Share

Bab 23

Kreeekk ....

Pintu dibuka dari dalam saat mobil Bang Rizal telah menghilang ditelan tikungan. Mas Alvan sudah berdiri di pintu dengan pandangan yang sulit untuk kuartikan.

Aku berjalan melewati mas Alvan tanpa mengucapkan salam apalagi mencium punggung tangan seperti yang selalu kulakukan. Bayangan tangan itu di cium wanita lain tiba-tiba bergelayut di pelupuk mata. Rasa jijik hadir dengan sendirinya.

"Dari mana sayang?" ucapnya lalu menjajari langkahku.

Kata yang keluar dari mulut Mas Alvan begitu lembut. Kalau saja aku tak tahu kebusukannya sudah pasti akan meleleh mendengar itu semua. Tapi sayang aku sudah tahu belangnya. Jadi kata lemah lembutnya tak berarti apa pun.

"Sayang kok diam? Masih marah ya? Maafkan aku ya soal keuangan kantor. Mas janji tidak akan melakukannya lagi."

"Ya, iyalah tak akan mengulangi lagi, kamu kan sudah tidak bekerja di kantor lagi," batinku.

"Sayang ...."

Mas Alvan memelukku dari belakang, menyandarkan kepala di pundakku. Ingin kulepas tapi tak b
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status