Afternoon tea di TWG Tea Salon & Boutique setiap weekend, berburu barang-barang branded, pemotretan, wawancara majalah, haha-hihi dengan geng “Canci”, party nightmare alias clubbing adalah sederet kegiatan Allena di ibukota. Dia sudah menjadi bagian dari standart hidup wanita di kota itu. Kehidupan Allena pun terlihat sempurna. Apalagi dengan bergabungnya dia di lingkaran geng wanita-wanita populer itu. Sebut saja Mia Arestya, mantan pemain sinetron yang sekarang menjadi nyonya di keluarga Pramuwidjadja (walaupun dia masih terbilang kalah elegan dengan mertuanya yang mempunyai aset fantastis).
Mia adalah ketua geng Canci sekaligus pendirinya. Dia yang menyatukan ketiga anggota lainnya; Jenifer Alison, Alexa Indira dan Allena Rheanatha yang juga berasal dari industri hiburan. Jenifer lebih dulu mengenal Allena
Dalam suatu perusahaan, setiap orang memiliki kepentingannya masing-masing. Namun kepentingan tersebut harus bersinergi dengan kepentingan bisnis. Begitupula dengan sistem di keluarga besar Eleanor. Semua anggota keluarga memiliki kepentingannya masing-masing. Mereka pun tidak lebih dari orang asing terdekat. Namun satu hal yang pasti bahwa keberadaan mereka harus bersinergi dan saling menguntungkan. Setiap anak dan cucu di keluarganya pun harus membangun dinasti sendiri. Seperti bisnis pamannya di Singapura dan bisnis ayahnya di Indonesia, kelak anak-anak mereka harus bisa membangung ekspansi bisnis di negara lain. Sayangnya dalam hal ini hanya Eleanor yang berada di jalur tersebut. Sepupuh-sepupuhnya memilih keluar dari sistem stakeholder di keluarganya. Begitupula dengan ayah Eleanor kini.“Papa mau pergi?” tanya perempuan itu ketika bertemu ayahnya di koridor lantai dua. Handoko, sosok berkacamata bingkai hitam itu menghentikan lan
Ini mimisan yang ketiga kalinya dalam minggu ini untuk Jonathan. Dia terlihat seperti pria lemah jika sudah seperti ini. Ryan bahkan sering menggodanya karena kelemahannya tersebut. karena biarpun badan Jonathan termasuk cetakan gym dengan otot bisep yang lebih besar dari milik Ryan. Namun jika memang sudah lelah, tubuhnya tidak bisa dikompromi. Dia akan langsung mimisan seperti hari ini.Selama sebulan ini memang sangat berat untuk bisnis Jonathan. Belum selesai masalahnya dengan para hacker yang mencoba meretas data perusahaannya, dia justru mendapat masalah lain yang lebih serius. Kehilangan investor terbesar perusahaannya, yaitu Jimmy Kwok. Proyek baru yang awalnya akan berjalan sukses dan mendapat dukungan penuh dari semua pihak kini akan lumpuh total jika dia tidak segera menemukan alternatif.Jonathan juga tidak mengerti mengapa perusahan start up seperti Bimasakti harus menerima serangan begitu hebat. Patner bisnisnya; Jimmy Kwok yang tiba-tiba menarik investas
Untuk pertamakalinya dia tertarik pada seorang pria biasa yang tidak berasal dari kalangannya. Pria berkulit eksotis yang mempunyai sorot mata tajam sekaligus sendu, tidak begitu menarik untuk orang-orang dari lingkungannya dan sangat beresiko jika dia mendekatinya. Hari itu Eleanor melihatnya diantara orang-orang mulia yang rajin mendonasikan kekayaannya untuk menyelamatkan satwa sekaligus harga diri mereka. Laki-laki itu terlihat tidak nyaman tetapi garis rahangnya yang kaku itu tetap dipaksakan untuk tersenyum ramah. Tidakkah dia terlihat seperti kucing yang tersesat. Sosok Jonathan bahkan tidak bisa melebur diantara mereka. Dia terlalu menonjol. Begitu juga dengan sikapnya yang kentara dengan masalah yang dialaminya.Dari balkon VVIP, Eleanor terus mengamati sosok Jonathan hingga tanpa sadar rahangnya mengeras. Dia tidak suka dengan apa yang dilakukan Jonathan di tempat itu. Jonathan terlalu berharga untuk jatuh dalam kubangan orang-orang munafik yang datang
Jonathan hanyalah orang biasa. Lahir dari keluarga biasa, tumbuh dewasa dengan lingkungan yang biasa, mempunyai keluarga, pacar, sahabat, kerabat dan tetangga-tetangga yang juga berasal dari kalangan orang biasa. Sekalipun dia pernah bertemu orang-orang terkenal dan berpengaruh, menempuh pendidikan di sekolah bergensi atau memacari seorang model sekaligus aktris. Namun Jonathan tetap menganggap hidupnya biasa-biasa saja, sama seperti kebanyakan orang. Bahkan jika kelak dia sukses dalam bisnisnya, dia tetap ingin hidup biasa-biasa saja.Pertemuaannya kembali dengan Aryan Baskoro−sahabatnya di SMA− sekitar tiga tahun lalu merupakan jembatan emas yang menghubungkan mereka dengan cita-cita lama mereka untuk mendirikan sebuah perusahaan. Kebetulan saat itu Ryan sedang berkerja di Mc Kinsey, perusahaan yang terkenal memiliki standart kualifikasi pegawai sangat tinggi dan mengeluh dengan tekanan dan tuntutan perkerjaannya. Sementara Jonathan bergabung dengan perusahaan t
Waktu itu Eleanor berusia sembilan tahun ketika ibunya mengajak Eleanor berbelanja di Orion Plaza. Bisnis keluarganya saat itu memang masih berbasis di Jakarta, begitupula dengan tempat tinggal mereka. Namun krisis ekonomi yang terjadi kala itu menyebabkan masalah yang besar pada beberapa bisnis kakeknya. Sehingga untuk sementara waktu Eleanor pun kembali tinggal dengan kedua orang tuanya (keputusan kala itu yang kemudian berefek besar dalam kehidupan Eleanor). Sama seperti orang tua pada umumnya, Margaret senang mengajak anak perempuannya berbelanja. Tidak peduli kesulitan yang dialami keluarga besar suaminya kala itu. Dan Eleanor pun sama seperti anak pada umumnya, tidak memiliki prasangka apapun pada orang tuanya entah seburuk apapun keadaan saat itu.Namun menjelang siang tiba-tiba kerusuhan besar terjadi di tempat itu. Masa yang berteriak dengan suara memprovokasi dengan cepat menjarah dan membakar kios-kios di kawasan tersebut. Tak hanya kios, mereka pun juga membakar b
Setiap detik Eleanor selalu memantau segalanya. Indeks harga saham, CPO (crude palm oil), kurs, kebijakan ekonomi, perkembangan teknologi, prosedural perusahaan, kinerja para direksi, sampai hal yang paling sepele yaitu letak benda-benda di ruangannya. Tidak ada yang boleh melenceng dari aturan semula. Bergeser setengah inci pun dia pasti bisa menyadarinya. Begitu pula dengan letak barang-barang di rumahnya. Kalaupun ada satu benda pun yang tidak berada pada tempatnya, Eleanor pasti sudah bertindak untuk memindahkannya ke tempat semula dan dalam posisi seperti sediakala. Seperti toples makanan ikan yang pagi tadi disentuh Rere. Toples itu hanya bergeser beberapa centi dari tempatnya biasa. Namun Eleanor yang saat itu sudah bersiap-siap hendak pergi tiba-tiba berhenti dan memperbaiki letak toples tersebut. Segala hal harus berada dalam kendalinya, begitulah cara seorang Eleanor berkerja. Bahkan Rere pernah curiga jika Eleanor juga memiliki dua
Seharusnya Jonathan sudah sampai di Terminal bandara Juanda dua puluh menit yang lalu untuk menjemput Allena. Tetapi dia tiba-tiba memutar kemudinya kearah berlawanan dan berbelok menuju Jalan Mayjen Sungkono. Jonathan tidak bisa melepaskan pikirannya dari beberapa hal yang dikatakan Ryan pagi ini tepat sebelum dia berangkat untuk menjemput Allena. Sumber masalah mereka ternyata sudah ditemukan. Tapi celakanya melibatkan orang besar. Seseorang yang tidak benar-benar dikenalnya. Namun dia jelas mengetahui jika pemimpin utama di perusahaan itu adalah seseorang yang pernah ditemuinya. Dia memiliki jaringan bisnis dan kekuasaan di kota ini. Begitupula dengan keluarga besarnya yang merupakan satu dari sekian keluarga kolongmerat yang cukup disegani. Jonathan pun nyaris tidak menyangka kalau sosok itulah yang berada di balik se
Harus ada yang menjadi jahat, yang bertindak tegas dan mengeraskan cangkang. Begitulah yang sering diucapkan Liem Hok padanya. Dunia bisnis tidak mengenal ampunan. Mata dibalas mata, kepala dibalas kepala, kaki dibalas kaki. Segalanya harus rasional. Ketika orang yang lemah terjun dalam dunia bisnis, dia tidak akan mampu bertahan. Sementara kemajuan perusahaan tidak diraih dalam waktu yang singkat. Tidak dalam kurung waktu setahun maupun dua tahun. Jika tidak mengeraskan cangkang maka para pelaku bisnis akan terlindas oleh persaingan.Dalam kariernya Eleanor tidak langsung dapat menempati kursi direksi. Sekalipun dia putri pemilik HS Group, Eleanor memulai dari posisi bawah. Dimulai dari manager perencanaan sistem hingga pimpinan direksi. Kemampuan Eleanor telah diasah sejak masih sekolah menengah, dimana saat itu dia telah diberi tanggung jawab untuk beberapa mengelolah saham-saham perusahaan menengah yang dimiliki kakeknya. Lalu ketika sudah kulia, Eleanor pun belajar manag