Share

BAB 20 - Menangis di Pelukan Ipang

“Pulang lebih cepat, Mas?”

“Iya, Pak,” jawab Ipang sambil memijat tengkuknya. Selama beberapa hari ini ia mengerjakan semua hal yang harusnya bisa selesai lusa.

Sopir Ipang tersebut melirik atasannya dari rear-view mirror. “Kangen istri ya, Mas?”

Ipang hanya tertawa dan jawaban itu sudah cukup untuk sang sopir. Lelaki itu menatap ponselnya—lebih tepatnya menatap nomor Julie. Ipang ingin menelepon perempuan itu untuk mengabarkan kalau ia sudah tiba di Jakarta, tapi setelah beberapa saat Ipang mengurungkan niatnya.

“Ke salon Mbak Julie dulu, Mas?”

Hmm…. Nggak usah, kita langsung ke rumah aja.”

Sang sopir mengangguk dan mengemudikan mobilny

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status