Home / Romansa / Terjerat Kontrak Cassanova / 26. Berjumpa Kembali

Share

26. Berjumpa Kembali

Author: Intans Ranum
last update Last Updated: 2024-04-14 09:24:40

Zehra mengerjapkan matanya beberapa kali, ia belum melakukan apapun. Sejujurnya ia tak ingin ada satu orang pun yang mengetahui pekerjaan sampingannya. Memberitahu bos secepat ini artinya ia harus menjelaskan banyak hal.

"Itu biar jadi urusanku,"

"Aku nggak mau dapat bekas dari orang lain!"

"Aku memang bukan barang bekas!" sentak Zehra emosi. "Hufth.. Aku juga nggak nyaman sama jobdesknya, melayani pelanggan random di tempat eksklusif. Bukan berarti aku akan melakukan apa yang dia mau. Intinya itu biar jadi urusanku."

"Ok, dan sekarang ganti baju. Ayo ikut aku!"

“Ikut kemana?”

"Nanti juga kamu tau. Aku beri waktu lima menit untuk bersiap! Aku tunggu di parkiran mobil!" titah Javas sembari melenggang keluar dari kossan Gista.

**

Pria itu berdiri bersandar di mobil dengan tangan bersedekap di d**a. Seringai licik tersemat di bibirnya, penuh kepuasan dengan kemunculan Zehra yang sangat tepat waktu.

"Masuklah." Javas membukakan pintu sebelah kemudi untuk Zehra.

Sepanjang perjalanan Zeh
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Kontrak Cassanova   27. Alasan Mabuk

    Kalimat tergesa itu meluncur dalam sekali tarikan napas. Lalu pria itu terengah, menariknya menjauh, menggenggam wajahnya, dan memeluknya lagi."Maafin aku, Ra. Terakhir kalinya kitabertengkar itu buat aku sadar kalau kekhawatiran kamu itu beralasan dan aku menyesal memutuskan kamu, itu semua benar-benar perpisahan yang menyiksa. Aku menyesal meninggalkan kamu."Zehra hanya menerima dan diam berada dalam pelukan. Kesedihan dan duka yang terpampang jelas di wajah pria masa lalunya mengundang kilatan kenangan masa lalu, dan hatinya yang masih berada dalam kebingungan tak mampu mencerna semua rentetan kalimat pria itu.Zehra menghirup aroma tubuh pria ini dalam, diam-diam ia ingat pernah begitu merindu tentang pria ini, tentang mereka.Namun tiba-tiba hentakan kuat menarik tubuhnya menjauh dari rengkuhan pria itu. Zehra memendam tanya akan reaksi wajah sinis dengan rahangnya mengeras dan matanya yang menajam teruntuk dirinya."Asha," ucap Ricky tergagap."Apa yang kamu lakukan di bela

    Last Updated : 2024-04-21
  • Terjerat Kontrak Cassanova   28. Saling Memacu (19+)

    Melihat penampilan wanita nya seperti itu, membuat Javas meneguk ludahnya susah payah. Gairahnya berkumpul di satu titik.Javas memutuskan masuk setelah menutup pintu kamar. Dia meletakkan gelas di atas nakas, lalu duduk di sisi Zehra. “Ra, minum dulu.” Tegurnya.Zehra melenguh, kemudian merubah posisi berbaringnya hingga Javas bisa melihat sekujur tubuh Zehra yang terekspos jelas di kedua matanya.Wajah Zehra yang memerah dan kedua matanya yang sayu entah mengapa terlihat begitu seksi malamini hingga Javas mulai kehilangan fokusnya antara menatap wajah Zehra atau beberapa bagian yang menyenangkan untuk ditatap.Zehra beranjak duduk, membuat Javas kembali mengambil gelas itu dan menyerahkannya pada Zehra.Zehra minum seperti orang yang benar-benar kehausan. Bahkan air itu sampai tumpah dan mengalir di antara celah bibirnya hingga ke dagu.Sial! Kenapa Javas bisa bergairah hanya karena melihat keadaan Zehra saat ini? Jakun Javas bergerak lambat selagi dia mengamati Zehra yang terlihat

    Last Updated : 2024-04-22
  • Terjerat Kontrak Cassanova   29. Kehilangan Lyra

    Zehra berhenti melangkah, menatap punggung lebar milik Javas yang tengah berbicara di smartphone.Javas yang menyadari Zehra yang tak mengikutinya dari belakang langsung menoleh ke belakang. “Kenapa berhenti? Kamu harus bersiap, kita ke rumah sakit sekarang.”“Javas, kamu nggak perlu temani aku ke rumah sakit, lagipula aku cuma shock dengar kabar papahku masuk rumah sakit,”“Kita masih harus periksa kesehatanmu, kenapa kamu muntah, dan jadi selemah ini Lyra.”“Itu karena aku mabuk parah semalam! Begini aja, kamu selesaikan urusan kamu di kantor dan aku akan laporkan hasil pemeriksaan kesehatan, kalau perlu surat hasil bahwa aku nggak hamil, ok!”“Aku nggak puas, kalau nggak mendengarnya secara langsung.” “Tapi kamu urusan kantor yang nggak kalah penting, lebih baik kamu bersiap untuk ke kantor kamu pulang, ok.” Zehra “Setelah dari rumah sakit, kamu langsung ke kantor aku aja, kamu di antar sama supirku, ok!” “Maaf, aku nggak bisa. Kamu tahu ‘kan? Aku baru aja dapat kabar papahku ya

    Last Updated : 2024-04-24
  • Terjerat Kontrak Cassanova   30. Wanita Lain Javas

    "Kamu kenapa, Ra?" Gista, menghampiri sang teman yang tampak melamun di depan loker. Pandangan wanita itu menyipit lebih tajam, mengamati kepucatan di wajah Zehra.Zehra tersentak pelan dan menggeleng singkat. Mengambil seragam lalu menutup pintu lokernya dan memaksa sebuah lengkungan senyum untuk sang teman. "Kamu kelihatan lemas, dan agak pucat."“Cuma agak kecapean aja, sih.”Gista tak langsung mengangguk, “Oh ya, bos Topo minta kamu temui dia sebelum memulai kerja,”Kening Zehra berkerut terheran. "Oh ya, Kenapa?""Nggak tau, mungkin mau di damprat karena kemarin minta mendadak nggak masuk kerja."Zehra mendesah pelan. Memaksa kepalanya mengangguk dengan pasrah. “Emang kemarin hilang kemana sih, Ra? Sampai dicariin sama Alven segala.”“Alven? Kalian udah saling kenal?”Gista mengangkat bahunya acuh, kemarin malam dia kesini, dan nemuin aku buat nanyain keberadaan kamu. Dia sampai bertanya tentang papah kamu yang katanya lagi sakit, kenapa di sampai sekepo itu? Lagipula bukannya k

    Last Updated : 2024-04-28
  • Terjerat Kontrak Cassanova   31. Tertangkap Berselingkuh

    "Aku menginginkanmu," bisiknya dengan desahan yang semakin memberat. Menambah tekanan pada remasannya di dada Zehra. Ciumannya bergerak turun ke rahang. Bermain-main di daun telinga, memberi kesempatan Zehra untuk mengambil napas.Mata Zehra membelalak lebar dengan cumbuan Javas yang semakin intens. la tahu ke mana permainan ini akan mengarah. Tapi jelas bukan di saat dan waktu yang tepat. Kepanikan mulai merambati dadanya jika sewaktu-waktu ada orang yang masuk ke dalam toilet. Siapa pun itu.Kedua tangan Zehra berusaha menahan dada bidang milik Javas. Dengan seluruh kekuatan yang masih dimilikinya. "Jangan, Jav!""Aku nggak suka ditolak, sayang." Javas tak melepaskan bibirnya dari kulit telanjang Zehra. Ciuman pria itu bergerak lebih turun, berhenti di cekungan leher dan menggigit lembut daging kenyal di sana. Yang sempat membuat Zehra memekik pelan.Mata Zehra terpejam. Menikmati gemuruh di dada yang tak menjebaknya. la jelas tak punya pilihan untuk menolak keinginan pria itu. Tapi

    Last Updated : 2024-04-29
  • Terjerat Kontrak Cassanova   32. Serangan Bertubi-tubi

    Zehra terkesiap keras, membekap mulutnya dan itu membuat pandangannya bertemu dengan Javas. "Javas... " "Ya Tuhan, kenapa ada perempuan itu lagi, jadi sudah sejauh apa hubungan kalian, hah?!" sengit wanita itu yang langsung menoleh demi menatap Javas penuh tanya. "Dia pacarku," jawab Javas ringan. "Pacar? Gimana sama aku? Kamu menduakan aku sama dia. Yang benar aja. Jav." "Kita cuma berteman Sheina, semacam friend with benefit 'kan?" jawab Javas dengan ketenangan yang luar biasa. Wanita itu memberengut tak suka. "Aku pikir hanya kamu nggak pernah nembak aku buat jadi pacar kamu, kita tetap berpacaran. Maksud aku kita berdua udah sama dewasa, dan kedekatan kita selama ini itu berarti…" "Berarti kamu salah paham tentang hubungan kita, aku pikir kamu udah cukup mengenali aku, Sheina." Javas bangkit dan berjalan dari ranjang dengan tatapan masih terpaku pada Zehra yang berdiri memaku, terlihat wajah terkejut, dan gerakan kikuk diperagakan Zehra. "Kamu terlambat, ah itu kare

    Last Updated : 2024-05-01
  • Terjerat Kontrak Cassanova   33. Pertanyaan Intimidasi

    Dimana kalian melakukannya? Dan apakah dia melakukan sebaik yang ku lakukan sampai kamu membohongiku cuma untuk memilihnya. Hmm?”“A…apa maksud kamu?”“Aku sudah melihat wajahnya dengan cukup jelas, jadi apa jawabannya?” tanya Javas menaikkan sebelah badannya, jadi memeluk erat Zehra di bagian samping atas.“Javas… aku mengantuk. Apa aku boleh tidur dulu?”“Kalau begitu jawab singkat saja, setelah itu kamu bisa tidur untuk beberapa jam, ok!”“Kami cuma kebetulan bertemu di depan toilet, dia melihat keadaan ku yang berantakan dan sedikit pucat dan dia menawarkan aku bantuan…”Javas membalikkan tubuh Zehra dengan lembut namun tegas, memastikan wanitanya berada dalam rengkuhannya, memberikan tekanan psikologis agar Zehra tak punya pilihan selain berkata jujur.“Jadi bantuan apa yang dia berikan?”“Itu… dia membantuku memberitahu pada boss managerku, kalau aku sedang sakit dan minta izin pulang cepat. Cuma itu?”“Oh ya, dan kenapa harus berbohong sama aku? Dengan bilang kamu harus lanjut

    Last Updated : 2024-05-05
  • Terjerat Kontrak Cassanova   34. Terintimidasi

    "Eh aku..." Zehra mengerjap lagi, "Aku mau membeli bahan makanan di supermarket, nggak ada makanan apapun disini." kilahnya, mengucapkan hal pertama yang terpikir di dalam benaknya.Javas mengernyit, "Apa nggak kelihatan, ya? Aku sudah memesan makan siang buat kita, itu! Aku taruh di island kitchen." Javas menunjukkan kantong makanan berlogo restoran terkenal, di tempat yang dimaksud, tidak ada pembatas antara area dapur dan ruang tengah. Membuat mereka bisa langsung melihat kantong makanan itu. "Oh iya, udah ada ya." gumam Zehra. "Kamu nggak mau menatanya di piring sementara aku mandi?" tanyanya lembut, add ke area dapur. Ketika Javas melangkah ke kamar dan mandi, Zehra menata makanan di dapur dengan frustasi, kenapa Javas terlalu berinisiatif? Kenapawaktunya begitu tidak tepat?Semua masakan yang dibeli Javas tampak hangat dan menggiurkan sehingga mau tak mau menggugah selera Zehra. Dalam hati ia bersyukur bisa segera merasakan makanan mahal dan sehat ini. "Kamu pasti menyukai

    Last Updated : 2024-05-12

Latest chapter

  • Terjerat Kontrak Cassanova   64. Datang Kembali

    Zehra berguling-guling di tempat tidur, menutup tubuhnya dengan selimut berusaha menghilangkan pikiran aneh di kepalanya. Dia bingung apa yang harus dilakukan. Semuanya jadi rumit saat dia berencana menata masa depannya dan malah bertemu dengan Javas. Jam di dinding berdetak cukup nyaring dalam kekalutan Zehra, jam 22:15. Dia memperhatikan jarum jam itu terus berputar, sementara pikirannya bermain tarik-menarik antara akan kembali atau tidak ke apartemen Javas. Jika Zehra kembali, dia bisa membujuk Javas agar tak bermain-main dengan rekaman CCTV mereka yang sedang bercinta di berbagai sudut apartemen Javas, terlebih jika Zehra bisa kembali memanfaatkan Javas, dengan begitu masa depannya tak akan terancam, bukan? Zehra mengacak rambutnya frustasi, kembali berguling-guling di tempat tidur sambil menutup mata. Apa dia harus bertahan dengan keputusannya, tapi apakah dengan begitu Javas akan melupakan ancamannya? Dia yang pertama menawarkan diri. Karena panik setelah mendengar keadaan

  • Terjerat Kontrak Cassanova   63. Kabar Buruk

    "Sayang, aku punya berita bahagia buat kamu, sesuatu yang selalu kamu tunggu-tunggu.”Perlahan Gista mendongak, ia menunggu tanpa antusias dan benar saja.“Minggu depan aku ambil cuti, udah disetujui" bisik Eno mengecup kepala Gista. "Akhirnya kita bisa liburan berdua."“Minggu depan? Mas, baru kemarin aku ambil cuti. Aku udah pernah bilang ‘kan sebelumnya kalau aku nggak diizinkan ambil cuti dua kali di bulan yang sama.”“Dan aku udah mengupayakan untuk dapat cuti itu, biar kita bisa berlibur bersama, supaya kamu nggak merasa kesepian seperti kemarin.”“Tapi, Mas. Tetap aja aku nggak enak sama teman kerjaku-”"Udahlah kamu nurut aja apa kata aku, kalau gaji kamu dipotong, biar aku yang ganti, ok!” potong Eno mulai tak sabar.Perasaan Gista kembali terasa diremas-remas. Pria ini, selalu saja mengatur hubungan mereka sendiri. Tak banyak pendapat Gista yang didengar olehnya. Jika dulu ia menikmatinya namun semakin lama Gista semakin merasa tak dihargai pendapatnya. “Aku lapar, hari ini

  • Terjerat Kontrak Cassanova   62. Diantara 2 Pria

    "Siapa pun pria itu yang menghabiskan malamnya di sini." Alven berdesis. Gista tersentak, memandang Alven dalam.Alven mengerti tatapan Gista yang terkejut dan kecewa padanya. Tetapi hal itu mengganggunya. Dia akan menarik rambut wanita ini dan bercinta habis-habisan di sofa itu jika saja keesokan harinya nama wanita ini akan menghilang dari ingatannya. Namun, saat ini berbeda, yang di hadapannya adalah Gista, wanita yang bisa-bisanya demikian cepat membuat hatinya berdenyut, rasa itu, rasa ingin memiliki seutuhnya menggedor-gedor dinding pertahanannya. Dan keinginan itu demikian besarnya, berbanding lurus dengan gairahnya yang belum tersalurkan. Alven menggeram, mengusap wajahnya kasar, lalu mengedarkan matanya ke sekeliling ruangan. "Hanya ini yang diberikannya untukmu?" Kepala Gista belum bisa mencerna apa maksud perkataan Alven. "Berapa dia membiayaimu per bulan? Aku bisa memberikanmu uang bulanan dua kali lipat dari dia, dan tempat tinggal yang lebih layak. Jadi berapa dia ka

  • Terjerat Kontrak Cassanova   61. Tamu Malam

    Gista tersenyum terlalu lebar saat mendapat pesan bahwa Alven sedang menuju ke tempat ia berada, tak selang berapa lama mereka berbalas pesan suara bel berbunyi, detak jantung Gista berdetak lebih cepat, bergegas membuka pintu."Lebih awal dari perkiraan, kan?" Kata Eno saat mendekat. "Kaget?" ucapnya seraya mengecup pelipis Gista. Menarik pinggang Gista merapat ke tubuhnya. "Mas memang pengin kasih kamu kejutan dengan pulang lebih awal dan lebih lama, tapi sayangnya ini nggak sepenuhnya kejutan. Atasan Mas, mendadak telepon, ada rencana bisnis yang mau dibahas, meeting mendadak." Gista masih akan melanjutkan keluh kesahnya jika saja matanya tak menangkap Gista yang masih bergeming. Senyum timbul di bibirnya. "Beneran bikin kaget, ya?" Bola mata Gista akhirnya bergerak penuh kesadaran. Senyum tipis Gista mengulum sebelum mengangguk kaku. "Jadi... nanti malam, Mas mau pulang ke sini lagi?" tanya Gista penuh antisipasi. "Hmm... itu dia, Anne langsung pesan tiket begitu tahu aku bali

  • Terjerat Kontrak Cassanova   60. (Bukan) Munafik

    Kemudian Zehra merasakan dorongan keras seolah memaksa untuk masuk. Jantung Zehra berdetak bersama seperti orkestra dalam aliran penuh. Ia menangis, tidak berpikir Javas akan menidurinya dalam situasi ini. Tak ayal Zehra bereaksi panik ketika Javas menggagahinya dengan kejam di tengah pikiran yang melayang. Javas bernapas keras di lehernya, di cela rambut ikal yang menempel di sana karena keringat. Dia bercinta seperti binatang, ia lah yang memegang kendali sampai Zehra tidak tahu bagaimana memohon padanya untuk berhenti.Hentakan Javas berirama konsisten dan kuat, mengeluarkan sebagian besar sebelum menabrakkannya kembali ke tubuh Zehra, menghantam G-spot nya. Jika Zehra tak membekap mulut Linang ia pasti sudah berteriak. Wanita itu terjepit di dinding, lututnya seperti jeli saat orgasmenya mengejang dan melonjak, hentakan Javas liar, hampir tidak terkendali saat dia terengah-engah dan mendengus, menggenggam dan menariknya untuk lebih dalam. Dengan setiap dorongan bertenaga, tu

  • Terjerat Kontrak Cassanova   59. Dikejar Javas

    "Kenapa? Kamu tersinggung dengan pujian saya?" Pujian? Hah! Apa itu pantas disebut pujian? "Daripada pujian, saya pikir siapapun yang mendengar kalimat Tante barusan akan sepakat kalau itu lebih terdengar seperti kalimat sarkasme. “Dan—ya, saya cukup tersinggung.“ Aku Zehra jujur.Gauri mengeluarkan tawa ringan dari mulutnya.Menganggap angin lalu ketersinggungan Zehra dan bahkan tanpa mengucap kata maaf beliau mengalihkan pembicaraan. Gauri berkata dengan lembut tetapi mengejek, sambil mencondongkan kepalanya ke samping, khas wanita bersendok emas jika sedang mengejek lawan bicaranya, anggun tapi menyakitkan.Ini mengingatkan Zehra pada mereka yang pernah mengusiknya dan ibunya. Bertanya tapi menyudutkan, mengajaknya bicara lebih dulu kemudian mengejeknya."Tante, sepertinya hanya mencoba menyudutkan saya dari ucapan miring orang lain tentang saya, ya.” Zehra menyipitkan mata, Ia senantiasa akan menjawab kalimat pertama tetapi akhir pertanyaan itu sangat menyinggung dan tidak s

  • Terjerat Kontrak Cassanova   58. Calon Mertua?

    Zehra lantas berdiri dan menyempatkan diri untuk menjawab. “Mungkin karena saat itu gue benar terluka karena ditinggalin sama dia begitu aja, dan mungkin ini udah jalan takdir. Cara Tuhan kasih kesempatan kedua pada kami.” Gista membiarkan Zehra melewatinya setelah membiarkan Zehra keras kepala menyangkalnya."Siap?" tanya Ricky, tampil baik seperti biasa dengan kemeja hijau army yang sempurna untuk kulitnya yang bersih dan bahunya yang bidang. Sesaat Zehra tersenyum manis "Euhm. Tinggal pakai sepatu, bentar ya." "Okay." Dan pria itu menunggu. Zehra kembali memasuki kamar, memakai sepatu dengan cepat. Saat hendak keluar lagi Ia berhenti sebentar di hadapan Gista.“Doain aja yang terbaik, ya Gis dan makasih udah biarin gue menginap selama beberapa hari ini. Dah…”***Ricky melingkarkan tangannya di pinggang Zehra. Tidak ada seorang pun di lift kecuali mereka, tetapi ada keheningan yang nyaman di antara keduanya sampai Lift berhenti dan mereka berdua turun. "Relax, Ra. Kamu terli

  • Terjerat Kontrak Cassanova   57. Perkembangan Hubungan

    “Halo, Theo cari tahu semua tentang Zehra termasuk masa lalunya bersama pria sialan itu!***Tujuh belas hari kemudian "I told them. Mereka bersedia mengosongkan jadwal di malam Sabtu." Ricky angkat bicara sembari bangkit dari sofa, bersiap beranjak usai menetap kurang lebih tiga puluh menit lamanya. Waktu sudah menunjukkan pukul 20:40, ia harus segera pulang dan tidur lebih cepat karena besok ia sudah harus beraktifitas seperti biasa. Zehra menoleh cepat, dahinya mengerut, “Mereka siapa?”“Orang tuaku, kamu bilang kamu mau menerima aku lagi asalkan aku serius sama hubungan kita, dan ini awal dariku. Aku usahakan tahun ini kita bertunangan atau bahkan menikah, gimana?”Zehra mengerjapkan matanya beberapa kali, ia terpaksa menghentikan kegiatannya yaitu membuat agar buah untuk cemilannya dirumah. "Kenapa lagi? Aku udah mempertimbangkan apa yang kamu tuntut dari aku, dan mereka udah setuju untuk kamu temui" dengus Ricky. "Kamu kamu mulai ragu sama hubungan kita?" "M-maaf, bukan itu

  • Terjerat Kontrak Cassanova   56. Untuk Terakhir Kali

    Zehra menatap ponselnya yang terus berdering atas panggilan Javas, setelah beberapa hari Javas menghilang tanpa kabar dan ia semakin intens berhubungan dengan Ricky. Zehra jelas tak ingin berpaku pada hubungannya dengan Javas di saat Ricky datang menawarkan hubungan yang serius, dan meski status ekonomi Ricky masih diatasnya setidaknya masih bisa ia gapai. Ah, satu hal lagi hubungan mereka akan segera berakhir sesuai kesepakatan di berkas yang telah mereka sepakati.“Ze, itu kenapa ponselnya nggak kunjung diangkat sih? Bikin ruangan jadi berisik aja!” seru Anggito.“Sorry,” jawab Zehra memindai sekitarnya, yang juga ikut terdistraksi dari kesibukan mereka. Diam-diam ia merasa berterima kasih pada Javas yang membantunya dalam mendapatkan modal hingga kini ia jadi salah satu investor kafe sekaligus perpustakaan milenial. “Halo, iya kenapa Jav?”“Kenapa baru diangkat, lagi sama siapa kamu?”“Sama anak-anak, aku lagi kumpul bareng teman. Maaf… tadi ponselnya baru aku lepas dari charger.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status