Justin mencengkeram kuat setir mobilnya. Rahangnya mengetat. Sorot matanya menajam mengingat permintaan Drake. Dia menginjak gas, menambah laju kecepatan menelusuri kota Brooklyn. Pria tampan itu tengah dalam perjalanan menemui seseorang yang telah berhasil mengacaukan kehidupannya. Athena. Hanya nama itu yang ada di pikiran Justin saat ini. Dia harus segera bertemu dengan wanita itu untuk membereskan kekacauan semua ini. Kali ini, Justin akan kembali membujuk wanita itu pergi dari kota ini. Dia tidak akan pernah mungkin menikah dengan wanita seperti Athena. Bagi Justin, hanya Marinka yang pantas menjadi istrinya. Bukan wanita seperti Athena. Saat tiba di lokasi syuting Athena, Justin melompat turun dari mobil. Dengan raut wajah datar dan terlihat begitu dingin—dia tidak menghiraukan orang-orang menyapa dirinya ketika tiba di lokasi syuting. Tatapan Justin teralih menatap Athena yang tengah memulai syuting dengan adegan berpelukan pada seorang pria. Justin berdecih, menatap tidak s
“Athena, kau dari mana saja?” tanya Julia cemas ketika melihat Athena masuk ke dalam ruang berisirahat. Matanya memancarkan jelas rasa khawatir, karena Athena sampai tidak ada kabar.Athena masih diam dan tidak menjawab, dia langsung duduk di sofa dan menyandarkan punggungnya lelah. “Di luar ada sopir taksi. Aku belum membayarnya. Kau berikan tiga kali lipat dari tarif taksi. Aku tadi tidak membawa dompet dan ponsel saat pria sialan itu menarikku.”Kening Julia berkerut, dia tampak begitu bingung. Namun, dengan cepat dia langsung mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar dolar, lalu menyerahkan pada pelayan yang ada di sana untuk memberikan uang itu pada sopir taksi. Setelah Julia meminta pelayan menemui sopir taksi, dia kembali menghampiri Athena dan duduk di samping wanita itu. “Sebenarnya ada apa, Athena? Tadi kau ditarik paksa oleh Justin, tapi kenapa sekarang kau pulang sendiri? Di mana pria itu?” Julia bertanya dengan tatapan begitu serius pada Athena. Dia terlihat beg
Justin menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya seraya memejamkan mata lelah. Sudah tiga hari ini, sejak Justin diminta oleh Drake untuk menikah dengan Athena, dirinya memilih untuk menghabiskan waktu di perusahaan. Dia sengaja memilih menghindar dari semuanya, termasuk menghindar bertemu dengan kekasihnya sendiri. Bukan tidak ingin, tapi jika Justin bertemu dengan Marinka, rasa bersalahnya terhadap wanita itu tidak mampu lagi tertutupi. Hanya dalam hitungan minggu, semuanya berubah kala Justin terjebak skandal dengan Athena.Justin berusaha memikirkan cara agar menolak keinginan Drake, tapi semakin dia mencari cara untuk semuanya ini, dia tetap tidak menemukannya. Sejak dulu, apa yang telah diputuskan Drake, tidak akan pernah mungkin ada yang berani menentangnya. Jika saja tidak ada yang menjebak Justin, kekacauan ini pasti tidak akan pernah terjadi. Justin mengambil gelas berkaki tinggi di hadapannya yang berisikan wine, menenggaknya hingga tandas. Dia mencengkeram kuat gelas
Plakkk!Tamparan keras Kiera layangkan pada Athena hingga membuat Athena tersungkur di lantai. Tidak merasa puas, Kiera kembali memukul Athena tanpa ampun. Tamparannya tak main-main. Pipi mulus Athena sampai memerah.“Cut!” Sang sutradara, menghentikan adegan Kiera yang terus memukul Athena. “Kiera, di dalam scene kau hanya menampar Athena satu kali! Kenapa kau menamparnya berkali-kali?!” Kiera mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu, aku pikir lebih dari satu kali. Maaf aku salah membaca script,” jawabnya dengan santai seolah bukan masalah yang besar. Mendengar jawaban Kiera, Athena langsung bangkit berdiri, dia menarik kasar rambut Kiera—memukul pelipis wanita itu, hingga membuat Kiera tesungkur di lantai. Sorot mata Athena tampak sangat tajam dan penuh dendam.“Sialan! Apa kau ini sudah gila?!” teriak Kiera keras. Tubuhnya terasa begitu remuk saat Athena menghempaskan tubuhnya ke lantai. “Kau yang gila! Kau sengaja memukulku! Jangan beralasan kau tidak melihat script, Sialan! Ka
“Sialan!” Athena berteriak kencang. Dia mengentakkan kakinya, melangkah masuk ke dalam penthouse-nya. Amarah dan emosi tampak terlihat jelas di wajah wanita cantik itu. Harga dirinya baru saja direndahkan. Jelas dia marah.Julia yang tengah duduk di sofa, dia mengerutkan keningnya menatap bingung Athena yang terlihat begitu marah. “Athena, kau itu kenapa datang langsung meloloskan umpatan kasar? Ada apa denganmu?” Athena membuang napas kasar seraya menjatuhkan tubuhnya duduk di sofa, sorot mata Athena menajam. Dia masih diam belum menjawab pertanyaan dari Julia. Dia masih mengatur ritme napas, agar tak meledakan kemarahannya.“Athena, kau kenapa? Ada apa denganmu? Bukannya tadi kau pergi dengan Justin Afford?” Julia menyentuh lengan Athena seraya mengelus pelan. Tatapannya terus menatap lekat Athena yang tampak begitu marah. Dia khawatir terjadi sesuatu pada Athena.“Jangan menyebut nama pria sialan itu!” seru Athena kesal.Julia mendesah pelan. “Sebenarnya ada apa, Athena? Kenapa ka
Athena melangkah masuk ke dalam ruang tamu, tatapannya teralih pada pria yang memunggunginya. Kening Athena berkerut menatap pria yang terbalut jas hitam. Athena berusaha mengingat pria yang ada di hadapannya itu yang tampak begitu tidak asing di matanya. “Maaf, Anda siapa?” sapa Athena seraya melangkah mendekat ke arah pria itu. Pria itu membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara Athena. Seketika Athena dan pria itu sama-sama terdiam. Mereka saling menatap lekat satu sama lain. Namun, terlihat dari sorot mata Athena kini mulai berubah menjadi tajam, kala melihat pria yang kini ada di hadapannya. “Apa kabar, Athena Morris? Lama tidak bertemu denganmu,” sapa pria itu dengan senyuman di wajahnya. Pria itu memasukkan tangannya ke saku celana, melangkah mendekat ke arah Athena. “Untuk apa kau ke sini?” seru Athena dengan tatapan yang kian begitu tajam pada pria di hadapannya. Pria itu menyeringai. “Sudah lama aku tidak bertemu denganmu, aku tidak menyangka kau telah menjadi seorang
“Dad!” Marinka menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Enrico, ayahnya yang baru saja masuk ke dalam rumah. Wanita manja itu sudah meringkuk dalam pelukan sang ayah—persis seperti kucing kecil yang meminta perlindungan.“Ya, Sayang.” Enrico mengusap pelan rambut putrinya.“Dad, apa kau sudah bertemu dengan wanita itu?” Marinka mendongkkan kepalanya dari dalam pelukan ayahnya. “Sudah, Sayang, Daddy jamin wanita itu tidak akan berani merusak hubunganmu dengan Justin.” Enrico mengelus lembut pipi Marinka, menenangkan putrinya itu. “Tapi, Dad, media hanya tahu Athena kekasih Justin! Bukan aku, Dad! Harusnya dulu aku memaksa Justin untuk memberi tahu media tentang hubungan kami!” seru Marinka kesal.Selama ini Justin memang tidak memberi tahu publik tentang hubungan mereka. Alasannya, karena kekasihnya itu hanya ingin media tahu ketika mereka bertunangan. Sebelum hari itu tiba, Justin harus terjebak skandal dengan Athena Morris. Benar-benar membuat Marinka sangat emosi dan marah.“Athena
“Athena, syuting ditunda dua jam ke depan.” Suara Julia berseru dengan cukup keras saat melangkah masuk ke ruang istirahat Athena. Dia segera duduk di hadapan Athena sambil menyerahkan kotak yang berisikan salmon steak yang dia pesan tadi untuk Athena.“Dua jam?” Athena menaikkan sebelah alisnya, menatap bingung Julia. “Bukannya tadi sutradara hanya bilang satu jam? Kenapa sekarang dua jam?” “Apa kau tahu, siapa yang datang?” Julia menatap serius Athena. “Siapa pun yang datang aku tidak peduli, Julia. Terpenting aku bisa istirahat dua jam ke depan.” Athena membuka kotak yang berisikan salmon steak, lalu dia mengambil garpu dan juga sendok. Dia langsung menikmati salmon yang tampak begitu lezat di matanya itu. Julia berdecak kesal. “Aku serius, Athena. Kau pasti akan terkejut jika tahu siapa yang datang.” “Memangnya siapa yang datang, Julia?” Athena bertanya dengan malas karena dia sungguh tidak peduli dengan siapa yang datang. Terpenting saat ini dia memiliki waktu dua jam untuk