Share

Chapter 122

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-21 18:02:27

Xuan Li melangkah cepat, pandangan matanya lurus ke depan, sementara rahangnya mengeras menunjukkan ketidaksenangan. Suara Murong Zhi yang terus berceloteh di belakangnya membuat emosinya semakin memanas.

"Hei, Wu Yu! Apa kau benar-benar marah? Aku kan hanya bercanda tadi," suara Murong Zhi yang ceria terdengar seperti gangguan yang tak henti-henti.

Pemuda itu berusaha mengejar langkah Xuan Li, berjingkat-jingkat dengan gerakan yang nyaris kekanak-kanakan.

Xuan Li tidak menjawab. Ekspresi dinginnya tidak menunjukkan sedikit pun tanda-tanda ingin berdamai. Namun, di dalam hati, ia sebenarnya sudah tidak marah. Ia hanya ingin Murong Zhi belajar untuk tidak bertindak sembarangan.

"Kau tahu, aku benar-benar khawatir kalau kau akan meninggalkanku di tempat ini sendirian," lanjut Murong Zhi sambil berusaha menyamai langkah Xuan Li.

"Diamlah," ujar Xuan Li akhirnya, meski nadanya tetap dingin.

Namun sebelum Murong Zhi bisa membalas, langkah mereka terhenti oleh kehadiran sekelompok pria yan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 123

    Langkah Xuan Li bergema di sepanjang lorong batu istana Serigala Merah. Setelah berhasil lolos dari cengkeraman Mo Yufan, ia tahu bahwa pulang ke istana ini bukan berarti masalah selesai, melainkan awal dari konfrontasi lain yang menuntut lebih dari sekadar keberanian.Di depan aula pribadinya, sosok Yan Yue sudah menunggunya. Berdiri tegap dengan aura yang mendominasi, tatapan tajam sang Ratu memancarkan kemarahan yang sulit digambarkan. Sorot matanya seperti nyala api yang siap melahap apa pun h ada di hadapannya.Sebelum Xuan Li sempat membuka mulut untuk menjelaskan, hawa membunuh yang mencekam langsung melingkupi sekitarnya. Udara terasa berat, hampir membuat napas tersendat.“Beraninya kau, Wu Yu,” suara Yan Yue dingin, menusuk hingga ke tulang. Nama samarannya itu terdengar lebih seperti celaan daripada panggilan biasa.Tanpa aba-aba, energi spiritual dari tubuh Yan Yue melesat, melilit tubuh Xuan Li dalam sekejap. Ia tak sempat menghindar. Tubuhnya tertarik ke depan seperti bo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 124

    Matahari menggantung tinggi di langit, memancarkan panas yang hampir tak tertahankan. Udara di halaman dalam Istana Serigala Merah menciptakan ilusi kabur di atas permukaan tanah. Xuan Li duduk di bawah naungan pohon besar yang rimbun, berusaha menghindari sengatan matahari. Embusan angin yang sesekali datang terasa seperti berkah kecil. Namun, ketenangan singkatnya terganggu. Dari kejauhan, dua orang pengawal istana berjalan tergesa-gesa, diikuti seorang pria dengan raut wajah bengis dan langkah penuh keyakinan. Xuan Li segera menyandarkan tubuhnya pada batang pohon, menyembunyikan dirinya di balik bayangannya. Matanya menyipit, mengamati sosok itu dengan cermat. Pria itu memiliki aura dominan yang sulit diabaikan, dengan tatapan tajam yang seolah mampu menembus jiwa. Wajahnya memiliki kemiripan dengan Mo Yufan. "Mungkinkah pria ini...," gumam Xuan Li menduga-duga. Sebagai kepala pengawasan pajak di Kerajaan Serigala Merah, Mo Jingtian bukan hanya seorang pejabat biasa. Pria

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 125

    Xuan Li merenung di dalam kamarnya."Cepat atau lambat, Mo Jingtian pasti akan menemukanku. Aku harus bersiap untuk menghadapinya."Di tengah kecemasan yang berkecamuk, ia berusaha untuk tetap berlatih. Ia tidak bisa terus mengandalkan Yan Yue. Untuk bisa maju, ia harus menggali kemampuannya sendiri.Energi kegelapan purba berputar-putar di sekelilingnya, terasa berat dan sulit dikendalikan. Xuan Li mengangkat tangannya, menyalurkan energi tersebut melalui telapak tangannya. Api hitam kecil muncul, berkobar dengan liar. Namun, saat ia mencoba menstabilkan dan meningkatkan kekuatan api itu, nyala api menghilang seketika."Kenapa lagi-lagi gagal?" gumamnya, suaranya serak. Ia memijit pelipisnya, merasakan frustrasi yang makin menumpuk. "Seharusnya tidak sesulit ini..."Tiba-tiba, sebuah suara berat dan mengejek bergema di pikirannya."Memalukan," suara itu menggema, disertai tawa sarkastik. "Seorang pria dengan tubuh giok yang begitu langka, namun lemah seperti ini? Apa gunanya aku ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 126

    Di dalam lautan kesadarannya, suasana terasa suram dan penuh tekanan. Udara di sana berdesir lembut, membawa aura dingin yang menusuk. Jeruji hitam pekat menjulang di tengah kegelapan, memenjarakan sosok Wu Hei yang berdiri diam. Kabut gelap mengalir di sekitarnya, seperti ular yang terus bergerak tanpa henti.Xuan Li berjalan mendekat, tatapannya tajam seperti mata pedang. Ia berhenti beberapa langkah dari jeruji, memandang Wu Hei dengan penuh kecurigaan. "Apa yang kamu sembunyikan dariku?" tanyanya langsung. Suaranya terdengar datar, tetapi tekanan yang dibawanya begitu nyata.Wu Hei mengangkat alis, sedikit tersenyum. "Menyembunyikan apa? Apa yang kau maksud?" katanya santai, nada suaranya seolah ingin bermain-main."Aku heran," lanjutnya dengan nada dingin. "Kenapa tiba-tiba kamu bersikap baik dan menawarkan bantuan? Kau bahkan mau mengajarkan teknik rahasia tubuh giok ini. Apa sebenarnya tujuanmu?"Wu Hei menatap Xuan Li tanpa sedikit pun terganggu. Tatapannya seperti melihat c

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 127

    "Harga tentunya akan sepadan dengan yang didapatkan," ujar Xuan Li dengan suara berat, tetapi penuh keyakinan. "Mari kita mulai latihannya."Di balik jeruji hitam di dalam kesadarannya, Wu Hei menyeringai lebar, sorot matanya mencerminkan kegembiraan yang sulit ditebak."Setidaknya kau tahu bahwa tidak ada kekuatan yang didapatkan secara cuma-cuma," balas Wu Hei dengan nada mengejek. "Tapi jangan terlalu percaya diri, bocah. Jalan yang akan kau tempuh ini penuh duri, dan aku tidak akan mengulurkan tangan untuk menyelamatkanmu jika kau tersandung."Xuan Li hanya mendengus pelan. Ia tahu tidak bisa sepenuhnya mempercayai Wu Hei, tetapi ia juga tidak punya pilihan lain. Tubuh gioknya, anugerah sekaligus kutukan, terus mengancam kestabilan hidupnya. Wu Hei, meski penuh intrik dan ejekan, adalah satu-satunya yang bisa membimbingnya menguasai api kegelapan purba dan memanfaatkan kekuatan tubuh gioknya sepenuhnya."Bekerja sama denganmu masih lebih baik daripada tetap lemah," jawab Xuan Li

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 128

    Xuan Li merebahkan tubuhnya di atas ranjang, membiarkan rasa lelah menguasainya. Setelah hari yang penuh dengan rasa sakit dan latihan yang menguras tenaga, ia tertidur seperti batu yang terlempar ke dasar jurang. Dalam tidurnya, ia merasakan dirinya melayang di ruang kosong, tubuhnya terasa ringan. Sementara suara-suara samar yang tidak jelas sumbernya terdengar di sekelilingnya.Tiba-tiba, ia merasakan dorongan kuat menghantam tubuhnya. Sensasi itu begitu nyata hingga ia terbangun. Namun, yang membuatnya lebih terkejut adalah tubuhnya yang tengah meluncur bebas, langsung masuk ke dalam air dingin.Byur!Permukaan kolam memercik ketika tubuhnya menghantam air yang membangunkannya sepenuhnya dari mimpi. Xuan Li yang kini basah kuyup menyembul ke permukaan, wajahnya menampilkan ekspresi marah bercampur kebingungan."Dasar pemalas!" Suara tajam Yan Yue terdengar dari tepi kolam. Ratu Serigala Merah itu duduk dengan santai di atas batu besar, wajahnya dihiasi seringai puas."Apa-apaan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 129

    Yan Yue berdiri di depannya dengan tatapan tajam yang menyiratkan ketidaksenangan.“Kau mengusirku?” tanya Yan Yue, suaranya penuh kekecewaan bercampur kesal.Xuan Li bereaksi cepat, matanya membulat karena terkejut.“Apa?” Ia tergagap, tidak menyangka bahwa ucapannya telah disalahartikan. “Bu-bukan begitu... Aku hanya ingin melepas bajuku,” jelasnya cepat, mencoba meredakan amarah Yan Yue dan menghindari kemungkinan wanita itu kembali menunjukkan sisi kejamnya.Mendengar itu, Yan Yue terdiam sejenak. Warna pipinya merah merona, sesuatu yang jarang terlihat pada wanita dingin sepertinya. Ia mengalihkan pandangannya dengan cepat, lalu berdehem pelan untuk menutupi rasa malunya. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik dan melangkah menjauh, meninggalkan Xuan Li sendirian.Xuan Li menggaruk bagian belakang kepalanya, merasa sedikit bingung sekaligus lega.“Dia terlalu sensitif,” gumamnya pelan sebelum mulai melepas bajunya yang basah kuyup.Setelah mengganti pakaian, ia menjemur bajunya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 130

    Xuan Li mengepalkan tangannya erat sambil menatap jejak binatang roh yang menghilang di kejauhan. Sisa pertarungan barusan masih terasa, meninggalkan rasa nyeri di tubuhnya."Jika bukan karena tubuh ini belum sepenuhnya pulih setelah latihan semalam, makhluk seperti itu seharusnya tidak akan menyulitkanku," gumamnya dalam hati, diikuti helaan napas pelan.Di dekatnya, Yan Yue berdiri dengan tatapan bingung. Ia tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi Xuan Li tidak memberinya kesempatan."Sepertinya aku harus mulai mengandalkan diriku sendiri mulai sekarang," ucap Xuan Li sambil berbalik meninggalkan Yan Yue.Wanita itu hanya bisa memandangnya pergi tanpa niat untuk menghentikannya."Pemuda ini..." gumam Yan Yue, merasa ada yang hilang saat melihatnya pergi.Xuan Li melintasi hutan lebat di Pulau Tujuh Binatang Surgawi. Setelah berjalan cukup lama, matanya menangkap sebuah goa kecil yang tersembunyi di balik semak belukar dan tanaman merambat.Dari mulut goa, Xuan Li bisa merasakan esen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 211

    Seorang prajurit melangkah maju, ekspresinya mulai menunjukkan ketidaksabaran."Orang yang tidak bersalah tidak akan takut untuk menunjukkan siapa dirinya," katanya, suaranya tajam dan penuh keyakinan.Xuan Li menyipitkan mata, sorot matanya sedingin bilah pedang."Dan orang yang benar-benar mencari tersangka tidak akan sembarangan menuduh setiap orang yang lewat," balasnya, suaranya tetap tenang, namun mengandung ketajaman yang membuat lawan bicara terdiam sejenak.Prajurit itu mengernyit, tetapi tetap pada pendiriannya."Ikut kami. Ini hanya pemeriksaan rutin."Namun, nada suaranya jelas mengisyaratkan bahwa ini lebih dari sekadar pemeriksaan biasa.Xuan Li tetap berdiri di tempatnya. Suasana seketika menegang. Para prajurit mulai menggenggam senjata mereka lebih erat, dan orang-orang yang masih berada di sekitar segera menjauh, enggan terlibat dalam konfrontasi yang tampaknya tak terelakkan.Akhirnya, Xuan Li menghela napas perlahan."Baiklah," katanya ringan. "Tapi jangan sampai k

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 210

    "Tak ada yang bisa membukanya, tapi tetap diperebutkan... Menarik."Xuan Li menyandarkan punggungnya ke kursi, tatapannya tetap tenang di tengah riuhnya pelelangan. Ia menangkap percakapan lirih di belakangnya.“Kau lihat itu? Artefak itu muncul lagi.”“Hah, ini sudah ketiga kalinya dalam setahun! Siapa pun yang membelinya pasti akan kecewa.”“Dengar-dengar, segelnya menggunakan formasi larangan tingkat tinggi. Tak ada satu pun ahli formasi atau tetua sekte yang berhasil membukanya. Aku yakin benda itu akan muncul lagi di pelelangan Kota Bintang dalam beberapa hari ke depan.”Xuan Li menyipitkan matanya, sudut bibirnya melengkung samar. 'Jadi benda itu hanya berpindah tangan tanpa pernah benar-benar dimiliki...'Pelelangan terus berlanjut, tapi pikirannya tetap tertuju pada artefak itu. 'Jika benar tak ada yang bisa membukanya, mengapa benda itu terus dilelang? Apakah ini hanya strategi pelelangan, atau ada sesuatu yang lebih dalam?'Pandangan matanya melirik sekilas ke pria berambut

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 209

    'Apakah dia sudah pergi? Atau hanya bersembunyi lebih dalam?'Xuan Li tidak gegabah. Ia menunggu beberapa saat, merasakan aliran energi di sekitarnya, namun tidak ada tanda-tanda bahaya yang tersisa. Setelah memastikan situasi aman, ia melanjutkan langkahnya kembali ke penginapan.Begitu tiba di kamarnya, tanpa ragu ia membentuk segel formasi penghalang. Cahaya redup berpendar di udara, membentuk lapisan perlindungan tak kasatmata yang akan memperingatkannya jika ada penyusup.Xuan Li tidak ingin terganggu lagi.Dengan tenang, ia duduk bersila dan mulai berkultivasi.Saat fajar menyingsing, Xuan Li membuka matanya. Energi spiritual yang ia serap semalaman terasa mengalir stabil dalam tubuhnya, sedikit memperkuat fondasi kultivasinya.Tanpa membuang waktu, ia segera bersiap menuju pelelangan di tengah kota. Jika tidak ada yang menarik perhatiannya di sana, ia akan kembali ke gua persembunyiannya dan membatalkan rencananya menuju Kota Bintang.Jalanan sudah ramai saat ia melangkah kelua

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 208

    "Keluar." Suara Xuan Li terdengar datar, tetapi ada ancaman tersembunyi di dalamnya.Tak ada jawaban.Namun, udara di sekitarnya berubah. Dingin yang awalnya menggigit kini terasa seperti belati yang menyelinap ke dalam tulang. Embun di dedaunan membeku dalam sekejap, lapisan es tipis mulai menutupi tanah.Dari balik kabut yang berputar, sesosok bayangan melangkah maju.Jubah biru tua membalut tubuhnya, tudungnya rendah, menyembunyikan sebagian besar wajahnya. Sepasang mata dingin menatap tanpa ekspresi, seperti pemangsa yang mengamati buruannya.Tidak ada sapaan. Tidak ada peringatan.Pria itu mengangkat tangannya.Udara berhenti bergerak.Kristal-kristal es muncul dari ketiadaan, melayang di udara seperti bilah pisau yang siap menebas. Dalam sekejap, mereka meluncur ke arah Xuan Li, tajam dan mematikan.Xuan Li melangkah ke samping, menghindari serangan pertama. Beberapa pecahan es masih mengarah ke titik vitalnya, tetapi telapak tangannya yang dilapisi api spiritual membakar mereka

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 207

    Feng Rui segera melangkah ke depan, berdiri di antara Xuan Li dan pria yang baru saja muncul. Sorot matanya tajam, menunjukkan bahwa ia sudah memperkirakan situasi ini sejak awal."Kakak Feng Han," kata Feng Rui dengan suara tenang, meskipun ada ketegangan yang jelas dalam nadanya. "Aku membawa tamu, dan Guru sendiri sudah membenarkan kehadirannya."Pria bernama Feng Han itu menyipitkan mata, tatapannya menyapu Xuan Li dari kepala hingga kaki. Sikapnya penuh waspada, seakan masih meragukan keputusan adik sepupunya."Tamu, katamu?" Feng Han mendengus pelan. "Jangan bilang dia orang luar yang kau undang untuk bermain-main dengan nyawa Guru?"Xuan Li tetap diam, tidak merasa perlu membela diri. Baginya, pertikaian ini hanyalah urusan internal keluarga Feng.Feng Rui mengepalkan tangannya. "Jika bukan karena dia, Guru mungkin sudah tidak ada sekarang. Apa kau masih ingin mempertanyakan keputusanku?"Suasana di ruangan itu semakin menegang. Mata Feng Han berkilat, tapi sebelum ia bisa men

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 206

    Xuan Li mengikuti pemuda berjubah hitam melewati jalanan Kota Seribu Lilin yang semakin lengang. Mereka berhenti di depan sebuah kediaman megah. Plakat besar tergantung di atas gerbang utama, dengan huruf emas yang bertuliskan Paviliun Bintang.Dari luar, bangunan ini tampak seperti kediaman keluarga terpandang. Namun, saat mereka melangkah masuk setelah penjaga membukakan pintu, Xuan Li segera menyadari sesuatu yang berbeda. Aroma obat-obatan bercampur dengan hawa gelap yang samar, membentuk atmosfer yang tidak lazim."Aku yang membawamu dan bertanggung jawab sepenuhnya atasmu. Jangan pedulikan ucapan orang lain," bisik pemuda itu tanpa menoleh. Setelah beberapa langkah, ia menambahkan, "Oh, iya. Siapa namamu?""Wu Yu," jawab Xuan Li singkat.Pemuda itu menoleh dan tersenyum tipis. "Panggil aku Feng Rui."Xuan Li hanya mengangguk kecil. Ia tidak tertarik dengan basa-basi yang tidak perlu.Mereka berjalan semakin dalam ke dalam kediaman. Cahaya lentera di sepanjang lorong mulai redup

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 205

    Xuan Li menajamkan instingnya. Ada sesuatu yang tidak beres.Udara malam di Kota Seribu Lilin seharusnya tenang. Namun, kali ini, ada sesuatu yang lain, sesuatu yang mengusik kewaspadaannya.Sebuah bayangan melintas di kejauhan. Cepat, nyaris tak kasatmata.Xuan Li langsung berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke jendela dengan langkah ringan. Dari celah tirai, ia mengamati jalanan di luar. Lampu-lampu minyak masih menyala redup di beberapa sudut, tapi tidak ada yang tampak mencurigakan.Namun, firasatnya tak pernah salah.Tanpa ragu, ia segera menutup jendela rapat-rapat. Suara kait besi yang terkunci terdengar lirih di dalam kamar. Ia tidak ingin menarik perhatian.'Untuk saat ini, lebih baik berpura-pura tidak menyadarinya.'Xuan Li kembali duduk di ranjang . Untuk mengisi waktu, ia memilih untuk berkultivasi.Dalam keheningan kamar, ia memejamkan mata dan mulai menarik energi spiritual dari udara. Aliran hangat meresap ke dalam tubuhnya, mengalir melalui meridian dan terhimpun dal

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 204

    Di tempat lain, Di dalam goa tersembunyi, Xuan Li duduk bersila di hadapan kuali pilnya. Aroma herbal memenuhi udara, bercampur dengan uap tipis yang mengepul dari permukaan kuali. Lin Gong dan Jian Cheng duduk di sisi lain ruangan, menatap cairan dalam kuali yang mulai berpendar lembut.Pil penerobosan tingkat tinggi telah selesai dibuat. Butiran pil itu berwarna keemasan, memancarkan aura energi yang murni. Xuan Li mengambilnya dengan hati-hati sebelum menyerahkannya kepada dua rekannya."Setelah mengonsumsinya, kalian akan mengalami lonjakan energi yang besar. Pastikan untuk menstabilkan fondasi kalian sebelum mencoba menerobos ke tingkat berikutnya," ucapnya dengan nada serius.Jian Cheng mengambil pil itu dengan ekspresi antusias. "Akhirnya! Aku sudah menunggu ini sejak lama!"Lin Gong mengamati pil di tangannya, lalu menatap Xuan Li. "Bagaimana denganmu? Bukankah kau juga membutuhkan pil ini?"Xuan Li menggeleng pelan. "Pil ini bukan untukku. Aku masih membutuhkan satu bahan la

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 203

    Dewa Langit Surgawi melambaikan tangannya, memberi isyarat kepada para pelayan untuk membawa Ratu Langit ke tempat peristirahatan. Liang Xue masih tampak lemah setelah insiden tadi. Napasnya masih sedikit tersengal, dan alisnya berkerut samar, seakan mencoba memahami sesuatu yang baru saja terjadi dalam pikirannya.“Pastikan dia mendapatkan ramuan pemulihan terbaik,” perintah Dewa Langit Surgawi, suaranya tenang tetapi penuh otoritas.Para pelayan membungkuk dalam sebelum dengan hati-hati membawa Liang Xue pergi. Langkah mereka nyaris tak bersuara saat keluar dari aula besar, meninggalkan keheningan yang berat.Dewa Langit Surgawi tetap duduk di singgasananya sejenak. Tangannya yang bersarung emas perlahan mengetuk pegangan kursi, ritmenya tak beraturan, mencerminkan pikirannya yang bergejolak. Setelah beberapa saat, ia akhirnya berdiri dan melangkah keluar dari aula utama.Tidak ada satu pun pelayan atau penjaga yang mengikuti. Hanya beberapa orang tertentu yang tahu ke mana ia perg

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status