Keesokan pagi, pesawat Jacob mendarat di ibu kota. Dia tidak menyuruh orang menjemputnya ataupun pergi bersama Benny, melainkan menelepon Sienna. "Aku sudah tiba di bandara. Kamu bisa menjemputku tidak?"Meskipun bertanya, terdengar jelas bahwa Jacob sedang mendesak Sienna untuk segera datang. Sayangnya, yang menjawab panggilan bukan Sienna karena wanita ini sedang rapat.Wanda yang menjawab panggilan seketika merasa kesal. Atas dasar apa pria ini menyuruh-nyuruh bosnya sesuka hati? Pada akhirnya, Wanda membalas dengan dingin, "Tuan Jacob, Bu Sienna sedang rapat. Rapatnya baru berakhir sore nanti."Jacob tak kuasa mengernyit. Dia merasa agak kecewa, tetapi tidak mengatakan apa pun dan terpaksa menyuruh Sony menjemputnya.Ketika dalam perjalanan, Jacob tiba-tiba menerima panggilan dari Wiandro. Wiandro penasaran apakah Jacob sudah mengetahui rumor itu atau belum."Rumor apa?" tanya Jacob."Tentang Sienna dan cinta pertamanya," jawab Wiandro.Sekujur tubuh Jacob sontak menegang. Dia bert
Tubuh Sienna masih menegang meskipun telah berbaring. Setelah mendengar suara napas Jacob, dia baru tahu bahwa pria ini sudah tidur.Kedua tangan Jacob masih memeluk Sienna dengan erat. Dagunya masih berada di bahu Sienna. Pria ini tidur dengan sangat lelap.Sienna menatap pemandangan di luar jendela. Kesedihan seketika meliputi hatinya. Jacob memang pemarah dan dingin terhadap orang luar, tetapi mudah membuat orang luluh.Sienna tidak berbicara lagi dan memejamkan matanya dengan tenang. Semalam, dia juga tidak bisa tidur karena mencemaskan bekas di lehernya. Sekarang, dia merasa jauh lebih tenang karena Jacob telah berada di sisinya. Keduanya tidur sambil berpelukan.Saat ini, Wanda memasuki ruang kantor. Ketika tidak melihat Sienna, dia tahu bahwa bosnya sedang beristirahat, apalagi saat melihat pintu ruang istirahat tertutup rapat.Wanda meletakkan dokumen di tangannya ke meja. Dia ingin membangunkan Sienna karena mereka harus segera membereskan dokumen. Namun, begitu mengintip dari
Sienna tiba-tiba menjulurkan tangan untuk merangkul leher Jacob. Dia memanggil, "Jacob ...."Jacob masih berada di luar mobil. Jantungnya seketika berdetak kencang karena pelukan Sienna. Dia berucap, "Sienna, kamu menjadi lebih manja sekarang."Sienna tidak berbicara, hanya melepaskan Jacob dengan pelan. Jacob yang berdiri di luar mengangkat kepala Sienna. Setelah mengamati sesaat, dia tiba-tiba mencium bibir Sienna."Nana, aku mencoba untuk memercayaimu," ujar Jacob. Ucapan ini seketika membuat tubuh Sienna menegang. Jacob menciumnya lagi."Aku merasa sangat nyaman saat memelukmu. Sekarang kita sudah bersama, jadi aku seharusnya memercayaimu. Benar, 'kan? Aku nggak ingin sesuatu terjadi padamu," lanjut Jacob. Sesudah itu, dia menutup pintu mobil dan tatapannya menjadi sangat suram.Jacob duduk di kursi pengemudi dan berkata lagi, "Aku tidak peduli kamu bertemu cinta pertamamu atau tidak. Sejak kamu mengatakan menyukaiku, kamu seharusnya menjaga jarak darinya. Aku tidak akan bersikap p
Jacob tidak pernah berpacaran. Setelah memasuki lift, dia masih tersenyum lebar karena kecupan Sienna. Sony yang berdiri di samping berusaha untuk tidak mengganggu kesenangan Jacob. Jacob juga tidak memedulikannya. Dengan wajah berseri-seri, dia memasuki ruang kantornya.Ketika rapat, para petinggi merasa suasana rapat kali ini sangat berbeda. Semua orang tahu apa yang terjadi di Grup Yuwono akhir-akhir ini. Para staf tentu ketakutan, terutama mereka yang baru dipromosikan. Pada rapat sebelumnya, Jacob tiba-tiba pergi sebelum selesai. Hal ini membuat mereka berpikir bahwa Jacob tidak puas dengan kinerja mereka.Namun, semua berjalan sangat lancar hari ini. Jacob bahkan berbicara dengan sangat lembut. Setelah Jacob pergi, para petinggi baru berani bertanya kepada Sony."Apa ada kabar gembira baru-baru ini?""Ya, padahal aku salah hitung data. Kukira Tuan Jacob akan memakiku habis-habisan, ternyata dia hanya mengoreksiku dan menyuruhku melanjutkan presentasi. Dia biasanya nggak begitu."
Saking kesalnya, Jero langsung mengakhiri panggilan. Saat berikutnya, Lily langsung bertanya, "Sepertinya, hubungan Kak Jero dengan Sienna sangat baik, ya?"Jero duduk dan menasihati, "Lily, dari nada bicara Jacob saja, aku sudah tahu dia nggak menyukaimu. Dia jelas-jelas menyukai wanita lain, untuk apa kamu begitu memaksakan diri?"Lily terkekeh-kekeh, lalu membalas, "Dia menyukaiku atau nggak, itu urusannya. Yang penting adalah aku menginginkannya. Kalau kamu nggak mau membantu, aku akan cari Kak Arlo."Jero mengernyit. Arlo selalu membantu Lily tanpa ragu sedikit pun. Ditambah lagi ada Wind, mereka bisa saja membunuh Sienna dengan mudah."Kamu juga sudah tersihir oleh jalang itu. Pergilah, aku nggak akan mencarimu lagi lain kali," ujar Lily.Begitu mendengarnya, Jero merasa agak kecewa. Lagi pula, Lily adalah kesayangan Keluarga Shankar. Karena masalah jantungnya, semua orang sangat memanjakannya."Sudah makan obat belum? Wind bilang kamu nggak enak badan? Aku suapi kamu makan obat,
Mereka baru saja kembali bersama. Selain melakukan hubungan intim di ranjang, sebelumnya mereka tidak pernah melakukan hal lain yang dilakukan oleh pasangan kekasih pada umumnya. Perubahan status ini membuat Sienna merasa tidak terbiasa. Dia tidak pernah berpacaran sama sekali. Sebelumnya, Sienna menolak lelaki lain demi menepati janjinya dengan Deshton. Setelah itu, Sienna menikah dengan Jacob dan terpaksa harus menjaga jarak dengan pria lain.Bahkan sebelum Jacob tiba setengah jam sebelumnya, Sienna masih mencari tahu tentang lokasi kencan yang didatangi oleh pasangan kekasih lainnya. Hanya saja, Sienna memang sangat sibuk belakangan ini. Selain makan, dia benar-benar tidak punya waktu untuk menonton bioskop atau melakukan kegiatan lainnya.Jacob berjalan di belakangnya dan tiba-tiba memeluk Sienna yang sedang duduk. Saat melihat data-data yang terpampang di layar laptopnya, Jacob langsung menghela napas."Rajin sekali," pujinya.Mendengar pujian Jacob, Sienna diam-diam merasa agak m
"Sienna, saat pertama kali tidur denganmu, aku masih mengira kamu punya suami. Memangnya aku sepolos itu mengira kamu tidak pernah berhubungan badan dengan suamimu? Saat baru pulang dari luar negeri dan tidur denganmu, aku memang curiga apakah itu adalah pertama kalinya bagimu. Tapi kamu sendiri yang mengakui bahwa kamu punya suami, tentu saja aku beranggapan bahwa kamu sudah berulang kali melakukan hubungan badan dengan suamimu. Tapi, hal itu tetap tidak menghentikan niatku untuk tidur denganmu. Moralitasku tidak setinggi itu."Jacob menggenggam tangannya dengan sangat lama sebelum melanjutkan, "Dulu aku marah karena mengira kamu adalah wanita penggoda. Dengan persepsi seperti itu, tentu saja aku mengira kamu memang sukarela mendekati pria lain. Hal itu membuatku merasa seperti aku ini tidak berarti bagimu. Tentu saja aku marah."Jacob tidak pernah mengungkapkan hal ini kepada siapa pun. Dia hanya menunduk dan menggenggam tangan Sienna dengan erat."Aku menghabiskan banyak waktu untuk
Jero mengambil buku menu dan memesan seporsi hidangan. Di sisi lain, Jacob malah berkata, "Katanya Pak Jero masih belum punya pasangan sampai saat ini. Di sini sepertinya ada set makanan untuk orang yang tidak punya pasangan. Kalau tidak ada, nanti aku akan suruh koki mereka untuk tambahkan menu seperti itu."Jero langsung membanting buku menunya dan berteriak, "Jacob, kamu jangan keterlaluan ya!"Jacob mengangkat alisnya menatap Jero. Baru saja dia hendak membalas Jero dengan ucapan yang lebih keterlaluan lagi, Sienna telah menyelanya duluan, "Pak Jero, jangan pedulikan dia. Tujuan kami bertemu denganmu hari ini adalah untuk membahas tentang transaksi denganmu. Memang aku yang bersalah karena mengingkari perjanjian ini. Jadi, aku ingin memberi kompensasi padamu."Jero terus memelototi Jacob dengan kesal. Jacob mengangkat alisnya dan bersandar di kursi."Sienna, bukannya kita sudah sepakat aku yang akan memberi kompensasi padanya?"Sienna diam-diam mencubit paha Jacob. Jacob kesakitan