Benteng Pertahanan Rapuh Si Manipulatif
Cita-cita yang dibangun bersama, terkadang tak sesuai dengan capaian. Impian yang tak sesuai dengan kenyataan. Refan-Olive, sepasang muda-mudi ini dulunya mencita-citakan membangun keluarga bahagia. Dari tunangan, sampai berhasil nikahan. Namun di tengah jalan, ada aral menghadang, membelokkan cita-cita itu berantakan. Ikatan perjalanan hidup bersama yang mereka ikrarkan dalam janji pernikahan, terancam rantas, saat pernikahan memasuki tahun ketiga. Oleh orang ketiga.
Olive menjulukinya si Kuntilanak. Perempuan bekas pekerja malam itu menjadi pelaku utama, perusak mental psikis Refan. Dengan apa ? Dengan tawaran kebahagiaan versi kuntilanak, Refan merasakan kebahagiaan hidup bersama si kuntilanak. Bahagia rekayasa akibat konsumsi narkoba. Perlahan, executive muda itu menghancurkan pernikahannya berbarengan dengan usaha merusak dirinya sendiri.
&nb
Tes Forensik Folikel Rambut Ketahuan Pakai Narkoba Olive yang dibingungkan oleh perilaku aneh suaminya berharap esok, atau lusa, suaminya akan kembali baik, emosinya stabil, tidak cemas dan bisa tidur nyenyak di rumah. Ia pelajari ada pola kambuh, sembuh dan kambuh lagi dari perilaku suaminya. Ia juga tidak menampik fakta bahwa pasca Refan bermalam satu dua malam di tempat kuntilanak itu, suaminya bisa pulang ke apartemennya dalam keadaan sehat mental, sembuh dari uring-uringan dan bahkan sembuh dari insomnia. Beberapa bulan setelah menikah hingga kini masa pernikahan mereka menginjak tahun ketiga, ia mengetahui suaminya menderita insomnia dan gangguan kepribadian. Meski telah mengkonsumsi obat penenang dari dokter psikhiater, Refan tetap sulit tidur,dengan gejala anxiety (kecemasan) yang terus meningkat. Refan juga menderita depresi, kebingungan, serta kelelahan meski tidak beraktivitas berat. Ketika suam
Naik Pitam Jam makan siang hari itu, Tubagus membawa Olive ke Komdag, alias Polda Metro Jaya. Unit 4 Subdirektorat 5, Direktorat Reserse kriminal Umum Polda Metro Jaya, tempat teman sekampung Tubagus berdinas. ‘’Pak Romi. Selamat siang, Ndan.’’ Sapa Bagus sambil mengetuk pintu ruangan Iptu Romi. Pria berkulit coklat gelap, mengenakan hem putih lengan panjang dilipat tiga perempat berdasi coklat motif, mengenakan celana panjang kain hitam, bangkit dari tempat kerjanya. Pria berpostur tegap dan berambut cepak itu kira-kira seumuran dengan Tubagus, mempersilakan tamunya masuk. ‘’Silakan-silakan. Wah, Apa kabar? Anak sudah berapa, Gus? Ini istri kamu?’’ tanya Pak Kanit menyapa teman sekampungnya yang lama tak jumpa. ‘’Bukan, Ndan. Ini teman sekantor. Saya, masih bujangan, Ndan. Belum laku,’’jelas Bagus berkelakar. Bagus memperkenalkan Olive ke pak Kanit. ‘’Ini teman saya yang pernah saya ceritakan s
Sepak Terjang Para MafiaMelanie dan pacar negronya, juga Rita dan para kurirnya serta para tenaga pengelola gudang narkoba di lingkungan Melanie-Rita, mereka semua berada di dalam mata rantai keterhubungan dan keterkaitan. Ilmu ekonomi manajemen menyebut keterhubungan mereka memenuhi azaz sebuah mata rantai suplai perdagangan narkoba. Sedangkan penegak hukum akan menyebutnya jaringan. Jika mata rantai suplai perdagangan melibatkan orang asing dan ada usaha memasukkan barang dari luar negeri ke Indonesia, aparat penegak hukum menamainya jaringan internasional. Sekelumit puzzle peristiwa dalam sepak terjang bisnis mereka, ada warna kental terlihat jelas di sana. Jika dunia kerja dan dunia bisnis biasa lazim menggunakan istilah sikut menyikut, maka dunia Mafia lebih tepat memakai istilah tusuk menusuk, dan saling menjatuhkan.Sepak terjang Rita di belantika bisnis haram makin menanjak. Jika dilihat dari perjalanan karier sebelumnya ia hanya
Gudang Mesum Minggu depan, Melanie meminta Rita mulai mengiklankan sharing sewa apartement. Dalam bulan itu Rita berhasil menemukan partner sewa 3 mahasiswa dan sisanya pekerja swasta. Itu artinya, ia telah menyewa 5 unit apartemen dengan masa sewa satu tahun, tersebar di beberapa lokasi di Jakarta, di Kemayoran, Slipi, Kelapa Gading juga di salah satu unit sewa milik Olive di Jababeka Cikarang. Merasa makin banyak job yang harus dia handel, Rita merasa ingin mendelegasikannya ke orang lain, tentu yang bisa dia percaya. Ia memilih salah satu kudanya untuk menghandel pekerjaan ini. Fira, salah satu penari striptease di bekas tempat ia bekerja dulu, berhasil ia rekrut menjadi kuda lantaran terjerat hutang berbunga. Fira masih bekerja sebagai penari di sana. Kepada partner sewa apartemen, Rita memperkenalkan Fira sebagai kerabatnya. Fira yang juga adalah simpanan Pedro, masuk lebih jauh ke bisnis haram kekasihnya itu me
Pengkhianatan Seorang KudaEvi meninggalkan apartemen di bilangan Boulevard Kelapa Gading siang itu dengan langkah gontai. Jujur, taraf hidupnya naik, lebih sejahtera dan makmur, serta nyaman dengan bekerja jadi tenaga backpacker. Pekerjaan yang ia lamar dari facebook.Pekerjaannya sederhana, hanya mendokumentasikan perjalanan dengan merekamnya melalui kamera pocket digital. Menjelajahi hotel-hotel murah kelas melati di Johor Bahru, makan enak, tidur nyaman dan jalan-jalan sore wisata kuliner di kawasan Medan Selera Medrum Walk. Pernah juga merekam wisata kuliner di kawasan Jalan Alor Food Street Kuala Lumpur."Kerja ringan, gaji besar euy! " teriaknya bangga menuturkan pekerjaannya ini ke sanak famili dan handai taulan.Betapa tidak, semua wisata kuliner yang ia jelajahi, ditanggung oleh bosnya. Tempat tinggal hotel melati yang ia tinggali juga sediakan fasilitas cukup berkelas. Ada fitness center dan air panas di kamar mandi hotel
Memanajemeni Konflik dengan Pembunuh Bayaran ‘’Kenapa kamu kelihatan kusut?” tanya Melanie ke Rita, si kaki tangannya.‘’Enggak kenapa-napa, kok, Cece,’’Jawab Rita berusaha menutupi masalah di lingkungan pekerjanya, para kurir alias kuda.‘’Kamu cerita, dong. Bagaimanapun, kita ini team work. Kalau ada masalah, sebaiknya terbuka. Biar kita cari solusi bersama,’’jelas si bos.Rita mulai menceritakan beberapa masalah yang ia hadapi dengan beberapa pekerja. Baik kuda maupun orang gudang. Kelakuannya macam-macam.Beberapa kudanya ada yang menolak perintahnya untuk mengantar langsung ke pembeli face to face di tempat mereka bikin janji. Katanya, cara adu banteng seperti itu membahayakan. Kurir menyerahkan barang langsung ke pembeli, itu disebut sistem adu banteng, menurut mereka membahayakan. Mereka memilih sistem lain yang disebut siste
Perairan Pulau Bintan, Riwayatmu DuluOlive mematung di pinggir pantai Trikora, Pulau Bintan. Ia teringat suatu sore, tepatnya empat tahun lalu, di perairan off shore Pulau Bintan. Ia dan Refan suaminya, pernah jadian di tengah laut, mengikrarkan janji saling setia, merencanakan sebuah pertunangan dan teriring doa semoga jadi menikah, pernikahan pasangan ideal yang langgeng sampai ajal memisahkan.Si Ganteng dan Si Cantik. Si Intelek dan Si Cendekia, Si Pendiam dan Si Sopan, Si Sholeh dan Si Sholihah, Si Kaya dan Si The Have. Kendati saat ini semua kenangan indah itu telah terhapus oleh riak gelombang. Ia mengarahkan pandangannya ke laut lepas. Tak ada apa-apa. Hanya buih yang dihantar ombak. Menyisakan duka yang tak terperi. Pasangan ideal bak dewa dewi, hanya tinggal elegi.‘’Masih sendiri sampai umur segini? Sama, dong. Gimana, kalau Ibu Olive pacaran dengan saya?’’ kenang Olive akan perkataan
Tangkisan Elegan Untuk Sebuah Serangan Frontal Tiga hari lalu, pukul 04.00 dini hari, kegaduhan terjadi di apartemen Olive. Refan dan Rita melakukan adegan mesum di tempat tinggal Olive. Refan pulang mabok bersama piaraannya itu, salah rumah. Seharusnya pulang ke apartemen di Semanggi, malah pulang ke apartemen di Senayan.‘’Ah.....ooooohh,’’Refan menepuk pantat Rita berkali-kali hingga memerah, sebelum mendorong tubuhnya masuk. Rita menahan desakan Refan yang memintanya menungging, sementara lengannya bertumpu di pegangan sofa. ‘’Oh.....Oh...., Oh yeah....,’’ teriakan Rita melengking memecah keheningan pagi. Tubuh keduanya berpacu dengan gairah memuncak yang tak tercapai klimaks sesaat mereka melakukan foreplay hot di dalam mobil Refan di parkiran, tadi. Di ruang tamu itu, suara riuh desahan, lenguhan bahkan teriakan akibat tubuh kedua pasangan i