Nalla tengah melihat-lihat ke sekeliling di depan sekolahnya,dia baru saja kembali dari olimpiade sore hari bersama guru dan yang lain ke sekolah lagi.Waktu sudah menunjukan pukul empat sore,dia tak meminta kakaknya Kenzo untuk menjemputnya,karena sudah ada seseorang yang menawarinya akan menjemputnya terlebih dahulu.Nalla kembali melihat ke arah jam di tangannya namun belum terlihat juga tanda-tanda kedatangannya.
"Mana sih,udah keburu sore,"gumam Nalla.
Tin...Tin...
Nalla menoleh ke sebalah kanan,ada sebuah mobil Range Rover berwarna putih berhenti tepat di depannya,hingga tak lama kemudian muncul seseorang yang sudah ia tunggu sedari tadi keluar dari pintu kemudi di sebelah kanan,Arjuna."Hai lama ya,maaf tadi macet dikit."
"Gak apa kak."Nalla tersenyum tipis.
"Silahkan masuk tuan putri,"ujar Arjuna mempersilakan Nalla masuk ke mobilnya setelah ia membukakan pintu penumpang di bagian depan.
"Makasih kak,"ucap Nalla lalu masuk ke mobil.
Kriukkk....
"Kamu lapar La?"tanya Arjuna
Nalla mengangguk,"Hmm ... Nalla belum sempat makan siang tadi."
"Ya sudah kita cari makan dulu ya!"
"Eh gak usah kak,Nalla makan di rumah aja.Kak Juna juga katanya mau jemput bunda Ara kan?"
Juna menggeleng."Enggak papi udah jemput bunda duluan.Pokoknya kita makan dulu,mau makan apa kamu?"
"Mmm ... terserah kak Juna aja."
Arjuna mengangguk."Oke!"
Hingga tak lama kemudian mereka sudah sampai di sebuah resto.
"Kamu mau ayam bakar apa ikan bakar La?"tanya Arjuna sambil membuka buku menu."Mm ... ayam aja kak."
"Oke!Kita pesan,sama sop iga juga ya! buat kembalikan stamina kamu setelah nguras otak tadi,kan."
"Iya kak ...."jawab Nalla sambil memindai sekeliling restoran.
Setelah mengatakan pesanannya Juna menatap wajah natural Nalla,"Kamu kenapa La?Sepertinya banyak pikiran gitu,sampai-sampai kamu cuma dapat juara 3 tadi,biasanya kamu kalau tidak juara 1 ya 2 ... ada apa sih? Cerita sama kakak?"
Nalla menatap Arjuna,di balik sikap tengilnya,pria itu memang cukup peka padanya,ia selalu tahu jika ia tengah gundah gulana,bahkan Arjuna selalu bisa menjadi penasihat yang baik untuk setiap keluhannya.Maka dari itu Nalla cukup bisa sedikit nyaman untuk curhat padanya setelah dengan Kenzo.
"Tadi Nalla lihat kak Kenzo masuk ruang BK ... Nalla dengar kak Kenzo main ke CLUB malam."
Arjuna mengangguk."Kak Juna tau, kami sering bertemu di sana,tapi kamu tenang saja,Kenzo hanya ngeDJ di sana,tak lebih dari itu."
"Benarkah?"tanya Nalla ragu-ragu.
Dengan yakin Arjuna mengangguk. "Beneran La ... dan asal kamu tau meski Kenzo tampan dia tak pernah merespon wanita manapun yang menggodanya."
"Maksud kak Juna apa?"tanya Nalla bertepatan dengan makanan pesananan mereka datang.
"Makan dulu aja ya ...."
Nalla mengangguk lalu merekapun segera makan.
..Narra baru saja selesai mandi,dia memakai celana pendek dan kaos dengan rambut yang masih terbungkus handuk ia turun ke lantai bawah."Ma ... papa mana Ma?"tanya Narra pada sang mama.
"Mungkin sebentar lagi pulang, kenapa sayang?"tanya Kalya yang tengah merangkai bunga di meja depan televisi.
"Mm ... kangen aja sama papa."
"Kamu sudah besar masih aja manja sama papa,padahal Nalla aja yang kecil enggak semanja kamu."
Narra mengambil duduk di samping mamanya lalu memeluknya."Kayaknya aku deh yang adek mah, papa kayaknya salah lihat dulu."
Kalya menggeleng."Orang bedanya 5 menit lagi juga kamu langsung di bawa ke inkubator duluan masa salah."
"Hmm ... kalau kak Kenzo gimana ma? Dia gak ada kembaran juga gitu?"
Kalya menghentikan tangannya yang akan meraih bunga di depannya.Ia menggigit bibirnya sesaat lalu menghela nafasnya."Masa iya mama harus ngelahirin anak kembar terus."
"Hehe ... ya kali aja ma,"ujar Narra.
"Wah ada apa ini? Tumben manja sama mama Ra," Seru Keano yang baru pulang bekerja.
"Wuaaahhh ... Papaaaa ...,"seru Narra langsung melepas pelukannya pada Kalya dan menghampiri papanya dan melompat ke pelukannya.
"Wohooo ... sayang kamu bukan anak 6 tahun lagi."
"Eh iya ...." Narra melepas pelukannya pada papanya."Papa udah tua ya."
"Hmm ..., "geram Keano pura-pura kesal.
"Enggak Papa ... Papa itu biarpun tua tapi tetap gantengggggg banget." Narra melirik Kenzo yang baru turun dari tangga."Tuh anaknya aja ganteng banget,"tunjuk Narra pada Kenzo yang langsung di balas lirikan oleh Kenzo.
"Eh tunggu, kakak itu mirip siapa ya? Kok enggak mirip Papa sih?"
Kenzo langsung menghentikan kegiatannya yang akan minum.Ia menghela nafasnya sesaat lalu meletakan gelas minum ke meja dan memilih berbalik untuk naik lagi ke atas.
"Kenzo itu mirip mama sayang,"ujar Kalya."Kamu perhatikan aja mata Kakakmu sama bibirnya."
Mendengar itu Kenzo menghentikan langkahnya di pertengahan tangga.
"Iya juga sih,"kata Narra."sama-sama sayu kayak habis nangis."imbuh Narra lagi.
"Sudah,mana Nalla? Papa pingin tau dia dapat juara berapa?"
Kenzo sudah melanjutkan jalannya naik ke atas, ia tak mau mendengar pembicaraan lain lebih lanjut.
"Katanya juara 3 Pa ...,"ujar Narra.
"Ken ...,"panggil Keano pada putranya.
Kenzo yang baru sampai di ujung tangga langsung menoleh."Iya pa ...."
"Kamu tidak jemput Nalla?"tanya Keano
"Nalla pulang di jemput kak Juna Pa."Setelah menjawab itu Kenzo menuju kamarnya.
Keano mengangguk sementara Narra langsung cemberut.
"Kenapa mukamu cemberut gitu sayang?"tanya Keano.
"Sebel Pa ...,"ujar Narra sambil melipat tangannya dan duduk kembali ke sofa dekat mamanya yang sudah melanjutkan kegiatannya merangkai bunga.
"Sebel kenapa?"tanya Keano sambil menghampiri istrinya dan mengecup kening Kalya dan duduk di sebelahnya.
"Ya itu kak Juna, gak peka."
"Maksudnya?"
"Yang suka sama kak Juna tuh Narra,tapi kak Juna deketinya Nalla ... kesel gak sih?"
Kalya meletakan bunganya,ia cukup penasaran dengan ucapan putrinya.
"Seandainya Juna memang sukanya sama Nalla gimana Ra?Apa yang akan kamu lakukan?"tanya Kalya penasaran akan respon Narra, pasalnya Kalya tahu benar jika Arjuna memang menyukai Nalla,bukan Narra,hanya saja ia pikir itu hanya cinta monyet.
Narra nampak berfikir, bagaimanapun Nalla saudari kembarnya dan dia sayang padanya, tapi jika benar Kak Juna lebih menyukai Nalla dari pada dia, sungguh Narra belum tahu akan bagaimana perasaannya nanti.
"Mama tanya apa sih?"protes Keano."mereka masih kecil,jalan mereka masih panjang."
"Pah ... Papa gak ingat,papa juga cinta mama sejak SMA-kan?"
"Hih ... yang ada mama yang suka Papa duluan. "
"Oh ya?"ujar Kalya dengan nada tak terima.Menyadari sorot ancaman dari istrinya Keano langsung meralat ucapannya,hei dia tidak mau tidur di ruang kerja lagi.
"Ralat sayang, papa yang cinta mati sama Mama sejak awal,"ujar Keano.
Kalya kembali fokus pada putrinya,ia takut jika akan ada perselisihan di antara kedua putrinya kelak.
"Sayang, bagaimana dengan pertanyaan mama tadi?Kalau ternyata Juna lebih menyukai Nalla bagaimana?Kamu akan rela,kan?"
"Mmm ...."Narra masih tampak berfikir,sungguh ia sangat menyukai Juna atau bahkan bukan hanya sekedar suka tapi sudah jatuh cinta sejak ia mulai masa pubertasnya.
"Narra ...."
.
.
myAmymy
Narra masih bingung harus menjawab apa sementara Kalya menanti dengan cemas jawaban putrinya. Lain dengan Keano yang terlihat santai."Narra ...,"ucap Narra masih terlihat bingung akan bagaimana dia menjawab pertanyaan ibunya.Melihat kebingungan putrinya Keano menghela nafasnya."Sudah apa sih yang kalian bicarakan,Juna itu sudah seperti anak papa, jadi dia itu kakak tertua kalian.Narra masih kecil begitupun Nalla,kalian masih kecil jangan ngomongin cinta.Masih ada papa yang bisa manjaain kalian,lebih baik kalian fokus ke pendidikan kalian."Keano berdiri lalu pergi meninggalkan ibu dan anak yang masih saling pandang itu.Mendengar pertanyaan istrinya tentang perasaan putrinya membuat ia merasa tak rela. Ia merindukan putri kecilnya yang hanya fokus pada keberadaannya,selalu bermanja-manja padanya,sungguh ia belum siap jika putri-putrinya memiliki cinta yang lain."Ma ... Papa kenapa?"tanya Narra bingung de
Kenzo keluar kamarnya dan mendapati Juna dan Narra tengah berbincang, mengerutkan keningnya Kenzo melangkah mendekati mereka."Kak Juna,"sapa Kenzo.Arjuna berbalik dan melakukan tos dengan Kenzo,"Hai bro, bagaimana kata Nalla kamu di panggil BK,kenapphhmmppp-"Ucapan Juna terputus karena Kenzo membekap mulut Arjuna."Jangan ngomong macam-macam,"lirih Kenzo.Arjuna mengangguk sambil mengerjapkan matanya,Kenzo pun segera melepas tangannya dari mulut Kenzo,lalu ia menatap Narra yang tengah menahan tawanya."Kenapa Ra?"tanya Kenzo."Nanti aku yang bilang ke papa kalau kak Kenzo di panggil BK,"ujar Narra dan langsung kabur meninggalkan Kenzo dan Arjuna."Haiss ...,"kesal Kenzo menatap kepergian Narra lalu menatap Arjuna."Kok kak Juna bisa tahu aku di panggil BK?"Arjuna mengangguk."Kan aku udah bilang tadi ka
5 bulan kemudian Hari ini adalah hari pertama Kenzo menjalani masa ospek di kampus pilihannya.Ya Kenzo memutuskan untuk kuliah di universitas tanah air saja. Baru nanti untuk S2 dia akan kuliah di London atau NewYork. Kenzo duduk di bawah pohon, sekarang adalah jam istirahat sebelum masa ospek di mulai lagi dengan kegiatan selanjutnya.Kenzo teringat kembali pada malam beberapa bulan lalu, saat ia dan Nalla berbicara soal impian. Flashback onKenzo keluar kamar untuk mengambil minum, Jam di dinding menunjukan pukul 1 malam. Ia yakin semua anggota keluarga sudah tidur karena mereka baru s
Nalla meletakan sapu di sudut ruangan, dia baru saja menyelesaikan tugas piketnya hari ini bersama 4 orang temannya termasuk Narra."La, langsung pulang ya! "ajak Narra sambil merapikan penampilannyaNalla menggeleng."Aku ada jadwal bantu bu Novi di perpustakaan Ra, ada buku baru datang aku di minta bantu dia untuk mendata bukunya.""His, emang ya kamu terlalu baik mau aja di suruh-suruh.""Ra, tidak boleh ngomong seperti itu lah, lagian aku seneng kok bantunya.""What ever deh, terserah kamu aja, yang penting aku tidak mau nunggu, aku mau pulang,nanti pak Ujang aku minta jemput balik ya. "Nalla nampak berfikir,sebenarnya tadi kak Juna berniat mau jemput, tapi ia tak enak kalau Narra sampai tahu itu."Aku duluan La,"pamit Narra di lanjut oleh teman-teman yang lain yang juga keluar kelas meninggalkan Nalla sendiri.Nalla menghela nafasnya
Nalla memasuki rumahnya dengan lemas,Arjuna langsung pulang karena harus menjemput adiknya dari kampusnya yang berbeda dengannya. "Baru pulang sayang? Sama siapa?Arjuna?"tanya mama Kalya. Nalla mengangguk."Iya Ma,tapi kak Juna langsung pergi mau jemput Lala di kampusnya." Mama Kalya mengangguk,sementara Nalla mengerutkan keningnya melihat koper yang baru saja asisten rumah tangga letakan di belakang mama Kalya."Mama mau ke mana?"tanya Nalla penasaran. "Owh, mama mau ke Bali seminggu sayang,ada urusan sama yayasan nenek kamu di sana." Nalla mengangguk."Sama papa? " Mama Kalya menggeleng."Tidak, papa kamu masih di Singapura,mungkin nanti menyusul langsung dari sana." Nalla mengangguk lagi."Pasti itu, papa mana bisa jauh dari mama." "Ya sudah ya sayang,mama langsung berangkat." "Lho
Arjuna duduk di pembatas balkon, dia masih memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Nalla beberapa jam lalu. Kecewa atau sedih entahlah. Tapi pada kenyataannya sejauh ini hanya Nalla yang pernah melakukan hal itu padanya.Flashback onArjuna sudah bersiap-siap di dalam kamarnya, penampilannya sudah ia buat seperfect mungkin.Segera ia keluar kamarnya dan menghampiri Nalla di kamar Lala.Tok.. Tok... Dengan jantung berdebar Arjuna mengetuk kamar adiknya."La ... Nalla ...."Ceklek... Bukan Nalla yang keluar tapi Lala."Apaan sih Kak."tanya Lala ketus."Kok kamu sih yang keluar? Nalla mana? ""Lagi ke kamar mandi."Arjuna mengangguk."Ya sudah, nanti bilang sama Nalla, kakak tunggu di dekat kolam renang ya!"perintahnya pada sang adik."Ih enggak mau, anda siapa nyuruh-nyuruh.
Narra dan Nalla masih sama-sama duduk di dalam mobil, keduanya masih nampak murung dan sama-sama enggan untuk turun."Non kembar, sudah sampai rumah,"ujar Pak Jono supir pribadi mereka."I ... Iya pak," jawab Nalla,lalu ia melirik pada Narra yang masih termenung."Ra ... sudah sampai rumah,"ujar Nalla."Ah iya La." Ragu-ragu Narra menatap rumah besar di samping mobilnya,ia menghela nafasnya."Ayo turun."Nalla mengangguk,kemudian mereka berdua turun bersama dari mobil."La jalannya cepetan dikit dong.""I ... Iya La, kamu duluan saja."Narra memutar bola matanya malas lalu ia berlalu masuk ke rumah meninggalkan Nalla yang lelet sekali jalannya.Naik ke lantai atas Narra berpapasan dengan Kenzo."Ra ... Kakak mau bicara,"ujar Kenzo sambil menahan lengan Narra.Narra menatap Kenzo,air matanya menggenang."Narra tidak mau bicara
Nalla masih bergelung di balik selimutnya meski jam sudah menunjukan pukul 9 pagi. Suasana hatinya sedang atau masih tak baik-baik saja.Berkali-kali ia menghela nafasnya panjang, air mata masih saja mengalir di kala ia sendiri seperti ini. Nalla bukanlah gadis yang suka berbagi masalahnya, sebesar apapun, atau bahkan masalah kecil sekalipun ia selalu memendamnya sendiri.Termasuk masalah soal keinginannya kuliah Desain Grafis juga sudah ia utarakan pada sang papa, tapi papanya tak menyetujui keinginannya.Tuan Keano tetap ingin ia mengambil kuliah yang sama dengan Narra, saudara kembarnya yaitu Fashion Desaigner,Alasannya supaya nanti mereka bisa saling mengisi di masa depan.Entah untuk kebaikan bersama atau kebaikan Narra saja, nyatanya selama ini Nalla lah yang selalu membereskan kekacauan yang di ciptakan oleh saudari kembarnya itu.Jujur dalam hati, andai ia dan Narra bukanlah saudara kembar pas