“Dia emang gitu Mas, setiap kali membahas tentang Tuan. Diana masih trouma akan kejadian dulu itu.” Bi Ratni yang menjawab, sementara Diana hanya senyum-senyum saja.“Oh, aku rasa Om Anton nggak akan berani lagi macam-macam sama Mbak. Apalagi sekarang Tante Angel berani memarahinya.” ujar Roy.“Tapi tetap aja aku merasa takut dan was-was setiap kali membersihkan ruangan depan dan ruang tengah, jika di sana ada Tuan.”“Iya aku ngerti, tapi Mbak nggak boleh juga terlalu nuruti perasaan cemas Mbak itu yang ada nanti pekerjaan Mbak nggak selesai-selesai.” tutur Roy.“Iya juga sih, seperti kemarin siang kerjaan yang musti selesai siang itu juga akhirnya aku selesain sorenya saat Nyonya pulang dari kantor. Untung Nyonya nggak memperhatikan hal yang nggak biasa aku kerjakan itu, kalau Nyonya sempat bertanya kenapa aku begitu aku pasti susah untuk menjawabnya.” ujar Diana.“Nah, makanya jangan sampai Tante tahu akan perubahan Mbak saat Om Anton ada di rumah ini. Kalau sampai Tante tahu akan m
“Transfer uang?”“Iya Tante, kebetulan uang yang Tante berikan sejak awal aku tabung begitu terkumpul aku transfer sebagian besarnya untuk keperluan adikku nanti melanjutkan sekolahnya.” tutur Roy.“Wah, aku nggak nyangka ternyata kamu orangnya hemat juga ya? Dan aku senang akan sikapmu membantu sekolah adikmu itu.” puji Angel.“Uang jajan yang sering Tante kasih setiap minggunya, buatku cukup besar dan bisa aku tabung. Lagian aku mau jajan apa, jika hanya makanan aja di rumah ini banyak tersedia makanan yang lezat-lezat dan ngenyangin. Paling juga beli rokok, itu pun kadang sebungkus nggak habis satu hari.”“Ya makanya itu aku kagum akan pintarnya kamu berhemat, kamu nabung di mana?”“Di Bank seberang jalan sana, Tante.”“Oh, aku senang dengan yang kamu lakukan itu. Lain kali uang jajanmu akan aku beri lebih banyak dari yang sudah-sudah.”“Nggak usah, Tante. Uang yang Tante kasih selama ini udah lebih dari cukup dan bisa aku tabung.” tolak Roy.“Udahlah, kan aku udah bilang dulu apap
Tadinya Diana yang lebih dulu terbangun karena mendengar derik tempat tidur makin lama makin kencang dari kamar Roy, lalu ia membangunkan Bi Ratni kemudian mereka memutuskan secara diam-diam menyelinap ke depan kamar Roy.Awalnya mereka terkejut dan ingin segera kembali ke kamar saat melihat apa yang terjadi di dalam kamar Roy itu, namun entah kenapa semakin lama mereka melihat semakin penasaran dan terbawa sensasi percintaan Roy dan Bi Surti itu hingga pergumulan di ranjang kamar itu berakhir barulah mereka bergegas kembali ke kamar mereka.Bi Surti ke luar dari kamar Roy kemudian melangkah ke kamar mandi yang tidak jauh dari kamar itu, beberapa menit kemudian barulah ia menuju kamar di mana di sana Bi Ratni dan Diana telah tidur kembali dengan nyenyaknya.Hujan di luar masih lebat, sesekali terlihat kilat dan gelegar suara petir. Bi Surti rebahkan tubuhnya di ranjang, bibirnya tersenyum di antara napasnya yang masih belum teratur. Terlihat sekali jika dirinya saat itu sangat bahagia
“Aku sering juga diajak cowokku begituan, tapi aku nya nggak mau karena takut hamil makanya sampai sekarang aku masih perawan. Lah, Bi Ratni sendiri gimana sejak bercerai dengan suami? Apa Bi Ratni nggak pernah kepikiran begituan?” Diana balik bertanya.“Hemmm, tentu aja sesekali waktu rasa itu pasti ada Diana. Namanya juga manusia normal, apalagi udah pernah menikah dan melakukan itu berkali-kali. Tapi ya gimana lagi, rasa pengen itu jika muncul terpaksa ditahan aja.”“Kalau boleh tahu Bi Ratni bercerai dengan suami penyebabnya apa sih?”“Mas Broto menuduhku mandul, karena dua tahun menikah nggak ada tanda-tanda kehamilan. Padahal aku udah pernah cek ke dokter kandungan di Kota Kabupaten daerah ku, dia bilang nggak ada masalah dengan kandunganku.” tutur Bi Ratni.“Suami Bi Ratni sendiri udah pernah cek ke dokter itu?”“Nah, itulah permasalahannya. Dia tersinggung dan marah besar saat aku menyuruhnya periksa ke dokter, dia tak kalah egoisnya dengan Tuan Anton dan gara-gara itu lah ia
“Kamu benar-benar nggak punya perasaan, selalu menganggap semua yang kamu lakukan selama ini hal biasa-biasa saja! Baiklah, jika selama ini aku selalu menahan untuk tidak mengatakannya sekarang akan aku katakan jika aku nggak sanggup lagi membina rumah tangga ini dengan sikap Mas yang seenaknya aja pergi dan kembali ke rumah ini!” raut wajah Angel menunjukan keseriusan dari ucapannya.“Oh, jadi kamu ingin rumah tangga ini diakhiri? Baik, aku akan urus semua itu tapi bukan sekarang paling lambat 2 bulan lagi aku akan kembali ke sini.”“Kenapa nggak sekarang aja?”“Seperti yang aku katakan tadi hari ini aku harus terbang ke Malaysia karena besok pagi ada tamu penting yang datang dari vietnam, singapura dan lainnya. Sementara untuk menyelesaikan hal yang kamu anggap sebagai permasalahan dalam rumah tangga itu nggaklah mudah, kita harus membicarakan hal itu dengan kedua orang tua kita dulu baru memutuskan segala sesuatunya.” Tutur Anton.“Oke, aku akan tunggu!” setelah mendengar ucapan An
“Aku juga heran Tante dengan sikap Om Anton, dikit aja bertengkar ngambek nggak pulang ke rumah. Padahal jika dia mau bicara secara baik-baik dan meredam egonya, ketegangan dan keributan nggak akan berlanjut. Ya kan, Tante?”“Itulah sifat asli Dia yang sebenarnya, makanya aku udah nggak tahan lagi. Saat dia kembali nanti ke rumah, aku akan beberkan semuanya pada Papa dan Mama tentang sikap dan perlakuannya selama ini. Kamu tentunya nggak akan bisa aku minta sebagai saksi nantinya karena kamu terbilang baru kerja di rumahku tapi Bi Surti, Bi Ratni dan Diana udah cukup bagiku untuk menguatkan semua yang akan aku beberkan nanti.” Angel merasa sangat yakin bahwa apa yang akan ia jelaskan nanti, akan menjadi alasan yang kuat untuk mengakhiri rumah tangganya dengan Anton.Jalan raya menuju puncak saat itu terbilang lancar meskipun ada kemacetan, itu hanya di beberapa ruas jalan tertentu saja. Lebih kurang 2 jam perjalanan, Angel dan Roy pun tiba di lokasi yang dituju.Angel langsung menyewa
“Aku juga nggak tahu, Roy. Kan aku emang nggak pernah pacaran, selesai kuliah langsung disuruh kerja sama Papa lalu dijodohin.” Angel berucap sembari tersenyum.“Sulit juga menjalin hubungan itu ya, Tante?”“Bagi yang benar-benar dewasa pemikirannya, katanya sih nggak sulit juga. Malahan dengan pacaran mereka bisa mengenal lebih dekat lagi, dan dari situ mereka bisa memantapkan diri untuk berumah tangga.” Angel menuturkan semua itu berdasarkan cerita beberapa temannya yang kini juga telah berumah tangga.Obrolan mereka pun terhenti saat mendengar ada seseorang memencet bel di lantai dasar vila itu, Angel meminta Roy untuk duduk saja di tempat sementara ia turun dan membukakan pintu.“Maaf Bu, kami datang membawa menu makan siang ini.” tutur salah seorang dari 3 wanita yang berdiri di depan pintu masuk vila itu.“Oh, silahkan taruh saja di sana!” ujar Angel menujuk sebuah meja yang ada di ruang tengah lantai dasar vila itu.“Permisi.” ucap mereka berbarengan lalu membawa masuk menu-men
Setelah makan siang dan duduk sejenak, Anton membawa Yurika ke dokter kandungan yang tak jauh dari ke diamannya di kota itu. Nampak sekali di wajah Anton jika dia berharap jika Yurika benar-benar hamil setelah diperiksa dokter nantinya, dan begitu pula Yurika berharap yang sama.Tiba di tempat yang dituju, Yurika langsung saja diperiksa dokter spesialis kandungan. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Yurika dan dokter itu ke luar dari ruangannya menghampiri Anton yang tampak gelisah di ruang tunggu.“Bagaimana dok, apakah istriku hamil?” tanya Anton, saat dokter ke luar lebih dulu dari ruangan pemeriksaan.“Hemmm, selamat ya Pak. Istri anda memang hamil, dan usia kandungannya saat ini sudah 2 minggu. Tolong jaga istrinya dengan baik, jangan sampai terlalu kelelahan agar kandungannya tetap sehat dan terjaga!”“Tentu saja, terima kasih dok.” ucap Anton dengan gembiranya sembari menyalami dokter spesialis kandungan itu.“Sama-sama, Pak.” dokter itu tersenyum kemudian kembali masuk k
“Ya, aku ingat kita memang pernah membicarakan itu. Lantas gimana dengan rencana kita itu, Hamid? Apakah Rehan akan setuju jika dijodohkan dengan Viola? Soalnya waktu itu kamu bilang Rehan belum memberi jawaban ketika kamu tanyakan,” tanya Pak Husein.“Hemmm, benar Husein karena Rehan telah memberi jawaban jika dia bersedia untuk dijodohkan dengan Viola makanya aku mengajak kamu ketemuan dan membicarakannya lagi,” tutur Pak Hamid diiringi senyumnya.“Wah, baguslah jika Rehan udah memberi jawaban dan setuju,” ujar Pak Husein senang.“Lalu gimana dengan Viola sendiri? Apakah dia bersedia dijodohkan dengan Rehan?” Pak Hamid balik bertanya.“Viola memang belum aku tanya apakah dia bersedia atau nggak jika dijodohkan dengan Rehan, tapi kamu nggak usah kuatir belum lama ini aku telpon dia dan menanyakan apakah dia udah menemukan pria yang akan ia jadikan calon suami, soalnya dulu juga pernah aku tanyakan begitu, dia meminta diberi waktu.” Jawab Pak Husein.“Lalu Viola jawab apa ketika kamu
Namun Pak Hamid bahkan Pak Husein sendiri belum tahu jika Viola tidak ada perasaan apa-apa pada Rehan sejak bertemu minggu lalu, sosok Rehan bagi Viola tak ubahnya sebagai kenalan biasa dan tak ada yang spesial ia dilihat di diri Rehan selain pemuda yang kaya raya semata.****Malam itu cuaca mendung, tak lama gerimis pun turun. Roy yang duduk di teras di temani segelas kopi hangat dan sebungkus rokok, nampak bermenung dengan tatapan kosong ke arah gerimis yang semakin lama semakin rapat turun membasahi halaman kediamannya itu.Sepertinya perasaan pria tampan itu tidak sedang baik-baik saja hingga membawanya larut dalam lamunan, jika masalah pekerjaan yang ia lakukan di lapangan sampai dengan hari ini belum pernah dijumpai baik itu pada para turis maupun pada kantor tempat ia bekerja.Tiba-tiba saja Roy tersentak dari lamunannya ketika ponsel yang ia letakan di atas meja di antara gelas kopi dan rokoknya berbunyi, Roy pikir yang melakukan panggilan itu adalah Viola, ternyata setelah i
“Loh kok gitu?” Bi Surti ikut merasa kecewa.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Moga saja Mas Roy segera mendapatkan solusinya atas semua yang sedang ia hadapi sekarang,” ucap Bi Surti.“Moga saja Bi, akupun berharap begitu.” ulas Angel.****Malam itu di Qatar tepatnya di kediaman Pak Hamid, di ruangan tengah nampak Pak Hamid, Bu Qoira dan Rehan duduk. Tak biasanya Rehan ikut duduk bersama kedua orang tuannya itu, setelah makan malam bareng Rehan biasanya duduk di teras sejenak lalu pergi jalan ke luar dan pulang sekitar jam 11 malam.“Tumben, kamu duduk baren
“Bukan gitu Viola, aku hanya bicara sesuai dengan faktanya jika dia memang sepadan dengan kamu bila di bandingkan dengan aku,” ulas Roy.“Kan tadi udah aku bilang kalau dia dan semua yang ia miliki nggak membuatku tertarik sama sekali, Papi bahkan mungkin juga Mami sangat setuju tapi nggak dengan aku,” tegas Viola.“Lalu kita harus bagaimana sekarang? Papimu pastinya nggak akan merubah keputusannya bahwa dia nggak setuju jika kamu dan aku menjalin hubungan?” tanya Roy.“Aku nggak peduli dengan itu, semuanya udah aku ceritakan pada Opa dan Oma. Mereka nggak setuju jika aku menikah karena dijodohkan Papi. Opa dan Oma sangat marah begitu mengetahui jika Papi akan menjodohkan aku dengan Rehan,” tutur Viola.“Opa dan Oma mu juga tahu jika Papimu nggak setuju dengan aku?” tanya Roy.“Iya, tadi juga aku ceritakan pada mereka perihal Papi nggak setuju dengan hubungan kita. Aku dan Opa begitu juga Oma sedang mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan pada Papi dan Mami, kalau pria yang akan m
“Iya Pak, apa yang dikatakan Viola ada benarnya juga. Jika saat ini kita sampaikan, bukan tidak mungkin Husein nggak bisa menerima atau mau menyadari jika perjodohan itu bukan cara yang terbaik demi ingin putrinya menikah,” Oma menenangkan Opa yang telah tersulut emosi.Saat jam istirahat kerja siang itu Roy menuju sebuah restoran yang waktu ia kunjungi bersama Angel, sepertinya Roy merasa ketagihan untuk makan di samping lokasinya yang juga indah dekat dengan bibir pantai.Setelah memilih sebuah meja di dalam restoran itu, Roy merogoh ponsel yang ia taruh di saku celananya lalu melakukan panggilan.“Hallo Mas,” sapa seorang wanita yang baru saja dihubungi Roy itu.“Hallo juga Viola.” Sahut Roy.“Mas lagi di mana? Sekarang kan udah waktunya istirahat dan makan siang?” tanya wanita itu yang ternyata Viola.“Ya Viola, karena udah masuk jam istirahat siang makanya aku menghubungi kamu. Sekarang aku udah berada di sebuah restoran yang lokasinya indah serta menu-menunya sangat lezat.” jawa
“Hari ini Mas Roy masuk kerja?” tanya Viola saat mereka duduk di ruangan depan rumah mewah kediaman CEO muda dan cantik itu bersama Opa dan Oma nya.“Ya, tadi aku minta tolong sama teman yang juga kerja di lapangan untuk menangani dulu para turis yang seharusnya aku yang mengantar jemput mereka.” jawab Roy.“Mending hari ini Mas nggak masuk kerja dulu,” ujar Viola.“Wah, nggak enak sama teman yang tadi aku minta tolong nangani para turis yang mustinya kerjaan aku itu,” ulas Roy.“Ya udah kalau gitu nanti jam istirahat siang kita makan siang bareng ya Mas? Ada hal penting yang ingin aku sampaikan,” pinta Viola.“Oke, nanti aku akan jemput kamu di sini,” ulas Roy.“Loh nggak usah, Mas Roy sebut aja nanti makan siangnya di mana biar aku yang nyusul ke sana,” ujar Viola, meskipun dia sebagai CEO akan tetapi jika hal yang menyangkut pekerjaan terlebih Roy telah berjanji pada temanya, Viola mengesampingkan dulu urusan pribadinya.“Ya udah, kalau gitu sekarang aku ke lapangan.” Ujar Roy, Vio
Sebuah restoran sekaligus di sampingnya juga terdapat cafe yang lokasinya di pinggiran pantai menjadi pilihan Roy dan Angel, karena tadi sore Angel ingin berkeliling menikmati keindahan sore di berbagai tempat makanya saat mereka tiba di restoran dan cafe itu hari sudah malam.Selain tempat untuk santai, Angel dan Roy juga memutuskan untuk makan malam di sana.“Besok pagi aku akan pulang ke Jakarta,” Angel mengawali obrolan sembari menikmati makan malam mereka di restoran itu.“Loh, Tante hanya 2 hari liburan di sini?” tanya Roy.“Aku sebenarnya udah 4 hari dengan hari ini liburan di sini, kebetulan aja kemarin nggak sengaja ketemu kamu di hotel tempat aku menginap itu,” jawab Angel.“Oh gitu, kirain hanya 2 hari aja. Gimana liburannya, apa Tante merasa happy dan fress kembali setelah tentunya sibuk dengan kerjaan di kantor?” Roy bertanya kembali.“Ya gitulah Roy, meskipun nggak sehappy mereka yang datang ke sini dengan pasangan atau pula keluarga,” ujar Angel.“Hemmm, kenapa Tante ng
“Dia sekarang ke Qatar nemuin kedua orang tuanya bukan untuk dijodohkan, melainkan udah lama mereka nggak bertemu hingga Mami Viola meminta Viola datang karena kangen.” Potong Roy di saat Angel semakin geram.“Viola bilang begitu?” tanya Angel, Roy menjawab dengan menganggukan kepala.“Kamu percaya dengan yang diomonginnya itu?” tanya Angel lagi.“Ya, karena seminggu sebelum dia akan ke Qatar, Viola ngajak aku ketemuan dan menjelaskan semua perihal alasannya untuk menemui kedua orang tuannya itu. Maminya pun berjanji kedatangannya ke Qatar sekarang bukan untuk dijodohkan, karena udah dijamin nggak akan dijodohkan itulah Viola bersedia datang ke Qatar.” Jelas Roy.“Oh begitu. Lalu bagaimana tanggapan Viola sendiri atas nggak disetujui hubungannya dengan kamu oleh orang tuanya itu?” Angel ingin tahu.“Sampai saat ini dia belum menemukan solusi selain mengusulkan agar aku mau berpura-pura menjadi pria lain..”“Pria lain gimana maksudnya?” potong Angel.“Aku diminta jadi pria yang berprof
“Aku akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata, karena kamu sudah pengalaman di bagian itu maka kamu yang aku percayakan untuk mengurusnya,” tambah Angel karena Roy tadi hanya diam tak menanggapi.“Tante akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata?” Roy ingin memastikan kembali hal yang disampaikan Angel itu.“Ya, kamu sebagai direkturnya. Gimana apa kamu mau?” tegas Angel.“Pengalamanku di hotel dan di perusahaan pariwisata hanya sebatas karyawan biasa, Tante.” ulas Roy.“Tapi aku yakin kamu juga tahu tentang cara menjalankan serta mengelola hotel dan perusahaan itu kan? Di Jakarta juga banyak para turis yang berkunjung, meskipun nggak sebanyak di Pulau Bali. Namun prospeknya cukup lumayan jika diurus secara benar dan terarah,” tutur Angel.“Gimana ya Tante?” Roy merasa bingung.“Hemmm, kamu nggak usah buru-buru memberi keputusan. Kamu pikir-pikir aja dulu dan jika nanti keputusanmu udah buat bersedia menerima tawaranku itu, kamu hubungi aja aku,” ujar Angel.“Tentunya untuk