisah dengan kedua orang yang sudah mereka anggap sebagai orangtua mereka sendiri. Apalagi Sandi yang sudah begitu nyaman dengan Ima, terlihat berat saat harus berpisah dengan perempuan berusia 50 tahun tersebut. Sandi tak kunjung henti meneteskan air mata kesedihannya. Bagaimana dia harus kehilangan meninggalkan sosok Ima yang selama ini begitu baik pada dirinya.Sandra menangis juga, tapi dia lebih sedikit tegar. Mungkin dia sudah paham betul apa yang akan terjadi pada dirinya. Mengingat keberadaan dari Sandra dan Sandi memang menjadi sorotan tersendiri bagi warga kampung. Sandra dan Sandi di anggap sebagai dua anak pembawa sial bagi kampung. Sehingga Sandra dan Sandi pun harus segera pergi
Firman kembali bermimpi buruk. Bahkan di mimpi buruk keduanya ini, Firman benar-benar tak bisa membayangkan apapun lagi. Dia terlihat begitu ketakutan saat sesosok mahluk menyeramkan menyerupai monster mengejar dirinya. Mahluk itu berusaha membunuh Firman dengan kedua tangan yang di penuhi darah dan nanah.Firman segera bangun dari tidurnya. Dia berteriak dengan begitu kencangnya. Hingga terdengar ke segala penjuru rumah sakit.Beberapa petugas rumah sakit jiwa yang mendengar suara teriakan dari seorang Firman, langsung menghampiri Firman. Mereka ingin tahu apa yang terjadi pada sosok Firman yang berteriak dengan begitu kencang tersebut.Begitu petugas itu datang, Firman langsung menyerang petugas itu dengan benda-benda yang ada di dalam ruangan Firman. Mulai dari piring kotor, hingga sendok dan garpu yang di lemparkan pada petugas. Firman melihat sosok petugas itu layaknya sosok Sarman yang dia bunuh.Petugas itu tetap tenang dengan segala upaya yang di lakukan oleh Firman. Dia terli