Share

Ruang Hampa Waktu

last update Dernière mise à jour: 2025-01-03 18:25:39

"Dimana keberadaan pedang itu?" tanya Arya.

"Tidak semudah itu kau akan memiliki pedang itu anak muda!" kata Raja naga.

"Maksudnya?" tanya Arya.

"Seperti yang kau ketahui, untuk kuasai pedang itu, kau harus juga kuasai jurus pedang api yang ada di kitab api itu, jika tidak hanya akan percuma saja, kau mungkin akan jadi monster baru!" kata raja naga.

"Apakah tidak bisa memegang pedang itu, dan saat pedang itu sudah ada padaku, aku akan berlatih dengan pedang itu!" kata Arya.

"Tidak! Itu hanya akan membuatmu dikuasai pedang itu, dan seperti yang aku katakan, kau akan jadi monster baru di dunia persilatan," kata raja naga.

"Bagaimana dengan orang lain?" tanya Arya.

"Apakah yang kau maksud orang yang saat ini memegang pedang matahari?" tanya raja naga.

"Memegang pedang matahari? Maksudnya sudah ada yang memegang pedang itu?" tanya Arya.

"Iya! Dia tiba lebih dahulu darimu, dan sepertinya sudah mereka sudah melakukan pergantian jiwa saat ini!" kata raja naga.

"Pergantian jiwa? apa maksudnya
Chapitre verrouillé
Continuer la lecture sur GoodNovel
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • Sang Penghancur Langit    Melarikan Pedang Matahari

    "Sialan!"Whusssssssss!!Belum juga Arya dalam posisi yang bagus, Ki Rangga kembali ayunkan pedang matahari, dan hawa yang sangat panas kembali mengejar Arya.Huppppp!!Arya berlompatan dari batu ke batu yang ada di gua ular. Dan saat dia dalam posisi yang bagus Arya tidak menunggu lama."Pukulan petir!" teriak Arya.Cahaya kuning emas dari tangan Arya mengarah pada Ki Rangga.Haaaaaaaaaaa!!Ki Rangga dengan pedang mataharinya membelah dia pukulan petir yang Arya keluarkan. Bersamaan dengan itu, Ki Rangga juga lepaskan pukulan jarak jauh pada Arya kencana, pukulan itu sudah bercampur dengan energi pedang matahari.Untuk kesekian kalinya, Arya harus melompat dan menghindar, pertarungan jarak jauh antara mereka membuat gua ular bergetar hebat."Pedang urat petir!" teriak Arya.Jledarrrr!!Pedang andalan Arya sudah siap menemani anak muda itu bertarung, tapi saat Arya sudah siap melanjutkan pertarungan, Ki Rangga malah melesat meninggalkan gua itu."Hei .... Jangan kabur lagi!" teriak A

    Dernière mise à jour : 2025-01-04
  • Sang Penghancur Langit    Busuknya Ki Sangkuni

    "Tidak perlu duduk panglima, kau berbaring saja. Kembalikan kondisi tubuhmu!" kata Arya pada panglima Darmian yang akan duduk karena kehadiran Arya."Tapi Pangeran?""Tidak apa-apa!" kata Arya.Wajah Adipati Igiri pucat pasi saat tahu orang yang dia anggap tahanan adalah pangeran dari kerajaan yang menguasai kadipaten yang dia pimpin."Maafkan kebodohan ku, pangeran! Maafkan yang bodoh ini!" kata Adipati Igiri berlutut sangat dalam pada Arya."Sudah Adipati! Jangan berlutut terlalu dalam!' kata Arya."Aku merasa sangat bodoh! Pangeran!" kata Adipati Igiri."Jangan merasa rendah seperti itu Adipati, Adipati sudah membawa kadipaten ini menjadi salah satu kadipaten yang makmur, itu sudah cukup!' kata Arya.Adipati Igiri diam, dia tidak mampu lagi ucapkan apapun.Saat semuanya masih berbincang, di luar ada dua prajurit yang mencari Adipati Igiri."Ada apa?" tanya Adipati Igiri."Kami hanya ingin meminta bantuan!""Bantuan apa?""Kerajaan saat ini diserang oleh pangeran Sengkala, dia bersa

    Dernière mise à jour : 2025-01-04
  • Sang Penghancur Langit    Pertemuan Kelompok Teratai

    Mata Ranto terbelalak saat mendengarkan permintaan tugas dari Ki Sangkuni, dia tidak menyangka jika itu tugas yang akan dia dapatkan."Apa kau yakin Ki?" tanya Ranto."Yakin, dan itu memang tugas yang ingin aku berikan padam kelompok teratai kuning, apakah kalian akan menerima?" tanya Ki Sangkuni."Kami pasti menerima, tapi bayarannya jelas akan sangat besar!" kata Ranto.Ki Sangkuni membuka lemarinya, dan membawa satu peti kehadapan Ranto."Apakah semua ini cukup?" tanya Ki Sangkuni dan membuka peti itu.Isi peti itu adalah koin emas yang penuh, dan koin emas yang dikumpulkan Ki Sangkuni selama hidupnya, dan tujuannya hanyalah hancurkan kerajaan Purawa.Hahahaha!"Ini sudah sangat cukup, Ki Sangkuni! Sungguh tidak ku sangka jika kau sudah siapkan semua ini!" kata Ranto dengan wajah yang begitu sumbringah."Apakah itu artinya, kalian akan bersedia melakukan semua yang akan kami minta?" tanya Ki Sangkuni."Aku bos nya!' jawab Ranto."Baik, itu yang aku harapkan," kata Ki Sangkuni."Jik

    Dernière mise à jour : 2025-01-05
  • Sang Penghancur Langit    Mimpi Buruk Sang Resi

    Di kerajaan Purawa, raja Yuda sedang bicara serius dengan resi Gunin, itu menyangkut pemandangan yang didapatkan resi Gunin dalam mimpinya."Aku melihat pangeran Sengkala sudah memulai pergerakan, itu yang harus kita waspadai!" kata resi Gunin."Bergerak? Maksudnya bergerak kemana, resi?" tanya Patih Kuroda.Mahapatih Tengguru juga ingin tanyakan itu, tapi Patih Kuroda sudah terlebih dahulu menanyakan itu."Pangeran Sengkala sudah menemukan seseorang yang akan mendukungnya untuk kuasai istana ini, jika tidak melakukan persiapan maka kerajaan ini akan jatuh ke tangan yang salah!" kata resi Gunin."Apa ada lagi yang kau lihat resi?" tanya raja Yuda."Aku melihat ratusan kematian prajurit!" jawab resi Gunin.Wajah raja Yuda pucat, dia percaya jika penglihatan dari resi Gunin sangatlah nyata. Karena sudah terlalu sering yang dikatakan resi Gunin jadi kenyataan."Apakah itu bisa kita halangi?" tanya Mahapatih Tengguru."Bisa saja, itulah mengapa kita mulai bergerak dari sekarang! jangan sa

    Dernière mise à jour : 2025-01-05
  • Sang Penghancur Langit    Menyerang Kerajaan Purawa

    Ki Sangkuni, orang yang paling bersemangat dalam mengangkat senjatanya, dan itu mengejutkan prajurit istana.Tapi karena dari awal sudah ada peringatan dari resi Gunin, maka perang itu sudah dapat di prediksi akan terjadi. Dan hari ini, benar-benar terjadi."Bunuh semua prajurit istana ini!" teriak Ki Sangkuni.Teriakkan Ki Sangkuni diamini oleh anak buahnya dari perguruan batu hitam dan tanpa ada rasa takut mereka menyerang meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit."Inikah yang dimaksud resi Gunin jika kerajaan akan terjadi banjir darah? Itu tidak mungkin!" kata Patih Kuroda."Segera tahan mereka, tangkap dan biarkan hukum Negara yang akan memberikan mereka hukuman!" teriak Patih Kuroda.Sementara itu, resi Gunin terus menyaksikan perang itu, dia sedikitpun tidak tenang lagi, apalagi melihat keberanian dari Ki Sangkuni yang menyerang dengan pasukan yang sedikit."Apa yang direncanakan oleh Ki Sangkuni!' kata resi Gunin."Apakah akan ada serangan gelombang kedua?" gumam resi Gunin."

    Dernière mise à jour : 2025-01-06
  • Sang Penghancur Langit    Perang Di Istana Purawa

    Teriakan Mahapatih Tengguru di sambut anggukan kepala oleh Patih Kuroda, dan dia tinggalkan pertarungan dengan anak buah kelompok teratai kuning.Hiatttttt!!Dia menyerang ke arah ketua Bernadi, tapi hanya dengan satu tangan ketua Bernadi sudah mampu menahan pukulan keras Patih Kuroda.Bammmmmmmmm!!Tidak hanya menahan pukulan Patih Kuroda, tapi ketua Bernadi juga mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar, dan itu malah langsung melukai Patih Kuroda.Sebelum Patih itu sadari apapun, ketua Bernadi memutar tubuhnya, dan sudah berada di belakang punggung Patih Kuroda.Bammmmmmmmm!!Satu tapak dengan kekuatan yang penuh dengan tenaga dalam menghantam bagian punggung Patih Kuroda, dan hasilnya adalah.Huakkkkkk!!Darah segar menyembur dari mulut Patih Kuroda, Patih kerajaan itu terluka sangat parah dan tubuh langsung jatuh memeluk bumi."Hanya segitu kekuatan dari Patih kerajaan ini? Sungguh kerajaan yang lemah!" ejek ketua Bernadi."Kurang ajar!"Haaaaaaaaaaa!!Mahapatih Tengguru yang a

    Dernière mise à jour : 2025-01-06
  • Sang Penghancur Langit    Yang Akan Jadi Raja

    Arya langsung melesat begitu dapat kabar dari prajurit jika kerajaan Purawa sudah diserang oleh adiknya sendiri, pangeran Sengkala.Meskipun Arya baru saja bertemu dengan keluarganya, tapi rasa khawatir sudah memenuhi perasaan dan hati anak muda itu."Aku tidak akan biarkan, ayahanda, ibunda maupun saudaraku dalam keadaan yang bahaya!" kata Arya.Arya tidak lagi gunakan kudanya, dia tinggalkan kuda itu kadipaten angin daun, dan memutuskan gunakan ilmu meringankan tubuh.Arya tidak gunakan jalan kembali saat dia datang, tapi Arya ambil jalan dan jalur yang lebih cepat, meskipun itu membuatnya rawan mendekati masalah."Aku harap tidak ada yang halangi perjalananku!" kata Arya.Tapi, belum juga jauh Arya meninggalkan wilayah kadipaten angin daun, dia melihat segerombolan manusia yang mengurung beberapa orang."Apalagi ini? Baru saja aku berharap tidak ada masalah, Kini masalah itu sudah ada di hadapanku!" kata Arya.Huppppp!!Arya tidak menunggu untuk bertanya lagi, dia mendarat tepat di

    Dernière mise à jour : 2025-01-07
  • Sang Penghancur Langit    Bebaskan Keluarga Kerajaan

    Layaknya seorang raja, Ki Sangkuni memakai pakaian kebesaran dan menjadi penguasa baru di kerajaan Purawa. Meskipun itu tidak menutupi jika dia selalu di bawah tekanan dari ketua kelompok teratai kuning, ketua Bernadi."Aku harap kau jangan lewati batas mu, ingat, bos nya disini adalah aku!" kata ketua Bernadi.Ki Sangkuni tidak dapat menjawab, dia hanya menahan rasa geram pada ketua Bernadi. Ingin rasanya dia habisi ketua Bernadi, tapi itu sama dengan bunuh diri."Mulai hari ini, istana ini adalah markas utama dari kelompok teratai kuning, jadi kau harus hormati anggota ku, jika tidak jangan salahkan jika kau akan turun dari tahtamu itu!" lanjut ketua Bernadi mengancam Ki Sangkuni."Itu tidak mungkin ketua! Bagaimana mungkin sebuah istana menjadi markas sebuah kelompok hitam!" kata Ki Sangkuni.Whusssssssss!!Tappppp!!Bammmmmmmmm!!Ketua Bernadi bergerak dan itu tidak dapat diikuti mata Ki Sangkuni, lehernya langsung di cengkeram, dan tubuhnya dihempaskan ke dinding istana."Apanya

    Dernière mise à jour : 2025-01-08

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Gunung

    "Hahahaha! Apakah kau sadar diri yang bicara itu anak muda? lihat sekelilingmu? Apa kau tidak lihat jika kami lebih banyak darimu?" bentak pemimpin dari gerombolan yang sudah mengurung Arya.Arya hanya menatap sinis, dan tak memandang sedikit jika gerombolan orang itu akan memberikan dia hadangan.Haaaaaaaaaaa!!Arya keluarkan tenaga dalam yang besar, dan itu mengejutkan mereka semua."Siapa anak muda ini?" ucap pemimpin gerombolan itu pucat. Bahkan tanpa sadar kakinya mundur ke belakang."Ketua Hosun, bagaimana ini? Dia sangat kuat!" ucap anak buah gerombolan bandit gunung."Kita salah memilih korban!" kata ketua Hosun."Jadi apa yang akan kita lakukan?""Untuk apa kau tanyakan itu? Bukankah sudah sering seperti ini, jika menemukan lawan yang kuat, kita memilih mundur!" jawab ketua Hosun."MUNDUR ... CARI TEMPAT YANG MEMBUAT KALIAN HIDUP!" teriak ketua Hosun pada seluruh anak buahnya.Arya kaget, tidak dia sangka jika ketua dari kelompok bandit gunung itu akan memilih kabur.Huppppp!

  • Sang Penghancur Langit    Dendam Ki Beling

    Berkali-kali Ki Beling menyerang dengan tendangan dan pukulan, tapi tidak ada satupun serangan yang mampu melukai dan mengenai Arya.Haaaaaaaaaaa!!Dan setiap Arya menyerang balik, maka Ki Beling akan kewalahan menahan setiap serangan Arya.Plakkkkkk!!Satu jotosan Arya mengenai ulu hati Ki beling, dan kakek tua itu terjungkal ke belakang."Kurang ajar! Bocah ini sangat kuat, aku tidak akan mampu menghadapi dia saat ini.Hiaaatttt!!Ki beling melepaskan satu pukulan jarak jauh, dan itu bukan mengarah pada Arya, tapi pada Wanto."Wanto!! menghindar!" teriak Arya.Tapi Arya melihat jika Wanto tidak akan mampu mengindari pukulan itu.Whusssssssss!!Arya bergerak cepat, dan menubruk tubuh Wanto agar pemuda itu terhindar dari serangan Ki Beling."Ini yang aku tunggu!" gumam Ki beling.Huppppp!!Ki beling mencoba ambil langkah seribu, tapi wajahnya pucat pasi saat Arya sudah ada di hadapannya."Bagaimana mungkin? Kapan dia bergerak?" gumam Ki beling.Bammmmmmmmm!!Saat Arya memberikan seran

  • Sang Penghancur Langit    Guru Yang Baik

    Sosok itu kaget karena merasakan getaran dari suara Arya, sosok itu menoleh dan anak muda itu bisa melihat jika sosok itu memiliki wajah yang menyeramkan, menakutkan dan pastinya akan membuat orang ketakutan."Aku tak yakin jika dia siluman! Aku tidak merasakan aura siluman dari orang ini, dia pasti manusia yang menyamar!" gumam Arya.Huppppp!!Arya melompat ke arah atap, dimana makhluk yang seperti siluman itu berada. Dan mendarat tak jauh dari sosok yang menjadi siluman itu."Kau bukan siluman!" kata Arya menunjuk sosok itu.Sosok itu menatap Arya dengan dalam, dan jelas Arya melihat mata manusia pada sosok itu."Siapa kau?" tanya Arya.Haaaaaaaaaaa!!Sosok itu bergerak, dan memberikan satu serangan pada Arya, tapi Arya dengan cepat bergerak menghindar dari serangan itu."Sudah pasti kau bukan siluman!"Arya mendarat, dan langsung memberikan serangan balasan pada sosok itu.Plakkkkkk!!Dua tangan mereka beradu, dan itu membuat tubuh makhluk itu terlempar ke belakang."Kurang ajar!"

  • Sang Penghancur Langit    Perguruan Pengungsi

    Arya menatap ke arah datangnya anak panah itu, dan merasakan energi lebih dari satu orang berada tidak jauh dari tempat Arya istirahat."Aku tidak ingin membuat masalah, aku hanya seorang pengelana!" teriak Arya.Whusssssssss!!Jawaban dari teriakan Arya adalah belasan anak panah yang melesat dengan kecepatan yang tinggi. Anak panah itu diluncurkan dengan bantuan tenaga dalam.Tapi, hanya dengan tangannya sudah sudah mampu menyapu anak panah itu hingga rontok ke tanah."Sudah aku katakan aku tidak ingin ada masalah!" teriak Arya lagi.Kali ini tidak ada jawaban, bahkan Arya merasakan jika orang-orang yang menyerangnya menjauh dan pancaran energi mereka hilang tak berbekas."Sialan! Mereka kabur!" ucap Arya.Arya menatap ke langit, dan dia merasa jika hari akan segera petang."Sebaiknya aku melihat apa ada pemukiman penduduk di sekitar hutan ini," kata Arya."Gondola, kau bersantai dulu disini, aku akan mencari tempat untukku!" kata Arya pada kuda gondola.Arya berjalan santai, tapi te

  • Sang Penghancur Langit    Permainan Ketua Harsah

    Ki sepat langsung berbalik saat dengar suara itu. "Aku sudah yakin jika yang datang itu adalah dirimu, Ki Rembang!" kata Ki sepat dan berjalan ke arah Ki Rembang."Hahahaha! Tenyata dirimu, sepat!" kata Ki Rembang yang mengenal Ki sepat.Dua orang yang datang dari jaman yang sama itu berpelukan, karena terlalu lama mereka tidak bertemu."Jika aku tahu kau membuat perguruan disini, sudah pasti aku akan sering singgah, sepat. Aku hampir dua atau tiga purnama selalu datang ke kota ini!" kata Ki Rembang."Datang ke kota ini? Untuk apa?" tanya ku sepat."Adipati adalah menantuku, Andini adalah cucuku!" jawab Ki Rembang."Sungguh?" tanya Ki sepat tidak percaya."Iya, untuk apa aku berdusta!" jawab Ki Rembang.Setelah basa-basi itu semuanya diam."Kau tadi mengatakan jika ada seseorang yang ingin hancurkan menantuku, dan ingin kuasai kota, siapa yang kau maksud, Sepat?" tanya Ki Rembang."Saat ini masih diselidiki muridku, Danu. Yang aku curigai adalah juragan Handoko, dia memiliki akses ke

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Kota Mentari

    "Ketua, apa orang yang kau maksud itu sebagai tabib tujuh penjuru mata angin itu mampu obati luka Adipati?" tanya juragan Handoko pada orang yang berpakaian hijau itu."Tidak, kau tenang saja Handoko, tidak semudah itu menemukan obat racun itu, satu-satunya obat dari racun adalah air dari telaga mata dewa!" jawab lelaki berpakian hijau yang sedari tadi menyimak dan sedikit menanggapi."Kau sungguh yakin, ketua?" tanya juragan Handoko."Harsah tidak pernah berdusta, asal kau tahu, kelompok teratai hijau melakukan pekerjaaan seperti ini sudah bertahun-tahun, dan racun adalah keahlian kami," kata ketua Harsah yang tak lain adalah ketua dari kelompok teratai hijau."Aku akan yakinkan diriku," kata juragan Handoko."Harus, dan itu memang yang harus kau lakukan!" kata ketua Harsah.***Jurang pengasingan, Arya masih malas untuk meninggalkan kota mentari. Arya merasa di membutuhkan istirahat yang lebih."Apa kau itu seorang pemalas?"Andini datang dan menemani Arya bicara."Aku lelah! Aku in

  • Sang Penghancur Langit    Masalah Kota Mentari

    Semua mata menatap ke arah Arya, dan menunggu jawaban dari pemuda itu. Arya tersenyum, karena empat pasang mata menatap dia dan menunggu jawaban."Jika aku menolak, untuk apa aku ikut, paman!" jawab Arya.Jawaban Arya itu sudah menujukkan jika Arya bersedia untuk mencari telaga mata dewa untuk jadi penawar racun dari sakit yang di derita Adipati Jampar dan keluarganya."Katakan saja, dimana wilayah dari pulau ular siluman itu?" tanya Arya."Cukup jauh, tapi jika kau terus memacu kuda tanpa henti, kau akan sampai di pesisir pantai dalam lima hari!" kata Ki Rembang."Hanya lima hari? Itu tidak jauh!" kata Arya."Tapi sebaiknya kau berangkat esok saja, Arya. Kau sudah lelah, sebaiknya kau istirahat dulu!' kata Ki Rembang."Iya, paman! Aku akan istirahat!" jawab Arya dan keluar dari gubuk itu."Kau akan istirahat di luar, Arya? Apa kau merasa jijik dengan tubuh kami?" tanya Adipati Jampar."Hahahaha! Jangan tersinggung Adipati, Tapi aku tidak tahu aku harus istirahat dimana!" jawab Arya.

  • Sang Penghancur Langit    Kadipaten Mentari

    Menempuh perjalanan tiga hari tanpa halangan, Arya dan Ki Rembang akhirnya sampai di wilayah kadipaten Mentari, tujuan akhir dari keduanya."Sungguh ramai kadipaten ini, paman!" kata Arya.Meskipun Arya sudah berada di ibukota, seperti ibukota kerajaan Teruma, kota Wan. Tapi Arya belum pernah lihat kota yang sangat ramai dan semaju kota mentari."Kota ini merupakan kota terbesar kedua setelah ibukota kerajaan lingga!" kata Ki Rembang."Benarkah itu, paman?" tanya Arya."Iya, itu memang benar!" jawab Ki Rembang.Saat Arya dan Ki Rembang memasuki kota mentari, belasan orang dengan pakaian berlambang beruang menghadang perjalanan mereka."Ada apa ini?" tanya Ki Rembang."Maaf, orang luar dilarang memasuki kota ini! Jadi kalian sebaiknya putar balik dulu!' kata salah satu dari belasan orang yang memakai pakaian berlambang beruang itu."Eh kenapa?" tanya Ki Rembang."Saat ini keadaan kota sedang tidak kondusif, kami dari perguruan beruang biru yang saat ini jadi penjaga kota ini!""Bagaima

  • Sang Penghancur Langit    Kota Sandiwara

    Dua ekor kuda gagah berjalan membelah dan menembus hutan yang membatasi kota rimba raya dengan kota Sedayu, kadipaten Sedayu."Kita sudah sampai di kadipaten Sedayu Arya, hati-hati dengan penduduk kota ini," kata Ki Rembang pada Arya."Kenapa, paman?" tanya Arya ingin tahu."Di kota ini, warga kota akan sengaja mencari masalah demi pundi emas!" jawab Ki Rembang."Eh kenapa begitu?" tanya Arya bingung."Itu kebiasaan penduduk kota ini, jadi kota ini tidak ada majunya," jawab Ki Rembang."Kalau begitu kita tidak usah singgah, paman. Dari pada dapat masalah," kata Arya."Tidak, kita harus singgah! Hanya ini kota yang akan kita lewati sebelum kota mentari!" jawab Ki Rembang."Tapi nanti ada yang cari masalah, paman," kata Arya lagi."Anggap saja pelajaran untuk mencoba kehati-hatian, Arya!" ucap Ki Rembang."Pelajaran kehati-hatian!" gumam Arya.Saat Arya dan Ki Rembang memasuki kota Sedayu, puluhan pasang mata menatap mereka seolah Arya dan Ki Rembang adalah makanan mereka."Jangan tatap

Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status