“Jadi beberapa hari setelah pergi dari rumah ini Mas Roy tidur di bawah jembatan?” Bi Surti ingin memastikan kembali apa yang baru saja disampaikan Roy.“Iya Bi, akibat dompet dan HP ku ketinggalan hampir aja aku nggak bisa bayar ongkos angkot dan makan siang. Beruntung ada terselip uang Rp. 30.000,- di saku celana, hingga aku bisa bayar ongkos angkot lalu makan siang dan malamnya bisa beli segelas kopi bareng sepotong roti pengganjal perut.” Tutur Roy menceritakan kejadian secara jujur ketika ia pergi dari rumah itu.“Waduh, jadi semalaman Mas Roy hanya minum kopi dan makan sepotong roti aja?” kembali Bi Surti ingin memastikan, kali ini Roy menjawabnya dengan menganggukan kepalanya saja.“Kok tumben Tante hari ini ke kantor? Bukannya hari minggu kegiatan di kantornya libur seperti biasanya, Bi?” tanya Roy heran.“Biasanya emang libur kok Mas, tapi tadi pagi Nyonya bilang ada acara penting yang diadakan mendadak di kantor perusahaannya itu hingga Nyonya hari ini tetap masuk kantor.” j
Pagi itu cuaca di Ibu Kota sangat cerah, hampir tak terlihat awan-awan yang menutupi kebiruan langit. Setelah mentransfer uang buat Hesti di salah satu toko yang ada di deretan toko-toko tak jauh dari pos pemuda tempat tinggal Roy, yang mana toko itu berupa usaha online yang juga melayani transfer dan tarik tunai Roy pun kembali ke pos.Seperti yang ia janjikan seluruh sisa uang dari gaji bulanan yang diberikan Ko Acong dan teman-temannya itu ia berikan dan kirim pada Hesti, sementara untuk kebutuhannya uang yang ada di rekeningnya sudah lebih dari cukup hingga akhir bulan ini saat ia akan menerima kembali gaji di awal bulan berikutnya.Akan tetapi sepertinya Roy kurang merasa nyaman jika hanya menerima gaji bulanan tanpa melakukan aktifitas, meskipun dia menyadari diberi gaji bulanan oleh Ko Acong dan teman-temannya karena dia dipercaya sebagai keamanan kawasan itu.Tapi tetap saja Roy yang telah terbiasa bekerja keras, merasa pekerjaannya itu tidak lebih karena dia berhasil mengalah
Terbukti sejak hari pertama Vina membuka usaha kedai di bawah jembatan itu pengunjungnya ramai, mulai dari orang-orang yang berlalu lalang di jalan kecil di depan kedai hingga para pemulung yang juga tinggal di kawasan bawah jembatan itu.Roy dan para pemuda di daerah itu juga nongkrong di sana, begitu pula dengan Deni dan teman-temannya sesama kuli angkat.Di kedai Vina bukan hanya menyediakan berbagai jenis minuman tapi juga makanan seperti Mie Rebus dan Mie Goreng, kedai itu ia buka mulai tengah hari hingga tengah malam.Sejak tengah hari para pengunjung sudah mulai ramai, terutama waktu malam tiba saat para pemuda yang menjadikan kedai itu tempat nongkrong mereka selain pos yang dihuni Roy.Perlahan-perlahan kehidupan Vina menjadi lebih baik begitu pula penghasilan yang ia peroleh setiap harinya, boleh dikatakan Vina tidak lagi terlalu menanggapi para pelanggan wik wiknya yang sesekali waktu mengajaknya kencan di luar di sebuah hotel.Sementara bagi pelanggannya yang dulu sering i
Pagi itu tepatnya hari minggu di pertengahan bulan keempat Roy tinggal di pos pemuda dan dipercaya sebagai Ketua keamanan, ketika asyik duduk sendiri sembari internetan di ponselnya mata Roy yang mengarah ke depan toko Ko Acong melihat sebuah dompet tepat di antara halaman toko dan jalan raya.Roy segera bangkit dari duduknya lalu menuju depan toko Ko Acong itu, setelah memungut dompet yang diperkirakan terjatuh dari pemiliknya Roy pun menuju toko menemui Ko Acong.“Selamat pagi, Ko.” Ucap Roy.“Selamat pagi, rupanya Bang Roy. Mari silahkan duduk!” balas Ko Acong sembari mempersilahkan Roy duduk di kursi yang berhadap-hadapan dengannya.“Barusan aku lihat ada dompet yang sepertinya terjatuh di depan toko ini, lalu aku pungut dan bawa ke sini. Apa dompet ini milik salah satu karyawan Ko Acong?” Roy langsung menyampaikan maksudnya menemui pemilik toko barang-barang elektronik itu seraya memperlihatkan dompet yang ia bawa itu.“Sebentar aku tanya mereka dulu, siapa tahu emang benar adany
Malam di kawasan puncak meskipun cuaca cerah namun hawanya masih saja terasa dingin, setelah makan malam dan ngobrol entah karena kantuk menyerang atau penyebab lainnya Cindy pun mengajak Roy untuk ke kamar di dalam vila yang ia sewa itu.Roy tentu saja tak merasa canggung lagi berada berdua dengan Cindy di dalam satu kamar, karena hal itu pernah ia alami kemarin malam di kamar hotel.“Aku sebenarnya belum ngantuk, hawa di luar dingin banget makanya aku ngajak kamu ke kamar,” Cindy mengawali obrolan di atas ranjang sembari bersandar pada bantal yang baru saja ia tegakan di kepala ranjang, setelahnya ia menganti pakaian yang ia kenakan dengan baju tidur tipis.Roy sempat melirik pada baju tidur tipis yang dikenakan Cindy itu, matanya menangkap jelas lekuk-lekuk tubuh nan aduhai milik atasan di kantornya itu.“Iya Tante, padahal kita belum lama selesai makan malam dengan menu yang serba hangat tapi nggak beberapa lama setelah itu hawa dingin dari luar kembali terasa,” Roy membenarkan ya
Malam itu di vila yang disewa Cindy, dia dan Roy benar-benar menikmati sensasi bercinta di ranjang. Di samping hawa di vila itu sangat mendukung, di antara keduanya pun saling aktif saat melakukannya.Cindy yang ketagihan, begitu terbangun dari tidur menjelang pagi datang meminta kembali untuk bercinta di ranjang vila itu. Tak heran jika mereka bangun kesiangan, karena kembali tidur setelah melakukan hubungan badan.“Udah dua hari dengan sekarang kita nggak masuk kantor, apa nanti para karyawan di kantor nggak curiga sama kita Tante?” tanya Roy mengawali obrolan saat mereka sarapan berdua di ruangan depan vila itu, setelah para pelayan mengantarkan menu sarapan yang mereka pesan.“Hemmm, nggak akan ada yang bakal curiga sama kita. Kamu tenang aja Ryan, kan aku udah bilang kalau kita ada kegiatan kerja di luar. Dan kamu sebagai asisten pribadiku, wajar aja aku bawa ke mana-mana.” jawab Cindy dengan santainya.“Bagaimana dengan keluarga Tante di rumah?” tanya Ryan lagi.“Mereka juga ngg
Seperti biasanya setiap hari minggu atau hari libur kerja Cindy dan para sahabatnya yang tergabung dalam genk Tante-tante sosialita ngumpul bareng di suatu tempat, jika minggu lalu di restoran atau cafe di sebuah hotel mewah kali ini ngumpul sembari fitnes bareng di sebuah tempat khusus fitnes.Selain menyediakan ruangan fitnes tempat itu juga tersedia cafe yang ruangannya berukuran besar serta terkesan mewah, di sanalah Cindy dan para sahabatnya duduk bareng sembari menikmati menu-menu yang ada di cafe itu setelah fitnes.“Makin seger aja kamu Jeng?” tanya salah seorang sahabat Cindy.“Maksudnya gimana Jeng Clara?” Cindy balik bertanya.“Hari ini kamu terlihat happy,” jawab Clara.“Hemmm, masa sih?” tanya Cindy lagi sembari tersenyum.“Pasti ada apa-apanya sampai Jeng Cindy tampil beda hari ini,” ujar Clara.“Ah, aku ngerasa biasa-biasa aja kok.” ulas Cindy.“Alah, jujur aja Jeng. Masa pakai rahasia-rahasia segala sama kita, ya kan Laura?” ujar Clara sembari melirik pada wanita di se
Roy merasa lebih senang dapat mengirim uang buat Hesti dari hasil ia bekerja di kantor perusahaan Cindy, di bandingkan saat ia mendapat uang dari Ko Aheng dan para pemilik toko sewaktu dia masih tinggal di pos pemuda di kawasan kumuh di dekat jembatan.Bertepatan pula hari itu hari sabtu yang ke esokan harinya Roy dan seluruh karyawan di perusahaan Cindy libur, tentu para karyawan makin gembira terlebih mereka yang sudah memiliki rencana dengan kekasih ataupula pasangan bagi mereka yang telah berkeluarga untuk berlibur maupun bermalam minggu.Lain hal dengan Roy, meskipun hari itu ia juga menerima gaji akan tetapi tidak ada rencana apa-apa atau hendak ke mana dan dengan siapa nanti malam. Seperti biasanya pula, jika tidak ada rencana ke luar meskipun malam minggu waktunya hanya dihabiskan di kos-kosan.Jarum jam telah menunjukan pukul 07:25 Wib, di sebuah cafe yang terletak di kawasan pinggir pantai terlihat sangat ramai pengunjung. Di salah satu meja panjang dengan kursi belasan juml
“Hemmm, iya Non makanya hotel kami ini sangat senang bekerja sama dengan kantor perusahaan pariwisata tempat Roy bekerja itu dan kerja sama itu udah terjalin sejak lama dan saya pribadi telah juga telah lama kenal dengan Roy sebagai salah seorang karyawan di perusahaan pariwisata itu,” tutur Ardi.“Berapapun biayanya nanti aku akan bayar, aku cukup terkesima dengan keindahan pulau ini dan ingin tahu lebih banyak lagi kawasan-kawasan lainnya dan dinikmati keindahannya di malam hari,” ujar Alice gembira sekaligus penasaran.“Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, wajahnya begitu ceria dan makin cantik. “Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, waja
Itulah nilai plus seorang Viola, selain berwajah cantik dan berprofesi sebagai CEO, dia juga gadis yang rajin beribadah. Roy benar-benar pria yang beruntung dapat mengambil tempat di hati gadis itu sebagai salah satunya pria yang di cintai, selama ini sudah banyak pria yang ingin dekat dengan Viola akan tetapi semua itu hanya sebatas sahabat biasa saja.Tapi masalahnya sekarang, apakah Viola akan tetap mencintai dan menganggap Roy sebagai kekasihnya jika Roy menceritakan tentang masa lalunya itu? Dan bagaimana pula dengan rencana Pak Husein akan menjodohkan Viola dengan Rehan dalam waktu dekat ini?****Sore itu ketika Roy mengantar para turis ke sebuah hotel dan kebetulan itu adalah trip terakhir tugas Roy di lapangan dan akan kembali ke kantor lalu pulang ke kediamannya, tiba-tiba saja seorang pria menghampirinya ketika hendak naik ke atas mobil operasional.“Roy tunggu dulu..!” panggil pria itu, Roy pun hentikan langkah dan membalikan tubuhnya.“Eh, Bang Ardi rupannya. Ada apa Bang
“Ya, aku ingat kita memang pernah membicarakan itu. Lantas gimana dengan rencana kita itu, Hamid? Apakah Rehan akan setuju jika dijodohkan dengan Viola? Soalnya waktu itu kamu bilang Rehan belum memberi jawaban ketika kamu tanyakan,” tanya Pak Husein.“Hemmm, benar Husein karena Rehan telah memberi jawaban jika dia bersedia untuk dijodohkan dengan Viola makanya aku mengajak kamu ketemuan dan membicarakannya lagi,” tutur Pak Hamid diiringi senyumnya.“Wah, baguslah jika Rehan udah memberi jawaban dan setuju,” ujar Pak Husein senang.“Lalu gimana dengan Viola sendiri? Apakah dia bersedia dijodohkan dengan Rehan?” Pak Hamid balik bertanya.“Viola memang belum aku tanya apakah dia bersedia atau nggak jika dijodohkan dengan Rehan, tapi kamu nggak usah kuatir belum lama ini aku telpon dia dan menanyakan apakah dia udah menemukan pria yang akan ia jadikan calon suami, soalnya dulu juga pernah aku tanyakan begitu, dia meminta diberi waktu.” Jawab Pak Husein.“Lalu Viola jawab apa ketika kamu
Namun Pak Hamid bahkan Pak Husein sendiri belum tahu jika Viola tidak ada perasaan apa-apa pada Rehan sejak bertemu minggu lalu, sosok Rehan bagi Viola tak ubahnya sebagai kenalan biasa dan tak ada yang spesial ia dilihat di diri Rehan selain pemuda yang kaya raya semata.****Malam itu cuaca mendung, tak lama gerimis pun turun. Roy yang duduk di teras di temani segelas kopi hangat dan sebungkus rokok, nampak bermenung dengan tatapan kosong ke arah gerimis yang semakin lama semakin rapat turun membasahi halaman kediamannya itu.Sepertinya perasaan pria tampan itu tidak sedang baik-baik saja hingga membawanya larut dalam lamunan, jika masalah pekerjaan yang ia lakukan di lapangan sampai dengan hari ini belum pernah dijumpai baik itu pada para turis maupun pada kantor tempat ia bekerja.Tiba-tiba saja Roy tersentak dari lamunannya ketika ponsel yang ia letakan di atas meja di antara gelas kopi dan rokoknya berbunyi, Roy pikir yang melakukan panggilan itu adalah Viola, ternyata setelah i
“Loh kok gitu?” Bi Surti ikut merasa kecewa.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Moga saja Mas Roy segera mendapatkan solusinya atas semua yang sedang ia hadapi sekarang,” ucap Bi Surti.“Moga saja Bi, akupun berharap begitu.” ulas Angel.****Malam itu di Qatar tepatnya di kediaman Pak Hamid, di ruangan tengah nampak Pak Hamid, Bu Qoira dan Rehan duduk. Tak biasanya Rehan ikut duduk bersama kedua orang tuannya itu, setelah makan malam bareng Rehan biasanya duduk di teras sejenak lalu pergi jalan ke luar dan pulang sekitar jam 11 malam.“Tumben, kamu duduk baren
“Bukan gitu Viola, aku hanya bicara sesuai dengan faktanya jika dia memang sepadan dengan kamu bila di bandingkan dengan aku,” ulas Roy.“Kan tadi udah aku bilang kalau dia dan semua yang ia miliki nggak membuatku tertarik sama sekali, Papi bahkan mungkin juga Mami sangat setuju tapi nggak dengan aku,” tegas Viola.“Lalu kita harus bagaimana sekarang? Papimu pastinya nggak akan merubah keputusannya bahwa dia nggak setuju jika kamu dan aku menjalin hubungan?” tanya Roy.“Aku nggak peduli dengan itu, semuanya udah aku ceritakan pada Opa dan Oma. Mereka nggak setuju jika aku menikah karena dijodohkan Papi. Opa dan Oma sangat marah begitu mengetahui jika Papi akan menjodohkan aku dengan Rehan,” tutur Viola.“Opa dan Oma mu juga tahu jika Papimu nggak setuju dengan aku?” tanya Roy.“Iya, tadi juga aku ceritakan pada mereka perihal Papi nggak setuju dengan hubungan kita. Aku dan Opa begitu juga Oma sedang mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan pada Papi dan Mami, kalau pria yang akan m
“Iya Pak, apa yang dikatakan Viola ada benarnya juga. Jika saat ini kita sampaikan, bukan tidak mungkin Husein nggak bisa menerima atau mau menyadari jika perjodohan itu bukan cara yang terbaik demi ingin putrinya menikah,” Oma menenangkan Opa yang telah tersulut emosi.Saat jam istirahat kerja siang itu Roy menuju sebuah restoran yang waktu ia kunjungi bersama Angel, sepertinya Roy merasa ketagihan untuk makan di samping lokasinya yang juga indah dekat dengan bibir pantai.Setelah memilih sebuah meja di dalam restoran itu, Roy merogoh ponsel yang ia taruh di saku celananya lalu melakukan panggilan.“Hallo Mas,” sapa seorang wanita yang baru saja dihubungi Roy itu.“Hallo juga Viola.” Sahut Roy.“Mas lagi di mana? Sekarang kan udah waktunya istirahat dan makan siang?” tanya wanita itu yang ternyata Viola.“Ya Viola, karena udah masuk jam istirahat siang makanya aku menghubungi kamu. Sekarang aku udah berada di sebuah restoran yang lokasinya indah serta menu-menunya sangat lezat.” jawa
“Hari ini Mas Roy masuk kerja?” tanya Viola saat mereka duduk di ruangan depan rumah mewah kediaman CEO muda dan cantik itu bersama Opa dan Oma nya.“Ya, tadi aku minta tolong sama teman yang juga kerja di lapangan untuk menangani dulu para turis yang seharusnya aku yang mengantar jemput mereka.” jawab Roy.“Mending hari ini Mas nggak masuk kerja dulu,” ujar Viola.“Wah, nggak enak sama teman yang tadi aku minta tolong nangani para turis yang mustinya kerjaan aku itu,” ulas Roy.“Ya udah kalau gitu nanti jam istirahat siang kita makan siang bareng ya Mas? Ada hal penting yang ingin aku sampaikan,” pinta Viola.“Oke, nanti aku akan jemput kamu di sini,” ulas Roy.“Loh nggak usah, Mas Roy sebut aja nanti makan siangnya di mana biar aku yang nyusul ke sana,” ujar Viola, meskipun dia sebagai CEO akan tetapi jika hal yang menyangkut pekerjaan terlebih Roy telah berjanji pada temanya, Viola mengesampingkan dulu urusan pribadinya.“Ya udah, kalau gitu sekarang aku ke lapangan.” Ujar Roy, Vio
Sebuah restoran sekaligus di sampingnya juga terdapat cafe yang lokasinya di pinggiran pantai menjadi pilihan Roy dan Angel, karena tadi sore Angel ingin berkeliling menikmati keindahan sore di berbagai tempat makanya saat mereka tiba di restoran dan cafe itu hari sudah malam.Selain tempat untuk santai, Angel dan Roy juga memutuskan untuk makan malam di sana.“Besok pagi aku akan pulang ke Jakarta,” Angel mengawali obrolan sembari menikmati makan malam mereka di restoran itu.“Loh, Tante hanya 2 hari liburan di sini?” tanya Roy.“Aku sebenarnya udah 4 hari dengan hari ini liburan di sini, kebetulan aja kemarin nggak sengaja ketemu kamu di hotel tempat aku menginap itu,” jawab Angel.“Oh gitu, kirain hanya 2 hari aja. Gimana liburannya, apa Tante merasa happy dan fress kembali setelah tentunya sibuk dengan kerjaan di kantor?” Roy bertanya kembali.“Ya gitulah Roy, meskipun nggak sehappy mereka yang datang ke sini dengan pasangan atau pula keluarga,” ujar Angel.“Hemmm, kenapa Tante ng