Share

Keputusan yang berat

Setelah Duke dan Duchess of Ansel dinyatakan meninggal. Pemakaman segera diadakan selama beberapa hari. Banyak pelayat berdatangan ikut berduka. Suasana hari itu juga kelam,  langit yang mendung juga menandakan bahwasanya mereka juga ikut berkabung melepas 2 orang tersebut. Gerimis kecil ikut mengiri kepergian dua orang tersebut. Para pelayat yang membawa payung hitam segera membuka lebar untuk melindungi diri.

Dalam suasana berkabung tersebut para pengikut Duke of Ansel ribut  untuk menanyakan  siapa yang berhak mewarisi Duchy tersebut. Karena posisi Duke tidak boleh kosong terlalu lama, bahkan kalau itu barang 1 atau dua hari.

'Beraninya mereka meributkan hal itu disini.' Vania geram tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Vania bahkan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Untuk bisa berdiri dengan tegak saja Dia harus dibantu Ani di sepanjang pemakaman. Kedua keponakannya malah justru terlihat sangat tegar. Mereka semua berdiri tegak sepanjang pemakaman. Bahkan air mata saja tidak keluar. Tapi mata mereka merah seakan air matanya sudah diperah dan tatapan mereka kosong, seperti jiwa mereka ikut pergi dengan kedua orang tuanya.

Setelah upacara pemakaman selesai. Viscount Nedd, pengacara keluarga Duke membuat janji untuk bisa bertemu dengan segera dengan semua anggota keluarga.

***

Keesokan harinya, sesuai janji yang diminta Viscount Nedd, untuk mengumpulkan keluarga Duke of Ansel. Mereka semua berkumpul di ruang tamu. Selain Vena dan kedua keponakannya. Ada juga Count Zergnet, paman dari mendiang Duchess Elis yang juga turut hadir. Meski bukan keluarga inti, mereka bersikeras hadir untuk mendampingi Kinan dan Kesha yang sudah dianggap seperti cucunya sendiri, kata Count of Zargnet ketika ditanya Viscount Nedd. Karena malas berdebat, Viscount pun memperbolehkan mereka untuk 'ikut menyimak'.

"Selamat pagi semuanya..." kata Nedd mengawali

"Semoga kalian semua sudah sarapan ya…hehe" katanya basa-basi. Nedd akhirnya sadar kalau basa-basinya itu tidak bisa mencairkan suasana. Kondisi tegang melandanya. Dia sudah berpengalaman menjadi seorang pengacara, tapi kali ini rasanya sangat mendebarkan untuk mengumumkan surat wasiat mendiang temannya itu.

"Saya tahu, kita semua sedang dalam suasana berkabung"

"Tidak etis sekali membicarakan warisan dalam suasana seperti ini, tapi ini adalah amanat dari mendiang Duke. Menurut surat wasiat Yang Mulia Duke yang sudah lama Ia tulis"

"Jika sewaktu waktu terjadi apa-apa dengan dirinya, Dia akan menyerahkan seluruh kekuasaan kepada Istrinya dan menyerahkan wilayah Born kepada adik perempuannya untuk ditinggali dan dikelola."

Gama adalah Kakak laki-laki yang baik. Meskipun Dia mengirim Vania segera ke akademi untuk belajar, tapi Gama tak pernah mengabaikan adik perempuan satu-satunya. Keputusan Gama mengirim Vania ke akademi bertujuan untuk mencegah Vania menikah muda karena dulu anak dari Grand Duke Aleo yang terkenal dengan genit dan suka berfoya-foya memandang Vania yang masih muda dengan mata cabulnya. Segera setelah tahu bahwa Grand Duke muda Bastian ingin menjadikan Vania sebagai tunangannya, Gama langsung mengirim Vania ke Akademi Kiloa yang ada di luar negeri untuk belajar dan hanya memperbolehkan pulang setahun sekali selama masa liburan.

Jadi, pastilah saat Gama memikirkan jika sesuatu terjadi kepada dirinya, Dia ingin menghadiahi adiknya dengan sedikit kekayaan yang sudah Dia raih. Dia tidak mau adiknya luntang-lantung setelah Dia tidak ada. Maka menghadiahi wilayah Born adalah jawaban yang sangat tepat. Di wilayah Born terdapat tambang berlian merah muda yang sangat terkenal. Meskipun tidak terlalu besar, namun harga berlian tersebut terbilang sangat mahal. Jadi jika Gama menghadiahi wilayah Born kepada Vania, sudah bisa dipastikan bahwa hidup Vania akan terjamin jika hidupnya tidak tergoda dengan jurang kemaksiatan seperti judi.

"Namun, jika terjadi sesuatu kepada kami berdua maka Vanialah yang akan menjadi penerus Duke of Ansel" kata pengacara Nedd melanjutkan.

Mendengar kalimat Nedd, Count Zergnet dan Istrinya tidak terima.

"Bagaimana mungkin Nona muda yang tidak pernah ada di Duchy dijadikan sebagai penerus sedangkan mendiang Duke masih memiliki dua anak!" katanya Count Zergnet dengan nada tinggi.

Vania juga tidak terima, bagaimana mungkin dirinya dijadikan penerus. Dia bahkan tidak pernah terpikirkan hal tersebut.

"Benar itu, bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi" kata Vania menimpali.

Setelah mendengar kalimat Vania, Count Zergnet dan Istrinya ikut kaget.

'Kenapa Kau berkata begitu, Kau kan sedang mendapatkan hadiah nomplok bodoh' pikir Countess Zergnet.

"Bukankah harusnya yang menjadi ahli waris adalah putranya. Dia akan segera tumbuh. Dia hanya butuh Wali sampai dia dewasa dan keluarga kami siap menjadi Walinya hingga dia pantas mewarisi Duchy of Ansel ." Count Zergnet berbicara dengan blak-blakan.

'Lihatlah rubah tua satu ini, Dia bahkan berterus terang dengan niatnya' gumam Nedd.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status