"Kalo gitu ibu pulang dulu yah nak, kamu nggak apa-apa kan ibu tinggal sendiri disini?" Ucap Bu Mirna saat akan pamit pulang setelah menginap untuk menemani Meylina.
"Aku baik-baik aja bu, lagi pula di bawah ada Desi sama yang lain juga, kerjaanku juga lagi banyak, insyaallah dengan menyibukkan diri aku bisa lebih baik bu" Jawab Meylina dengan senyuman menghiasi, wajahnya tak lagi sembab seperti kemarin, dan sudah tampak segar."Ya udah kalo gitu ibu pamit yah"Sepeninggalnya Bu Mirna, Desi menghampiri Meylina yang kini sedang mengecek catatan barang-barang yang masuk."Bu untuk brand Jasmine apakah kita akan melanjutkan kontrak sebagai distributornya? Mengingat Bu Jasmine telah berpulang sejak 2 bulan lalu, jadi produski gamis dan hijab merekapun terhambat, sebulan terakhir inipun mereka hanya mengirimkan stock-stock lama" Jelas Desi."Bagaimana dengan penjualannya?""Untuk pasarnya masih bagus bu, peminatnya masih bHari-hari berlalu, entah kenapa Agung semakin merasa hatinya semakin kosong, seolah ada yang hilang, lambat laun Agung semakin merasa rindu pada Meylina. Kehadiran Susan pun tak serta merta membuatnya senang."Mas kok bengong?" Tegur Susan saat mendapati Agung tengah melamun di ruang tengah rumahnya."Eh, nggak apa-apa""Mikirin apa sih mas? Belakangan ini juga kamu susah di hubungin, apa ada masalah?" Tanya Susan kemudian mendudukkan diri tepat si samping Agung hingga tak ada jarak, namun seketika Agung menjauhkan diri dari Susan."Kenapa sih mas? Kamu nggak mau deket-deket aku?" Tanya Susan dengan wajah di tekuk kesal karena sikap Agung yang berubah. Agung seolah enggan saat Susan mendekatinya, dan selalu mencari alasan setiap kali di ajak bertemu."Aku lagi banyak kerjaan, pusing!" Jawab Agungasal.🥀🥀🥀🥀🥀Sedangkan Meylina kini tinggal di rumah yang jaraknya tak jauh dari butik, Meylina sudah t
"Mana Meylina?" Terdengar suara orang berteriak memanggil nama Meylina di dalam butik saat ia batu saja turun dari mobil."Dasar wanita tidak tahu diri, sudah di talak masih aja kegatelan deketin mas Agung" Teriak Susan begitu Meylina masuk ke dalam butik, sedangkan pegawai dan beberapa pembeli tampak terkejut."Apa-apaan kamu Susan?""Kamu yang apa-apaan? Kamu pasti ganjem sama mas Agung?""Denger Susan, aku gak serendah kamu!" Ucap Meylina yang juga mulai emosi."Halah munafik, baru di talak aja udan jalan ama laki lain, eh sekarang mulai ganjem ama mantan suami, biar apa? biar mas Agung balik sama kamu hah?" Susan semakin menggila.Meylina yang tak ingin terbawa emosi segera menarik lengan Susan, dan menyeretnya keluar."Lepasin""Sakit, lepasin, dasar wanita gila" Umpat Susan saat Meylina dengan kasar menyeretnya keluar."Pergi! Aku gak punya waktu meladeni orang sepertimu!"
Sepulang dari butik, Agung langsung pergi ke rumah Susan. Begitu sampai ia langsung menggedor pintu dengan keras."Apaan sih mas? Kok geder-gedor kenceng banget?" Tanya Susan sebal pada Agung. Padahal ia berharap Agung akan datang dengan wajah manis seperti biasa bukan malah mirip orang kesetanan seperti ini."Kamu yang apa-apaan, kenapa kamu ngamuk-ngamuk di butik Meylina?""Kata siapa?" Tanya Susan seolah tak terima. "Pasti Meylina ngadu yang nggak-nggak kan sama kamu?""Meylina bahkan gak ngomong apa-apa! Aku liat semua kelakuan kamu dari rekaman CCTV yang ada di butik" Ungkap Agung menahan emosi karena merasa malu dengan kelakuan Susan yang terkesan bar-bar, padahal Susan yang dulu ia kenal tidak seperti ini.Susan yang mendengar ucapan Agung sempat terkejut, ia tak menyangka jika di dalam butik terdapat CCTV, mungkin karena emosi ia tak memperhatikan sekeliling."Maafkan aku mas!" Lirih Susan meminta maaf seraya
Beberapa hari berlalu, kini Susan sudah tinggal bersama suaminya lagi. Namun hati dan fikirannya tak pernah lepas dari Agung. Susan segera menyusun rencana jahat agar tak ada lagi yang menghalanginya untuk kembali bersama Agung, dan juga harta milik suaminya kini akan menjadi milik Susan seutuhnya tanpa bisa di ambil lagi."Urus dengan baik, jangan sampai meninggalkan jejak apapun. Aku ingin semuanya cepat selesai." Ucap Susan tegas pada seseorang di seberang telepon."Baiklah, dua hari lagi aku ingin selesai!" Ucap Susan lagi dengan suara berbisik, karena ia menelpon di dalam kamar dan tak ingin membuat suaminya terbangun karena suara bising.Susan langsung merebahkan diri setelah menutup telepon dengan seseorang. Ia menatap suaminya dengan seeingai yang tampak menyeramkan."Tunggulah, aku akan segera membuatmu tak bisa lagi menggangguku." bisik Susan sembari terkekeh.🥀🥀🥀🥀🥀"Kamu ini bagaimana sih? Kenapa belak
"Elea..." panggil Meylina setelah menyiapkan menu makan siang di atas meja."Kita makan dulu yuk, Nak" ajak Meylina pada Elea yang masih sibuk bermain dengan bonekanya. Karena Elea tak juga beranjak, Meylinapun mendekatinya, kemudian mencubit gemas pipi Elea hingga gadis kecil tersebut tertawa."Makan duku yuk, tante masak ayam kecap kesukaan kamu loh." Meylina menuntun tangan kecil Elea menuju ruang makan.Meylina menyendok nasi dab lauknya ke atas piring untuk Elea, setelah itu baru ia mengambil makanan untuk dirinya sendiri."Berdo'a dulu tante" ucao Elea dengan tangan menengadah untuk berdo'a. Meylina pun mengikuti do'a yang di ucapkan dengan lantang oleh Elea. Setelah itu mereka langsung menyantak makanannya.Namun setelah suapan oertama Elea tampat cemberut, dan tak melanjytkan makannya. Meylina pun ikut meletakkan sendok dan pindah duduk ke kursi sebelah Elea."Kenapa, Nak? apa masakan tante nggak enak?" Tanya
Akhirnya dengan terpaksa Susan menuruti Marwan untuk kembali ke Kalimantan. Sepanjang perjalanan tentu saja Susan tak bisa beehenti memikirkan Agung yang sudah dengan susah payah ia raih. Bahkan banyak yang ia korbankan agar Agung berpisah dari Meylina, tapi kini tujuannya yang hanya tinggal selangkah lagi harus terhalang karena Marwan."Aku harus mencari cara agar pria tua ini tak lagi mengejar-ngejarku namun hartanya akan tetap menjadi milikku." Gumam Susan dalam hati.🥀🥀🥀🥀🥀Pagi itu Meylina bangun lebih pagi, menyiapkan segala keperluan dan dokumen yang ia butuhkan untuk pekerjaannya di butik, karena akan ada penanda tanganan kerj sama dengan salah satu brand lokal yang sudah terkenal.Rencananya siang ini Meylina akan di temani Riza sebagai pendamping. karena kerja sama ini lumayan besar jadi butuh masukan dari pengacara agar kedepannya tak bermasalah dengan hukum.Setelah sarapan dan memesan taxi online Meylina langsun
Pagi itu Meylina bangun lebih pagi, menyiapkan segala keperluan dan dokumen yang ia butuhkan untuk pekerjaannya di butik, karena akan ada penanda tanganan kerj sama dengan salah satu brand lokal yang sudah terkenal.Rencananya siang ini Meylina akan di temani Riza sebagai pendamping. karena kerja sama ini lumayan besar jadi butuh masukan dari pengacara agar kedepannya tak bermasalah dengan hukum.Setelah sarapan dan memesan taxi online Meylina langsung keluar rumah, namun ia terkejut mendapati Agung yang terlelap di kursi teras rumah. Meylina menatap Agung seksama. Lagi, rasa sakit itu kembali menelusup dalam hatinya. Meskipun Meylina telah mengikhlaskan semuanya, namun sakit hati karena pengkhianatan Agung sangatlah dalam."Bangun, Mas!" Meylina menepuk pelan pundak Agung.Agung mengerjap-ngerjapkan mata, kemudian menoleh ke arah Meylina yang sudah terlihat rapih. Agung langsung terpesona oleh keanggunan Meylina, hingga tak mengedipkan ma
"Lepas, mas!" Pinta Meylina dengan suara lirih beserta tangisan.Tapi tiba-tiba saja sebuah pukulan mendarat di wajah Agung hingga ia terdorong ke belakang dan Meylina bisa terlepas dari pelukan Agung."Mas Riza!" Meylina terkejut melihat Riza yang tiba-tiba bisa berada di rumah Bu Mirna.Agung memegangi rahangnya yang terkena pukulan keras Riza, ia melotot dengan emosi ke arah Riza yang tak ia sangka-sangka bisa betada di rumah ibunya.Agung mendekati Riza untuk membalas pukulan, namun Riza berhasil memgelak, dan sejurus kemudian terjadi perkalahian sengit. Agung mendapat beberapa pukulan telak di wajah dan juga perutnya, sedangkan Agung hanya terkena pukulan satu kali di ujung bibir yang membuat bibirnya mengeluarkan darah.Meylina dan Bu Mirna hanya bisa berteriak dengan tangisan histeris meminta keduanya berhenti, namun emosi menguasai keduanya hingga kalap.PrangMeylina melempar sebuah guci berukuran