Sienna memijat keningnya, dia juga terkejut. Sienna menjelaskan, "Aku nggak bercanda. Tadi pagi Nenek memanggilku ke ruang kerja, dia bilang ingin membahas sesuatu. Tapi, cangkir teh jatuh setelah kita berbincang sebentar.""Aku nggak sengaja menyentuh tangannya waktu membantunya. Dia seperti memakai sarung tangan yang mirip kulit manusia, tapi wajahnya asli. Sepertinya sangat sulit untuk membuat wajah yang sama persis dengan Nenek sehingga bagian tubuh yang lain nggak diubah," lanjut Sienna.Sienna meneruskan, "Jadi, mereka terpaksa memakai sarung tangan yang mirip kulit orang tua. Jacob, kamu mengerti maksudku, 'kan? Kemungkinan usia mereka berdua sekitar 50 tahun. Kulit orang yang berusia 50 tahun berbeda dengan kulit orang yang berusia 70 tahun."Jantung Sienna berdegup kencang. Dia juga berusaha keras untuk mengendalikan dirinya saat berada di ruang kerja tadi.Sienna melanjutkan, "Sepertinya mereka sudah dilatih secara profesional untuk menggantikan Kakek dan Nenek. Selain itu, s
Selama bertahun-tahun ini, Arlo memiliki hubungan yang sangat dekat dengan keluarga kerajaan di Armania, terutama dengan pangeran. Kabarnya, keduanya memiliki hubungan pribadi yang sangat erat.Saat ini, Jero sudah ketakutan hingga tidak tahu harus berbuat apa dan terus mondar-mandir di tempat. Siapa pun yang tiba-tiba mengetahui rahasia sebesar ini pasti akan sangat gelisah.Sienna malah menjadi sangat tenang. Dia memegang secangkir kopi dan mengaduknya dengan sendok dengan tenang. "Tuan Jero, apa Arlo yakin bisa menangani ini?"Jero langsung menghentikan langkahnya dan perlahan-lahan duduk. "Kakakku memang sudah membuat kesalahan besar karena masalah Lily, tapi dia nggak akan ceroboh dalam hal-hal seperti ini. Paling lama dua hari, dia pasti sudah menyelesaikan masalah ini."Ekspresi Jero terlihat muram dan mengacak rambutnya dengan kesal. "Aku hanya merasa semua ini benar-benar di luar nalar."Jika dua tetua Keluarga Shankar itu palsu, siapa yang mengendalikan mereka? Siapa yang mem
Saat Sienna berjalan masuk, kedua orang yang diikat itu sudah mulai berbicara sembarangan. Namun, saat melihat wajah Jacob, tatapan mereka sedikit berubah.Yang anehnya, meskipun kedua orang itu sudah berada dalam kondisi menyedihkan seperti itu dan identitas mereka juga sudah terbongkar, sikap mereka tetap sangat mirip dengan Orlando dan Irena. Seolah-olah meniru kedua tetua itu sudah menjadi bagian dari kesadaran terdalam mereka.Hanya dengan melihat sekilas, Sienna langsung menyadari kedua orang itu sudah mendapat hipnotis yang mendalam. Namun, hanya dengan hipnotis yang mendalam saja tidak mungkin akan menghasilkan efek seperti itu.Pada saat itu, orang yang menyamar sebagai Irena berkata, "Jero, Arlo, semua ini salah nenek yang nggak pernah menggendong kalian dan sudah menutup mata dengan masalah gadis bernama Luna itu. Semua ini salah kami, jadi bencana ini bisa menimpa Keluarga Shankar. Ternyata apa yang diramal sang guru memang benar."Bahkan sudah di saat seperti ini pun, kedu
Sienna tertarik oleh perkataan itu dan perlahan-lahan melihat ke arah Bakti.Saat bertemu dengan tatapan Sienna, Bakti mengernyitkan alis dan tersenyum. "Jero bilang kalian akan pergi ke pulau terpencil?"Sienna menganggukkan kepala. Tempat yang dimaksud itu adalah alamat yang diberikan Desmond. Belakangan ini, dia juga terus mencari informasi tentang tempat itu, tetapi informasi yang didapat terlalu sedikit.Bakti menyerahkan selembar kertas dengan santai dan tenang. "Kebetulan aku tahu sedikit tentang tempat itu, mungkin bisa membantu kalian."Mata Sienna langsung bersinar. "Terima kasih.""Nggak apa-apa. Kamu ini adiknya Arlo, jadi tentu saja adikku juga," balas Bakti sambil tersenyum.Seperti yang dikatakan Jero, Bakti ini memang orang yang bermuka dua. Tersenyum dengan ramah, tetapi memiliki maksud tersembunyi.Sienna tidak menanggapi perkataan Bakti, tetapi menundukkan kepala dan memeriksa beberapa petunjuk yang tertulis di kertas itu dengan serius. Dia mengakui informasi dari Ba
Saat kembali ke arena pertarungan bawah tanah, Sienna menerima telepon dari Jero. "Sienna, urusan Keluarga Shankar sudah selesai. Kamu nggak perlu khawatir, dua surat pengalihan saham itu masih berlaku. Sebelum kamu kembali, aku akan menjaga Keluarga Shankar. Sekarang masalah sudah selesai, jadi aku sudah meminta Kak Arlo untuk pergi."Kata-kata Jero terdengar seperti Arlo hanya kembali sebagai alat untuk membantu menyelesaikan masalah.Jero membalik-balik dokumen di tangannya sambil menelepon untuk melaporkan pada Sienna. "Aku akan perlahan-lahan mempelajari urusan perusahaan. Kalau aku nggak mampu, aku bisa memanggil Kak Arlo untuk kembali kapan pun. Kamu fokus mencari obat penawarnya saja, kamu akan menunggumu kembali."Mendengar perkataan itu, hati Sienna merasa lega. Dia memang mengenal Jero tidak lama, tetapi dari dahulu sampai sekarang pun sikap Jero selalu terlihat seperti seorang kakak.Mengenai Arlo, Sienna selalu merasa Arlo terlalu memanjakan Lily. Namun, setelah dipikir da
Wanda mengangkat tangan dan memijat keningnya. "Nggak usah pedulikan dia, aku nggak akan turun ke bawah saja."Untungnya, para karyawan di perusahaan sangat bersatu. Saat sebelumnya ibu Wanda memaki Wanda dengan lebih buruk, mereka juga tidak terlalu peduli. Mereka tidak akan terlalu ikut campur dengan urusan pribadinya dan semua ini berkat ajaran Sienna.Wanda sangat berterima kasih pada Sienna. Jika hal ini terjadi di perusahaan lain, dia yang sebagai asisten presdir akan kehilangan kewibawaannya dan orang-orang tidak akan mematuhinya lagi setelah dihina seperti itu.Namun di S.M, semua orang menganggap hinaan Sherly hanya angin lalu saja dan mereka semua tetap bekerja sama seperti biasanya. Para karyawan di perusahaan yang makin bersatu membuat Wanda makin ingin bekerja keras karena merasa usahanya masih belum cukup.Perusahaan ini seperti sebuah keluarga besar dan semua orang menunggu Sienna kembali.Rebecca mengeluarkan beberapa kotak glukosa dari tasnya. "Jangan bilang aku nggak
Wanda kembali menatap Benny dan terlihat makin banyak orang yang menyapanya. Saat itu, Benny hanya mengangkat gelasnya dengan santai dan tidak meminumnya, tetapi orang-orang yang menyapa memaksanya untuk menghabiskan minuman itu.Dia merasa Benny adalah pusat perhatian, sedangkan dia hanya orang biasa. Ternyata mereka memang bukan berasal dunia yang sama, semua ini hanya keinginannya saja yang memaksakan takdir ini.Suvira menepuk bahu Wanda, lalu pergi.Wanda tetap berdiri tempat itu selama beberapa menit sampai terdengar suara Sherly yang tajam. "Kenapa wanita jalang ini lagi? Kenapa kamu terus mengikuti kakakku? Apa kamu sudah menyelidiki jejak kakakku dan sengaja datang ke sini?"Malam ini, Sherly mengenakan gaun panjang berwarna merah muda. Padahal penampilannya terlihat lembut, tetapi kata-katanya kasar seperti seorang gadis jalanan."Kami Wanda, 'kan? Apa kamu nggak merasa malu?" kata beberapa wanita yang masih mengelilingi Sherly.Wanda mengenali beberapa dari wanita itu karena
Benny menghabiskan setengah batang rokoknya, lalu membuangnya ke tempat sampah di sebelahnya."Masih belum cukup lihatnya?" kata Benny dengan nada yang sangat dingin dan tatapan yang terlihat kesal. Meskipun tidak melihat ke sudut itu, dia juga tahu siapa wanita yang sedang melihatnya itu. Seolah-olah dia bisa langsung mengenali wanita itu dari suara langkah kakinya.Setelah kaku sejenak, Wanda menyentuh masker di pipinya dan tidak bergerak.Wanda melihat Benny mengeluarkan sekotak korek api dan perlahan-lahan menggeseknya, lalu menyalakan sebatang rokok lagi. Dia pernah mencoba membeli korek api itu setelah melihatnya, tetapi tidak ada yang menjualnya di daring ataupun toko. Dia berpikir mungkin korek api itu dipesan khusus. Benny kadang-kadang menggunakan pemantik api, tetapi lebih terbiasa menggunakan korek api ini.Saat Benny mengangkat lehernya dan menghembuskan asap rokok, Wanda merasa matanya pedih. Dia menarik masker di pipinya dan diam-diam berbalik, kelihatan jelas berencana
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg