"Enggak, kami tidak benar-benar berpacaran saat itu. Aku dan dia hanya bersahabat dulu. Cuma gitu." Ucap Keiko menjelaskan.
Rasya mengerutkan dahinya untuk berfikir. Keiko menyadari tatapan tidak percaya Raysa. "Jonatan ku dulu adalah seorang pemalas, dan dia hanya cucu dari nenek. Bukan penerus Grub Babel." Keiko menyucapkan itu dengan tatapan dalam yang membuat Rasya mengerti. Keiko dan Jonatan yang sekarang memiliki dunia yang berbeda dari sebelumnya.
"Apa yang akan kamu lakukan setelah ini Kei? yang pasti mereka akan menatapmu sebagai musuh, walaupun tidak mengganggumu. bahkan kamu mungkin tidak memiliki teman lagi." Tanya Rasya.
"Aku punya teman kok. Kamu." Keiko memeluk Rasya dengan kegembiraan. Rasya tersenyum mendapatkan pelukan Rasya.
"Selama kamu menjadi sahabatku, itu cukup." Ucap Keiko.
"Sudah cukup lepaskan, kita ada kelas jam 9. bersiap sekarang. Jangan sampai kita telat di hari pertama kuliah." Ucap Rasya samb
Keiko berlari menghampiri orang yang menelphone nya tadi. Sosok lelaki yang dia kenal selama ini, sosok lelaki yang selalu membantunya di kota Asia."Dion...." Panggil Keiko dengan antusias. Sahabat yang sudah dianggap sebagai kakak nya sendiri. Selama di kota Asia, Dion yang selalu menemani dan menjaga Keiko seperti adiknya sendiri.Melihat Keiko yang berlari, Dion sudah merentangkan tangannya untuk memeluknya."Aku sangat merindukanmu Kei." Ucap Dion yang telah mendekap Keiko dalam pelukannya."Aku juga sangat merindukanmu." ucap Keiko sambil menatap Dion yang telah memeluknya.Pemandangan itu dilihat Jonatan, dan membuat hati Jonatan sakit. Pikiran buruk berterbangan di pikiran Jonatan. Melihat senyum Keiko yang sama seperti saat dulu Keiko tersenyum kepadanya, membuatnya merasa terluka.Dion melihat kejadian Keiko dengan Jonatan tadi. Tapi Dion tidak mau mencampuri urusan Keiko."Apa dia menyakitimu Kei?" Tanya Dion sambil m
Jonatan masih tenggelam dalam fikirannya sendiri, betapa bodohnya dia selama ini, yang mengharapkan cinta Keiko yang sia-sia. Dia menghabiskan waktu selama tiga tahun untuk membuktikan kepada Keiko, dia layak disampingnya. Namun kepahitan yang dia terima. Keiko mencintai pria lain.Robby menemani Jonatan malam ini, untuk mendengarkan semua keluhan sakit hati sahabatnya itu. Selama mengenal Jonatan, baru kali ini Robby melihat Jonatan seperti kehilangan akalnya, dan semua itu karena cinta. Robby hanya berharap, esok Jonatan sudah melupakan lukanya dan menjalani kehidupan yang biasanya tanpa ada Keiko dalam kehidupannya.Rumor tentang Keiko dan kekasih barunya, berhasil membuat Keiko terbebas dari diskriminasi para wanita di kampus itu. Dia bisa bernafas lega setelah ini. Namun setelah kejadian itu juga, Jonatan tidak menemuinya sama sekali. Ada sedikit rasa kecewa dalam hati Keiko yang tidak bisa dia ungkapkan.Harusnya dia senang, telah menbuat Jonat
Rasya mencoba mengalihkan pandangannya, namun Robby memegang wajahnya yang mungil dan menghadapkannya tepat diwajahnya. "Beri tahu aku Sya, aku tidak ingin sahabatku salah paham untuk situasi ini." Pinta Robby dengan tulus, yang membuat Rasya tidak berdaya untuk menolak.Rasya ragu untuk mengatakannya, karena Keiko sendiri tidak ingin mengkonfirmasinya. Cukup Keiko dan Rasya yang tahu. Namun Keiko juga tidak melarang Rasya untuk bercerita dengan kak Robby. Rasya menatap Robby dengan keraguan, namun Robby bisa menangkap ekspresi Rasya."Apa kamu tidak percaya kepadaku Sya?" Ucapan Robby membuat Rasya tidak berdaya."Lelaki waktu itu sebenarnya...." Rasya masih ragu, dan Robby masih menunggu Rasya selesai berbicara."Dia kakak sepupu angkat Keiko." Ucap Rasya seolah bingung untuk menjelaskan. Robby mengerutkan dahinya mencoba memahami kata-kata Rasya. Rasya menarik nafasnya, dan menceritakan dari awal."Jadi setelah ibu Keiko meninggal, Keiko d
"Maafkan aku." ucap Jonatan yang menarik Keiko dalam pelukannya. Semua orang yang berada disitu terkejut, dan cepat mengambil gambar. Rasya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Robby menarik Rasya untuk menjauh dari Keiko dan Jonatan. Keiko terdiam ketika Jonatan memeluknya. Ingin rasanya membalas pelukan Jonatan, Namun Keiko harus menahannya. Air mata Keiko menetes di pipinya. Rasa rindunya seolah tertuang begitu saja dalam pelukan Jonatan. Dia lemah ketika berhadapan dengan Jonatan. Di Ujung lorong, Keiko melihat sosok Jay yang berdiri memperhatikannya. Keiko menyadari kehadiran Jay. Walaupun saat itu Keiko membenci Jay yang melarang Keiko berhubungan dengan Jonatan namun di sisi lain, Jay juga yang telah menyelematkan dirinya dari ayah tirinya. Kehidupan Keiko menjadi damai dan aman bersama ibunya setelah itu. Karena Jay berjanji membantunya, agar ayah tirinya tidak mengganggunya. Keiko sangat berterima kasih untuk itu. dan rasa terima kasihnya kepad Jay, me
"Berbahagianya, dan pastikan kamu menjadi dokter hebat seperti impianmu dulu. Aku pergi." Ucap Jonatan dan meninggalkan Keiko sendiri. Tangis Keiko pecah setelah Jonatan pergi dari kamarnya. Hatinya tercabik-cabik membiarkan Jonatan pergi. Air matanya tidak berhenti mengalir dari matanya. Keiko memukul dada nya untuk menenangkan hatinya. Namun bukan ketenangan yang dia dapat, tapi rasa sakit yang semakin dalam. Robby dan Rasya yang berjalan menuju kamar Keiko, melihat Jonatan pergi tanpa sepatah katapun. Robby memberi isyarat kepada Rasya. Robby mengejar Jonatan, dan Rasya bergegas masuk ke kamar Keiko. Melihat Keiko yang menangis, Rasya menghampiri Keiko dan memeluknya. "Apa yang terjadi sebenarnya, apa yang membuat Keiko menangis, dan Jonatan pergi dengan ekspresi seperti itu." Batin Rasya. Namun dia tidak menyuarakan isi hatinya dan membiarkan Keiko menangis dalam dekapannya. Dia ingin Keiko meluapkan semua emosinya lewat tangisan ini, agar Keiko bis
Aktivitas baru Jonatan dan Robby sebagai mahasiswa pasca sarjana membuat mereka benar-benar sibuk. setalah kejadian itu, Jonata benar-benar menyibukkan dirinya dengan tugas barunya, dan magang di rumah sakit milik papa nya. Robby pun juga ikut magang, sebagai pekerjaan baru nya. berbeda dengan Jonatan, Robby memang secara khusus diminta untuk magang sementara di rumah sakit, sambil menunggu kelulusannya. Kecerdasan Robby membuat dia di lirik oleh banyak rumah sakit. Menggunakan hubungan Jonatan dan Robby yang dekat, Rumah Sakit Babel meminta Robby untuk magang di tempatnya sebelum direbut oleh rumah sakit lainnya.Sambil menyelam minum air, itulah prinsip yang Robby gunakan. Selain dia bisa mengasah dirinya sebagai dokter di rumah sakit ini, dia juga bisa mendapatkan gaji cukup besar untuk memopang kehidupannya selama kuliah profesi. dan tentunya waktunya tidak sepadat dulu. Dia tidak harus berkencan di Caffe lagi setiap malam minggu. Kini dia bisa mengajak Rasya hanya
Pertemuan Keiko dengan ayah Jonatan membuat Keiko menyadari banyak hal. beasiswa yang dia dapatkan adalah rekomendasi dari Jay. Entah kenapa Jay begitu baik kepadanya, bahkan ketika Tuan Hermawan meminta Jay untuk membuat Keiko tidak pernah muncul lagi. Jay memberikan pilihan alternatif yang bisa diterima oleh bos nya itu.Keiko menatap Jay yang kini telah berdiri di hadapannya."Kenapa anda melakukan ini kepada saya tuan? Hal baik apa yang telah saya lakukan, hingga anda membantu saya." Tanya Keiko dengan gemetar."Aku melakukan ini bukan untukmu, tapi untuk tuan muda." Jawab Jay singkat."Jika kau memikirkan Jonatan harusnya kamu tidak datang dari awal, sehingga aku tidak merasa hutang budi kepada mu." Jawab Keiko."Tuan Besar tidak akan membiarkanmu untuk disamping Tuan Muda dengan statusmu yang dulu. Setidaknya aku sudah berusaha memberimu keluarga yang cukup baik." Jawab Jay."Aku bahkan lebih sadar dari siapapun dengan stat
Tiga bulan Keiko menjalani magang di Rumah Sakit Babel. Rasya yang berhasil lolos dari tes, menjadi satu devisi dengan Keiko di devisi bedah. Di tengah kesibukan dia menempuh profesi dan magang di Rumah sakit, Keiko harus mencari pekerjaan tambahan untuk membayar kontrakannya. Setelah lulus S1 Kedokteran, Keiko harus keluar dari asrama, karena tidak ada fasilitas asrama untuk beasiswa profesi. Gaji magang di rumah sakit, harus Keiko gunakan untuk membayar beasiswa yang dia dapatkan dulu.Tenaga dan fikiran Keiko terkuras habis. Hanya bisa tidur 4 jam dalam sehari. Namun semangat Keiko tidak bisa kalah oleh keadaan. Rasya sering kali meminta Keiko untuk berhenti kerja paruh waktu, dan Rasya yang akan membayar kontrakan mereka. Tapi Keiko menolak kebaikan Rasya karena dia tidak mau berhutang budi lagi kepada orang lain. Rasya hanya menghembuskan nafas dengan sifat keras kepala Keiko.Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 am. Di saat Keiko hendak pulang, Keiko m