Ekspresi Lily membeku. Kemudian, dia menggigit bibir dan mengepalkan tangan dengan erat. Seseorang mengusulkan untuk makan barbeku dan minum-minum sekarang supaya mereka bisa istirahat lebih awal nanti. Usul ini membuat suasana menjadi tidak begitu canggung.Sienna menghampiri Jacob. Dia bisa merasakan tatapan Lily yang tertuju padanya, suram, cemburu, dan menakutkan. Sienna merasa wanita ini sungguh aneh. Lily memiliki latar belakang yang begitu bagus, tetapi masih tidak tahu bersyukur.Di luar, pelayan mulai menyiapkan peralatan barbeku. Para anak orang kaya biasanya tidak makan makanan seperti ini. Hanya saja, mereka harus menerimanya karena mengikuti acara outdoor.Perut Sienna terasa kurang nyaman malam ini, jadi dia menyuruh Jacob menjelaskan ulang dan tidak ikut makan. Jacob tentu tidak akan ikut jika tidak ada Sienna.Wiandro masuk dan bertanya, "Jacob, kamu mau makan apa? Ada seafood panggang hari ini. Kamu dan Sienna nggak mau?"Begitu mendengar seafood, Sienna menjadi tertar
Lily merangkul lengan Arlo, lalu membawanya ke kerumunan. Arlo adalah genius yang terkenal di kalangan kaya. Banyak orang yang ingin bekerja sama dengan Keluarga Shankar.Sementara itu, para anak muda ini sudah terbiasa dengan tipu muslihat dunia bisnis. Mereka tentu tahu harus berteman dengan siapa agar mendapat keuntungan. Jadi, sekelompok orang itu segera menghampiri Arlo dan Lily untuk mengajak mereka mengobrol.Lily menanggapi dengan senyuman lebar. Ketika seseorang bertanya apakah Arlo sudah punya pacar atau belum, Lily buru-buru menjawab, "Kakakku ini maniak kerja. Dia belum berniat untuk menikah. Selain itu, kalau ingin menjadi kakak iparku, wanita itu harus lolos tes dariku dulu."Lily tersenyum menatap Arlo, lalu bertanya, "Benar begitu, Kak? Kamu hanya akan menikahi wanita yang cocok denganku, 'kan?"Ekspresi Arlo terlihat dingin, tetapi dia mengelus kepala Lily dengan lembut sambil membalas, "Kamu ini cuma tahu membuat onar."Lily menjulurkan lidah sambil menatap Sienna. Ki
"Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu? Lily, jangan seperti Jero." Ekspresi Arlo menjadi suram dan tatapannya menjadi dingin.Lily menggigit bibirnya dengan kesal sambil menggoyangkan lengan Arlo. Arlo adalah pria baik-baik. Dia tidak suka melihat drama para wanita yang berebutan kasih sayang. Dia selalu fokus bekerja dan sangat bertanggung jawab pada Keluarga Shankar.Di mata Arlo, meskipun Lily sangat manja, adiknya ini tidak memiliki niat jahat dan hanya kekanak-kanakan. Dia yakin Lily hanya ingin menjadi pusat perhatian dan itu tidak salah karena Lily belum dewasa."Kak, maafkan aku." Lily tidak mengatakannya lagi karena tahu Arlo tidak menyukainya. Arlo masih menatap Sienna.Sienna sudah menuju ke balkon. Pegunungan di sini sangat tinggi. Dari sini, mereka baru bisa melihat pemandangan malam yang indah.Ketika Sienna duduk di bangku, Jacob tiba-tiba meraih ujung rambutnya dan bertanya, "Sepertinya rambutmu sudah panjang?"Sebelumnya, rambut Sienna hanya mencapai bahunya. A
Sienna malas melihat sandiwaranya, sehingga dia hanya diam-diam menyelesaikan makanannya. Jacob juga tidak melihat ke arah seberang, melainkan menopang pipinya dengan satu tangan dan tersenyum memandangnya, seolah-olah melihat Sienna makan adalah hal yang sangat menarik.Saat Sienna menyantap hidangannya sampai setengah dan ingin makan lagi, tangannya tiba-tiba ditahan oleh jari Jacob. "Makanan ini dingin. Makan sedikit saja, jangan sampai lambungmu sakit."Dengan enggan, Sienna akhirnya meletakkan kembali makanan itu. Jacob mengambil sehelai tisu basah, lalu menarik tangan Sienna. Dia menunduk dan membersihkan setiap jari Sienna seolah-olah tangannya adalah sebuah karya seni.Jacob terlalu fokus sehingga tidak menyadari semua orang di tempat itu melihatnya. Sienna juga sangat fokus sehingga tidak menyadari suasana aneh di sekitarnya. Hingga cukup lama, Jimmy baru berkata, "Kak Jacob, Wiandro bilang Benny meneleponmu, tapi kamu nggak jawab. Jadi, dia menyuruhmu untuk menghubunginya kem
Tangan Jacob yang memegang kartu langsung terdiam. Dia benar-benar merasa salut terhadap keberanian Lily.Sementara itu, di luar ruang utama. Begitu mendengar suara di telepon, tubuh Sienna langsung menjadi kaku. Sebab, orang yang meneleponnya ternyata adalah Kakek Darwo yang sedang dalam status hilang."Sienna," panggilnya. Setelah itu, suaranya berhenti sejenak dan terbatuk-batuk."Kakek Darwo," balas Sienna dengan tergesa-gesa. Dia mengira dirinya salah dengar. "Di mana Kakek sekarang? Jacob terus mencarimu.""Sienna, kita ketemuan besok malam. Jangan beri tahu Jacob," kata Kakek Darwo.Besok malam? Pada saat itu mereka sudah masuk ke gunung dan bermalam di sana. Hal ini menunjukkan bahwa Darwo sedang berada di dekat mereka, tetapi dia tidak mau menampakkan diri.Ada banyak sekali pertanyaan yang terlintas dalam pikiran Sienna, tetapi Darwo hanya berkata, "Ada hal yang ingin kutanyakan padamu secara pribadi. Jadi, Jacob nggak boleh tahu." Setelah melontarkan ucapan itu, Darwo kembal
Dalam sekejap, Wind juga tidak bisa berkata apa pun. Wajah tersenyum Lily dan wangi rambutnya yang menggoda membuatnya terlena. Di saat Wind baru saja hanyut dalam pesonanya, Lily kembali menimpali, "Aku nggak mau tunggu lagi. Wind, bunuh Sienna dalam perjalanan kali ini."Ekspresi Lily sangat dingin, tetapi sudut bibirnya menyunggingkan senyuman dan kedua tangannya menyentuh wajah Wind. "Kamu pernah bilang, kamu mau jadi algojoku."Membunuh Sienna dalam perjalanan kali ini berarti dirinya akan terekspos kapan saja oleh Jacob. Asalkan Jacob menyelidikinya dengan saksama, dia akan langsung tahu siapa pelakunya. Tiba saatnya nanti, Wind tidak akan bisa lolos lagi. Lily sedang menggunakan nyawa Wind untuk ditukar dengan nyawa Sienna."Wind, bisa nggak?" tanya Lily lagi.Wind menundukkan pandangannya. Rambutnya yang dikepang tergerai di pundaknya, lalu dia mendongak menatap Lily sekilas. "Nona, aku bersedia.""Oke, besok malam kamu awasi Sienna. Begitu dia menjauh dari pandangan Jacob, kam
Suasana di koridor langsung menjadi canggung. Sienna sudah berdiri di pintu dan berpikir cukup lama. Namun, dia tetap tidak paham mengapa Jacob bisa memeluk Lily. Selain itu, dilihat dari situasinya, mungkin Jacob akan mencium Lily jika dia dan Arlo tidak muncul.Begitu mendengar suara pintu dibuka, Jacob langsung tersadar. Dia segera mendorong Lily untuk menjauh dengan kuat, sehingga Lily kehilangan keseimbangan dan langsung jatuh ke lantai.Arlo segera mendekat dan langsung meninju dada Jacob. Jacob tidak sempat menghindari pukulan Arlo, sehingga dia terpukul sampai mundur beberapa langkah.Ekspresi Arlo menjadi sangat dingin. Dia berjongkok untuk membantu Lily berdiri dan berkata dengan nada lembut, "Lily, bagaimana keadaanmu?"Mata Lily memerah dan meringkuk dalam pelukan Arlo. "Kak Arlo, dadaku sesak, aku ...." Saat mengatakan itu, Lily mulai kesulitan bernapas dan wajahnya memerah.Arlo segera memeriksa tubuh Lily. Setelah menemukan obat, dia langsung memasukkannya ke mulut Lily.
Di sisi lain. Setelah kembali ke kamar, Lily masih menangis tersedu-sedu.Mendengar Lily yang masih menangis, Arlo yang sudah menyiapkan air hangat untuk Lily pun menghela napas. "Dia jelas sedang mempermainkan kalian berdua.""Kak Arlo, aku tahu, tapi aku nggak bisa melepaskannya. Meskipun dia mengabaikanku di depan orang lain."Arlo mengernyitkan alis dengan erat. Adiknya ini sudah terlalu dilindungi dan sebelumnya juga jarang berinteraksi dengan lawan jenis, sehingga terjebak di dalam hubungan seperti ini."Sebelumnya, dia juga yang menulis surat padaku dulu, aku bahkan masih menyimpan surat-suratnya itu. Kalau bukan karena kondisi kesehatanku, aku sudah datang mencarinya sejak dulu. Sienna nggak akan ada kesempatan lagi. Saat Jacob memelukku tadi, aku sama sekali nggak bisa menolaknya."Lily mengangkat wajahnya yang memerah dan menyeka air mata di sudut matanya. "Jadi, Kakak bisa bantu aku nggak? Aku ingin menikah dengannya. Meskipun Sienna selalu ada di hatinya, aku tetap mengingi
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg