“Kau jadi makan siang di rumah?”Vindry memberikan tas kerja milik Kendrick, ia mencoba untuk menjadi istri yang baik untuk Kendrick. Seperti saat ini, mengantarkan Kendrick ke carport dengan membawakan jas dan tas suaminya.Kendrick menerimanya, wajah tetap dengan ekspresi dingin, menatap Vindry yang tersenyum kepadanya.“Ya.”Vindry mengangguk, tidak masalah jika hanya dijawab dengan satu kata, menurutnya itu sudah lebih dari cukup, karena yang dibutuhkan adalah kepastian. Ia tidak ingin jika makanan yang sudah dipersiapkan olehnya akan terbuang cuma-cuma atau dengan kata lain terbuang.“Semangat kerjanya, Kendrick,” ucap Vindry lembut, menyalimi suaminya dan tersenyum manis kepada Kendrick.Kendrick hanya bergumam, lalu masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin mobil dan menurunkan kaca jendela mobilnya. Ia menatap Vindry yang menatapnya bingung.“Ada yang ketinggalan?” tanya Vindry, tidak direspon oleh Kendrick. Membuat Vindry semakin bingung, tiga hari menjadi istri seorang Kendrick
“Ini benar kau yang masak?”Kendrick memperhatikan menu makan siang yang sudah tersusun rapih di meja makan berbentuk persegi panjang, lalu menatap Vindry yang duduk di sisi kanannya. Istrinya itu mengangguk dan tersenyum.“Aku yang memasak, mommy dan bibi hanya memantau saja. Kenapa? Tampilannya tidak meyakinkan ya?”Mommy dan Bibi hanya terdiam memperhatikan pengantin baru yang sedang berbincang. Kendrick memperhatikan menu yang tersaji, menurutnyaa tidak buruk. Sedangkan Vindry mengambilkan sepiring nasi dan ayam saus lada hitam, lalu dihidangkan dihadapan Kendrick.“Kalau memang tidak enak, tidak usah dihabiskan,” ucap Vindry dengan lembut, senyum manisnya tidak luntur sedikitpun.Kendrick hanya bergeming memperhatikan piring dihadapannya saat ini, ragu untuk menyentuhnya. Sedangkan Vindry menunggu suaminya itu untuk menyicipi masakannya. Mommy yang melihatnya ikut gemas.“Kendrick, kau harus cobain masakan Vindry,” titah Mommy penuh penekanan, membuat Kendrick menatapnya.“Mommy
“Mommy masih ada di dalam?”Vindry mengangguk, ia mengambil alih tas dan jas milik Kendrick. Vindry selalu mencoba untuk menjadi istri yang baik, patuh dan cekatan. Seperti saat ini, saat mendengar klakson dari Kendrick, Vindry segera keluar.“Mommy menunggumu, aku tidak tahu apa yang akan mommy katakana,” ucap Vindry lembut, sedangkan Kendrick menutup pintu mobil dan menguncinya.Kendrick merangkul pinggang Vindry, berhasil membuat Vindry mengerjapkan kedua matanya. Sikap manis yang ditunjukkan Kendrick saat ini, membuat Vindry berdeham perlahan, menetralkan perasaannya.“Kau sudah menyuruh mommy untuk pulang?” tanya Kendrick, disela-sela melangkah, nada suaranya datar.“Iya, tetapi mommy tetap ingin di sini, lalu aku harus tetap mengusir mommy?” tanya Vindry dengan pelan setelah mereka berada di teras.Kendrick menoleh, kedua maniknya bertemu dengan kedua bola mata coklat Vindry, mata yang selalu menunjukkan tatapan lembut dan tenang.“Berakting.”Vindry tersenyum dan mengangguk, ta
“Apakah kita akan melakukannya?”Vindry menatap Kendrick yang sedang membaca majalah di sofa berwarna putih yang ada di kamar. Pertanyaan Vindry tidak membuat Kendrick mengalihkan atensi, bahkan pria dewasa tersebut menjawab tanpa menatap Vindry.“Aku tidak ingin membuatmu kecapean esok hari.”Vindry mengangguk mengerti, “Kau masih lama?” tanyanya, membuat Kendrick menatapnya. Hal tersebut membuat Vindry mengerjapkan kedua matanya, “Aku ingin mematikan lampunya.”Kendrick tidak merespon, menutup majalah dan menyimpannya pada meja. Kedua mata elangnya menatap Vindry yang duduk bersandar pada ranjang, berhasil membuat istrinya salah tingkah.“Lusa kau tidak ada kerjaan, kan?” tanya Kendrick, diangguki cepat oleh Vindry. Kendrick menatap datar Vindry, lalu berkata, “Besok kita akan melakukannya.”Vindry terkejut, “Maksudnya?” tanyanya, bingung dengan pernyataan singkat yang diberikan oleh Kendrick.“Besok selesai jam berapa?”Vindry mengerjapkan kedua matanya, “Sore sepertinya, tapi tida
“Bettyana sedang sakit?”Vindry menggeleng, lalu tersenyum kepada pria setengah paruh baya mengenakan topi ‘Dad Hat’ berwarna hitam. Kedua matanya melirik Kendrick yang hanya memperlihatkan ekspresi datar, ia menyikut pelan suaminya.“Tidak, pak Aries. Aku memang sengaja mengantar Vindry, sekalian ingin meminta ijin,” ujar Kendrick, tersenyum tipis kepada Pak Aries. Hal itu membuat Pak Aries menaikkan sebelah alisnya.“Meminta ijin dalam rangka apa, tuan Kendrick?” tanya Pak Aries dengan sungkan, lalu melirik Vindry yang akan menjawab tetapi kalah cepat dengan Kendrick.“Kami akan honeymoon.”Vindry mengerjapkan kedua matanya, mendongak agar bisa menatap suaminya yang tinggi badannya menjulang. Lalu beralih menatap Pak Aries yang mengangguk mengerti, ia dapat melihat senyum menggoda dari Pak Aries.“Kalau seperti itu, kau tidak perlu ikut dalam casting, Vindry. Nanti akan aku kirimkan videonya kepadamu, kau boleh pulang untuk istirahat,” ujar Pak Aries, membuat Vindry menggeleng tegas
“Kendrick? Tadi pagi kau bilang kalau yang menjemputku itu supir, tetapi sekarang ….”Vindry menatap Kendrick yang berdiri di depan carsport berwarna hitam, dirinya dihubungi oleh suaminya itu yang mengatakan berada diparkirann, dan benar-benar membuatnya terkejut sekaligus bingung.“Kau tidak senang dijemput olehku?”Vindry bergumam, menggeleng, lalu tersenyum kepada Kendrick yang memasang wajah datar. Ia berkata, “Aku sedikit terkejut, Kendrick.”Kendrick bersidekap dada, membungkuk dan menatap kedua bola mata coklat milik istrinya tersebut. Hal itu membuat Vindry mengerjapkann kedua matanya, memang bukan pertama kalinya Kendrick menatapnya seperti itu, dan itu hal wajar.“Aku harus memastikan kau tiba di rumah dengan selamat, dan tidak pergi ke tempat lain,” bisik Kendrick tepat di telinga Vindry, berhasil membuat Vindry bergidik geli dan otomatis menjauhkan telinganya.Vindry tersenyum gemas, “Kau tidak percaya kepadaku? Setipis itu kepercayaanmu terhadapku?” tanyanya, menatap se
“Kau sedang membuat apa?”Vindry yang sedang di dapur pun menoleh, dan mendapati Kendrick yang sedang melepaskan jas hitam. Vindry melepas sarung tangan plastik, lalu menghampiri Kendrick dan menyalimi suaminya itu.“Kau kenapa tidak mengabariku kalau pulang cepat?” tanya Vindry, mengambil alih tas kerja dan jas milik Kendrick. Sedangkan Kendrick menuangkan air mineral ke dalam gelas dan meneguknya.“Kau tidak suka kalau aku pulang cepat?” tanya Kendrick, menatap datar Vindry yang melebarkan kedua matanya dan menggeleng kepala.“Bukan seperti itu … Aku kan bisa memasak lebih awal,” ucap Vindry, diiringi sebuah senyum manis.Kendrick melenggang pergi, membuat Vindry harus menghela nafas perlahann dan mengikuti langkah kaki suaminya. Tidak ada pembicaraan antara keduanya, hanya suara ketukan sepatu pantofel milik Kendrick, sedangkan Vindry menggunakan sandal slop berwarna putih.“Kau ingin mandi?” tanya Vindry setelah menyimpan jas milik Kendrick di keranjang baju kotor, menatap lembut
“Kau tidak perlu ke bawah, aku sudah bilang ke bibi kalau kau tidak bisa jalan.”Vindry melebarkan kedua matanya, lalu memukul lengan Kendrick. Sedangkan suaminya itu menahan tangan Vindry, menaikkan sebelah alisnya.“Aku malu, Kendrick,” ucap Vindry pelan, dan Kendrick langsung mengerti.Tubuh keduanya hanya dibalut oleh selimut tebal, karena mereka tidak mengenakan sehelai benang. Kendrick menarik Vindry untuk mendekat, dan istrinya itu hanya menurut.“Kau istriku, bibi pun tahu. Jadi, kau tidak perlu malu,” ujar Kendrick, menatap kedua bola mata Vindry yang berwarna coklat.“Pokoknya aku malu. Awas, aku ingin membersihkann diri,” balas Vindry, mendorong dada bidang Kendrick yang sedikit dipenuhi bulu. Kendrick mencapit dagu Vindry, tersenyum menggoda.“Kau menginginkannya lagi?”Vindry menutup wajah Kendrick menggunakan kedua telapak tangannya yang mungil, sedangkan Kendrick menjilat telapak tangan istrinya yang berada di depan bibirnya. Otomatis Vindry menarik tangannya, menatap