SUAMI ONLINE 14A
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Pernikahan memang bertujuan menyatukan dua manusia untuk bisa memberikan keturunan yang soleh dan soleha. Anak menjadi impian yang dinanti oleh berjuta pasangan suami istri. Karena hidup akan lebih memiliki tujuan jika ada kehadiran orang-orang terkasih, termasuk anak.Akan tetapi, tidak semua mental jiwa merasa siap untuk menjadi seorang ibu. Kenes tidak mau menjadi ibu yang menyia-nyiakan buah hati hanya karena tekanan batin seperti berita di televesi.
Kesadaran Kenes memudar saat sentuhan lembut tangan sang pria mengusap pipinya. Mungkin memang sudah saatnya menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik.
Sepasang mata kehitaman itu menatap dengan penuh cinta yang menggelora. Senyumnya terlihat begitu bahagia bisa mendapatkan wanita seperti dirinya. Sebenarnya ia juga merasa beruntung bisa bersanding dengan pria sepert
SUAMI ONLINE 14 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKarena prianya adalah pria yang sama, sama-sama membuatnya jatuh hati kemudian jatuh cinta dan akhirnya jatuh sayang."Em ... sedikit nyesel sih, Bu ... nyesel kenapa nikah sama Danesh-nya gak dari dulu. Udah sih, aku mau kerja dulu, Bu. Assalamu'alaikum ...." Kenes berpamitan dengan menahan senyum. Sementara Bu Hesti tertawa renyah."Wa'alaikumsalam. Mbak Kenes ... semoga selalu bahagia karena sudah ada suami yang selalu menemani," lirih Bu Hesti lalu masuk ke rumah.Sebagai tetangga dekat, Bu Hesti selalu mendoakan apa pun yang terbaik untuk Kenes, termasuk soal pria.~Pagi hari ini jalanan lumayan ramai. Mungkin bertepatan dengan orang-orang yang akan beraktifitas. Kenes sudah tidak malu lagi berpegangan erat dan mesra. Ada keinginan
SUAMI ONLINE 14 COleh: Kenong Auliya ZhafiraYa, Yuyun dan Anto tidak menyangka kalau Mbak Bos bisa sedekat itu dengan pria. Apalagi sampai ci*man di warung disertai tatapan seperti orang bucin, butuh cerita indah."Pantas aja Mbak Bos berangkat pagi, Ant. Taunya mau ehem-eheman di warung," bisik Yuyun pada teman seperjuangannya."Hush! Jangan gitu, Yun. Sapa tahu hubungan mereka sudah serius," jawab Anto yang masih berpikir positif."Kan, kamu tahu sendiri ... Mbak Bos lebih sering bekerja dan bekerja. Dia tidak ada waktu untuk bercengkerama seromantis itu dengan pria," ucap Yuyun lagi."Heleh! Daripada penasaran kita tanya aja," jawab Anto yang akan bersiap berdehem untuk menyadarkan mereka akan keberadaannya."Ehem!"Anto berdehem dengan k
SUAMI ONLINE 15 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraKehilangan sesuatu yang berarti dalam hidup akan menyisakan perasaan bersalah dan penyesalan. Baik itu barang atau pun orang-orang terkasih. Kenes baru menyadari kalau Danesh kini telah menjadi orang yang berarti dalam hidupnya. Ia mulai takut kehilangan semua hal tentangnya, termasuk cincin pernikahannya."Mas ... tadi pagi beneran masih dipakai," ujar Kenes lagi dengan air mata yang mulai membasahi kedua pipi."Ya udah, cup ... cup ... cup ... jangan nangis. Malu sama Yuyun. Cincin ilang nanti bisa beli lagi, yang penting cintamu gak ilang. Udahan nangisnya, malu." Danesh mencoba menghibur wanita yang masih menangis sesenggukan.Yuyun menjadi tidak tega melihatnya. Bisa-bisanya Mbak Bos kehilangan cincin yang melingkar manja di jari manis."Mbak Bos jangan nangis. Entar
SUAMI ONLINE 15 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Danesh bingung harus menjawab apa. Ia tidak ingin Kenes mendengar dirinya dirayu wanita lain. "Maaf ... hati saya sudah tercabut beberapa hari yang lalu. Dan sudah tertanam di hati seseorang." Jawaban Danesh membuat para gadis itu mendesah kecewa. "Yaaahhh ... ternyata tanamannya sudah ada yang memberikan nutrisi. Aku keduluan," celetuk gadis berbaju kuning itu lagi dengan suara kecewa. "Syukurin! Jadi cewek, kok, gatel!" kesal Yuyun dalam hati melihat suami Mbak Bos digoda ulet bulu. Ibu-ibu muda banyak yang menyoraki gadis berbaju kuning itu. Hingga membuatnya menjadi tersipu malu karena jawaban sang pria bernada penolakan. "Maaf, Mas. Apa sebelum menaman benih sayuran itu ada ritual khusus biar hasilnya bagus?" tanya ibu muda yang telihat penasaran. Danesh kembali mena
SUAMI ONLINE 15 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Soal cincin, gak usah kamu pikirkan. Aku bisa membeli yang baru untukmu. Jadi jangan merasa bersalah," ucap Danesh terdengar begitu lembut, tidak menyalahkan. "Tapi aku masih ingin mencarinya. Siapa tahu tertinggal di warung. Cincin itu, kan, simbol pernikahan kita," kekeh Kenes tidak ingin dibelikan yang baru sebelum ia berusaha mencarinya. "Ya udah. Terserah kamu ... nanti aku bantu cari di warung setelah urusan di sini selesai. Lebih baik kita ke rumah. Kita bertemu Mama dulu sebelum kamu pulang. Sepertinya tadi Yuyun udah hampir selesai," ajak sang pria sebari menggenggam jemarinya dan menuntun sampai masuk ke rumah. Rumah dengan model jaman dulu tapi disisipi sisi modern membuat suasana terasa nyaman. Apalagi di tiap sisi rumah ada banyak tanaman dan beberapa tanaman cabai yang bentuknya aneh. Kenes mengi
SUAMI ONLINE 16 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Kehadiran bayi mungil selalu menjadi dambaan setiap pasangan, apalagi untuk orang tua. Mereka akan selalu ingin memiliki dengan segera. Setidaknya jika memiliki cucu, maka akan ada ikatan yang lebih erat dalam keluarga. Namun, dalam hal ini bukan hanya membutuhkan keinginan saja, melainkan kesiapan mental yang matang juga diperlukan. Apalagi anak merupakan rahasia Sang Pencipta. Tidak semua pasangan langsung bisa mendapatkannya, kadang ada yang harus melewati penantian panjang. Semua itu tergantung ketetapan Tuhan. Manusia hanya bisa berencana tapi keputusan kapan waktunya, Tuhan yang berkuasa. Kenes masih terdiam. Ia tidak tahu apakah bisa mengabulkan permintaan orang tua untuk segera memberikan cucu. Ia berharap, mereka tidak menilai sebuah pernikahan
SUAMI ONLINE 16 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Tanpa malu, sang pria membawa tubuh wanita yang kini begitu berarti ke dalam dekapan dan memeluknya erat. Baginya, memiliki Kenes adalah anugerah terindah. "Makasih, Sayang ... atas sikapmu yang tidak lagi keras," bisik Danesh. "Iya. Aku juga makasih karena kamu tidak pernah lelah berusaha mencairkan hati ini ... Emran ... Danesh Emran." Senyum Kenes merekah malu-malu setelah mengatakan satu rahasia yang baru ia ketahui. Seketika Danesh melepaskan pelukan. Wajahnya menyiratkan keterkejutan. Sejak kapan Kenes menyadarinya? Sedangkan sikapnya sama sekali tidak ada perubahan. "Ka--kamu sudah tahu kalau a--aku ...?" Pertanyaan Danesh menggantung begitu saja. Ia masih tidak percaya kalau Kenes sudah menyadari siapa dirinya. Kenes tersenyum
SUAMI ONLINE 16 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Mata kamu kenapa?" "Ya elah ... ditanya malah balik tanya. Mikirin Mas Bos, ya?" tanyanya menggoda. "Iya. Tiba-tiba jadi inget dia. Ya udah, nih, teh manis hangatnya udah jadi," jawab Kenes sembari meletakkan gelas satu per satu ke atas nampan. "Tinggal telepon atau kirim pesan. Gampang, kan ... biar gak kepikiran terus," usul Yuyun yang langsung pergi mengantar pesanan. Kenes mulai menimbang baiknya telepon atau kirim pesan. Ia jadi mengingat kalau pernah bertukar nomor telepon. Ponsel dalam saku segera ia ambil, lalu mencari nomor yang belum sempat diberi nama. Matanya menemukan nomor baru dalam kontak panggilan. Tangannya dengan lincah menuliskan pesan pembuka. Sebelumnya, ia memberikan nama 'Danesh Emran' pada kontaknya. K