Beberapa saat setelah Linda meninggalkan ruangan terdengar suara ketukkan pintu yang berirama
*Tok tok
Menoleh kebelakang Malvic melihat Pintu yang sudah terbuka, memperlihatkan seorang lelaki yang seharusnya ia panggil paman dengan kulit berwarna sawo matang dan beberapa bekas luka yang menempel di wajah tebalnya.
Sosok Yang sudah tidak asing lagi bagi Malvic
'Katak Dua'
"Permisi, oh kita berjumpa lagi Junior" ucap katak Dua dengan senyum ramah yang menghiasi di wajahnya
Berjalan menuju Malvic yang berdiri dengan linglung, Katak Dua segera meraih kemudian menjabat tangan Malvic
"Ekhem nak, panggil saya dengan sebutan Ragil, katak Dua hanyalah kode ketika aku melaksanakan misi, dan emmmm aku juga merupakan bawahan langsung dari Kapten Lin
Ini catatan pribadi yang perlu kalian garis bawahi. Pertama perkenalkan nama saya Las seorang penulis jalanan yang sering pindah lapak, bicara tentang novel jujur saja penghasilan dari menulis novel tidak sebesar yang kalian bayangkan, apalagi bagi penulis kecil seperti saya mungkin hanya cukup buat beli kouta perbulan, maka dari itu karena hobi saya tetap nulis di tengah sibuk lembur nya pekerjaan saya, nah novel ini up 2hari sekali jadi jangan teriak negatif di komentar karena jarang up Bayangkan seperti ini saya bekerja berangkat pagi pulang malam setelah itu masih harus nulis? Nah itu sangat melelahkan sekalisekalipun saya up sehari dua kali itu sama sekali tidak menambah penghasilan saya kenapa begitu? Karena novel ini hanya ditandatangani dengan kontrak non eklusif jadi tak peduli segiat apapun saya up saya tak akan mendapat kan bonus, jadi mohon pengertiannya saya juga butuh biaya untuk makan, nah para pembaca y
Huh huh huh .........Bersamaan dengan suara terengah entah terlihat Malvic yang berlari di barisan belakang para seniornya"107"Teriak Ragil yang secara tak terduga menjadi Instruktur dari barisan yang di ikuti Malvic.Dengan seragam Hitam ketat yang menempel di sekujur tubuh nya, Memperlihatkan lekuk tubuh yang masih belum sepenuhnya matang, dan keringat yang mengucur deras membasahi wajah Malvic yang halus dan kekanak kanakkan, beberapa teman di depan nya seringkali menoleh Kebelakang takut Malvic tiba tiba ambruk dan pingsan, karena di antara pendatang baru, Malvic lah yang paling terlihat muda.Melihat seragam yang di pakainya, Malvic menggeretakkan giginya, memang seragam yang ia kenakkan sekarang terlihat tipis dan ringan, namun s
Dibawah naungan pohon Malvic tertidur sembari merasakan kesejukan angin yang menerpa setiap pori pori di tubuhnya, memikirkan banyak hal yang berkaitan dengan ibunya ia terbawa sampai kedalam mimpi indahnya.Di dalam mimpinya ia melihat dirinya sendiri yang menjadi anak anak, menunggangi punggung ayah nya ia tertawa bahagia "Ayah ayo lebih cepat" Desaknya dengan suara kekanak-kanakan yang belum sepenuh nya lancar."Malvic, turun, kasian ayah, dia lelah setelah seharian bekerja" Tegur ibunya yang tersenyum sembari mulai menyiapkan makanan yang telah ia masak.Saat Malvic sedang menikmati mimpi indahnya, ia tak menyadari bahwa disamping nya ada wanita yang duduk tertegun menatap wajahnya yang sedang tertidur.Wanita itu adalah wanita yang ia tolong pagi tadi, Bernama Hana. ia awalnya sedang berjalan jalan mencoba mencari naungan ingin berlindung dari panasnya matahari dan menikm
Tiga minggu telah berlalu semenjak awal pelatihan para prajurit baru di SAI, seminggu ini banyak hal hal baru yang di ajarkan oleh para instruktur baik teori pembelajaran yang tak pernah di sebutkan di Universitas dan berbagai hal yang bersangkutan dengan militer, mulai dari pengoperasian berbagai senjata dan berbagai kendaraan berlapis baja.Jangan melihat dunia yang berubah layaknya novel fantasi, bahkan di era yang seperti sekarang pun senjata masih merupakan hal yang mematikan bagi para Soul Kontraktor, tentunya dengan berbagai modifikasi, senjata di era sekarang sudah sangat berbanding jauh dari senjata di era sebelum terjadinya hari akhir, ada pepatah lama mengatakan 'seiring berkembangnya zaman berkembang lah pula teknologi dan ilmu pengetahuan'. Kebanyakan senjata di zaman sekarang menggunakan Soul Energy sebagai amunisinya dengan begitu mereka tak perlu lagi repot repot membawa amunisi.Bagaimana jika menggunakan senjata api biasa, ap
Seperti yang Malvic katakan sebelum nya hari ini adalah Hari dimana para prajurit junior akan di kelompokkan menjadi beberapa kelompok. Menurut informasi yang ia dapatkan dari ragil dalam satu kelompok biasanya terdiri dari tiga sampai empat orang, satu orang senior dan sisanya adalah para junior, dan untuk alasan nya penetapan prajurit senior dalam satu tim agar dapat menjadi pemandu bagi para junior, dan untuk mengurangi resiko lain saat menjalankan misi, lagipula para prajurit baru itu semuanya masih belum berpengalaman.Duduk dengan ling lung sendirian di dalam sebuah ruangan dengan luas 10 x 10 meter, Malvic memejamkan matanya bersandar pada bangku yang tertata rapi di pinggir ruanganSebenarnya saat ini ia sedang menunggu kedatangannya rekan setimnya, dan ada sedikit rasa penasaran di hatinya.Siapa rekan setimku?Yang ia tahu hanyalah bahwasanya ia di suruh menunggu di ruang pelatihan nomor 011, karena
Tatapan ketiganya tertuju kepada Malvic, dengan berbagai macam raut wajah yang berbeda, Stev yang terlihat penasaran, Windi yang masih tersenyum kaku, hanya senior Radyt yang terlihat sedikit mengerti tentang Malvic."Hei kenapa kalian menatapku seperti itu, apa kalian tidak mengenal aku" Tunjuk Malvic ke dirinya sendiri dengan ragu ragu.Wajah ketiga nya langsung menghitam setelah mendengar perkataan MalvicKau jelas belum memperkenalkan diri oke?"Oh aku lupa memperkenalkan diri ku, nama Malvic, Soul Kontraktor Level 23, Umur 16 Tahun, Hal yang kusuka ibu, dan yang kubenci, sepertinya tidak ada, cita cita.... Euuummmm... Biar kufikirkan sebentar. " Jawab Malvic sembari mengelus ngelus dagunyaStev, Dan Windi langsung terkejut mendengar jawaban Malvic, bukan karena Level dan semacamnya, namun karena Umur Malvic yang masih 16 taun, mereka bisa membayangkan ketika berumur 16 t
Ketika Radyt selesai mengungkapkan kata katanya, keduanya, Stev dan Windi langsung bergerak bersama, dengan kecepatan yang tak terlihat oleh mata telanjang Windi langsung berada di hadapan Radyt siap memberi serangan fatal dengan tongkat panjang nya, namun ketika tongkat yang Windi ayunkan hendak mengenai pelipis Radyt sesuatu yang tak terduga terjadi.Dalam sekejap mata dan entah sejak kapan Radyt sudah menggenggam ujung tongkat windi dengan satu tangan kirinya, kemudian, ia mendesah dengan paksa"Sayang sekali terkadang kecepatan tak begitu berarti, selama orang tersebut memiliki reaksi yang lebih cepat darimu apa yang bisa kau lakukan"Ketika Radyt masih memberikan ceramah kepada Windi, suara yang memotong udara terdengar dari atas Kepala nya, ketia ia mendongak ia sudah melihat bayangan pedang besar di depan matanya.Boooom....Bunyi letupan saat pedang besar milik Stev hendak mengenai Radyt
Mengambil kembali tongkat yang terjatuh di lantai, wajah Malvic sedikit menggambar keterkejutan, ternyata kemampuan domain nya lebih menakjubkan dari yang dia kira, semenjak ia melihat serangan yang menakutkan dari Radyt tadi, ia memiliki keraguan tentang seberapa cepat kemampuan manipulasi molekul nya ketika berhadapan dengan tongkat sangat di luncurkan oleh Radyt.Namun, saat tongkat tersebut memasuki domain nya dalam 1 meter luang lingkup, sekejap mata kemampuan nya aktif dengan begitu mudahnya, jika dulu ia harus berkonsentrasi makan sekarang ia hanya bisa memikirkan kemudian kejadian menakjubkan itu terjadi.'Ya kita kesampingkan hal itu, untuk saat ini ada hal yang harus kupastikan ' fikir Malvic yang sudah bersiap dengan Soul Energy yang sudah berkecamuk di dalam tubuhnyaSatu hal dasar yang terpenting bagi seorang Soul KontraktorKetika mereka menembus level 20,di level itu seorang Soul Kontrak