공유

Kehamilan Almira

Keesokan harinya, sesuai dengan yang sudah disepakati bersama. Bimo dan Aldo meluncur menuju sebuah pedesaan terpencil. Mereka akan menuju desa tempat kelahiran Almira.

Pagi itu cuaca sangat dingin, ditambah lagi jalan yang curam dan bercampur tanah. Membuat Bimo sangat berhati-hati dalam menyetir mobil.

"Yusuf memang tak memiliki hati, masa kita ditugaskan ke tempat seperti ini. Gue tidak ingin mati sia-sia di sini. Ingat dan catat, ya! Gue belum merit, jadi kalau mau mati, Lu mati sendiri aja. Kagak usah ngajak-ngajak. Gue ikhlas!" ucap Aldo seraya berpegang erat pada sandaran jok mobil.

"Siapa juga yang pengen mati di tempat seperti ini. Gue juga kagak mau. Pengen nyicipi dulu rasanya punya bini."

"Apa Lu bilang nyicipi? Kayak makanan aja dicicipi!" timpal Aldo.

"Kalau kita tidak menuruti keinginan Yusuf, tentu gaji kita yang akan jadi korbannya. Bayangkan aja dari mana gue bayar kontrakan, biaya hidup satu bulan, setoran mobil, nabung buat nikah, belum lagi buat ngirimi emak di ka
잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status