Jam tepat pukul 05:00 Micko baru sampai di rumah. Micko yang baru selesai memarkir’kan mobilnya dan pergi menjauh dari lokasi parkir itu. Masuk ke rumah anaknya yang kecil melihat ayahnya pulang sedangkan Nafa menunggunya di dalam kamarnya. Ia masuk ke dalam kamarnya dan melihat Nafa dengan muka jijik.
“Kau baru pulang?.”tanya Nafa.
“Bukan urusanmu.”
“Hari apa ini?.”
“Bukan urusanmu.”
“Pergi kerja.”katanya ketus.
Micko mengganti pakaiannya dan mendekati Nafa. Nafa tidak tahu Micko habis dari mana ketika Micko mendekat ia tahu bahwa Micko baru pulang minum-minum, “Kau minum-minum lagi?.”katanya dengan nada yang tinggi.
“Kenapa? Kenapa? Kenapa kau selalu mengatur’ku seakan aku ini bonekamu?.”katanya sembari memegang leher istrinya itu.
“Mi..Mi..Micko lepaskan.”katanya yang menggenggam tangan suaminya itu.
“Apa aku tak dengar?.”
“Le..Lepaskan aku.”
“Oh, kau minta di lepaskan?.”
“Kalau kau minta di lepaskan, jangan berani-beraninya memerintah aku.”
Nafa yang ketakutan meninggalkan suaminya seorang diri di kamar, sedangkan ia keluar dari kamar. Di luar kamar ia menghubungi keluarganya, ia memberitahukan bahwa Micko mencekiknya karena masalah sepele, ia tak memberitahu’kan bahwa ia yang memerintah Micko untuk pergi bekerja.
Micko yang masih tidur tidak menghiraukan panggilan telepon tersebut, ia masih tidur dengan pulas. Ia bangun tepat pukul 10:00, namun ia melihat bahwa ada beberapa panggilan tak terjawab, ia melihat siapa yang meneleponnya itu. Baru saja bangun ia melihat mama nafa yang meneleponnya. Ia mengangkat telepon tersebut,
“Brengsek kamu yaa..”teriak tante Reva. Otomatis Micko yang mendengarnya menjauhkan teleponnya.
“Siapa yang brengsek, ma?.”tanya Micko.
“Kamu ‘lah. Siapa lagi kalau bukan kamu.”katanya marah.
“Ma, masalahnya dimana?.”tanya Micko
“Apa-apaan kamu cekik anak saya? Hah!!.”
“Ma, aku baru pulang tadi pagi. Capek. Siapa yang nggak marah sama istri sendiri baru pulang sudah di suruh kerja.”katanya yang menjelaskan kepada mama mertuanya.
“Tapi yaa nggak perlu cekik leher segala macam.”
“Mama, ngapain ikut campur?? mama saja tidak tahu kelakukan anaknya sendiri ngatur-ngatur rumah tangga saja.”katanya nyolot dan mematikan handphonenya. Micko yang lelah baru bangun dan di semprot oleh mertuanya membuat ia semakin emosi dengan Nafa. Ia bangun dan membasuh tubuhnya. Ia keluar dan merapihkan pakaiannya. Ia berusaha mencari Nafa namun dirinya tak melihat Nafa ada di dalam rumah, bahkan ia bertanya kepada pembantunya siapa yang melihat namun tak ada yang berani mengatakan dimana Nafa berada.
Micko menunggu Nafa kembali di depan teras, takut-takutnya wanita itu berulah kembali. Selang menunggu hampir dua jam, Nafa kembali dengan muka tanpa bersalah. Ia keluar dari mobilnya dan membawa beberapa barang belanjaan. Micko yang melihatnya geram menghampiri istrinya yang baru saja menghabur-habur’kan uangnya,
“Darimana?.”katanya marah.
“Aku belanja dengan uangmu.”
“Bangga kau belanja dengan uang’ku?!.”
“Itu’kan tugas suami menafkahi aku.”katanya dengan tertawa.
Plak! Micko mendaratkan tamparan ke pipi Nafa. Ia yang sudah kesal menarik tangan Nafa masuk ke dalam rumah hingga ia menjatuhkan tas belanjaannya. Ia kaget bukan kepalang apa yang merasuki Micko. Ia di bawa ke dalam kamar mereka,
“Hei, apa yang kau katakan kepada ibumu?.”kata Micko geram.
“Aku hanya bilang aku di cekik.”
Micko yang sudah marah mengambil handphonenya dan menelepon mertuanya. Ia mendengar suara Reva, “Eh, kamu lihat ya baik-baik.”kata Micko dengan nada yang sudah seperempat naik.
“Ma..Maaf, Micko.”
“Sekarang baru minta maaf?.”
“Ma..Maaf.”
“Tahu kenapa aku cekik kamu?.”
“Tahu.”
“Apa? Ngomong!.”
“Kamu baru pulang tapi aku maksa buat kamu ke kantor.”
“Denger, ma.”katanya yang memberitahukan kepada mertuanya.
Reva yang tahu kondisi rumah tangga mereka seperti itu mulai berfikir bahwa ia tak bisa ikut terus campur tangan. Ia harus mengetahui apa yang terjadi antara anaknya, Nafa dengan Micko. Nafa yang tak tahu harus berkata apa, hanya terduduk lemas di hadapan suaminya. Seluruh barang belanjaannya di ambil oleh Micko, ia hanya berusaha minta maaf atas perbuatan yang tak menyenangkan kepada Micko.
Mereka berdua bertengkar hebat sepanjang hari itu. Satu sisi Micko yang masih berharap bahwa bisa bertemu dengan Farah tak di izinkan oleh Nafa, ia juga harus memutuskan tali persahabatannya dengan teman-temannya sendiri.
“Awas saja kamu yaa kalau kamu berani hubungin Farah lagi!.”katanya yang mencegat Micko untuk pergi dari rumah. Micko sudah siap pergi dengan membawa beberapa pakaian yang sudah ia masuk’kan ke dalam kopernya.
“Bukan urusan kamu.”
“Mau kemana kamu?.”
“Pulang ke rumah. Di banding aku harus tinggal di sini sama wanita yang tidak tahu terima kasih.”
“Eh, jangan seenaknya kamu bicara!.”sentak Nafa.
“Seenaknya bicara bukannya kamu yang duluan selingkuh di belakang aku?.”katanya yang berusaha mencari tahu.
Nafa diam seribu bahasa, ia ketahuan bahwa ia sudah main belakang Micko. Nafa tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan yang fatal. Ia ingat bahwa jika salah satu sudah main api, ia harus siap di ceraikan.
“Aku mau cerai. Sesuai perjanjian.”kata Micko.
“Micko, tolong jangan.”kata Nafa yang berusaha mencegahnya.
“Masa Bodoh.”
“Micko, tolong. Kasih aku kesempatan lagi.”
“Tidak! Aku lebih baik milih Farah. Dia lagi hamil anak aku.”katanya yang menjelaskannya.
Micko pergi meninggalkan Farah seorang diri di teras. Ia melihat kepergian Micko entah berapa lama ia tidak akan melihat suaminya kembali ke rumah. Ia hanya pasrah rumah tangganya hancur berantakan karena dirinya sendiri.
Micko pergi hari itu juga tanpa memberitahukan kemana ia akan pergi. Nafa yang takut kenapa-kenapa dengan ibunya tak tahu harus berbuat apa, ia berusaha mencari tahu kemana Micko pergi tapi handphone nya juga tidak aktif, ia berkali-kali menghubungi Micko hasilnya tetap nihil. Ia hanya punya satu cara yaitu menghadapi Farah.Ia keluar membawa mobilnya dan ia menuju apartemen Farah. Ia pernah suatu ketika mengikuti Micko dan mengetahui dimana apartemen Farah. Ia sampai di apartemen Farah. Para penghuni yang tahu bahwa Farah sudah kembali ke tempat ibunya merasa bingung dengan wanita tersebut bahkan penjaga keamanan juga tidak mengetahui siapa wanita namun ia tidak paham apa yang sebenarnya terjadi, karena penasaran penjaga keamanan itu mengikuti Nafa bahkan ia sendiri tak tahu siapa Nafa.“Hei, kau mau apa?.”tanya penjaga keamanan itu.“Dimana yang namanya Farah?.”tanyanya balik.“Bu, jika ada orang yang bicara dengan ibu moho
Farah masih memeluk Micko dengan erat bahkan Micko membalas pelukannya. Masih teringat bagaimana ia jatuh cinta dengan Micko, begitu pula sebaliknya ia tak tahan lagi untuk mencium nya namun keadaannya tak memungkin untuk mereka bisa berciuman.“Apa rencana’mu?.”tanya Farah.“Akan lakukan yang terbaik.”“Aku akan terus menunggu’mu.”katanya yang masih berharap untuk bisa berduaan kembali dengan Micko. Micko yang tahu bahwa Farah mengandung anaknya, mengelus perut Farah, “Hai, sayang. Tunggu papa yaa.”katanya yang sembari berbicara kepada anak yang di kandung Farah, sedangkan Farah yang mendengar Micko mengatakan hal itu merasa senang bahwa dirinya masih di perhatikan oleh Micko.“Aku tidak akan pernah menggugurkan kandungan’ku. Karena kamu mau tanggung jawab atas perbuatan kamu.”“Jaga kandungan’mu.”“Sebelum kamu pergi, aku minta aktifin kem
Micko yang sudah pusing dengan urusan rumah tangganya, ia berusaha untuk menenangkan dirinya. Ternyata ia kembali lagi ke dunia malamnya, seperti biasa Felis ada di tempat itu. Ia yang belum leluasa untuk mendapatkan haknya menjadi suami dari Farah hanya bisa mencari kesempatan dalam kesempitan bersama dengan Felicia.Felicia yang melihat bahwa ada Micko, ia berusaha menampilkan yang lebih menarik. Bahkan ia menghampiri Micko. Pikirannya sudah mulai liar, ia membayangkan bagaimana supaya tante Vicka mau memberikan restu kepada dirinya.“Kau ada apa?.”katanya yang sudah ada di samping Micko.“Hai.”katanya yang mengecup bibir manis miliki Felicia“Ada masalah apa lagi? Perlu’kah aku melayani’mu?.”“Aku tak apa-apa.”“Jangan bohong aku tahu dirimu. Ayo.”katanya yang memegang bagian kejantanan Micko. Felicia yang masih menggunakan baju kerjanya keluar dari tempat itu dan men
Micko akhirnya mendapatkan kunci kamar itu ia berusaha tenang supaya tak ada yang mengetahui bahwa dirinya menginap di hotel, beberapa kali ia melihat sekelilingnya dan memastikan tidak ada orang yang mengikuti dirinya, ia paham jika ia salah sedikit saja ia akan kena imbasnya.Di satu sisi Farah mencemaskan Micko, di dalam kamarnya ia berusaha menduga apakah Micko sudah sampai di hotel atau belum ia ingin mengetahui kondisi kekasih hatinya itu. Ia hanya bolak balik di kasur tempat tidurnya, ia tidak bisa tidur sama sekali. Beberapa menit kemudian ia di kejutkan dengan bunyi pesan masuk, Micko. Micko memberitahukan kepada Farah bahwa ia sudah sampai di hotel yang akhirnya Farah tertidur ketika Micko sudah memberikan kabar terbarunya.Micko yang berada didalam hotel tidak berusaha sama sekali pun untuk memberitahukan kepada orang lain ia hanya berusaha menghindar dari orang kantor namun ia harus berfikir dengan keras bagaimana caranya ia menceraikan istrinya, Nafa. Ia a
Micko yang tahu ia harus bekerja bersiap-siap setelah pengacaranya menelepon. Ia terpaksa harus masuk untuk menghindari omongan yang tak ingin di dengar oleh kupingnya sendiri. Ia percaya bahwa semuanya akan dapat ia lakukan jika ia masuk ke kantor. Ia keluar dari kamar itu dan pergi meninggalkan Hotel Clarinton.Micko akhirnya sampai di kantor, kehadirannya di kantor mulai sedikit ada yang membicarakannya termasuk beberapa orang yang di sekelilingnya. Ia terkenal akan istrinya yang suka membuat masalah, bahkan menghindar jika dia hendak berbicara serius dengan dirinya.Sekretaris Micko yang bernama Angela tahu jika Micko sedang memiliki banyak masalah pastinya ia akan menjadi liar seperti biasanya. Micko sebenarnya lebih pandai menyembunyikan hasratnya di dalam kantor namun entah mengapa ia tak puas dengan kejadian yang menimpa Felicia. Ia berusaha mencari tahu apa yang terjadi melalui Angela.“Angela, cari tahu tentang yang terjadi belakangan ini.”
Keahlian seseorang tidak akan pernah terjadi jika orang tersebut tidak melakukan hal yang benar. Dalam sebuah istilah yang biasanya di sebut dengan air susu di balas dengan air tuba menggambarkan bahwa sebuah kebaikan seseorang di balas dengan kejahatan. Hal inilah yang terjadi oleh Nafa.== Lima Belas Tahun yang Lalu==Nafa yang waktu itu baru pertama kali datang ke Jakarta tak tahu harus bekerja dimana berusaha mencari pekerjaan. Ia rela untuk melakukan pekerjaan apapun yang penting ia memiliki hasil yang lebih baik.Beberapa hari ia mencari pekerjaan namun tidak ia dapatkan. Nafa hanyalah seorang gadis yang awalnya tidak berpendidikan, ia berusaha bekerja supaya tidak memberatkan orang tuanya. Ia tahu bahwa ayahnya tidak suka akan dirinya yang suka di sebut sebagai biang onar. Ia mendapatkan pekerjaan, ia menerima pekerjaan dari seorang ibu yang sedang mencari baby sitter. Ia menawarkan dirinya untuk bekerja kepada Rachel. Rachel adalah seorang pebis
Angela seorang gadis yang masih berusia dua puluhan wajahnya cantik, ia memiliki tubuh yang seksi. Ia baru saja selesai mandi, ia memiliki kebiasaan yang tak pernah di ketahui oleh anak kantor lainnya. Ia sedikit punya nafsu yang tinggi terhadap seks terakhir ia ketahuan oleh Micko sedang melakukan masturbasi di gudang belakang kantor semenjak itulah ia menjadi sekretaris pribadinya.Ia bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Ia ingat bahwa Micko memintanya untuk menggunakan rok. Ia tahu berarti sudah waktunya untuk menunjukkan sisi wanitanya. Ia pergi dengan menggunakan baju terbaiknya yang pernah ia gunakan, ia bahkan menyimpan beberapa barang yang harusnya tak ia simpan, ia berusaha datang tepat waktu sebelum Micko sampai.Ternyata benar, Angela datang terlebih dahulu. Ia hanya mengenakan baju luaran tanpa menggunakan dalamannya sama sekali. Ia berusaha untuk bekerja semaksimal mungkin sebelum bosnya sampai ke kantor. Micko datang beberapa menit setelah Angela sampai,
Micko yang puas dengan Angela pulang ke hotel. Ia berusaha membaca detail demi detail yang akan menjadi surat perceraian antara istrinya dengan dirinya. Di beberapa halaman ia melihat sticky notes yang di tempelkan Angela. Ia memberikan tanda tangannya di tempat tersebut, ia berusaha untuk membaca lebih detail tentang isi perceraian itu. Ia melihat butir-butir perjanjian yang di kerjakan oleh Jarvis pengacaranya itu, ia sedikit ragu-ragu akan surat cerai ini. Ia menghubungi Jarvis,“Halo?.”kata Jarvis.“Jarv, apa bisa dengan surat cerai ini ia tidak akan berkutik?.”tanyanya.“Bisa lah, bos. Memangnya ada apa, bos?.”“Aku takutnya dia hanya akan mengatakan bahwa aku hanya mengertaknya saja dan tidak akan serius. Itu yang aku fikirkan.”“Kalau orang sudah serius, pasti harusny dia bisa mikir dulu donk sebelum bicara. Apalagi dia menganggap bahwa dirinya yang paling benar.”“Mema