Share

Bukan Pelampiasan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-15 07:03:37

Sashi memilih pergi ke ruang melukis untuk menenangkan diri. Dia duduk di lantai dengan pencahayaan yang minim, tatapannya tertuju ke lukisan yang belum selesai dibuatnya.

Sashi duduk sambil memeluk kedua kaki yang tekuk, menyembunyikan setengah wajahnya hingga hanya kedua mata terlihat menatap lurus ke depan.

Kecewa? Apa benar Sashi kecewa jika memang benar Nanda pernah menyukai Clara. Namun, apa pemikirannya itu benar, sedangkan Nanda mengelak meski tak meyakinkan.

Sashi hanya terkejut atas semua yang didengarnya. Dia tidak menyangka jika rasa penasarannya, malah membuatnya masuk ke dalam sebuah lubang fakta yang begitu mencengangkan.

Tanpa Sashi sadari, bulir kristal bening mulai luruh dari kelopak mata. Dia benar-benar sakit jika Nanda memang menjadikannya pelampiasan. Kedua pundaknya pun kini bergetar, dadanya terasa sesak membayangkan segala yang berkecamuk dalam pikirannya saat ini.

Hingga tanpa Sashi sadari, pintu kamar sedikit terbuka, Nanda masuk dan melihat Sashi yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
yuhuuuuuuuuuuu
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
hadirrrrrrrrr
goodnovel comment avatar
vieta_novie
semoga semua ucapan Nanda beneran,bukan hanya krn ingin membujuk Sashi biar ga marah....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Seperti Asing

    Sashi dan Nanda masih larut dalam ciuman mereka yang semakin dalam. Keduanya masuk dalam gelora asmara setelah perdebatan yang membuat gairah mereka membara.Sashi melepas pagutan bibir mereka. Dia meraup udara sebanyak-banyaknya saat napas tersengal karena kekurangan oksigen yang masuk ke paru-paru.Nanda memandang wajah Sashi yang memerah. Dia membelai lembut pipi istrinya itu, membuat gairah yang sudah terpancing semakin berhasrat untuk menuntut lebih.“Pindah kamar?” tanya Nanda malah menggoda istrinya itu.“Di sini bisa.” Sashi melirik sofa besar yang memang ada di ruangan itu.Nanda tersenyum nakal, bisa-bisanya Sashi langsung menangkap maksud ucapannya.Mereka beralih ke sofa. Kembali memagutkan bibir, hingga Nanda berada di atas tubuh Sashi yang ada di bawahnya. Keduanya benar-benar bergairah, pertengkaran sesaat ternyata membawa keduanya ke hubungan yang semakin dalam.Suara desahan mulai lolos dari bibir Sashi saat Nanda beralih mengecup dagu, leher, hingga turun ke dada. Ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Memperjelas Semua

    “Kamu ingin seperti ini terus? Tidak mau bangun? Kita harus ke rumah sakit melihat Mama, atau dia akan cemas menanyakan kita,” bisik Nanda karena Sashi masih terus memeluk. Meski siang tadi mereka sudah menemani Rihana, tapi Nanda yakin jika sang mama berharap mereka menemani di malam hari juga. “Aku ngantuk,” bisik Sashi masih tak mau melepas pelukan. Nanda tersenyum sambil mengelus rambut istrinya itu. Dia melirik ke bawah, melihat Sashi yang memejamkan mata. “Sudah sore, tidak baik tidur sore,” ucap Nanda mengingatkan. Sashi mengerucutkan bibir mendengar ucapan Nanda. Lantas mendongak sambil memasang wajah memelas. “Ayo bangun! Apa perlu aku gendong?” tanya Nanda dengan nada candaan. “Boleh kalau kuat,” jawab Sashi menanggapi candaan suaminya itu. Padahal dia tahu kalau suaminya beberapa kali menggendongnya pindah dari sofa ke kasur saat sudah tidur. Namun, ternyata itu tak hanya sebuah candaan. Nanda bangun lantas meraup tubuh Sashi. “Kamu serius mau menggendong?” Sashi be

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Sepertinya Masalah

    “Apa dia akan baik-baik saja?” Sashi menghadang Nanda yang baru saja masuk setelah bicara dengan Clara. Nanda sedikit terkejut melihat Sashi di ruang tamu menunggu dirinya. “Dia akan baik-baik saja. Jika tidak seperti ini, bukankah dia tidak akan bisa berpikir. Jika tidak seperti ini, kamu pasti akan terus curiga kepadaku,” balas Nanda menjelaskan. Sashi diam berpikir. Memang benar dia cemburu saat Nanda memperhatikan Clara, tapi mendengar Nanda membentak dan bicara tegas ke Clara, Sashi pun sebenarnya tidak tega. “Aku hanya cemas jika dia pergi dalam kondisi kesal, lalu terjadi sesuatu di jalan, pasti kamu yang akan disalahkan,” ucap Sashi mengungkap ketakutannya. Nanda menatap Sashi yang memang cemas tanpa dibuat-buat. Dia mendekat ke sang istri, lantas mengusap pipi Sashi dengan lembut. “Sudah kuduga kamu tidak akan tega, padahal kamu yang minta aku membuktikan dan bersikap tegas. Percayalah, Clara akan baik-baik saja. Dia hanya butuh berpikir sendiri, tanpa ada yang membela

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Mencoba Menjelaskan

    “Bukankah seharusnya kalian menjelaskan ini? Bagaimana bisa kalian melakukan itu. Kalian anggap semua ini hanya main-main?”Rihana menatap bergantian Nanda dan Sashi. Dia menuntut penjelasan, setelah sebelumnya mempertanyakan soal ucapan Clara tentang Nanda yang menikah terpaksa, juga foto draft perjanjian yang dikirimkan Clara ke Rihana setelah pergi.Sashi terlihat takut dan panik karena Clara memberitahukan masalah itu ke Rihana. Dia semakin menggenggam erat telapak tangan suaminya.Nanda sendiri masih berdiri tegap, tidak menunduk atau terlihat takut karena itu akan semakin membuktikan jika dirinya bersalah.“Awalnya, Ma. Memang awalnya aku ingin pernikahan ini hanya sebuah perjanjian saja,” ucap Nanda jujur sebelum menjelaskan.Semua orang terkejut mendengar ucapan Nanda. Mereka langsung menatap pria itu dengan rasa tak percaya.“Nanda!” teriak Rihana tak menyangka jika apa yang dikatakan Clara benar.“Tapi kumohon dengar penjelasanku,” ucap Nanda penuh keyakinan sambil menatap R

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Jangan Tinggalkan

    “Kamu sudah janji sama mama kalau tidak akan pernah meninggalkan Nanda. Jadi tepati janji itu jika memang kalian saling mencintai,” ujar Rihana saat Sashi membetulkan letak selimutnya.Sashi mengulas senyum mendengar ucapan Rihana, hingga kemudian membalas, “Iya, Ma. Tidak ada alasan untukku meninggalkan Nanda, kecuali Tuhan yang menginginkan.”“Mama sempat takut jika apa yang terjadi tadi adalah benar. Jujur mama benar-benar tak ingin Nanda kehilangan orang yang disayanginya,” ucap Rihana sambil menepuk-nepuk punggung tangan Sashi.Sashi tersenyum mendengar ucapan Rihana, sungguh tak menyangka jika Rihana akan secemas itu.“Mama sepertinya sangat menyayangi Nanda meski dia sudah dewasa dan mandiri, bahkan orang lain sangat takut padanya,” ujar Sashi karena merasa Nanda masih seperti anak mama jika berada di sekitar keluarga.Rihana memulas senyum mendengar ucapan Sashi, hingga kemudian membalas, “Kamu tidak tahu saja bagaimana dia dulu. Pendiam, sangat penurut, juga dia itu pekerja k

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Kecelakaan di Jalan

    Clara melajukan mobil tak tentu arah. Dia bingung harus ke mana dan melakukan apa. Semua orang kini membenci karena sikap egoisnya.“Semua orang memang tak peduli kepadaku. Jika mereka memang tak menginginkanku, kenapa harus memberiku kasih sayang.”Clara menyetir sambil menangis, membuat jarak pandangnya terbatas karena mata tertutup bulir kristal bening yang terus luruh juga membendung di pelupuk mata.Jalanan yang gelap, serta kondisi emosi yang tak stabil membuat Clara tak fokus menyetir. Hingga saat di perempatan jalan, tanpa sadar Clara menerobos lampu lalu lintas yang sedang berwarna merah. Dia melaju ketika ada mobil lain yang juga melaju dari arah lain.Clara sangat terkejut ketika ada kilatan lampu menyilaukan mata dari arah kiri. Dia pun secara spontan membanting stir ke kanan dengan menambah kecepatan agar tidak terjadi tabrakan.Akan tetapi, meski sudah berusaha menghindar, ternyata mobil dari arah kiri tetap menabrak bagian belakang mobil Clara, membuat mobil gadis itu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Tempat untuk Pulang

    “Ada apa sebenarnya?” tanya Nanda setelah Sashi menerima telepon.“Clara kecelakaan,” jawab Sashi, kemudian memperlihatkan foto yang dikirimkan Zidan.“Sepertinya Clara memang sangat marah, sampai bilang kalau sedang terlantar dan tidak punya keluarga,” ujar Sashi kemudian.Nanda memperhatikan foto yang dikirimkan Zidan. Awalnya dia bersiap cemburu karena Sashi menerima panggilan dari Zidan, tapi sekarang tidak lagi karena dokter itu menghubungi untuk membahas masalah Clara.“Kamu ingin menemuinya?” tanya Sashi ketika melihat Nanda yang tampak cemas.“Jika Zidan mau membantu mencarikan Clara tempat sementara, aku tidak perlu menemuinya. Kamu tahu jika apa yang akan aku lakukan ke Clara, akan terus membuatnya salah paham,” jawab Nanda sambil memberikan alasannya.“Kamu yakin?” tanya Sashi yang melihat jika suaminya sebenarnya cemas, tapi ditutupi.“Yakin, itu demi kebaikan Clara. Agar dia berpikir jika membuat kesalahan, maka tidak akan ada yang membantunya,” jawab Nanda, “lagi pula, j

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Mencari Surat

    Clara diam di kamar hotel, memandang ke jendela yang sudah memperlihatkan matahari yang mulai menampakan diri. Dia bingung harus bagaimana sekarang, berulang kali mengecek ponsel, tapi tak ada satu pun yang menanyakan di mana dirinya sekarang.“Apa benar jika mereka sudah kesal sampai tak memedulikanku?”Clara terus berpikir, hingga ponselnya berdering karena ada pesan yang masuk. Clara pun membuka pesan itu.[Mobilmu sudah diderek ke bengkel, untuk perbaikan dan yang lainnya, akan aku kabari lagi.]Clara membaca pesan dari Zidan, lantas membalasnya. Dia mengira pesan itu dari orang tua atau kakaknya, tapi sayang tebakannya salah.“Mereka benar-benar sudah tidak peduli kepadaku.”Clara diam cukup lama, hingga terdengar suara ketukan pintu. Dia pun pergi membuka pintu, hingga sangat terkejut ketika melihat siapa yang datang.“Kenapa kamu ke sini? Dari mana kamu tahu aku di sini?” Clara tidak senang melihat Sashi muncul di sana.“Dokter yang menabrakmu adalah temanku. Aku ke sini hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Akhir

    “Dia tampan sekali. Pipinya juga menggemaskan.” Rihana langsung menggendong cucu keduanya itu. Rihana, Bintang, dan para suami datang ke sana setelah satu minggu Sashi melahirkan. Mereka begitu bahagia mengetahui Sashi melahirkan dengan lancar. “Aku mau menggendongnya,” kata Bintang mengambil Archie dari gendongan Rihana. Sashi dan Nanda menatap para orang tua yang sangat bahagia. Mereka begitu bahagia melihat semuanya berkumpul di sana. “Siapa namanya?” tanya Bintang sambil menimang bayi Archie. “Archie Abimand Mahendra. Nanda ingin nama keluarga tersemat di namanya,” jawab Sashi. “Nama yang bagus,” puji Rihana sambil mengelus pipi Archie menggunakan telunjuk, membuat bayi mungil itu menggeliat geli. Bintang menatap cucu pertamanya itu. Melihat Archie yang sangat menggemaskan, membuat Bintang malah sedih. “Apa kamu akan balik ke Indonesia?” tanya Bintang sambil menatap Sashi. Semua orang pun terkejut hingga menatap Bintang, kemudian ke Sashi secara bergantian. Sashi bingung

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Bayi Tampan

    Sashi baru saja keluar dari kamar mandi. Dia tiba-tiba merasakan perutnya sakit, membuat Sashi langsung berpegangan pada kusen pintu. “Agh, kenapa sakit?” Sashi memegangi perutnya yang besar. Kehamilan Sashi baru memasuki usia sembilan bulan. Dia menjalani hari dalam masa kehamilan dengan baik meski Nanda tak selalu ada di sampingnya. Pagi itu dia baru saja mencuci wajah, tapi perutnya tiba-tiba terasa mulas bahkan panas juga pinggangnya pegal. “Apa kamu mau keluar sekarang?” Sashi menahan sakit sambil mengusap perutnya. Sashi mengalami kontraksi, membuatnya tak sanggup berjalan hingga memilih langsung duduk di ranjang. Dia berulang kali mengatur napas karena kontraksi yang terjadi. “Anda sudah bangun?” Suara perawat pribadi yang selama beberapa bulan ini merawat dan menjaga Sashi masuk kamar. Dia terkejut karena melihat Sashi kesakitan. “Anda baik-baik saja?” tanya wanita itu langsung berlari menghampiri Sashi. “Sepertinya bayinya mau lahir,” jawab Sashi sambil menahan sakit

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Bumi & Winnie

    “Kenapa kamu ke sini lagi?” Bumi melotot ke Winnie yang kembali datang ke kafenya. Dia sepertinya sedikit tak senang dengan Winnie yang sangat cerewet. “Apa? Aku mau jajan, kenapa kamu galak sekali? Ingat, Om. Tidak boleh galak-galak, nanti cepat tua,” balas Winnie tak takut sama sekali meski Bumi memasang wajah garang. “Kalau mau beli makanan atau minuman di sini, take away jangan makan di sini,” ucap Bumi karena sebelumnya Winnie begitu cerewet bertanya soal seseorang yang menemuinya waktu itu. Padahal jika dipikir, Winnie tak ada hubungan dengan Bumi, tapi kenapa gadis itu bertanya seolah sedang menginterogasi. Selama beberapa bulan ini, Winnie memang sering datang ke kafe Bumi meski tidak tiap hari. Bukannya senang mendapat pelanggan tetap, Bumi malah kesal karena sikap Winnie cerewet dan penasaran dengan apa pun yang dilihat di kafe itu.Baru saja Winnie ingin membalas ucapan Bumi. Tiba-tiba beberapa anak berseragam masuk ke kafe dan langsung menatap Winnie. “Eh, kamu di sin

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Bahagia itu Sederhana

    “Kamu benar-benar tidak apa-apa jika aku balik ke indo?” tanya Nanda sambil membelai rambut Sashi dengan lembut. Nanda sudah beberapa hari di sana. Dia harus kembali ke Indonesia untuk mengurus pekerjaan, tapi Nanda juga masih berat jika harus meninggalkan Sashi. “Iya, tidak apa-apa. Lagian aku juga baik-baik saja, bahkan tidak mengalami morning sickness. Jadi kamu jangan cemas,” jawab Sashi. Sebenarnya bukan masalah takut Sashi sakit atau mengalami kendala saat menjaga kesehatan. Dia hanya tak bisa jauh dari istrinya yang sedang hamil, Nanda seperti perlu terus berada di sisi istrinya itu. Saat keduanya masih berbincang, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Nanda pun memilih membuka pintu, hingga melihat pelayan rumah berdiri di hadapannya. “Ada apa?” tanya Nanda. “Nyonya besar datang bersama yang lain, Tuan.” Pelayan itu menyampaikan kedatangan Rihana. “Mama datang? Baiklah, aku akan segera turun,” kata Nanda lantas kembali masuk menghampiri Sashi. “Ada apa?” t

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Sama Saja

    “Kamu benar-benar tidak apa?” tanya Sashi saat melihat Nanda sedang berganti pakaian.Nanda menoleh saat mendengar pertanyaan Sashi. Dia lantas mendekat ke Sashi yang duduk di ranjang.“Apanya tidak apa, hm?” tanya balik Nanda lantas duduk di samping Sashi.Sashi sepertinya masih takut jika Nanda belum bisa menerima jika dirinya hamil, meski tadi sudah berkata tidak apa-apa.“Kamu tidak apa-apa kalai aku hamil?” tanya Sashi memastikan.Nanda memulas senyum mendengar pertanyaan Sashi. Dia lantas mengusap lembut rambut istrinya itu.“Tentu saja tidak apa-apa. Aku malah bahagia karena akhirnya kamu bisa hamil. Mungkin dulu aku belum siap karena takut kamu sakit, tapi sekarang berbeda karena yang terpenting bagiku sekarang kamu bahagia,” jawab Nanda sambil tersenyum begitu tulus dan penuh kasih sayang.Sashi menautkan jemari mereka, lantas menyandarkan kepala di pundak Nanda.“Aku janji akan selalu sehat dan menjaga bayi kita dengan baik,” ucap Sashi agar Nanda tak perlu cemas.Nanda ters

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Bahagia

    Nanda masuk ke ruang USG, hingga melihat Sashi yang berbaring dan kini sedang diperiksa.“Bagaimana kondisi istri saya?” tanya Nanda saat sudah masuk ke ruangan itu.Sashi terkejut hingga tatapannya tertuju ke Nanda yang baru saja datang.“Kamu datang.” Sashi terlihat senang melihat Nanda di sana.Nanda mendekat dengan ekspresi wajah cemas, lantas memandang ke monitor yang baru saja diperhatikan oleh dokter.“Sebenarnya istri saya kenapa, Dok?” tanya Nanda.Dokter itu tersenyum sambil meletakkan alat USG, hingga kemudian menjawab, “Selamat, istri Anda hamil.”Nanda tertegun tak percaya mendengar ucapan selamat dari dokter itu. Dia sampai memandang Sashi dengan rasa tak percaya.Sashi sendiri hanya tersenyum karena tadi sudah memberitahu kalau dirinya hamil, kini usia kandungan Sashi pun baru enam minggu.“Hamil? Serius hamil? Bukan penyakit?” tanya Nanda memastikan dengan sedikit rasa tidak percaya.Sashi meraih tangan Nanda yang dekat dengannya, lantas menautkan jemari mereka.“Iya,

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Sakit Lagi

    Satu tahun berlalu. Sashi masih setia menemani Aruna di luar negeri, Nanda sendiri datang setiap seminggu sekali, lantas tinggal beberapa hari sebelum kembali ke Indonesia.Sashi sendiri mulai lega karena akhirnya Aruna bisa menyesuaikan diri dan kini sudah memiliki beberapa teman di kampus barunya.“Bagaimana kuliahmu hari ini?” tanya Sashi saat melihat Aruna baru saja pulang.“Menyenangkan,” jawab Aruna sambil melebarkan senyum.“Mommy tadi telepon, tanya apa kamu masih suka murung-murungan, kujawab tidak karena kamu sudah baik-baik saja,” ucap Sashi.Aruna tersenyum tipis mendengar ucapan Sashi. Meski dia terlihat baik-baik saja, tapi tetap saja sudah satu tahun belum bisa melupakan Ansel.“Jika nanti sudah lulus, aku ingin kerja di sini saja. Di sini lebih enak, meski pergaulan di sini berbeda dengan di Indonesia, tapi aku sudah berusaha menjaga batasan,” ujar Aruna.Sashi sangat terkejut mendengar ucapan Aruna. Dia lantas membalas, “Apa kamu tidak ingin meneruskan perusahaan Dadd

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Meringankan Beban

    “Bagaimana dengan Runa?” tanya Nanda saat menemui Sashi di kamar. Mereka sudah ada di sana sebulan. Aruna sendiri belum keluar dari rumah sama sekali sejak sebulan ini. “Masih sama. Hanya di kamar, duduk di teras, atau jalan-jalan,” jawab Sashi yang sedih mengetahui Aruna tak seperti dulu dan lebih banyak murungnya. Nanda menghela napas, mereka sudah berusaha membuat Aruna bersemangat, soal Aruna mau bangkit atau tidak, semua harus dari diri sendirinya. “Kalian tidak apa-apa jika aku tinggal? Aku tidak tega melihatmu sedih melihat Aruna seperti itu,” ucap Nanda sambil mengusap rambut Sashi. Nanda masih harus bolak-balik mengurus pekerjaan, sehingga dia pun tidak bisa setiap saat ada di sana. “Kamu tenang saja, aku baik-baik saja di sini. Soal Runa, aku akan berusaha mengajaknya jalan-jalan mencari suasana baru. Dia juga seharusnya sudah mulai mengurus perpindahan kuliahnya, tapi dia belum bersemangat,” balas Sashi. Sashi mencoba memahami posisi suaminya yang tak bisa terus berad

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Penyebab Aruna Pergi

    Aruna memandangi kamar yang akan ditinggalkannya. Dia sudah memantapkan hati untuk pergi karena benar-benar tak bisa melupakan Ansel begitu saja jika masih di kota itu. Baginya Ansel adalah cinta pertama yang tak bisa dilupakan. Meski dulu awalnya dia menyukai Bumi, tapi kenyataannya Ansellah yang menduduki hatinya pertama kali. “Kamu sudah siap?” tanya Sashi yang menghampiri Aruna di kamar. Aruna menatap Sashi, lantas menganggukkan kepala. Dia mengambil tas dan jaketnya, lantas menarik koper yang ada di dekat ranjang. Setelah mengurus visa tinggal terbatas dan pasport, akhirnya Aruna akan pergi ke Amerika untuk belajar sekalian menenangkan diri. Namun, tentunya Aruna akan pergi bersama keluarga, lalu nantinya akan tinggal bersama Sashi dan Nanda sesuai kesepakatan, meski Nanda akan bolak-balik karena urusan pekerjaan. Bintang menatap Aruna yang baru saja menuruni anak tangga bersama Sashi. Bintang tak kuasa melihat kedua putrinya akan pergi dan tinggal jauh darinya. Sopir yang

DMCA.com Protection Status